Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Amonium Sulfat Dari Gypsum Sintetik Hasil Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization Pltu Dengan Kapasitas Produksi 40.000 Ton / Tahun

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK AMONIUM SULFAT DARI GYPSUM SINTETIK HASIL PENGOLAHAN UNIT FLUE
GAS DESULFURIZATION PLTU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 40.000 TON/ TAHUN
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia Disusun Oleh :
MELVA TIURMADA NAINGGOLAN 070405034
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Bukan Karena Kekuatanku, Tetapi Karena Kasih-Mu ya Tuhan Terima Kasih atas Penyertaan-Mu
Tugas Akhir ini Saya Dedikasikan untuk Bapa, Mama, Namboru, Kakak, Abang, & Sahabat
atas dukungan & doa mereka
serta
Semua Dosen dan teman - teman di Teknik Kimia USU atas Kebersamaan Yang Tak Ternilai Selama Ini

Judul :

PRA RANCANGAN PABRIK


PEMBUATAN PUPUK AMONIUM SULFAT

DARI GYPSUM SINTETIK HASIL PENGOLAHAN UNIT FLUE GAS

DESULFURIZATION PLTU

DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 40.000 TON / TAHUN

Judul dalam bahasa Inggris : THE PRELIMINARY DESIGN FOR
AMMONIUM SULFATE FERTILIZER PRODUCTION PLANT BY MEANS SYNTHETIC GYPSUM BYPRODUCT FLUE GAS
DESULFURIZATION UNIT FROM COAL POWER PLANT AT THE CAPACITY OF 40,000 TONNES / YEAR
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, yang berjudulμ “Pra Rancangan Pabrik Pupuk Amonium Sulfat Dari Gypsum Sintetik Hasil Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization PLTU dengan Kapasitas Produksi 40.000 Ton/ Tahun”.
Tugas akhir ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana pada Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Dan pada saat pengerjaan tugas akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Iriany, M.Si., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan tugas akhir
ini. 2. Ibu Ir. Renita Manurung, M.T., selaku co – dosen pembimbing dalam
penyusunan tugas akhir ini dan juga sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara 3. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, M.Si., sebagai dosen wali dan Ketua Jurusan Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dr. Ir. Fatimah, M.T., Sekretaris Jurusan Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara . 5. Bapak Dr. Ir. Taslim, M.Si., Seluruh Staff Pengajar, dan Pegawai Administrasi Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. 6. Dan yang paling istimewa orang tua penulis yaitu Bapak J. Nainggolan dan Ibu M. Lbn. Toruan serta seluruh keluarga. 7. Partner saya, Krisma Yessi Sianturi atas kerjasamanya dalam penyelesaian tugas akhir ini. 8. Abang/Kakak senior yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. 9. Sahabat-sahabat terbaik teknik kimia, khususnya stambuk 2007, dan adik -adik junior stambuk 2008, 2009, dan 2010 yang memberikan banyak dukungan, saran semangat kepada penulis. NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, khususnya mahasiswa/i teknik kimia.
Medan, Mei 2012 Penulis, Melva Tiurmada Nainggolan
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

INTISARI

Indonesia merupakan negara agraris sehingga tidak terlepas akan kebutuhan

terhadap pupuk. Pupuk amonium sulfat, ZA (Zwuafel Amonium), dimanfaatkan

sebagai pupuk nitrogen, terutama untuk tanaman industri dan perkebunan. Data

impor amonium sulfat dari Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukkan

peningkatan 268.451.459 kg pada tahun 2010. Salah satu alternatif untuk kebutuhan

amonium sulfat tersebut adalah memproduksi amonium sulfat dengan menggunakan


gypsum hasil unit Flue Gas Desulfurization (FGD) pembangkit listrik tenaga uap

(PLTU).

Amonium sulfat diproduksi 40.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1

tahun. Lokasi pabrik direncanakan di Daerah Segoromadu, Gresik, Jawa Timur dengan luas areal berkisar 13.800 m2, tenaga kerja yang dibutuhkan berjumlah 225

orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh

seorang direktur dengan struktur organisasi sistem garis dan staf. Hasil analisa

ekonomi Pabrik Pembuatan Pupuk Amonium Sulfat dari Gypsum Sintetik Hasil

Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization PLTU adalah sebagai berikut :

 Modal Investasi Total

: Rp 363.390.474.020,-


 Biaya Produksi

: Rp 351.162.368.355,-

 Hasil Penjualan

: Rp 486.764.796.323,-

 Laba Bersih

: Rp 97.145.579.396,-

 Profit Margin

: 27,72 %

 Break Even Point

: 50,62 %


 Return on Investment

: 26,73 %

 Pay Out Time

: 3,74 tahun

 Return on Network

: 44,56 %

 Internal Rate of Return

: 41,58 %

Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan pupuk

amonium sulfat dengan kapasitas produksi 40.000 ton/tahun layak untuk didirikan.


NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

INTISARI............................................................................................................... iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL................................................................................................. xii

BAB I

PENDAHULUAN ...........................................................................I-1


1.1 Latar Belakang ..........................................................................I-1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................I-3

1.3 Tujuan Pra-Rancangan .............................................................I-3

1.4 Manfaat Pra-Rancangan ............................................................I-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... II-1

2.1 Amonium Sulfat ...................................................................... II-1

2.2 Sifat-Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk .............. II-2

2.2.1 Bahan Baku ..........................................................................II-2

2.2.1.1 Gypsum FGD/ Gypsum Sintetik (CaSO4.2H2O) ........... II-2

2.2.1.2 Amonia (NH3) ................................................................ II-4 2.2.1.3 Karbon Dioksida (CO2).................................................. II-5


2.2.1.4 Air (H2O) ....................................................................... II-6 2.2.1.5 Asam Sulfat (H2SO4)..................................................... II-7

2.2.2 Produk .................................................................................. II-7

2.2.2.1 Amonium Sulfat (NH3)2SO4 .......................................... II-7

2.2.2.2 Kalsium Karbonat (CaCO3) ........................................... II-8 2.3 Proses Pembuatan Amonium Sulfat........................................ II-9

2.3.1 Proses Netralisasi Langsung .......................................... II-9

2.3.2 Proses Karbonasi Batubara ............................................ II-9

2.3.3 Hasil Samping Industri Caprolactam ........................... II-11

2.3.4 Reaksi antara Amonium Karbonat dengan Gypsum .... II-11

2.4 Pemilihan Proses ................................................................... II-12

2.5 Deskripsi Proses .................................................................... II-12


BAB III NERACA MASSA ....................................................................... III-1

NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

3.1 Absorber (AB-101) ............................................................... III-1 3.2 Mixer (M-101) ...................................................................... III-1 3.3 Reaktor (R-201) .................................................................... III-2 3.4 Filter (FL-201) ...................................................................... III-2 3.5 Reaktor Netralisasi (R-202) .................................................. III-3 3.6 Absorber (AB-202) ............................................................... III-3 3.7 Evaporator (EV-201)............................................................. III-3 3.8 Crystallizer (CR-301)............................................................ III-4 3.9 Centrifuge (CF-301).............................................................. III-4 3.10 Rotary Dryer (RD-301) ......................................................... III-4 BAB IV NERACA PANAS ........................................................................IV-1 4.1 Vaporizer Amonia (E-101) .....................................................IV-1 4.2 Vaporizer Karbon Dioksida (E-102).......................................IV-1 4.3 Absorber (AB-101) .................................................................IV-1 4.4 Heater (E-103).........................................................................IV-2 4.5 Mixer (M-101) ........................................................................IV-2 4.6 Absorber (AB-102) .................................................................IV-2 4.7 Cooler (E-202) ........................................................................IV-2 4.8 Reaktor (R-201) ......................................................................IV-3 4.9 Filter (FL-201) ........................................................................IV-3 4.10 Heater H2SO4 ........................................................................IV-3 4.11 Netralisasi (R-202) ................................................................IV-3 4.12 Cooler (E-203) ......................................................................IV-4 4.13 Evaporator (EV-201).............................................................IV-4 4.14 Crystallizer (CR-301)............................................................IV-4 4.15 Centrifuge (CF-301)..............................................................IV-4 4.16 Rotary Dryer (RD-301) .........................................................IV-5 BAB V SPESIFIKASI PERALATAN........................................................ V-1 5.1 Tangki Penyimpanan Amonia Anhidrat Cair (TK-101) .......... V-1 5.2 Tangki Penyimpanan Karbon Dioksida Cair (TK-102) ........... V-1 5.3 Gudang Gypsum (G-101)......................................................... V-2 5.4 Vaporizer NH3 (E-101) ............................................................ V-2
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

5.5 Vaporizer CO2 (E-102) ............................................................ V-3 5.6 Separator Drum (D-101).......................................................... V-3 5.7 Ekspander (C-101) ................................................................... V-3 5.8 Separator Drum (D-102).......................................................... V-4 5.9 Ekspander (C-102) ................................................................... V-4 5.10 Absorber (AB-101) ................................................................ V-4 5.11 Blower (JB-101)..................................................................... V-5 5.12 Pompa Amonium karbonat (P-103) ....................................... V-5 5.13 Heater amonium karbonat (E-103)......................................... V-5 5.14 Screw Conveyor (SC-101) ..................................................... V-6 5.15 Bucket Elevator (BE-101)...................................................... V-6 5.16 Feed Hopper (FB-101) ........................................................... V-6 5.17 Mixer (M-101)........................................................................ V-7 5.18 Pompa FGD Gypsum (P-101)................................................ V-7 5.19 Pompa Amonium karbonat (P-102) ....................................... V-7 5.20 Absorber (AB-102) ................................................................ V-8 5.21 Reaktor (R-201) ..................................................................... V-8 5.22 Blower (JB-201)..................................................................... V-8 5.23 Cooler CO2 NH3 (E-202) ....................................................... V-9 5.24 Rotary Vacuum Filter (FL-201) ............................................. V-9 5.25 Pompa Amonium sulfat (P-203) ............................................ V-9 5.26 Tangki Penyimpanan H2SO4 98 % (TK-201) ........................ V-9 5.27 Pompa Asam sulfat (P-201) ................................................. V-10 5.28 Heater asam sulfat (E-201) .................................................. V-10 5.29 Reaktor (R-202) ................................................................... V-10 5.30 Blower (JB-202)................................................................... V-11 5.31 Cooler CO2 (E-203) ............................................................. V-11 5.32 Pompa Amonium sulfat (P-204) .......................................... V-11 5.33 Evaporator (EV-201)............................................................ V-11 5.34 Pompa Amonium sulfat (P-205) .......................................... V-12 5.35 Barometric Condensor (E-204) ........................................... V-12 5.36 Crystallizer (CR-301)........................................................... V-12
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB VI BAB VII

