Makna Afiksasi Bahasa Alas

MAKNA AFIKSASI BAHASA ALAS
HERLINA GINTING
Program Studi Bahasa Dan Sastra Daerah
Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
I. PENDAHULUAN
Bahasa Alas dipakai di Kabupaten Aceh Tenggara, Kecamatan Aceh
Tenggara terdiri dari sembilan Kecamatan, yaitu: Kecamatan Babussalam,
Kecamatan Bambel, Kecamatan Lawe sigala-gala, Kecamatan Lawe Alas,
Kecamatan Badar, Kecamatan Blangkejeren, Kecamatan Kata Panjang,
Kecamatan Rilut Baik, Kecamatan Trangon. Batas-batas wilayah Aceh Tenggara
adalah sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatas dengan Aceh Tengah.
- Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Karo.
- Sebelah Barat dengan Aceh Barat dan Aceh selatan.
- Sebelah Timur berbatas dengan Deli serdang.
Bahasa Alas mempunyai tiga dialek yaitu dialek Ulu, dialek, hilir, dan
dialek tengah.
- Dialek Hulu dipakai di Kecamatan Badar.
- Dialek Hilir dipakai di Kecamatan Bambel.
- Dialek Tengah dipakai di Kecamatan Babussalam dan Lawe Alas.

Dialek ini merupakan campuran dialek hulu dan hilir. Perbedaan dari
ketiga dialeg ini hanya sedikit sekali, yaitu: Bila ditinjau dari segi intonasi
pemakaian bahasa Alas di kecamatan Badar lebih halusl lembut, sedang di daerah
kecamatan Babussalam, Lawe sigala-gala agak lemah lembut. Sedangkan di
kecamatan Bambel agak keras/kasar. Selain itu, dalam bahasa Alas juga,
ditemukan tingkat bahasa, meskipun hanya ditemukan pada beberapa kata,
yaitu:
Halus
medaun
kandu
batang ruang
nadingken
laus
metempat
mebahan

Sedang
mangan
kemin/kenin
bilek

mate
kawin
nang-nang

Kasar
numbai
kau
kasmedun
manggil
ngkerep
mijudu
mbelin tuke

arti
makan
engkau
kamar
mati
pergi
berumah tangga

hamil/bunting

Pemakaian kata-kata di atas dibedakan oleh situasi atau lingkungan
pemakai. Bahasa halus dipakai untuk upacara-upacara adat resmi atau dipakai
pada waktu berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih tua atau orang
yang dihormati. Bahasa sedang dipakai pada waktu upacara dengan orang yang
setaraf dengan kita atau tingkatannya lebih rendah atau terkadang dipakai juga
kepada orang-orang tertentu yang sedang dimarahi atau dibenci.
Penulisan bahasa Alas kali ini dititikberatkan pada makna afiksasi. Hal ini
penulis lakukan karena sepengetahuan penulis belum ada yang secara khusuh
menulis tentang makna kata yang timbul akibat pelekatan afiks.

©2004 Digitized by USU digital library

1

II MAKNA AFIKSASI BAHASA ALAS
2.1 Pengertian Afiksasi
Istilah afiks sudah sering diperbincangkan. Banyak para ahli
mengemukakan arti afiks itu sendiri. Berikut ini penulis ngutip arti afiks dari

seorang ahli bahasa, yaitu: "Afiks ialah satuan gramatik terikat yang di dalam
suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang
memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata
atau pokok kata baru." (Keraf,1987;55). Sedangkan afiksasi adalah proses
pelekatan afiks pada suatu kata dasar atau kata kompleks.
Afiks dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu:
a. Prefiks adalah afiks yang mempunyai kemampuan melekat pada, awal kata.
Dalam bahasa Alas ada lima jenis prefiks yaitu:
N-, te-, pe-, me-, ni-.
b. Sufiks adalah afiks yang mempunyai kemampuan melekat pada akhir kata.
Dalam bahasa Alas ada tiga sufiks yaitu:
-ken, -en.
c. Infiks adalah afiks yang disisipkan dalam suatu kata. Dalam bahasa Alas ada
dan sufiks yaitu: -en-, -em-.
d. Konfiks adalah dua atiks atau lebih yang secara bersama-sama melekat pada
suatu kata. Dalam bahasa Alas ada dua konfiks yaitu: pe-en dan se-en.
e. Afiks gabung adalah dua afiks atau lebih yang secara berturut-turut melekat
pada suatu kata. Dalam bahasa Alas ada tigabelas afiks gabung yaitu: N+i,
N+ken, ni+pe, ni+pe+i, ni+pe+ken, ni+ken, ni+i, pe+i, pe+ken, te+i, te+pe, te+pe+ken, me+ken.
2.2 Makna Afiksasi Bahasa Alas

