Efektifitas Alat Pemanas Pelurus Rambut Dalam Penanganan Pedikulosis Kapitis

  Sungkar S. Pedikulosis. Dalam : Hadidjaja P, Margono SS,editor. Dasar Parasitologi Klinik. Edisi I. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2011.h.349-55.

  Burkhart CG,Burkhart CN, Burkhart KM. An Assessment of Topical and Oral Prescription and Over-The-Counter Treatments for Head Lice. Mosby. J Am Acad Dermatol ; 1998:38(6):979-82.

  18. Jacobson CC, Abel EA. Parasitic Infestations.J Am Acad Dermatol; 2007:56:1026-43 19.

  Bush SE, Rock AN, Jones SL, Malenke JR, Clayton DH. Efficacy of the LouseBuster, a New Medical Device for Treating Head Lice (Anoplura : Pediculidae). J. Med. Entomol; 2011:48(1):67-72.

  J of Dermatol 2003;42:973-6 17.

  Namazi MR. Treatment of pediculosis capitis with thiabendazole: a pilot study. Intert

  15. Roberts RJ. Head Lice.N Engl J Med;2002:346(21):1645-50 16.

  Mumcuoglu KY. Control of Human Lice ( Anoplura : Pediculidae) Infestations : Past and Present. Am Entomot; 1996:42(3):175-8

  Pediatr Infect Disease J . Wiliam & Wilkins 1998;17(5):419-920 14.

  13. Eichenfield, Lawrence F, Colon-Fontanez, Francisco. Treatment of Head Lice. The

  12. Seobo SIM,et al. A survey on head lice infestation in Korea (2001) and the therapeutic efficacy of oral trimethoprim/ sulfamethoxazole adding to lindane shampoo. The Korean J of Parasitol; 2003:41(1):57-61.

  Expert Rev.Dermatol ;2009:4(3):285-93 11.

  2. Nutanson I, Steen CJ, Schwartz RA, Janniger CK. Pediculus humanus capitis: an update. Acta Dermatoven APA; 2008.17(4):147-59.

  10. Mumcuoglu KY, Gilead L, Ingber A. New Insights in Pediculosis and Scabies.

  Offic J of the Am Acad of Pediatr ; 2010:126:392-403.

  9. Head Lice Infestations:A Clinical Update. Canadian Pediatr Child Health; 2004:9(9):647-50

  8. Frankowski BL, Bocchini JA. Head Lice.

  7. Goates BM, et al. An Effective Nonchemical Treatment for Head Lice: A Lot of Hot Air. Offic J of the Am Acad of Pediatr ; 2006:118:1962-70.

  6. Mumcuoglu KY. Prevention and Treatment of Head Lice in Children. Pediatr Drugs; 1999:1(3):211-8.

  5. Mumcuoglu KY et al. International Guidelines for Effective Control of Head Louse Infestations; J of Drugs in Dermatol ; 2007:6(4):409-14.

  4. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran.Jakarta: Sagung Seto; 2011.h.256-59.

  Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine.Edisi ke-8.New York:McGraw- Hill;2012.h.2573-6.

  3. Burkhart CN, Burkhart CG. Scabies, Other Mites, and Pediculosis. Dalam : Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editor.

  Guenther L. Pediculosis (Lice). 2012 Diunduh dari : 20. Khopkar U,Madke B. Pediculosis capitis: an update. Indian J of dermatol,venereo and lepro .2012;78(4):429-38. http://www.emedicine.medscape.com

  21. Manrique-Saide P, Pavia-Ruz N, Rodriguez-Buenfil JC, Herrera H, Gomez-Ruiz P, Pilger D.Prevalence of Pediculosis Capitis in Children from a Rural School in Yucatan,Mexico.Rev.Inst.Med.Trop.Sao Paulo.2011;56(6):325-27 22. Jahnke C, Bauer E, Hengge UR, Feldmeier H. Accuracy of Diagnosis of Pediculosis

  Capitis.Arch Dermatol.2009;145(3):309-13 23. Flinder DC, Schweinitz PD. Pediculosis and Scabies. Am Fam Physician.

  24. Burkhart CN, Burkhart CG. Recommendation to Standardize Pediculicidal and Ovicidal Testing for Head Lice (Anoplura: Pediculidae). J.Med.Entomol.

