Penggunaan Perangkat Lunak Expert Choice 9.5 Dalam Perancangan Alternatif Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Terbaik

KARYA TULIS

PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK
EXPERT CHOICE 9.5 DALAM PERANCANGAN ALTERNATIF PEMBUKAAN
WILAYAH HUTAN (PWH) TERBAIK

MUHDI, S.HUT., M.SI
NIP. 132296512

DEPARTEMEN ILMU KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Muhdi : Penggunaan Perangkat Lunak Expert Choice 9.5 Dalam Perancangan Alternatif Pembukaan Wilayah Hutan…, 2008
USU e-Repository © 2008

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, kami panjatkan kehadlirat Allah SW yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini.

Karya tulis yang berjudul ”Penggunaan Perangkat Lunak Expert Choice 9.5
dalam Menentukan Alternatif Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Terbaik”.
Semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Kritik
dan saran untuk penyempurnaan karya tulis inisangat penulis harapkan.

Medan, Juni 2008

Penulis

2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................i
Daftar isi ...................................................................................................................ii
Pendahuluan ............................................................................................................1
Penetapan Tujuan....................................................................................................2
Gambaran Umum alternatif......................................................................................3
Hasil dan Pembahasan ............................................................................................4
Kesimpulan ..............................................................................................................7

Daftar Pustaka

3

Pendahuluan

Kegiatan pembukaan wilayah (PWH) hutan yang merupakan tahapan kegiatan
pengelolaan hutan yang sangat penting dalam mewujudkan pengelolaan hutan yang
lestari. Bila pembukaan wilayah hutan hanya untuk mengeluarkan kayu semata,
tanpa memperhatikan aspek lain, maka kelestarian hutan tidak akan terjadi. Oleh
karena itu, untuk menentukan alternatif terbaik dari beberapa alternatif sistem
perencanaan

dan

konstruksi

pembukaan

wilayah


hutan

(PWH)

harus

mempertimbangkan aspek kelestarian ekosistem hutan (ekologis, ekonomis dan
sosial).
Pada satu blok hutan, direncanakan pembuatan trase jalan angkutan baru.
Pengelola berharap alternative jalan terbaik yang bisa dipilih berdasarkan pertimbangan
aspek teknis, ekologis dan ekonomis dari alternative jaringan jalan yang ada.
Berdasarkan data-data dan informasi yang dikumpulkan didapatkan 4 (empat)
alternative jaringan jalan yang bisa dibuat di areal hutan tersebut, termasuk jaringan
jalan yang sudah ada (PWH status quo).
Keempat alternative jalan secara baik dapat menghubungkan titik-titik kardinal
positif 2 (titik-titik yang harus dihubungkan dengan jalan), yakni jalan koridor (titik A),
base camp (titik B), TPN 1 (titik C), TPN 2 (titik D) dan TPN 3 (titik E). Keempat
alternative jalan secara teknis (kemiringan vertical menanjak dan menurun jalan, dan
horizontal jalan, radius belokan,dll) baik dan perencana juga mempertimbangkan

kerusakan lingkungan minimal (cardinal negative 1 dan 2) (yakni jalur satwa, rawan
longsor, sungai, vegetasi, dll) dan juga diharapkan biaya yang dikeluarkan minimal
(biaya pembuatan dan pemeliharaan jalan, pembuatan jembatan, potensi hutan, dll).

4

Adapun sketsa ke-empat alternative pembukaan wilayah hutan (PWH) dapat dilihat
pada Gambar 1.

Penetapan Tujuan

Untuk mendapatkan alternative jaringan jalan (PWH) terbaik, dibuat criteria
penilaian, yakni :
1. Kerapatan jalan : panjang jalan dibagi luas areal efektif, dengan satuan m/ha.
2. Persen PWH : persen pembukaan wilayah hutan, yakni areal yang bisa dihubungkan
dengan jalan di bagi areal hutan efektif.
3. Biaya angkutan : biaya pembuatan dan pemeliharaan jalan dan biaya usaha
pengangkutan
4. Kerusakan lingkungan : kerusakan yang mungkin terjadi akibat adanya PWH
meliputi : vegetasi, erosi dan pemadatan tanah.

5. Estetika : nilai estetika dan lanskap dari jaringan PWH yang dibuat.
Komposisi hierarki keempat alternative PWH dan criteria pengambilan keputusan
dapat dilihat pada Gambar 2.

