Rambut Sebagai Alat Identifikasi

RAMBUT SEBAGAI ALAT IDENTIFIKASI
ALFRED C. SATYO
Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Pada kasus-kasus criminal yang menyangkut tindakan kekerasan seperti
pembunuhan, pemerkosaan, perkelahian, pengguguran kandungn dan lain-lain,
sangat diperlukan untuk ketelitian penyidik ditempat kejadian peristiwa (TKP). Untuk
memperhatikan adanya benda-benda kecil yang berasal dari manusia ataupun jasad
hidup lainnya, yang dapat membantu penpengusutan suatu perkara.
Ada peribahasa yang mengatakan, “ all fleshis grass “, iniberarti bahwa
unsur-unsur yang dijumpai didalam bumi dan angkasa, dapat juga ditemukan pada
tubuh manusia. Hal inimemberi implikasi bagi kita untuk mencari dan mengukurnya.
Pada tempat kejadian peristiwa sering dijumpai benda-benda ataupun zatzatyang sedikit autaupun kecil adalah bercak-cak darah, bercak-cak cairan mani
(semen), air ludah, rambut ataupu jaringan tubuh lainnya pada tubuh sikorban,
sipelaku kejahatan maupaun di sekitart tempat kejadian peristiwa. Bahan-bahan ini
dijumpai dalam jumlah yang sangat sedikit, tetapi semakin cermat dan terrampil
seseorang, ahli, semkin banyaklah dapat diungkapkan bebagai hal sangat berarti.
Dalam tulisan ini dapat membatasi diri untuk mengungkapkan rambut yang
berasal dari manusia saja. Pemeriksaan rambut ditemui pada tempat kejadian

peristiwa, pada senjata, pakaian dan lain-lain. Pada kasus kejahatan seksusal
terutama pameriksaan bestiality sering kali pemeriksan rambut di perlukan dan
memegang peranan sangat penting. Pemeriksaan rambut yang teliti dapat
mengungkapkan, apakah rambut berasal dari tubuh si korban sendiri, rambut
sitersangka ataupun bukanlah rambut manusia.
CARA PEMERIKSAAN RAMBUT
Pada pemeriksaan rambut haruslah di perhatikan hal- hal pokok sebagai
berikut :
1. Struktur rambut
Disini ditentukan terlebih dahulu apakah yang di periksa itu benar-benar
rambut atau hanya serat lain.
2. Bila benar rambut, hendaknya diselidiki asalnya, ataukah rambut manusia
atau binatang .
3. Bila rambut berasal dari manusia , hendaknya dapat ditentukan :
- Suku bangsa ( Race )
- Jenis kelaminya
- Situasi dan hal-hal lain suatu kejadian
4. Apakah kejadian ada hubungan dengan kejahatan
5. Bila rambut jenazah, kemungkinan dapat ditentuksan namanya sesuda
kematian .

STRUKTUR RAMBUT
Rambut terdiri dari akar rambut ( root, bulb atau knob ), batang rambut (
=shaft) dan ujung rambut (=tip).

©2004 Digitized by USU digital library

1

Struktur rambut manusia maupun hewan terdiri dari bagian kutikula, korteks dan
medulla.
Kutikula (cutikula) adlah zona yang paling luar terdiri dari sisik-sisik keratin
dan mempunyai bentuk yang tertentu. Pada manusia sisik-sisik itu rata (flat).
Korteks (Cortex) adalah bagian dari zona tengah dengan ketebalan yang
vermacam-macam dan terdiri dari serat-serat keratin yang memanjang dan
mengandung bentuk yang tetentu. Inilah yang memberikan warna pada rambut.
Medulla (medullary canal, central shaft ) adalah zona yang palinh dalam. Pada
binatang bagian ini terdiri dari banyak benar zat pigmen. Medulla ini biasanya
sempit, kadang-kadang tidak ada atau terputus-putus.
Akar rambut mempunyai bentuk yang serupa dengan rambut, kecuali
bentuknya lebih besar. Ujung rambut melancip dan biasanya non medullated.