5.37 Pompa amonium sulfat (P-301) ........................................... V-13 5.38 Centrifuge (CF-301)............................................................. V-13 5.39 Pompa mother liquor ........................................................... V-13 5.40 Barometric Condensor (E-301) ........................................... V-14 5.41 Screw Conveyor (SC-301).................................................... V-14 5.42 Rotary Drier (RD-303)......................................................... V-14 5.43 Bucket Elevator (BE-301).................................................... V-15 5.44 Feed Hopper (FB-301) ........................................................ V-15 5.45 Belt Conveyor (BC-302) ..................................................... V-15 5.46 Gudang Amonium Sulfat (G-301) ....................................... V-15 5.47 Tangki Penampung Kondensat ............................................ V-16 5.48 Gudang Penyimpanan CaCO3 .............................................. V-16 INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ................VI-1 6.1 Instrumentasi ...........................................................................VI-1
6.1.1 Tujuan Pengendalian.........................................................VI-2 6.1.2 Jenis-Jenis Pengendalian dan Alat Pengendalian..............VI-3 6.2 Keselamatan Kerja ..................................................................VI-9 UTILITAS................................................................................... VII-1 7.1 Kebutuhan Uap (Steam)........................................................ VII-1 7.2 Kebutuhan Air....................................................................... VII-2 7.2.1 Screening......................................................................... VII-6 7.2.2 Sedimentasi ..................................................................... VII-6 7.2.3 Klarifikasi........................................................................ VII-7 7.2.4 Filter ................................................................................ VII-8 7.2.4 Demineralisasi................................................................. VII-9 7.2.6 Deaerator ....................................................................... VII-13 7.3 Kebutuhan Listrik................................................................ VII-14 7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ..................................................... VII-16 7.5 Unit Pengolahan Limbah (UPL) ......................................... VII-17 7.5.1 Bak Penampungan......................................................... VII-18 7.5.2 Pompa Bak Penampungan............................................. VII-19 7.5.3 Bak Pengendapan Awal ................................................ VII-21

NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB VIII

7.5.4 Bak Netralisasi .............................................................. VII-21 7.5.5 Tangki Sedimentasi....................................................... VII-22 7.6 Kebutuhan Refrigerant........................................................ VII-22 7.6.1 Refrigerant untuk Tangki NH3...................................... VII-22 7.6.2 Refrigerant untuk Tangki CO2 ...................................... VII-24 7.7 Spesifikasi Peralatan Pengolahan Limbah .......................... VII-26 7.7.1 Bak Penampungan (BP) ................................................ VII-26 7.7.2 Bak Pengendapan Awal (BPA)..................................... VII-26 7.7.3 Bak Netralisasi (BN) ..................................................... VII-27 7.7.4 Tangki Sedimentasi....................................................... VII-27 7.7.5 Pompa Bak Penampungan............................................. VII-27 7.8 Spesifikasi Peralatan Utilitas............................................... VII-28 7.8.1 Screening (SC) .............................................................. VII-28 7.8.2 Pompa Screening (PU-01) ............................................ VII-28 7.8.3 Bak Sedimentasi (BS) ................................................... VII-29 7.8.4 Tangki Pelarutan Alum [Al2(SO4)3] (TP-01) .............. VII-30 7.8.5 Tangki Pelarutan Soda Abu [Na2CO3] (TP-02) ............ VII-30 7.8.6 Clarifier (CL) ................................................................ VII-31 7.8.7 Sand Filter (SF) ............................................................. VII-31 7.8.8 Tangki Utulitas I (TU-I)................................................ VII-31 7.8.9 Tangki Pelarutan Asam Sulfat (H2SO4) (TP-03) .......... VII-32 7.8.10 Tangki Pelarutan NaOH (TP-04) ................................ VII-32 7.8.11 Tangki Pelarutan Kaporit [Ca(ClO)2] (TP-05)............ VII-33 7.8.12 Tangki Utilitas II (TU-II) ........................................... VII-33 7.8.13 Menara Pendingin Air / Water Cooling Tower (CT) .. VII-33 7.8.14 Deaerator (DE) ............................................................ VII-34 7.8.15 Ketel Uap (KU) ........................................................... VII-34 7.8.16 Tangki Bahan Bakar (TB) ........................................... VII-35 LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK .................................. VIII-1 8.1 Lokasi Pabrik ....................................................................... VIII-1 8.2 Tata Letak Pabrik ................................................................. VIII-3 8.3 Perincian Luas Tanah........................................................... VIII-4

NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB IX

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN...............IX-1 9.1 Manajemen Perusahaan...........................................................IX-1 9.2 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ....................IX-5
9.2.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ........................IX-5 9.2.2 Dewan Komisaris ............................................................IX-5 9.2.3 Direktur ...........................................................................IX-5 9.2.4 Staf Ahli ..........................................................................IX-6 9.2.5 Sekretaris.........................................................................IX-6 9.2.6 Manajer Produksi ............................................................IX-6 9.2.7 Manajer Teknik ...............................................................IX-6 9.2.8 Manajer Umum dan Keuangan .......................................IX-7 9.2.9 Manajer Pembelian dan Pemasaran ................................IX-7 9.2.10 Kepala Bagian Proses......................................................IX-7 9.2.11 Kepala Bagian Laboratorium R & D ..............................IX-7 9.2.12 Kepala Bagian Utilitas ...................................................IX- 7 9.2.13 Kepala Bagian Mesin Listrik ..........................................IX-7 9.2.14 Kepala Bagian Instrumen................................................IX-8 9.2.15 Kepala Bagian Pemeliharaan Pabrik ...............................IX-8 9.2.16 Kepala Bagian Keuangan ................................................IX-8 9.2.17 Kepala Bagian Administrasi ..........................................IX- 8 9.2.18 Kepala Bagian Personalia ...............................................IX-8 9.2.19 Kepala Bagian Humas.....................................................IX-8 9.2.20 Kepala Bagian Keamanan ...............................................IX-9 9.2.21 Kepala Bagian Pembelian ...............................................IX-9 9.2.22 Kepala Bagian Penjualan ................................................IX-9 9.2.23 Kepala Bgaian Gudang/ Logistik ....................................IX-9 9.2.24 Kepala Bagian Safety/ Keselamatan Kerja .....................IX-9 9.3 Sistem Kerja ............................................................................IX-9 9.4 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan...........................IX-11 9.5 Sistem Penggajian .................................................................IX-12 9.6 Tata Tertib.............................................................................IX-14 9.7 JAMSOSTEK dan Fasilitas Tenaga Kerja............................IX-14

NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB X ANALISA EKONOMI .................................................................. X-1 10.1 Modal Investasi ...................................................................... X-1 10.1.1 Modal Investasi Tetap (MIT) / Fixed Capital Investment (FCI) ............................................................ X-1 10.1.2 Modal Kerja / Working Capital (WC) ........................... X-3 10.1.3 Biaya Produksi Total (BPT) / Total Cost (TC) .............. X-4 10.2 Total Penjualan (Total Sales) ................................................. X-5 10.3 Bonus Perusahaan .................................................................. X-5 10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha.................................................... X-5 10.5 Analisa Aspek Ekonomi......................................................... X-6 10.5.1 Profit Margin (PM)......................................................... X-6 10.5.2 Break Even Point (BEP) ................................................. X-6 10.5.3 Return on Investment (ROI) ............................................ X-7 10.5.4 Pay Out Time (POT) ....................................................... X-7 10.5.5 Return on Network (RON) .............................................. X-8 10.5.6 Internal Rate of Return (IRR) ......................................... X-8
BAB XI KESIMPULAN .............................................................................XI-1 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................DP-1 LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ...................................LA-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ....................................LB-1 LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ..................LC-1 LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
UTILITAS.............................................................................LD-1 LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI ..................................LE-1
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1 Diagram Balok Sistem Pengendalian Feedback ........................VI-4 Gambar 6.2 Sebuah Loop Pengendalian ........................................................VI-4 Gambar 6.3 Suatu Proses Terkendali.............................................................VI-5 Gambar 8.1 Lokasi Pabrik Pupuk Amonium Sulfat ................................... VIII-1 Gambar 8.2 Tata Letak Pabrik Pupuk Amonium Sulfat ............................ VIII-6 Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Pembuatan Pupuk Amonium
Sulfat dari Gypsum Sintetik Hasil Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization PLTU................................................................IX-4 Gambar D.1 Sketsa Sebagian Bar Screen, Satuan mm (dilihat dari atas) .....LD-2 Gambar D.2 Grafik Entalpi dan Temperatur Cairan pada Cooling Tower (TC)..............................................................................LD-30 Gambar D.3 Kurva Hy terhadap 1/(Hy* - Hy).............................................LD-31 Gambar E.1 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage) dan Tangki Pelarutan ....................................................................... LE-5 Gambar E.2 Grafik Break Event Point (BEP) ............................................. LE-26
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data PLTU di Indonesia...................................................................I-2 Tabel 1.2 Data Impor Amonium Sulfat............................................................I-3 Tabel 2.1 Perbedaan Gypsum Sintetis dan Gypsum Alami ........................... II-3 Tabel 3.1 Neraca Massa pada Absorber (AB-101) ....................................... III-1 Tabel 3.2 Neraca Massa Pada Mixer (M-101) .............................................. III-1 Tabel 3.3 Neraca Massa Pada Reaktor (R-201) ............................................ III-2 Tabel 3.4 Neraca Massa Pada Filter (FL-201) .............................................. III-2 Tabel 3.5 Neraca Massa Pada Reaktor Netralisasi (R-202) .......................... III-3 Tabel 3.6 Neraca Massa Pada Absorber (AB-102) ....................................... III-3 Tabel 3.7 Neraca Massa Pada Evaporator (EV-201) .................................... III-3 Tabel 3.8 Neraca Massa Pada Crystallizer (CR-301) ................................... III-4 Tabel 3.9 Neraca Massa Pada Centrifuge (CF-301) ..................................... III-4 Tabel 3.10 Neraca Massa Pada Rotary dryer (RD-301) ................................. III-4 Tabel 4.1 Neraca Energi Pada Vaporizer Amonia (E-101)...........................IV-1 Tabel 4.2 Neraca Energi Pada Veporizer KArbon Dioksida (E-102) ...........IV-1 Tabel 4.3 Neraca Energi Pada Absorber (AB-101).......................................IV-1 Tabel 4.4 Neraca Energi Pada Heater (E-103)..............................................IV-2 Tabel 4.5 Neraca Energi Pada Mixer (M-101)..............................................IV-2 Tabel 4.6 Neraca Energi Pada Absorber (AB-102).......................................IV-2 Tabel 4.7 Neraca Energi Pada Cooler (E-202)..............................................IV-2 Tabel 4.8 Neraca Energi Pada Reaktor (R-201) ...........................................IV-3 Tabel 4.9 Neraca Energi Pada Filter (FL-201)..............................................IV-3 Tabel 4.10 Neraca Energi Pada Heater H2SO4 (E-201) ..................................IV-3 Tabel 4.11 Neraca Energi Pada Netralisasi (R-202) .......................................IV-3 Tabel 4.12 Neraca Energi Pada Cooler (E-203)..............................................IV-4 Tabel 4.13 Neraca Energi Pada Evaporator (EV-301)....................................IV-4 Tabel 4.14 Neraca Energi Pada Crystallizer (CR-301)...................................IV-4 Tabel 4.15 Neraca Energi Pada Centrifuge (CF-301) .....................................IV-4 Tabel 4.16 Neraca Energi Pada Rotary Dryer (RD-301) ................................IV-5
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tabel 6.1 Daftar Penggunaan Instrumentasi pada Pra RancanganPabrik

