Manfaat Teoretis Manfaat Praktis

terutama karena pemilik tidak dapat memonitor aktivitas manajer sehari-hari untuk memastikan bahwa manajer bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham.Pemilik tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja manajer. Sedangkan manajer mempunyai lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh pemilik dan manajer.Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi Anthony dan Govindarajan2005

2.1.2 Manajemen Laba

Schipper 1989 dalam Sayyim 2014 menyebutkan bahwa manajemen laba merupakan intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi. Definisi tersebut mengartikan bahwa manajemen laba merupakan perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitas mereka. Manajer melakukan manajemen laba dengan memilih metode atau kebijakan akuntansi terlebih dahulu untuk menaikkan laba atau menurunkan laba. Manajer dapat menaikkan laba dengan menggeser laba periode-periode yang akan datangke periode kini dan manajer dapat menurunkan laba dengan menggeser laba periode kini ke periode-periode berikutnya. Manajemen laba biasanya terjadi ketika manajer menggunakan kebijakan dalam pelaporan keuangan dan juga ketika menstruktur transaksi dalam pelaporan keuangan untuk mengelabui sebagian stakeholder tentang kinerja ekonomis perusahaan atau untuk memengaruhi kontrak yang bergantung atas angka akuntansi yang dilaporkan.

2.1.3 Struktur Kepemilikan Perusahaan

Jensen and Meckling dalam Sayyim 2014 menyebutkan bahwa Struktur kepemilikan menurut beberapa peneliti diyakini memengaruhi jalannya perusahaan, yang pada gilirannya memengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya kontrol mereka. Naik turunnya nilai perusahaan dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dua aspek perlu diperhatikan adalah 1 konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar konsentrasi kepemilikan luar dan 2 kepemilikan oleh manajemen perusahaan konsentrasi kepemilikan manajemen. Pemilik perusahaan yang berbeda dari pihak luar dengan manajer karena pemilik kurang mungkin dibandingkan orang luar yang terlibat dalam urusan perusahaan sehari-hari operasi Iqbal 2010. Struktur kepemilikan saham dianggap penting untuk sebuah perusahaan dan diyakini memengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai maksimalisasi nilai perusahaan karena berhubungan dengan kontrol yang mereka miliki dan juga mampu menjelaskan komitmen pemilik untuk menyelamatkan perusahaan. Oleh karena itu, struktur kepemilikan memiliki peran penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dapat diketahui bahwa struktur kepemilikan perusahaan terbagi kedalam beberapa bagian kepemilikan yakni kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. 1. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial merupakan besarnya kepemilikan saham yang di miliki oleh manajer. Darisudut pandang teori akuntansi, manajemen laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahan. Motivasi yang berbeda akan menghasilkan besaran manajemen laba yang berbeda, seperti antara manajer yang berbeda yang juga sekaligus sebagai pemegang saham dan manajer yang tidak sebagai pemegang saham. Dua hal tersebut akan memengaruhi manajemen laba, sebab kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola, sehingga dapat dikatakan bahwa persentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak manajemen cenderung memengaruhi tindakan manajemen laba Ruan 2011. Pemikiran ini didukung oleh Warfield Wild 1995. Kepemilikan manajerial memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung bukti bahwa kepemilikan manajerial mengurangi dorongan oportunistik manajer sehingga akan mengurangi manajemen laba. Jadi, semakin besar jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen maka semakin kecil kecendrungan manajer untuk melakukan manajemen laba.Jensen dan Meckeling 1976 dalam Sayyim 2014 menyatakan bahwa terdapat kesejajaran antara kepentingan manajer dengan pemegang saham pada saat manajer memiliki saham perusahaan dalam jumlah yang besar.Dengan demikian, keinginan untuk