  2001;38(2):127-29 25. Duncan RA, Waterson S, Beattie TF, Stewart K. Contact burns from hair straighteners : a new hazard in the home. Emerg Med J. 2006;23(3):e21

  26. Bryant H, Dixon F, Ellington A, Porter C. Hair straightening. In : Draelos ZD.

  Cosmetic Dermatol Product & Procedures. Blackwell Publishing Ltd. United Kingdom. 2010: 248-55 27. de Sa Dias TC, Baby AR, Kaneko TM, Valesca MVR. Relaxing / straightening of

  Afro-ethnic hair : historical over view. J of Cosmetic Dermatol 2007;6:2-5 28. Gray J. Hair Care and hair care products. Clinic in Dermatol 2001; 19: 227-36 29.

  Jusuf NK. Pengikalan dan pelurus rambut.m Dalam : Symposium & Workshop.

  Cosmetic dermatology update. “Everyting About Hair”. KSDKI. FK Unair. Surabaya; 2012:162-3 30. Boulduc C, Shapiro J.Hair Care product: waving, straightening, conditioning and coloring. Clinics in Dermatol.2001; 19:431-36

  31. Draelos ZA. Hair Care. London : Taylor & Francis; 2005.h.240-79 32.

  Setyaningrum T. Perawatan kulit kepala dan rambut. Dalam : Symposium & Workshop. Cosmetic dermatology update. “Everyting About Hair”. KSDKI. FK Unair. Surabaya; 2012:162-3 33. Horev L. Exogenous Factors in Hair Disorders. Exog Dermatol; 2004 :3: 237-45 34. Dahlan MS. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan.Jakarta.

  2005.h.64-6 35. Slonka GF, McKinley, McCroan SP, et al. Epidemiology of an outbreak of head lice in Georgia. The Am J of Trop Med and Hyg. 1976:25(5):739-43

  36. Nada EEA, El-Nadi NA, Abu-El Dahab SH. Epidemiological studies on pediculosis capitis in sohag governorate.Egypt Dermatol Ol J 2 (1): 9,2006

  37. Yousefi S, Shamsipoor F, Abadi YS. Epidemiological Study of Head Louse (Pediculus humanus capitis) Infestation Among Primary School Students in Rural Areas of Sirjan County, South of Iran. Thrita J Med Sci.2012;1(2):53-6 38. Bennett N, Murray S, O’Grady KA, ed. The blue book.Guidelines for the control of infectious diseases.Communicable diseases section. Melbourne Victoria; 2005.h. 153-

  154.

  LAMPIRAN 1.

  

NASKAH PENJELASAN KEPADA PASIEN/

ORANGTUA/ KELUARGA PASIEN

  Perkenalkan nama saya dr.Riana Miranda Sinaga. Saat ini saya sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

  Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang sedang saya jalani, saya melakukan penelitian dengan judul Efektifitas Alat Pemanas Pelurus Rambut Dalam Penanganan Pedikulosis Kapitis”.

  Tujuan penelitian saya ini adalah untuk mengetahui apakah alat pemanas pelurus rambut efektif dalam penanganan pedikulosis kapitis, untuk mengetahui perbedaan jumlah kutu dan telur kutu pada kepala bagian kanan dan kiri, untuk mengetahui perbedaan jumlah kutu kepala yang hidup dan mati sebelum dan setelah pemanasan dengan alat pemanas pelurus rambut, untuk mengetahui perbedaan jumlah telur kutu kepala yang hidup dan mati sebelum dan setelah pemanasan dengan alat pemanas pelurus rambut dan untuk mengetahui efek samping yang dapat langsung terjadi setelah pemakaian alat pemanas pelurus rambut.

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternatif lain untuk penanganan pedikulosis kapitis selain yang konvensional yang berguna untuk petugas medis dan masyarakat dan hasil penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi data dasar ataupun data pendukung penelitian-penelitian selanjutnya mengenai penanganan pedikulosis kapitis melalui sifat-sifat fisik kutu dan telurnya.

  Penelitian ini akan saya lakukan pada pasien pedikulosis kapitis yang sebelumnya pembesar.

  Pedikulosis kapitis tersebut adalah infestasi kutu kepala yang disebabkan oleh ektoparasit spesifik yaitu Pediculus humanus capitis.

  Sedangkan alat yang digunakan untuk penanganan yaitu alat pemanas pelurus rambut. Alat pemanas pelurus rambut adalah suatu alat yang digunakan untuk meluruskan dan merapikan rambut yang menggunakan tenaga listrik dengan menghasilkan udara panas dengan suhu 60

  ˚C melalui dua pelat yang terbuat dari logam atau keramik.

  Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara bersedia ikut serta dalam penelitian ini, maka saya akan melakukan tanya jawab terhadap Bapak/Ibu/Kakak/Adik/ Saudara untuk mengetahui identitas pribadi secara lebih lengkap dan keadaan kesehatan secara umum. Bila telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan penanganan ini, maka akan dilakukan penanganan dengan cara : Dilakukan pengambilan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Terhadap sampel yang sudah memenuhi kriteria kemudian dilakukan pencatatan data dasar sampel. Setiap sampel ditangani dengan memakai alat pemanas pelurus rambut. a. Pada setiap pasien rambut kepala dalam keadaan kering dibagi menjadi 2 bagian. Sisi kanan sebagai lokasi rambut sebelum pemanasan (pre treatment) dan sisi kiri sebagai lokasi rambut setelah pemanasan (post treatment). rambut. Dilakukan penyisiran tiap bagian kecil dengan LMC sebanyak 20 kali dan kutu dan telurnya ditampung di atas kertas putih. Kemudian diperiksa dan dihitung jumlah kutu dan telurnya baik yang hidup maupun yang mati dengan bantuan kaca pembesar. Pengerjaan ini dilakukan oleh asisten peneliti tanpa diketahui peneliti.

  c. Kemudian pada rambut yang telah disisir tadi dilakukan pemanasan dengan menggunakan alat pemanas pelurus rambut dengan suhu 60°C selama 3 menit pada setiap bagian kecil tersebut. Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti.

  d. Rambut sisi kiri dibagi pula dalam 10 bagian kecil dengan bantuan penjepit rambut kemudian pada setiap bagian kecil rambut tersebut dilakukan pemanasan dengan menggunakan alat pemanas pelurus rambut dengan jarak 1 cm dari kulit kepala pada suhu 60°C selama 3 menit dari setiap bagian kecil.

  Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti.

  e. Setelah dilakukan pemanasan, pada bagian kecil rambut tadi dilakukan penyisiran dengan LMC rambut sebanyak 20 kali dan hasil penyisiran ditampung diatas kertas putih. Pengerjaan ini dilakukan oleh`peneliti.

  f. Kemudian kutu dan telur kutu dimasukkan ke dalam masing-masing mangkuk plastik putih dan ditutup dengan kasa steril serta diikat dengan karet gelang, kutu dibiarkan selama 3 jam sebelum dihitung dan untuk telur kutu dibiarkan selama 10 hari pada suhu kamar sebelum dihitung.

  g. Setelah 3 jam dilakukan pemeriksaan serta penghitungan jumlah kutu yang oleh asisten peneliti tanpa diketahui peneliti.

  h. Kemudian dilakukan perbandingan jumlah antara tindakan b dan tindakan g untuk menilai keberhasilan efek pemanasan pada penatalaksanaan PK dan untuk mengetahui jumlah kutu pada sisi kanan dan kiri kepala. Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti. i. 10 hari kemudian dilakukan pemeriksaan dan penghitungan jumlah telur kutu yang hidup dan mati dengan bantuan kaca pembesar. Pengerjaan ini dilakukan oleh asisten peneliti tanpa diketahui peneliti. j. Kemudian dilakukan perbandingan jumlah antara tindakan b dan tindakan i untuk menilai keberhasilan efek pemanasan pada penanganan terhadap telur kutu dan untuk mengetahui jumlah telur kutu pada sisi kanan dan kiri kepala. Pengerjaan ini dilakukan oleh peneliti. k. Pada kulit kepala dan rambut dilihat efek samping yang timbul (rambut patah, eritema, rasa panas) setelah pemanasan.

  Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i mengeluh adanya rasa nyeri pada kulit kepala, atau terjadi kerusakan rambut Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i dapat segera menghubungi saya melalui telepon di 061-77151977 atau 0811611181, atau di alamat

  : Komplek Taman Setia Budi Blok G No.39 Medan, atau pergi ke rumah sakit terdekat dengan terlebih dahulu menghubungi saya.

  Peserta penelitian tidak akan dikutip biaya apapun dalam penelitian. dijamin.Keikutsertaan Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela. Bila tidak bersedia, Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i berhak untuk menolak diikutsertakan dalam penelitian ini. Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i bersedia dan menyetujui pemeriksaan ini, mohon untuk menandatangani formulir persetujuan ikut serta dalam penelitian.

  Jika Bapak/Ibu/Kakak/Adik/Saudara/i masih memerlukan penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi saya.

  Terima kasih.