Pembuatan Pupuk Amonium Sulfat dari Gypsum Sintetik Hasil

Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization PLTU........................VI-8

Dan Asam Fosfat...........................................................................VI-4

Tabel 7.1 Kebutuhan Uap sebagai Media Pemanas .................................... VII-1

Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Pada Alat .......................................... VII-2

Tabel 7.3 Kebutuhan Air Proses Pada Alat................................................. VII-4

Tabel 7.4 Pemakaian Air Untuk Berbagai Kebutuhan................................ VII-5

Tabel 7.5 Kualitas Air Sungai Lamongan................................................... VII-5

Tabel 7.6 Kebutuhan Daya pada Unit Proses............................................ VII-14

Tabel 7.7 Kebutuhan Listrik untuk Peralatan Utilitas............................... VII-14

Tabel 7.8 Spesifikasi Pompa Pengolahan Limbah.................................... VII-28

Tabel 7.9 Spesifikasi Pompa Utilitas ........................................................ VII-29

Tabel 8.1 Klasifikasi Penggunaan Areal Tanah ......................................... VIII-4

Tabel 9.1 Susunan Jadwal Shift Karyawan .................................................IX-11

Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya ........................................IX-11

Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan per Bulan............................................IX-13

Tabel A.1 Neraca Massa Pada Absorber.......................................................LA-4

Tabel A.2 Neraca Massa Mixer ....................................................................LA-6

Tabel A.3 Neraca Massa Pada Reaktor.........................................................LA-8

Tabel A.4 Neraca Massa Filter......................................................................LA-9

Tabel A.5 Neraca Massa Tangki Netralisasi...............................................LA-11

Tabel A.6 Neraca Massa Scrubber..............................................................LA-13

Tabel A.7 Neraca Massa Evaporator ..........................................................LA-14

Tabel A.8 Neraca Massa Crystallizer..........................................................LA-16

Tabel A.9 Neraca Massa Centrifuge ...........................................................LA-17

Tabel A.10 Neraca Massa Rotary Dryer .......................................................LA-17

Tabel B.1 Nilai Konstanta a, b, c dan d untuk perhitungan Cp Gas .............LB-1

Tabel B.2 Nilai Konstanta a, b, c dan d untuk perhitungan Cp Cairan.........LB-2

Tabel B.3 Tabel B.4 Tabel B.5

Kapasitas Panas Cairan H2SO4 ....................................................LB-2 Kapasitas Panas Cairan CaCO3....................................................LB-2 Kontribusi Unsur dan Gugus untuk Estimasi Cp .........................LB-3

NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tabel B.6 Kapasitas Panas Padatan pada T = 298 K ....................................LB-3 Tabel B.7 Panas Reaksi Pembentukan Senyawa ..........................................LB-3 Tabel C.1 Data pada Tangki Penyimpanan Amonia Anhidrat Cair..............LC-1 Tabel C.2 Data pada Tangki Penyimpanan Karbon Dioksida Cair ..............LC-2 Tabel C.3 Data Suhu .....................................................................................LC-7 Tabel C.4 Data Suhu ...................................................................................LC-13 Tabel C.5 Komposisi Gas Keluar ...............................................................LC-31 Tabel C.6 Data Suhu ...................................................................................LC-35 Tabel C.7 Data Pada Mixer Tank ...............................................................LC-42 Tabel C.8 Data pada Reaktor (R-201) ........................................................LC-55 Tabel C.9 Data Cerobong Reaktor 201.......................................................LC-59 Tabel C.10 Komposisi gas ............................................................................LC-60 Tabel C.11 Data Suhu ...................................................................................LC-61 Tabel C.12 Data pada filtrat..........................................................................LC-65 Tabel C.13 Data pada Cake ..........................................................................LC-65 Tabel C.14 Data pada Tangki Penyimpanan H2SO4 98 % ...........................LC-70 Tabel C.15 Data Suhu ...................................................................................LC-74 Tabel C.16 Data pada Reaktor (R-202) ........................................................LC-78 Tabel C.17 Data Suhu ...................................................................................LC-84 Tabel C.18 Data Suhu ...................................................................................LC-90 Tabel C.19 Data pada Crystallizer ..............................................................LC-100 Tabel C.20 Data Aliran Mother Liquid.......................................................LC-105 Tabel C.21 Data Aliran produk...................................................................LC-105 Tabel C.22 Data Suhu .................................................................................LC-105 Tabel D.1 Spesifikasi PompaPengolahan Air ...............................................LD-4 Tabel D.2 Perhitungan Entalpi dalam Penentuan Tinggi Menara
Pendingin ...................................................................................LD-30 Tabel E.1 Perincian Harga Bangunan Dan Sarana Lainnya ......................... LE-2 Tabel E.2 Harga Indeks Marshall dan Swift................................................. LE-3 Tabel E.3 Estimasi Harga Peralatan Proses.................................................. LE-7 Tabel E.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah......... LE-8 Tabel E.5 Biaya Sarana Transportasi ......................................................... LE-11
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tabel E.6 Perincian Gaji Pegawai .............................................................. LE-14 Tabel E.7 Perincian Biaya Kas ................................................................... LE-16 Tabel E.8 Perincian Modal Kerja ............................................................... LE-17 Tabel E.9 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia No.17
Tahun 2000 ................................................................................ LE-18 Tabel E.10 Perhitungan Biaya Depresiasi .................................................... LE-19 Tabel E.11 Perhitungan Internal Rate of Return (IRR)................................ LE-27
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