Pada serat (liber) tidak didapati kutila sama skali, terutama serat sintetik
biasanya homogen.
Pada pemeriksaan mikroskopik, penampung melintang serat tidak mempunyai kutila
dan tidak ada bentuk yang dapat diperbandingkan dengan rambut.
PEMERIKSAAN ASAL RAMBUT
Dari rupa kutila dan medulla, bentuk relatif dari medulla dan koteks dan dari
penampang-penampang melintang dari pada rambut, dapatlah diduga asal rambut.
Disini dicantumkan perbedaan rambut manusia dan rambut binatang.
1. Perabaan
2. Kutila

3. Medula
4. Korteks
5. Pigmen
6. Tes preciptin

Rambut manusia
Halus dan tipis
Sisiknya kecil, rata
serrated dan sekitar

batang rambut padat
Sempit, kadang-kadang
tidak ada, terputus-putus
atau kontinu.
Tebal, 4-10 kali lebar
medulla
Lebih banyak dipinggir
korteks
Khas untuk manusia

Rambut binatang
Kasar dan tebal
Sisik besar, bentuk
polyhedral, berombak
dan sekitar batang
rambut tidak padat
Lebar, selalu ada dan
kontinu
Tipis, jarang sekali sam
pai dua kali lebar medulla.

Bentuk seragam (uniform)
letak ditepi atau di tengah
Khas untuk binatang

IDENTIFIKASI RAMBUT
Data-data penting yang dapat dikumpulkan untuk maksud identifikasi rambut
termasuk :
1. Suku bangsa (race)
2. umur
3. Jenis Kelamin
4. Lokasi Rambut
5. Hal penting lainnya.
1. Suku bangsa
Menurut Parikh hal ini sering dapat dikenal dari :
- Warna rambut
- Panjang rambut
- Bentuk dan susunan rambut

©2004 Digitized by USU digital library


2

Walaupun demikian ingin kami kemukakan di sini, bahwa hal ini tidaklah
mudahlah mengingat banyakknya perkawinan antar suku bangsa, sehingga
tidak lagi memberikan rambut yang khas.
Rambut orang Indian biasanya :
- Berwarna hitam
- Panjang dan halus
Rambut orang cina dan jepang biasanya :
- bewarna hitam
- panjang dan tebal
Rambut orang Negro biasanya :
- seperti wol
- pendek dan kriting
Orang Negro menata rambutnya dalam bentuk spiral, sedangkan suku bangsa
lainnya membiarkan lurus saja. Pada penampang melintang, rambut yang
ditata spiral menunjukkan bentuk bulat lonjong (oval) atau rata, sedangkan
rambut yang lurus bentuknnya melingkar (circular).
2. Umur
Hal ini kadang-kadang dapat ditentukan dari pemeriksaan rambut. Rambut

lanugo bayi baru lahir adalah halus, lunak, seperti kapas, tidak berpigmen,
tidak mempunyai medulla dengan pinggir yang licin dengan sisik rata rambut
ini akan diganti dengan rambut yang kurang halus, berpigmen, bermedulla
dan bentuk yang lebih kompleks.
Pertumbuhan rambut pada daerah ketiak dan kemaluan dapat diperkirakan
umur seseorang.
3. Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin seseorang dimungkinkan dengan mempelajari sekschromatin dari sel-sel rambut kepala. Sebagai tambahan, jambang dan kumis
pri adalah rambut yang dapat dipastikan berasal dari pria.
Sifat dan distribusi rambut dapt juga membantu penentuan jenis kelamin.
Rambut pada umumnya tebal, lebih kasar dan lebih berat dari pada rambut
wanita.
4. Lokasi rambut
Rambut dari bagian tubuh yang berlainnan kadang-kadang mempunyai
bentuk khas, seperti rambut kepala, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis,
rambut mata seperti lukisan dibawah ini :
- rambut kepala panjang dengan ujung yang rata, ujungnya seiring
tumpul, karena dipangkas secara teratur dan membulat kembali
setelah seminggu dipangkas. Biasa diberi minyak rambut sehingga
dapat diduga rambut kepala.