5

Gambaran Umum Alternatif-alternatif
Untuk dapat memilih alternative Pembukaan Wilayah Hutan terbaik, dapat dilihat
gambaran alternatif-alternatif PWH (Gambar 1)
A
B

C

D

E

Deskripsi criteria :
1. Kerapatan jalan : 55 m/ha

2. Persen PWH : 76 %
3. Biaya angkutan : Rp 35.500,-/m3
4. Kerusakan lingkungan :Tinggi
5. Estetika relative terhadap B, C, D

A. PWH status quo
A
B

C

D

Deskripsi criteria :
1. Kerapatan jalan : 40 m/ha
2. Persen PWH : 82 %
3. Biaya angkutan : Rp 21.500,-/m3
4. Kerusakan lingkungan :Rendah
5. Estetika relative terhadap A, C, D


E

B. PWH alternative I
A
B

C

D

Deskripsi criteria :
1. Kerapatan jalan : 45 m/ha
2. Persen PWH : 84 %
3. Biaya angkutan : Rp 27.500,-/m3
4. Kerusakan lingkungan : Sedang
5. Estetika relative terhadap A, B, D

E

C. PWH Alternatif II

A
B

C

D

Deskripsi criteria :
1. Kerapatan jalan : 43 m/ha
2. Persen PWH : 85 %
3. Biaya angkutan : Rp 24.500,-/m3
4. Kerusakan lingkungan : Sedang
5. Estetika relative terhadap A, B, C

E

D. PWH alternatif III
Gambar 1. Sketsa alternative-alternatif PWH.

6


Goal
Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Terbaik

Kerapatan
Jalan

Persen
PWH

PWH
Status Quo

Biaya
Angkutan

PWH III

PWH II


PWH I

Estetika

Kerusakan
Lingkungan

Gambar 2. Komposisi Hierarki Alternatif PWH

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data dapat nilai score masing-masing alternatif
berdasarkan tujuan dan kriteria yang ditetapkan. Adapun rekapitulasi derived priorities
respect dari kelima criteria terhadap goal dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 3.
Tabel 1. Rekapitulasi derived priorities respect dari kelima criteria terhadap goal dan
index PWH masing-masing alternative.
Alternatif PWH
Kerapatan
jalan
PWH status quo

0,205
PWH I
0,282
PWH II
0,251
PWH III
0,262
Overall consistency index

Persen
PWH
0,268
0,249
0,243
0,240

Kriteria
Biaya
Angkutan
0,185
0,306
0,239
0,269

Kerusakan
Lingkungan
0,065
0,451
0,242
0,242

Estetika
0,053
0,376
0,169
0,402

Syntesis
From
goal
0,196
0,304
0,237
0,262
0,02

7

Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) Terbaik
Synthesis of Leaf Nodes with respect to GOAL
Ideal Mode
OVERALL INCONSISTENCY INDEX = 0,02

PWH I

,304

PWH III

,262

PWH II

,237

PWH SQ

,196

Abbreviation
PWH I
PWH III
PWH II
PWH SQ

Definition
PWH alternatif I
PWH alternatif III
PWH alternatif II
PWH status quo

muhdiexpert

Gambar 3. Pembukaan Wilayah Hutan terbaik hasil output expert choice 9.5.

Gambar 3 menunjukkan bahwa alternative terbaik adalah alternative PWH I, diikuti
alternative PWH III, alternative PWH II dan PWH status quo. Berdasarkan Tabel 1 dan
grafik sensitivity analysis (performance dan dynamic) dapat dilihat bahwa dipilih
alternative PWH terbaik adalah alternative pembukaan wilayah hutan (PWH) I dengan
index 0,304 (30,4 %). Pada PWH I pada criteria biaya angkutan, kerusakan lingkungan
dan estetika menduduki peringkat 1 pada masing-masing indeks criteria. Persen PWH
memiliki indeks yang paling besar, namun tidak terlalu berpengaruh pada keseluruhan

8

hasil akhir, hal ini dikarenakan persen PWH pada keempat alternative memiliki kisaran
PWH yang sempit (berkisar 80 %).
Pada Tabel 1. juga dapat dilihat bahwa PWH status quo memiliki indeks yang
paling kecil. Jadi keputusan untuk memperbaiki jaringan PWH yang sudah ada dengan
jaringan PWH yang baru memang keputusan terbaik. Pada tiga criteria, yakni biaya
angkutan, kerusakan lingkungan dan estetika memiliki indeks paling kecil.

Gambar 4. Dynamic analysis sensitivity dari setiap alternatif PWH.

Bila di-skenario bahwa indeks pada setiap criteria diubah dengan dynamic analysis
sensitivity PWH I tetap memiliki indeks akhir terbesar. Jadi bila perencana menginginkan
goalnya dengan criteria yang telah ditetapkan, alternative PWH I-lah yang terbaik
(Gambar 4).

9

Kesimpulan


Alternatif Pembukaan Wilayah Hutan (PWH) I merupakan alternative jaringan PWH
terpilih, karena memiliki indeks paling besar berdasarkan criteria yang ditetapkan
yakni sebesar 0,304 (30,4%).



PWH status quo sudah selayaknya segera diperbaiki karena memiliki indeks paling
kecil yakni sebesar 0,196 (19,6%).

10

Daftar Pustaka

Elias. 2002. Buku I : Reduced Impact Logging. IPB Press. Bogor.
Elias. 1988. Pembukaan Wilayah Hutan. Fakultas Kehutanan IPB Bogor. Bogor.
Grant WE, Pedersen EK, Marin SL. 1997. Ecology and Natural Resource
Management : System Analysis and Simulation. John Wiley & Sons, Inc.
New York.
Purnomo, H. 2004. Teori Sistem Kompleks dan Permodelan. Fakultas Kehutanan IPB
Bogor.

11