INTISARI

Indonesia merupakan negara agraris sehingga tidak terlepas akan kebutuhan

terhadap pupuk. Pupuk amonium sulfat, ZA (Zwuafel Amonium), dimanfaatkan

sebagai pupuk nitrogen, terutama untuk tanaman industri dan perkebunan. Data

impor amonium sulfat dari Badan Pusat Statistik Indonesia menunjukkan

peningkatan 268.451.459 kg pada tahun 2010. Salah satu alternatif untuk kebutuhan

amonium sulfat tersebut adalah memproduksi amonium sulfat dengan menggunakan

gypsum hasil unit Flue Gas Desulfurization (FGD) pembangkit listrik tenaga uap

(PLTU).

Amonium sulfat diproduksi 40.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam 1

tahun. Lokasi pabrik direncanakan di Daerah Segoromadu, Gresik, Jawa Timur dengan luas areal berkisar 13.800 m2, tenaga kerja yang dibutuhkan berjumlah 225

orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh

seorang direktur dengan struktur organisasi sistem garis dan staf. Hasil analisa

ekonomi Pabrik Pembuatan Pupuk Amonium Sulfat dari Gypsum Sintetik Hasil

Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization PLTU adalah sebagai berikut :

 Modal Investasi Total

: Rp 363.390.474.020,-

 Biaya Produksi

: Rp 351.162.368.355,-

 Hasil Penjualan

: Rp 486.764.796.323,-

 Laba Bersih

: Rp 97.145.579.396,-

 Profit Margin

: 27,72 %

 Break Even Point

: 50,62 %

 Return on Investment

: 26,73 %

 Pay Out Time

: 3,74 tahun

 Return on Network

: 44,56 %

 Internal Rate of Return

: 41,58 %

Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan pupuk

amonium sulfat dengan kapasitas produksi 40.000 ton/tahun layak untuk didirikan.

NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara saat ini merupakan unit
pembangkit energi terbesar di Indonesia. Hal ini dikarenakan jumlah batubara di Indonesia cukup besar yaitu berkisar 65,4 milyar ton dengan cadangan 12 milyar ton (ESDM, 2007). Selain itu harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan sumber energi lainnya. Saat ini PLTU menyumbangkan 35,03% (52.352,96 GWh) dari kebutuhan energi di Indonesia (BPS, 2008).
Dampak pengoperasian PLTU bagi lingkungan adalah emisi debu dan gas hasil sisa pembakaran batubara terhadap kualitas udara sekitar. Salah satu polutan dari cerobong PLTU adalah senyawa gas SO2, yang dihasilkan akibat kandungan senyawa sulfur (S) dalam batubara. Adapun banyaknya senyawa gas SO2 yang dihasilkan dari pembakaran batubara bergantung pada jenis batubara yang dibakar.
Untuk mengurangi emisi gas SO2, PLTU batubara memasang unit Flue Gas Desulfurization (FGD) dan menghasilkan banyak gypsum sintetik (CaSO4.2H2O) dengan proses wet limestone scrubbing atau dry limestone scrubbing. Selain dapat mengurangi sumber polutan, gypsum sebagai hasil samping unit Flue Gas Desulfurization (FGD) ternyata juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk amonium sulfat.
Adapun PLTU di Indonesia yang sudah menggunakan teknologi FGD adalah PLTU Tanjung Jati B dan PLTU Paiton II. Unit burner PLTU Tanjung Jati menghasilkan sulfur dioksida (SO2) sebesar 516,24 Kg/hr (Vargo, 2006) sedangkan untuk PLTU Paiton II kandungan sulfur sebesar 0,69%, laju alir flue gas 2.149.000 m3/hr dan maksimum consentrasi SO2 yang masuk FGD 1.981 mg/m3 (AEE, 2010).
Penggunaan teknologi FGD ini pastinya akan terus berkembang di masa yang akan datang, karena kualitas batubara yang dibakar di PLTU atau bahkan di pabrikpabrik lainnya akan semakin menurun mutunya. Hal ini disebabkan pemanfaatan batubara saat ini difokuskan pada pemanfaatan batubara berkualitas baik. Pada Tabel 1.1 berikut dipaparkan data PLTU yang beroperasi di Indonesia :
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tabel 1.1 Data PLTU di Indonesia