Juga sering jumpa zat pewarna kepada rambut pewarna kepala.
Rambut kepala mempunyai penampang melintang yang berbulay
lonjong atau melingkar.
- rambut ketiak dan rambut kemaluan pendek, gemuk, bergelombang
dan keriting.
Diameternya silih berganti membesar mengecil panjang rambut .
- rambut ketiak menunjukkan lapisan yang penuh lemak dibawah
pemeriksaan mikroskop, disebabkan ekskresi sudorifiric.
- Kumis berpenampang melintang sgitiga.
- Rambut mata berbentuk fusfiform dan mempunyai ujung yang halus.

©2004 Digitized by USU digital library

3

5. Hal penting lainnya
Pemeriksaan rambut adalah sangat penting untuk identifikasi. Walaupun
seseorang tidak dapat mengatakan, bahwa sehelai rambut itu berasal dari
individu tertentu, namun dengan pengamatan yang sangat cermat dapat
ditetapkan bahwa rambut itu berasal dari orang yang tertentu di antara

beberapa pilihan.
- warna rambut sulit ditentukan pada sehelai rambut saja, tetapi harus
jumlah yang cukup.
Penentuan menjadi lebih gampang, seandainya rambut tersebut
mempunyai tanda-tanda tertentu seperti uban, rambut yang diwarnai,
rambut kriting, atau rambut palsu.
Penentuan golongan darah menurut system ABO, sekarang sudah
dapat ditentukan, walaupun dari1 (satu) helai rambut yang diambil
dari bagian tubuh manapun, sehingga dapat membantu identifikasi.
Parasit tertentu dapat memberikan perubahan struktur dari pada
korteks dan medulla rambut.
Pada jenazah, selama rambut belum membusuk, ia merupakan bahan
berarti untuk identifikasi, sedangkan bagian-bagian tubuh lainnya
sudah membusuk.
Unsur-unsur yang merupakan komposisi rambut dapat ditentukan oleh
Neutron Activation Analysis. Dengan cara ini dapat diketahui, bahwa
rambut manusia terdiri dari 29 unsur-unsur antara lain, keratin,
pigmen dan medulla yang berisiZn, As, Si, Pb, Fe,Na, Cl, Au, Mo, Tu
dan sebagainya.
Hanya Zn mempunyai konsentrasi yang tetap sepanjang umur

manusia, sedangkan unsru-unsr lainnya berubah sesuai usia dan
perubahan hidupnya.
BAHAN BUKTI KRIMINAL
Pemerikasaan yang teliti dari rambut menentukan nilai penyidikan yang
berharga seperti cara tindak kejahatan dan sebab kematian. Munurut “Locard’s
priciples of exchange”, bulu binatang dapat ditentukan pada tubuh manusia dan
sebaliknya seperti pada kasus bestiality. Demikian pada kasus pemerkosaan dan
kejahatan seksual lainnya, rambut kemlauan dari pelaku kejahatan dapat
ditemukan pada tubuh si korban maupun sebaliknya.
Pada kasus-kasus kejahatan seksusal, rambut kemaluan harus disisir untuk
mengumpulkan rambut si pria.
Perlukaan pada rambut memberikan perubahan-perubahan khas. Luka pada
kepala umpamanya, dapat merusak rambut kepala sewaktu mendapat pukulan dan
indikasi untuk ini dapat dilihat dengan ruptur pada lapisan korteks, rambut dapat
terbakar atau hangus selama luka bakar atau luka tembak.
Rambut yang hanggus membengkak, hitam, rapuh, terpelintir atau
berkeriting dan mempunyai bau tertentu akibat pembakaran keratin. Zat korban
dapat ditemui di sini.
Pada pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat :
Lebarnya rambut yang terbakar adalah lebih besar dari normal dan

memberikan gambaran-gambaran vakuolisasi. Ujung rambut dapat memberikan
keterangan cara rambut terlepas. Pangkalan rambutan biasanya bulat, tetapi bila
dicabut secara paksa akan mendapat ruptur dari “sheath” rambut dan bentuk
pangkal rambut (bulb) menjadi irreguler.
Rambut kepala yang sehat dapat mengangkat tubuh korban dan kulit kepala dapat
tercabut dari tengkorak kepala. Rambut yang jatuh sendiri, akarnya atrofi dan
“sheath” akar menghilang. Rambut yang dipotong menunjukkan ujung yang

