Minyak Atsiri FORMULASI KRIM MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU GLENYEH (Curcuma soloensis Val) DENGAN BASIS AM DAN MA : SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS ANTIJAMUR Candida albicans SECARA IN VITRO.

2. Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman yang diperoleh dengan cara penyulingan. Minyak atsiri disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial. Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna Gunawan dan Mulyani, 2004. Minyak atsiri seperti halnya glikosida maupun alkaloid merupakan senyawa kimia yang memberikan efek fisiologis disamping itu juga memberikan sifat terapetik khususnya kepada obat-obat nabati. Kemampuan menghambat dan merusak banyak proses kehidupan dari minyak atsiri dimanfaatkan sebagai bakterisida dan fungisida Guenther, 1987. Minyak atsiri rimpang temu glenyeh diperoleh dengan menggunakan metode penyulingan uap dan air. Penyulingan uap dan air dilakukan dengan cara bahan diletakkan di atas rak, ketel suling diisi air sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah rak, air dipanaskan dengan berbagai cara yaitu dengan uap jenuh basah dan bertekanan rendah. Ciri khas dari metode ini adalah uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas, bahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan panas Guenther, 1987. Kelebihan metode ini dibandingkan dengan penyulingan air adalah proses dekomposisi minyak lebih kecil hidrolisa ester, polimerisasi, resinifikasi, lebih efisien, waktu penyulingan lebih singkat, rendemen minyak yang dihasilkan lebih banyak Guenther, 1987. Pada waktu penyimpanan, minyak atsiri harus dipisahkan dari benda- benda asing seperti logam, dijernihkan dan dihilangkan airnya terlebih dahulu, karena air merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadaap kerusakan minyak atsiri. Minyak atsiri dapat didehidrasi dengan menambahkan natrium sulfat anhidrat kemudian dikocok dan disaring Guenther, 1987. Sifat minyak atsiri yang mudah menguap dan mudah teroksidasi oleh adanya panas, udara oksigen, kelembaban, serta dikatalisis oleh cahaya dan beberapa kasus dikatalisis oleh logam. Oleh karena itu, minyak atsiri harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya Guenther, 1987.

3. Identifikasi Minyak Atsiri

Dokumen yang terkait

FORMULASI SALEP EKSTRAK ETANOL RIMPANG DLINGO (Acorus calamus L.) DENGAN BASIS SALEP LARUT AIR DAN LEMAK: SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS ANTIJAMUR TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO.

0 1 17

FORMULASI SALEP MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU GLENYEH (Curcuma soloensis. Val) DENGAN BASIS LARUT AIR DAN BASIS LEMAK: SIFAT FISIK DAN AKTIVITAS ANTIJAMUR Candida albicans SECARA IN VITRO.

1 4 18

FORMULASI SALEP MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val. & v. Zijp.) DAN UJI AKTIVITAS Candida albicans IN VITRO MENGGUNAKAN BASIS POLIETILENGLIKOL 4000 DAN POLIETILENGLIKOL 400.

0 3 18

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR SECARA IN VITRO SALEP MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val.) DENGAN BASIS VASELIN.

2 12 14

FORMULASI SALEP MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS [Alpinia galanga (L.) Swartz] BASIS LEMAK DAN PEG 4000 DENGAN UJI SIFAT FISIK DAN UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR Candida albicans.

0 4 16

FORMULASI SALEP MINYAK ATSIRI TEMU LAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) BASIS SALEP LEMAK DAN PEG 4000 SERTA AKTIVITAS ANTIFUNGINYA TERHADAP Candida albicans.

0 3 25

FORMULASI KRIM MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU GIRING (Curcuma heyneana Val & Zijp) : UJI SIFAT FISIK DAN DAYA ANTIJAMUR TERHADAP Candida albicans SECARA IN VITRO.

1 3 17

EFEK ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI RIMPANG TEMU MANGGA (Curcuma mangga val.) TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans IN VITRO.

3 3 12

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Kurkumin dan Bisakuron dari Ekstrak Rimpang Temu Glenyeh (Curcuma soloensis. Val) IMG 20150911 0001

0 0 1

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AR-TURMERON DARI EKSTRAK RIMPANG Curcuma soloensis Val. (TEMU GLENYEH) SERTA KAJIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA - UNS Institutional Repository

0 0 14