Raut Klorofil-a Permukaan dan Suhu Permukaan Laut Citra klorofil-a permukaan

. Gambar 4.1 Sebaran klorofil-a permukaan sekitar wilayah kajian. Kotak merah adalah area sampling pengambilan data raut klorofil-a permukaannya kiri. Raut klorofil-a permukaan rata-rata antara 129.5E-130.5E dan dalam arah meridional 0˚N-6˚N kanan lanjutan c d e JUN-04 JUL-05 JAN-07 Gambar 4.1 Sebaran klorofil-a permukaan sekitar wilayah kajian. Kotak merah adalah area sampling pengambilan data raut klorofil-a permukaannya kiri. Raut klorofil-a permukaan rata-rata antara 129.5E-130.5E dan dalam arah meridional 0˚N-6˚N kanan lanjutan Pada Gambar 4.1 di atas, ditunjukkan kondisi lingkungan perairan yang dilihat dari parameter klorofil-a permukaan perairan antara New Guinea dan Mindanao dimana HE terbentuk. Citra tersebut menggambarkan kondisi yang sangat kontras antara wilayah perairan pantai sekitarnya neritik yang mempunyai konsentrasi klorofil permukaan lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah oseaniknya yang terlihat lebih rendah. Klorofil tinggi terjadi di sekitar perairan pantai Papua, Laut Halmahera, Laut Maluku dan di sekitar pusaran arus Halmahera dimana klorofil-a tinggi membentuk pita sabuk. Konsentrasi klorofil- a permukaan di wilayah pantai ini berkisar antara 0.15 – 0.45 mgm 3 , wilayah sekitar pusaran arus Halmahera 0.10 -0.15 mgm 3 sedangkan diluar wilayah tersebut terlihat lebih rendah antara 0.05 – 0.1 mgm 3 . f g JAN-08 SEP-11 Konsentrasi klorofil tinggi terlihat berasal dari wilayah perairan sekitar utara Papua, Laut Halmahera dan Laut Maluku. Jejak klorofil ini terlihat mirip dengan sirkulasi Arus Pantai Papua New Guinea Coastal Current seperti yang telah didiskripsikan oleh Lukas et al. 1991, Fine et al. 1994 dan Kashino et al. 2013, dimana Arus Pantai Papua mengalir ke barat dan barat laut disepanjang pantai utara Papua kemudian berbelok retrofleksi ke timur untuk bergabung bersama Arus Mindanao membentuk ASKU North Equatorial Counter CurrentNECC. Menurut Sprintal and Tomczak 1992, sifat miskin klorofil pada lapisan permukaan di wilayah oseanik perairan ini dikarenakan terhambatnya intrusi massa air kaya nutrien dari lapisan dibawahnya pertengahan untuk naik ke permukaan akibat tertahan lapisan gendala barrier layer yang terbentuk akibat kuatnya gradient salinitas haloklin yang berada diatas lapisan termoklin. Sementara Veron et al. 2009 menyebut perairan Raja Ampat dan perairan utara Papua merupakan gugus kepulauan yang menjadi jantung dari segitiga terumbu karang dunia. Disebutkan mereka, perairan ini memiliki ekosistim terumbu paling beragam di dunia, dimana hampir sekitar 75 spesies terumbu karang di seluruh dunia ada di perairan ini. Demikian halnya dengan interaksi internal tide dengan ambang laut sill di Laut Halmahera juga merupakan salah satu alasan tingginya konsentrasi klorofil di perairan ini. Berdasarkan Gambar 4.1 kanan dari masing-masing gambar juga ditunjukkan rona feature klorofil-a permukaan tinggi yang membentuk sabuk menyerupai lingkaran di sekitar pusaran arus Halmahera. Rona tersebut terlihat kontras ditengah perairan sekitarnya yang bersifat oligotropik. Rona ini diduga merupakan jejak pusaran HE dimana konsentrasi klorofil-a tinggi dari perairan sekitarnya terbawa oleh sirkulasi arus pusar dari HE. Rona terlihat membentuk sabuk konsentrasi klorofil-a tinggi pada bagian sisi tepinya dan konsentrasi klorofil-a lebih rendah di bagian sisi dalamnya. Sabuk klorofil-a tersebut tidak membentuk lingkaran penuh, mirip dengan apa yang telah diilustrasikan oleh Lukas et al. 1991 dalam data klimatologi yang disusun berdasarkan data hasil pelepasan pelampung hanyut pada pelayaran WEPOCS III. Lukas et al. 1991 tidak melihat adanya sirkulasi loop tertutup pada sirkulasi Halmahera Eddy. Mereka bahkan melihat adanya cekungan lembah pada vektor arus yang ke selatan di sekitar bujur 135˚E pada sumbu ASKU yang ke timur. Hal ini diduga merupakan bagian dari liukan meander dalam sumbu ASKU. Pada Gambar 4.1 kiri, disajikan raut klorofil-a permukaan sepanjang irisan dalam gambar disekitar kotak merah pada area 0 - 6˚N dan 130.5˚E - 131.5˚E dari masing-masing peta. Berdasarkan gambar tersebut secara umum dapat dikatakan bahwa profil klorofil-a pada bagian tepi dari Halmahera Eddy sekitar bagian sabuknya mempunyai konsentrasi klorofil yang lebih tinggi dibandingkan bagian tengahnya. Hal ini seperti terlihat pada citra bulan Juli 2002 dan Juni 2004. Namun terdapat variasi dari raut klorofil-a ini dimana puncak konsentrasi klorofil tinggi terdapat dibagian tengah seperti pada citra bulan Juni 2003 dan Juli 2005. Hal ini kemungkinan disebabkan akibat variasi sirkulasi arus permukaan di dalam Halmahera Eddy yang membawa klorofil-a permukaan tinggi dari perairan sekitarnya. Selama musim barat laut citra Januari 2007 dan citra Januari 2008, raut klorofil-a terlihat hampir mendatar yang diduga disebabkan Halmahera Eddy