©2004 Digitized by USU digital library

4

terpotong tajam. Sesudah seminggu menjadi empat persegi, sesudah dua minggu
menjadi halus dan sesudah satu bulan menjadi bulat kembali.
Pada kasus-kasus pembunuhan, beberapa nilai rambut pelaku kejahatan sering
tergenggam oleh sikorban. Ini membantu identifikasi sipenjahat. Adanya rambut
yang ditemui pada senjata memberikan hubungan antara senjata dan korban.
Pemeriksaan yang teliti diharapkan benar untuk mendeteksi adanyan
rambut untuk menunjukkan penyerangan oleh pelaku. Hendaknya diteliti pula
adanya Lumpur, bercak semen, bercak darah dan bercak ludah. Lumpur yang
ditemui di kepala menunjukkan adanya pemgumpulan, adanya cairan mani
menunjukkan kematian asfiksi.
Pada kasus keracunan, terutama logam, seandainya orang itu tidak dapat
segera mati, zat racun pada rambut masih dapat ditemui untuk waktu tertentu.
Pada kasus-kasus begini pemeriksaan kimiwi dapat menentukan adanya racun pada
orang hidup maupun adanya penggalian jenazah.
Untuk itu rambut harus diperiksa dengan akar-akarnya, sebaiknya dengan
bantuan pinset. Minimal dibutuhkan 15 helai rambut. Dengan cara menganalisa
panjangnya rambut dari pangkal sampai ujung rambut dapat ditaksir dosis Arsen.
SAAT SEJAK KEMATIAN
Rambut berhenti tumbuh sejak kematian, tetapi disebabkan pengerutan
kulit, dapt ditemui pertumbuhan rambut pada muka. Angka pertumbuhannya
adalah 0,4 mm/hari.
Dengan demikian dapat ditentukan lamanya orang itu meninggal, seandainya
waktu sesudah dicukur terakhir kali diketahui. Penglepasan rambut terjadi 48-72
jam sesudah meninggal, disebabkan proses pembusukan.
Jenazah yang dikubur dalam liang yang dangkal, akan mengalami
perubahan warna rambut kepala dalam waktu 1-3 bulan.
Jenazah yang dikubur lebih dalam akan liang lahat yang dangkal, akan
mengalami perubahan kepala 6-12 bulan.
PEMERIKSAAN
1. Cara penentuan golongan darah rambut
- Ambil sehelai rambut, dicuci dengan aquadest dan kemudian dengan
aceton.
- Setelah dikeringkan, lalu dipotong-potong kira-kira dalam ukuran 1-2
cm.
- Semua potongan dimasukkan dalam mortir, laludigurus, supaya
lapisan luarnya rusak.
- Gurusan rambut tersebut dimasukkan dalam 3 tabung reaksi.
Tabung pertama ditambah dengan anti serum A
Tabung kedua ditambah dengan anti serum B
Tabung ketiga ditambah dengan anti serum H (O).
Ketiga tabung tersebut didiamkan di dalam es (tempetatur 40c)
selama satu malam.
- Anti serum dibuang, lalu dicuci dengan Nacl dan ditempatkan pada
suhu 560c, selama 10 menit.
- Cairan dipindahkan ke tabung lian dan pada masing-masing tabung
dimasukkan suspensi erithrosit yang sesuai.
- Tunggu lima menit, lalu dipusign dalam sentrifuge dengan kecepatan
1.000 putaran permenit, selama satu menit.
- Lihatlah apakah ada aglunitasi.

