Nyamuk Dewasa Telur Nyamuk

Gambar 2.1 Skema Rantai Penularan Filariasis. Sumber: http:www.cdc.govparasiteslymphaticfilariasisbiology_w_bancrofti.html

2.1.9 Nyamuk Sebagai Vektor Filariasis

2.1.9.1 Siklus Hidup Nyamuk

Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadium dengan 3 stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidup di alam bebas Nurmaini, 2003 dalam Irianti, 2013:

2.1.9.1.1 Nyamuk Dewasa

Nyamuk jantan dan betina dewasa memiliki perbandingan 1:1, nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong kemudian disusul oleh nyamuk betina dan nyamuk jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong. Setelah nyamuk betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung mengawini betina sebelum mencari darah. Selama hidupnya, nyamuk betina hanya sekali kawin. Nyamuk jantan berumur lebih pendek dari nyamuk betina dan hanya memakan cairan buah-buahan atau tumbuhan serta tidak terbang jauh dari tempat perindukannya. Sedangkan nyamuk betina dapat terbang jauh antara 0,5 sampai ± 2 km Depkes RI, 2004:6. Gambar 2.2 Nyamuk Mansonia spp Sumber: http:www.pestrx.commansonia-mosquito Gambar 2.3 Nyamuk Culex spp Sumber: http:www.diptera.infoforum Keberadaan nyamuk dewasa sebagai vektor penular filariasis ditentukan oleh perhitungan jumlah mikrofilaria pada tubuh nyamuk. Berdasarkan penyelidikan di Regional Filaria Training and Research Centre, Varansi, India pada Cx.fatigans untuk W.bancrofti. Penyelidikan dilakukan sediaan darah tepi sebanyak 20 cc membuktikan bahwa ada penularan infeksi buatan dengan nyamuk Cx.fatigans yang diseksi setelah 13-14 hari setelah menggigit penderita dengan W.bancrofti. Tabel 2.2 Penyelidikan jumlah mikrofilaria pada Cx.fatigans untuk W.bancrofti. Kategori kepadatan mikrofilaria Jumlah larva mikrofilaria Jumlah nyamuk menggigit Jumlah nyamuk diseksi nyamuk terinfeksi Jumlah L3 per nyamuk Tinggi 92 190 99 73.7 5.04 Sedang 30 88 24 79.2 6.42 Rendah 2 174 74 34.8 1.48 Lebih rendah 1 150 90 3.3 1.30

2.1.9.1.2 Telur Nyamuk

Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair karena pada tempat yang kering maka telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Ukuran telur nyamuk sekitar 0,5 mm dan dalam sekali bertelur nyamuk dapat menghasilkan 100 hingga 300 butir dengan rata-rata 150 butir Depkes RI, 2004:5. 1. Mansonia meletakkan telurnya menempel pada tumbuhan air dan diletakkan secara bergerombol berbentuk karangan bunga Nurmaini dalam Irianti, 2013. 2. Anopheles akan meletakkan telurnya di permukaan air satu persatu atau bergerombol namun tidak saling menempel. Telur anopheles memiliki alat pengapung Nurmaini dalam Irianti, 2013. 3. Culex akan meletakkan telurnya di permukaan air secara bergerombol dan bersatu membentuk rakit sehingga dapat mengapung Nurmaini dalam Irianti, 2013. 4. Aedes meletakkan telurnya dengan menempelkan pada benda yang terapung di atas air yang merupakan batas air permukaan dan tempatnya. Stadium telur ini memakan waktu 1 – 2 hari Nurmaini dalam Irianti, 2013. Gambar 2.4 Telur Mansonia spp Sumber: http:medent.usyd.edu.auarbovirusmosquitphotosmansonia_uniformis_egg s.jpg Gambar 2.5 Telur Culex spp Sumber: http:i39.tinypic.com10eec8p.jpg

2.1.9.1.3 Jentik Nyamuk