56
4.1.2.3 Hasil Mean VO
2
Maks dan Kapasitas Vital Paru
Berdasarkan hasil penelitian di lembar mean rata-rata VO
2
Maks dan kapasitas vital paru, seperti disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Perbedaan VO
2
Maks dan kapasitas vital paru antara siswa sekolah dasar yang tinggal di daerah pegunungan dengan yang tinggal di daerah
dataran rendah di Kabupaten Purbalingga tahun 20112012
Komponen Dataran
rendah Pegunungan
Selisih Keterangan
VO
2
Maks 36,83
38,98 2,15
Pegunungan lebih baik dari
dataran rendah
Kapasitas Vital Paru
1509,52 1704,76
195,24 Pegunungan
lebih baik dari dataran rendah
Sumber : Hasil Analisis Data Penelitian 2013 Dari tabel 4.5 ditemukan bahwa siswa dari pegunungan lebih baik VO
2
Maksnya daripada dataran rendah, demikian juga kapasitas vital parunya dengan demikian hipotesis nol Ho yang berbunyi kapasitas VO
2
Maks dan kapasitas vital paru siswa sekolah dasar yang tinggal di daerah pegunungan tidak lebih baik
dibandingkan dengan siswa sekolah dasar yang tinggal di daerah dataran rendah di Kabupaten Purbalingga di tolak, sehingga hipotesis kerja Ha yang berbunyi
Kapasitas VO
2
Maks dan kapasitas vital paru siswa sekolah dasar yang tinggal di daerah pegunungan lebih baik dibandingkan dengan siswa sekolah dasar yang
tinggal di daerah dataran rendah di Kabupaten Purbalingga di terima.
57
4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada data hasil penelitian dapat diketahui bahwa kapasitas vital paru antara siswa sekolah dasar yang tinggal di daerah pegunungan dengan
yang tinggal di daerah dataran rendah di Kabupaten Purbalingga tahun 20122013 berbeda secara signifikan. Jika dilihat dari rata-rata kapasitas vital paru, siswa
sekolah dasar yang tinggal di daerah pegunungan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada siswa sekolah dasar yang tinggal di daerah dataran rendah. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa kapasitas vital paru siswa sekolah dasar yang tinggal di daerah pegunungan lebih baik dibandingkan siswa sekolah dasar yang tinggal di
daerah dataran rendah. Kapasitas vital paru siswa yang tinggal di daerah pegunungan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang tinggal di daerah dataran rendah dapat disebabkan karena pengaruh lingkungan dan aktivitas siswa. Faktor lingkungan
menyangkut ketersediaan oksigen. Kadar oksigen yang rendah di daerah pegunungan maka ventilasi paru akan meningkat, hemoglobin dalam darah
meningkat dan meningkatnya vaskularisasi jaringan. Setelah terpapar PO
2
yang rendah, perangsangan hipoksik pada kemoreseptor meningkatkan ventilasi
alveolus ke suatu nilai maksimum sebesar kira-kira 65 persen. Volume paru yang besar untuk daerah pegunungan karena telah mengalami aklimatisasi secara alami.
Sehingga dalam hubungannya dengan kapasitas VO
2
Maks dan kapasitas vital paru pada siswa yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi daripada yang
tinggal di daerah dataran rendah di Kabupaten Purbalingga. Siswa yang tinggal di daerah pegunungan memiliki aktivitas fisik yang