Nama Suralaya Coal Power Plant Indonesia Indramayu Coal Power Plant Tanjung Jati-B Coal Power Plant Paiton PLN Coal Power Plant Indonesia Cilacap Coal Power Plant Indonesia Paiton I Coal Power Plant Indonesia Paiton II Coal Power Plant Indonesia Ombilin Coal Power Plant Indonesia

Kapasitas (MWe) 3400 990 1320 800 600 1340 1320 200

Daerah Banten Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Timur Sumatera Barat

Menurut hasil pemasangan teknologi FGD di Illinois Power Co., Orleans, Amerika Serikat, dengan kapasitas 500 MWe dengan kandungan sulfur 3,5% pada batubara, efisiensi desulfurisasi sebesar 95%, dapat menghasilkan 47 ton gypsum per jam (Chou, 1995).
Amonium sulfat biasa disebut pupuk ZA (Zwuafel Amonium) banyak dimanfaatkan sebagai pupuk nitrogen, terutama untuk tanaman industri dan perkebunan. Pupuk amonium sulfat mengandung unsur nitrogen dan sulfur dimana unsur sulfur ini tidak dimiliki pupuk nitrogen lainnya, misal urea (CO(NH2)2), amonium nitrat (NH4NO3) dan lain-lain. Amonium sulfat biasanya dapat digunakan secara langsung sebagai pupuk atau bahkan sebagai campuran dalam pembuatan pupuk nitrogen lainnya seperti pupuk NPK. Selain itu, Amonium sulfat digunakan juga sebagai bahan baku dalam pakan ternak, penyekat, zat additive dalam fermentasi, fotografi, nylon dyes, amonium alum, farmasi, hidrogen peroksida, pembuatan tinta printer, dan lem perekat tulang (EPA, 1979).
Indonesia masih mengimpor amonium sulfat dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Data impor menunjukkan jumlah penggunaan amonium sulfat di Indonesia cukup tinggi. Pada Tabel 1.2 ditampilkan data impor amonium sulfat sebagai berikut :

NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tabel 1.2 Data impor amonium sulfat

Tahun

Jumlah (Kg)

Nilai (US $)

1999

226.101.306

17.560.589

2000

136.628.452

11.255.319

2001 2002 2003

183.343.684 247.623.371 227.067.311

14.755.100 22.299.485 20.803.958

2004

106.824.435

14.542.211

2005

172.146.209

23.116.906

2006

279.413.492

33.032.584

2007 2008 2009 2010

242.223.466 438.633.304 338.394.570 268.451.459

32.722.685 155.064.082 46.680.565 40.540.262

Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia

Menurut prediksi Kementerian Perindustrian, kebutuhan pupuk amonium sulfat tahun 2011 adalah sebanyak 1,6 juta ton, Sementara proyeksi produksi nasional pada tahun yang sama untuk pupuk amonium sulfat 0,65 juta ton. Angka prediksi tersebut menunjukkan masih besarnya kesenjangan antara demand dan supply pupuk amonium sulfat di Indonesia sehingga perlu didirikan pabrik baru untuk memproduksinya.

1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dari pra rancangan pabrik pupuk amonium sulfat adalah
pengkajian pra rancangan pabrik pupuk amonium sulfat dengan memanfaatkan gypsum hasil FGD PLTU batubara di Indonesia.

