56
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian hubungan jumlah terjadinya Drug Related Problems DRPs dengan lama rawat inap di rumah sakit
Paru Jember periode Januari 2014 sampai September 2015 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Profil pasien asma pada pasien rawat inap di Rumah Sakit Paru Jember periode Januari 2014 sampai September 2015 ditinjau dari usia, jenis kelamin
dan penyakit penyerta diperoleh hasil jenis kelamin perempuan 35 pasien; 67 lebih banyak dibandingkan jumlah pasien asma dengan jenis kelamin
laki-laki 17 pasien; 33. Rentang usia pasien penderita asma dalam penelitian ini terbanyak adalah usia 18-65 tahun sejumlah 48 orang 92,31.
Kebanyakan pasien asma tanpa penyakit penyerta 32 pasien, sedangkan asma dengan penyakit penyerta sebanyak 24 pasien. Penyakit gastritis
merupakan penyakit penyerta paling banyak dialami pasien asma dalam penelitian ini 4 pasien.
b. Profil terapi penggunaan obat pada pasien asma rawat inap di Rumah Sakit Paru Jember periode Januari 2014 sampai September 2015 didapatkan hasil
obat pada kelas terapi sistem pernapasan merupakan kelas terapi obat yang paling banyak digunakan dalam pengobatan pasien asma 100 episode
pemakaian. Aminofilin merupakan obat kelas terapi sistem pernapasan yang paling banyak digunakan 46 episode pemakaian. Penggunaan obat dengan
cara nebulizer terbanyak pada kombinasi antara budesonida, ipratropium Br, salbutamol sulfat bromheksin HCl, yaitu sebanyak 33 pasien.
c. Dari 52 data rekam medik yang di analisis ditemukan 42 pasien yang mengalami DRPs dengan jumlah kejadian 69 DRPs. Kejadian DRPs yang
paling banyak adalah pada kategori interaksi obat sebanyak 67 kejadian. d. Hasil analisis menggunakan uji korelasi Spearman’s rho menunjukkan bahwa
ada hubungan jumlah terjadinya Drug Related Problems DRPs dengan lama rawat inap pasien di rumah sakit p-value 0,108.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut: a. Untuk peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis,
disarankan untuk melakukan penelitian dengan kategori-kategori DRPs lain, misalnya Obat Tanpa Indikasi yang Sesuai, Indikasi Butuh Obat, Pemilihan
Obat yang Tidak Tepat Obat Salah atau Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki secara prospektif agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih
seksama. b. Melakukan penelitian DRPs setiap tahunnya untuk melihat perkembangan
perubahan angka kejadian DRPs pasien asma di Rumah Sakit Paru Jember. c. Farmasis diharapkan melakukan pemantauan untuk mengurangi angka
kejadian DRPs di Rumah Sakit Paru Jember.