©2004 Digitized by USU digital library

5

2. Cara penentuan sex chromatin.
Reaksi Feulgen – Schiff
Dengan hidrolisis asam gugus-gugus aldehide dibebaskan dari sugar
deoxyrebose dan deoxy pentose. Dengan reagen schiff ditunjukkan gugus
aldehide itu berasal adalah reaksi Fulgen, dapat diandalkan dan spesifik.
Paling cocok untuk menentukan apakah inklusi basofil mengandung DNA
atau tidak.
Larutan Schiff
Basic Fuchsin…………………………………………………………..
Aquadest 100 C ………………………………………………………
Dikocok 5 menit, dinginkan hingga 50 C lalu disaring
Hydrochloric acid 1N ………………………………………………….
Dinginkan hingga 25 C
Sudium metabilsufite ……………………………………………………
Kocok selama 1 menit
Simpan dalam keadaan gelap pada suhu 0-4 C

1 gram
200 ml
20 ml
1 gram

Larutan bisulfite segar
Larutan potassium Bisulfite 10% ………………………………………..
Hydrochloride acid 1 N ………………………………………………… 5 ml
Air ……………………………………………………………………... 90 ml

5 ml

Larutan light green 1 %
Caranya :
- Dehidrasi
- Cuci dalam larutan HCL suhu 60 C selama 8 menit
- Cuci dalam HCL 1 N yang dingin
- Cuci sebentar dalam aquadest
- Masukkan larutan schiff selama kira-kira 1 jam
- Cuci dalam larutan bisulfit segar
- Cuci dalam air mengalir selama 15 menit
- Counterstain dengan light green 1 %
- Dehidrasi dan segera ditutup.
Hasilnya : DNA berwarna ungu.
3. Cara pemeriksaan kultikula
- Rambut yang akn diperiksa dimasukkan dalam ether alcohol dengan
perbandingan yang sama, supaya kotoran rambut dapat dibersihkan.
- Film yang belum di-expose difiksasi di dalam larutan hypo dikamar
gelap.
- Kemudian dicuci dengan air.
- Ambil objek gelas, letakkan sepotong rambut di atas satu tetes acidum
aceticum glacial.
- Film dengan permukaan emulsi menghadap keatas, diletakkan diatas
rambut.
- Gelas objek lain dibasahkan dengan acid aceticum glacial, diletakkan
diatas film, ditindih dengan benda berat selama ½-1 jam.
- Kedua kaca objek dipisahkan.
- Film akan menempel pada kaca objek yang sebelah atas, pelan, lalu
dilihat dibawah microskop.
- Tampak gambaran kultikula.

©2004 Digitized by USU digital library

6

KESIMPULAN
Pemeriksaan rambut dapat memakai identifikasi pada manusia. Rambut
manusia dapat dibedakan denga serat-serat yang mirip rambut, bahkan masih
dapat dibedakan dari rambut (bulu) hewan. Dari rambut dapat ditentukan golongan
darah sipemilik rambut. Bahkan masih dapat ditentukan jenis kelamin, meskipun
secara teknis agak sulit dikerjakan. Namun demikian, pemeriksaan rambut ini
masih dapat dipergunakan untuk membantu identifikasi seseorang.

KEPUSTAKAAN
Boorman, Katleen E & Dodd, Barbara E. An Introduction to blood group serologi. 4
th Edition, J & A. Churchill, London, 1970.
Budijanto, Arif : Kejahatan seks dan aspek medikolegal gangguan psikosesual.
Kalman Media pusaka, Jakarta, 1982.
Cyril, John Polson, The Essentials of Forensic Medicine, Second Edition Revised,
Pergamon Press, Oxford, London, Edinburg, New York, Paris, Frankfurt,
1964.
Gonzales, Thomas A, Legal Medicine, Pathology and Toxicology, Second Edition,
Appleton-Century-Crofts, Inc., New York, 1954.
Modi, N.J Modi’s Medical Jurisprudence and Toxicologi. 13 th Edition, H.M Tripathi
Private Ltd, Bombay, 1972.
Oliver, John S. , Forensic Toxicology, Groomhelm, London, 1980.
Polson, C.J. , The Essentials of Forensic Toxicology, Groomhelm, London, 1980.
Parikh C.K. , Parikh’s Texbook of Medical Jurisprudence and Toxicology, Third
Edition, Medical Publication, Bombay, 1983.
Satyo, Alfre C, jaringan dan cairan Tubuh manusia sebagai “Trace Evidences”.
Fakultas Kedokteran UI. , Jakarta, 1984.

©2004 Digitized by USU digital library

7