1.3 Tujuan Pra-Rancangan Adapun tujuan dari pra rancangan pabrik pupuk amonium sulfat adalah agar
dapat menerapkan ilmu teknik kimia yang telah didapatkan selama kuliah seperti neraca massa, neraca energi, utilitas, proses perancangan pabrik kimia. Dengan dibuatnya pra rancangan pabrik amonium sulfat, maka mahasiswa dapat memahami kegunaan dari ilmu yang selama ini dipelajari dan didapatkan di kuliah.
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.4 Manfaat Pra-Rancangan Adapun manfaat dari pra-rancangan pabrik pupuk amonium sulfat adalah
untuk memberikan informasi awal tentang kelayakan pendirian pabrik pupuk amonium sulfat dari gypsum hasil samping unit Flue Gas Desulfurization PLTU batubara berupa perkiraan total biaya yang diperlukan maupun tata letak pabrik yang akan didirikan.
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Amonium Sulfat Amonium sulfat biasa disebut pupuk ZA (Zwuafel Amonium) banyak
dimanfaatkan sebagai pupuk nitrogen, terutama untuk tanaman industri dan perkebunan diantaranya tebu, tembakau, cengkeh, kopi, lada, kelapa sawit, dan teh. Sebagai pupuk, amonium sulfat merupakan jenis pupuk anorganik tunggal yang terdiri dari unsur sulfur (24% berat) dalam bentuk ion sulfat dan unsur nitrogen (21% berat) dalam bentuk ion amonium.
Negara Indonesia merupakan negara agraris yang selalu membutuhkan amonium sulfat sebagai pupuk nitrogen. Keuntungan penggunaan amonium sulfat (pupuk ZA) dibandingkan pupuk nitrogen lainnya yaitu (Setyamidjaja, 1986): 1. Mengandung unsur nitrogen dan sulfur sedangkan unsur sulfur ini tidak
dimiliki pupuk nitrogen lainnya, misal urea (CO(NH2)2), amonium nitrat (NH4NO3) dan senyawa chili (NaNO3). Kedua unsur ini merupakan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar atau disebut makronutrient. 2. NH4+ dapat diserap secara langsung oleh tanaman sehingga tidak membutuhkan mikroorganisme tanah untuk mengurai senyawa NH4+ menjadi unsur nitrogen, seperti pada pupuk urea (CO(NH2)2).
Selain sebagai pupuk, senyawa amonium sulfat juga digunakan dalam bidang industri antara lain: 1. Dalam industri penyamakan digunakan untuk proses deliming ataupun
menghilangkan zat kapur dari kulit. 2. Dalam industri makanan digunakan dalam bumbu, penyedap rasa, isolasi protein,
makanan ringan, selai, jeli, dan minuman non-alkohol. 3. Dalam industri tekstil digunakan sebagai aditif pada proses pewarnaan. 4. Dalam bidang mikrobiologi digunakan sebagai nutrisi pada kultur bakteri dan
mikroorganisme penghasil enzim.
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2.2 Sifat-Sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku dan Produk 2.2.1 Bahan baku 2.2.1.1 Gypsum FGD/ Gypsum Sintetik (CaSO4.2H2O)
Gypsum sintetis diproduksi dari unit Flue Gas Desulfurization (FGD) pada pembakaran batu bara (PLTU). Gypsum sintetis memiliki kemurnian yang lebih tinggi diatas (96 %) dari gypsum alami (80 %) (Euro Gypsum, 2007).
Batubara yang dibakar di boiler akan menghasilkan tenaga listrik serta menghasilkan emisi seperti partikel SO2, NOx, dan CO2. Emisi tersebut dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi seperti denitrifikasi, desulfurisasi, electrostratic precipitator (penyaring debu), dan separator CO2.
Teknologi FGD digunakan untuk mengurangi emisi SO2 yang dapat mencemari air hujan menjadi hujan asam. Ada dua tipe FGD yaitu FGD basah (Wet Limestone Scrubbing) dan FGD kering (Dry Limestone Scrubbing). Pada FGD basah, campuran air dan gamping (batu kapur) disemprotkan dalam gas buang. Cara ini dapat mengurangi emisi SO2 sampai 70-95 %. Kalsium karbonat (CaCO3) dalam batu kapur diubah terlebih dahulu menjadi kalsium sulfit (CaSO3). SO2 yang diserap kemudian direaksikan dengan CaSO3 membentuk senyawa baru yaitu kalsium sulfat (CaSO4) atau gypsum. FGD kering menggunakan campuran air dan batu kapur atau gamping yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Cara ini dapat mengurangi emisi SO2 sampai 70-97 %. FGD kering menghasilkan produk sampingan gypsum yang bercampur dengan limbah lainnya (Sugiono, 2000).
Gypsum alami merupakan mineral yang umumnya ditemukan di lapisan sedimen yang mengendap dan bersatu dengan halite, anhydrite, sulfur, calcite dan dolomite. Gypsum merupakan mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gypsum alami jarang ditemukan dalam bentuk butiran atau pasir. Gypsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Gypsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gypsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah.
NAMA : MELVA TIURMADA NAINGGOLAN NIM : 070405034 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gypsum sintetis dan gypsum alami memiliki rumus kimia yang sama yaitu CaSO4.2H2O. Tetapi keduanya memiliki perbedaan komposisi penyusun. Berikut ini merupakan tabel perbedaan antara gypsum sintetis dan gypsum alami:

Tabel 2.1 Perbedaan Gypsum Sintetis dan Gypsum Alami

Komponen

unit Gypsum Alami Gypsum Sintetis

Air % 0,38

5,5

Mineral Present CaSO4.2H2O

%

87

99,6

Insoluble Residue %

13

0,4

Kalsium

% 24,5

24,3

Sulfur

% 16,1

18,5

Nitrogen

ppm -

970

Posfor

ppm 30

Dokumen yang terkait

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Amonium Sulfat Dari Gypsum Sintetik Hasil Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization Pltu Dengan Kapasitas Produksi 40.000 Ton / Tahun

17 129 401

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Amonium Sulfat Dari Gypsum Sintetik Hasil Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization PLTU Dengan Kapasitas 30.000 Ton/Tahun

33 181 381

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Sodium Stirena Sulfonat Dari 2-Bromo Etil Benzena Dengan Kapasitas Produksi 35.000 Ton / Tahun

17 102 447

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Sodium Stirena Sulfonat Dari 2-Bromo Etil Benzena Dengan Kapasitas Produksi 36.000 Ton / Tahun

19 74 413

Pra Rancangan Pabrik Trinatrium Fosfat Natrium Krbonat, Natrium Hidroksida Dan Asam Fosfat Dengan Kapasitas Produksi 40.000 Ton / Tahun

16 85 320

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Magnesium Hidroksida Dari Air Laut Dengan Kapasitas Produksi 2.650 Ton / Tahun

51 161 257

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Magnesium Hidroksida Dari Air Laut Dengan Kapasitas Produksi 2.385 Ton / Tahun

24 85 256

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Margarin Dari Minyak Kacang Tanah Dengan Proses Hidrogenasi Dengan Kapasitas 20.000 Ton / Tahun

46 140 294

Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Amonium Sulfat Dari Gypsum Sintetik Hasil Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization Pltu Dengan Kapasitas Produksi 40.000 Ton / Tahun

1 7 249

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pupuk Amonium Sulfat Dari Gypsum Sintetik Hasil Pengolahan Unit Flue Gas Desulfurization Pltu Dengan Kapasitas Produksi 40.000 Ton / Tahun

0 0 17