merupakan serapan vibrasi ulur gugus Si-H. Serapan pada 1627,92 cm
-1
merupakan serapan vibrasi ulur dari gugus karbonil C=O, serapan kuat pada 1118,71 cm
-1
merupakan serapan vibrasi ulur gugus karboksil C-O. Gambar 4.1. c dapat disimpulkan gugus yang dapat diidentifikasi adalah Si-O-Si, Si-OH,Si-
H, -OH, -NH
2
, -COOH, dan alifatik Warsito, dkk., 2009.
4.3 Penentuan Perbandingan Massa SG:BC Optimal
Tujuan dari penelitian perbandingan massa silika gel dengan biomassa Chlorella sp
untuk mengetahui harga perbandingan massa yang optimal adsorpsi zat warna tekstil Rhodamin B oleh biomassa Chlorella sp yang diimobilisasi
dalam silika gel. Sebelum melakukan variasi perbandingan massa SG:BC, terlebih dahulu ditentukan panjang gelombang maksimal. Panjang gelombang maksimal
mempunyai arti bahwa panjang gelombang tersebut mempunyai absorbansi yang paling besar diantara panjang gelombang yang lain pada rentang panjang
gelombang tertentu. Zat warna Rhodamin B mempunyai panjang gelombang maksimum pada 554 nm yang dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Kurva panjang gelombang maksimal zat warna Rhodamin B
Variasi perbandingan massa SG: BC yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10:0, 10:1, 10:2, 0:10, 1:10, dan 2:10 dengan pH dan waktu kontak tetap
yaitu 7 dan 60 menit dengan banyaknya adsorben 1 gram pada konsentrasi zat warna 30 ppm. Sebelum mengukur absorbansi tiap sampel, spektrofotometer
genesys 20 terlebih dahulu dikalibrasi. Pengukuran kalibrasi dimaksudkan untuk membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh sistem pengukuran, atau
nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Kurva kalibrasi dari
optimalisasi perbandingan massa SG: BC dapat dilihat pada Lampiran 3.2. Persamaan yang diperoleh dari kurva kalibrasi yaitu y = 0,014x + 0,031,
dapat digunakan untuk menghitung zat warna yang teradsorpsi pada adsorben dengan perbandingan massa SG: BC yang berbeda.
Berdasarkan perhitungan pada lampiran 3.2 dapat dilihat bahwa pada perbandingan massa SG:BC 0:10 dan 1:10 diperoleh zat yang teradsorpsi sama
yaitu 1,5714 mgg. Ketika dilakukan penambahan silika gel berubah menjadi perbandingan massa SG:BC 2:10 terjadi peningkatan sebesar 0,3714 mgg, hal ini
dimungkinkan karena berkurangnya mobilitas biomassa Chlorella sp sehingga dapat meningkatkan zat teradsorpsi menjadi 1,9428 mgg. Sedangkan pada
perbandingan dengan jumlah Chlorella sp yang sedikit dan silika gelnya banyak yaitu SG:BC 10:0 diperoleh zat teradsorpsi sebesar 0,0214 mgg. Hal ini
dimungkinkan rendahnya kemampuan oksigen silanol dan siloksan sebagai donor pasangan elektron, yang berakibat lemahnya ikatan pada permukaan silika.
Rendahnya kemampuan oksigen sebagai donor merupakan akibat oksigen terikat
O C
N N
CH
2
CH
3
CH
2
CH
3
O OH
CH
2
CH
3
CH
2
CH
3
+ R-COO
O C
N N
CH
2
CH
3
CH
2
CH
3
O OH
CH
2
CH
3
CH
2
CH
3
OO C-R
langsung pada atom Si dalam struktur silika gel Buhani, dkk., 2009. Penambahan biomassa Chlorella sp pada perbandingan 10:1 mengakibatkan
jumlah zat yang diadsorpsi bertambah yaitu sebesar 0,2285 mgg, hal ini menunjukkan kalau biomassa Chlorella sp sangat berperan dalam mengadsorpsi
zat warna. Zat warna Rhodamin B teradsorpsi paling besar pada perbandingan 10:2 yaitu sebesar 2,4500 mgg, dikarenakan pada Chlorella sp terdapat gugus
karboksil yang dapat berikatan dengan zat warna Rhodamin B. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil energi yang diperoleh yaitu sebesar 32,5528 kJ mol
-1
. Reaksi yang mungkin terjadi antara gugus karbonil dengan zat warna
Rhodamin B :
Sumber: Bhowal, dkk., 2009. Kenaikan zat teradsorpsi SG:BC 10:2 sangat besar dibandingkan saat
perbandingan SG:BC 2:10, hal ini dikarenakan adanya gugus -NH
2
yang akan tolak-menolak dengan zat warna Rhodamin B sehingga berpengaruh pada saat
proses pengikatan polisorben terhadap zat warna Rhodamin B yang merupakan zat warna kation.
4.4 Penentuan pH Adsorpsi Zat Warna Rhodamin B Optimal