Setting Koordinasi Relay HASIL DAN PEMBAHASAN

7 Gambar 3. Diskriminasi Relay Arus Lebih 6 Tahap Setiap tahap memiliki perhitungan berbeda-beda. Tahap 1 merupakan titik terjauh relay dari pembangkit dengan waktu operasi relay tercepat dan setting arus pada titik terjauh adalah yang terkecil, diikuti tahap-tahap berikutnya. Tabel 2 menunjukkan perbedaan waktu dan arus pada setiap tahap. Tabel 2. Perbedaan Setting Waktu dan Arus di Setiap Tahap Tahap Waktu Operasi T Delay Instantaneous Faktor Pengali Arus Pick up Instantaneous Tahap 1 0.3 0.1 0.80 Tahap 2 0.5 0.3 0.90 Tahap 3 0.7 0.5 1.00 Tahap 4 0.9 0.7 1.10 Tahap 5 1.1 0.9 1.20

3.3 Setting Koordinasi Relay

Berikut adalah perhitungan arus pick up, TMS, Arus pick up instantaneous dan delay instantaneous untuk setting relay R1. Data yang diperlukan untuk setting relay R1 adalah; Manufacturer = ALSTROM Model = P120 Kurva = Standard Inverse SI Rasio CT = 1001 Isc Max Bus 10 = 1362 A Isc Min Bus 10 = 1000 A Relay R1 berada pada tahap 1; Waktu Operasi T = 0.3 Tahap 1 Tahap 3 Tahap 2 Tahap 5 Tahap 4 8 Delay Instrantaneous = 0.1 Pengali arus pick up instantaneous = 0.8 Full Load Ampere FLA atau arus beban maksimum dapat dicari dengan persamaan berikut. FLA = kVA 3 kV 1 = 630 kVA 3 x 6.1 kV = 59.63 A Arus pick up dapat dicari dengan persamaan berikut. Ip = 1.1 x FLA Rasio CT 2 = 1.1 x 59.63 A 100 = 0.655 A Time Multiplier Setting TMS dapat dicari dengan adanya data arus hubung singkat maksimum di titik terdekat relay dan arus aktual pada setting relay yang terdapat pada persamaan berikut. Is = Ip x Rasio CT 3 = 0.655A x 100 = 65.5 A Isc Max Bus 10 = 1362 A TMS SI = T x Isc Max Is 0.02 −1 0.14 4 = 0.3 x 1362 A 65 .5 A 0.02 −1 0.14 = 0.134 Arus pick up instantaneous dapat dicari dengan persamaan berikut. Ip ins = 0.8 x Isc Min Bus 10 Rasio CT 5 = 0.8 x 1000 A 100 = 8 A Dengan menggunakan persamaan yang sama, setting relay yang lain dapat dicari dengan tetap mempertimbangkan tahap relay dan titik bus terdekat. Tabel 3 berikut menunjukkan setting arus pickup , TMS, arus pickup instantaneous dan delay instantaneous dari semua relay yang ada. 9 Tabel 3 Hasil Perhitungan Setting Relay Relay Rasio CT Titik Terdekat Ip A TMS SI Ip ins A Delay s R1 1001 Bus10 0.65593 0.134020073 8 0.1 R2 1001 Bus10 0.20823 0.186874483 8 0.1 R3 1001 Bus10 0.52052 0.144573911 8 0.1 R4 1001 Bus5 0.20823 0.186874483 8 0.1 R5 1001 Bus5 0.65593 0.134020073 8 0.1 R6 2001 Bus5 0.69234 0.16708122 4.5 0.3 R7 2001 Bus4 0.744425 0.226249607 4.995 0.5 RTs1 2001 Bus5 0.8327 0.214626115 5 0.5 RTs2 2001 Bus4 0.41646 0.369403687 5.4945 0.7 RTs3 2001 Bus4 0.327965 0.401959881 5.4945 0.7 RTp1 5001 Bus1 5.0798 0.290602951 36.9138 0.7 RTp2 5001 Bus2 2.541 0.454578067 37.164 0.9 RTp3 5001 Bus2 2.00046 0.494433357 37.164 0.9 Berdasarkan data tabel 3 diatas dapat disimpulkan bahwa setting arus pick up setiap relay berbeda-beda tergantung dari besar nilai arus beban maksimum di setiap titik dan rasio CT yang terpasang. Nilai TMS Time Multiplier Setting setiap relay berbeda-beda tergantung dari besar nilai arus gangguan maksimum di titik terdekat relay dan besar nilai arus pick up relay. Setting nilai TMS mengacu pada salah satu karakteristik Inverse Definite Minimum Time IDMT yaitu karakteristik Sta ndard Inverse SI. Nilai arus pick up instantaneous berbeda-beda tergantung dari besar nilai arus gangguan minimum di titik terdekat relay dan rasio CT, apabila kedua nilai tersebut sama, maka nilai arus pick up instantaneous bernilai sama. Nilai delay instanta neous tergantung dari tahap-tahap relay. Semakin jauh letak relay dari pembangkit, semakin cepat setting delay instantaneous. 10

3.4 Kurva Hasil Koordinasi Relay