Makna afiksasi adalah makna yang timbul akibat pelekatan afiks pada
suatu kata.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya ada lima jenis afiks dalam
bahasa Alas. Berikut ini akan diuraikan satu persatu afiks tersebut dan makna
kata yang timbul setelah pelekatan afiks tersebut.
2.2.1 Prefiks
2.2.1.1 Prefiks Na. Jika prefiks N- melekat pada bentuk dasar kata kerja maka makna yang
ditimbulkan adalah melakukan pekerjaan seperti tersebut pada bentuk
dasar.
Contoh:
N + tangko
'curi'
nangko
'mencuri'
N- + tutu
'tumbuk'
nutu
'menumbuk'
b. Jika prefiks N.- melekat pada bentuk dasar kata benda, maka makna yang
timbul adalah melakukan pekerjaan dengan menggunakan alat seperti

yang tersebut pada bentuk dasar.
contoh:
N- + labang
'paku'
ngelabang
'memaku'
N- + S
'sapu'
nesah
'menyapu'
c. Jika prefiks N- melekat pada bentuk dasar kata sifat, maka makna yang
ditimbulkan adalah sama seperti yang tersebut pada bentuk dasar.
contoh:
N- + belang
'lebar'
mbelang
'lebar'
N- + dekah
'lama'
ndekah

'lama'
2.2.1.2 Prefiks tea. Jika prefiks te- melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna yang
ditimbulkan adalah menyatakan melakukan perkerjaan yang tidak
disengaja atau dapat melakukan seperti yang tersebut pada bentuk dasar.

©2004 Digitized by USU digital library

2

contoh:
te- + ajaR
'ajar’
teajaR
'dapat diajar’
te- + tepak
'sepak' tetepak
'tidak sengaja disepak'
b. Jika melekat pada bentuk dasar kata benda, maka makna yang
ditimbulkan adalah dapat melakukan yang tersebut pada bentuk dasar.
contoh:

te- + jaie
'jala'
tejale
'dapat dijala'
te- + timbe 'timba'
tetimbe
'dapat ditimba'
c. Jika prefiks te- melekat pada bentuk dasar kata bilangan, maka makna
yang timbul adalah sama-sama dibagi seperti yang tersebut pada bentuk
dasar.
contoh:
te- + sade
'satu'
tesade
'sama-sama dibagi satu'
te- + telu
'tiga'
tetelu
'sama-sama dibagi tiga'
2.2.1.3 Prefiks pea. Prefiks pe- melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna yang

timbul adalah menyatakan orang yang melakukan atau alat untuk
melakukan pekerjaan.
contoh:
pe- + tutu
'tumbuk' penutu
'alat penumbuk'
pe- + tangko
'curl'
penangko
'orang yang mencuri'
b. Jika prefiks pe- melekat pada bentuk dasar kata benda, maka makna yang
timbul adalah menyatakan memanggil apa yang tersebut pada bentuk
dasar.
contoh:
pe- + bapa
'bapak’
pebapa
'memanggil bapak'
pe- + ame
'ibu'

peame
'memanggil ibu'
c. Jika prefiks pe- melekat pada bentuk dasar kata sifat, maka makna yang
timbul adalah membuat jadi seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar.
contoh:
pe- + dohoR 'dekat'
pedohoR
'membuat jadi dekat'
pe- + belang 'lebar'
pebelang
'membuat jadi lebar'
d. Jika prefiks pe-melekat pada bentuk kata bilangan maka makna yang
timbul adalah membuat jadi seperti yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
pe- + sade
'satu'
pesada
'membuat jadi satu'
pe- + telu
'tiga'

petelu
'membuat jadi tiga'
2.2.1.4 Prefiks mea. Jika prefiks me-melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna yang
timbul adalah sama seperti pada bentuk dasar tidak mengalami perubahan
Contoh:
me- + lelo
'main'
helelo
‘bermain'
me- + jemoR
‘jemur'
njemoR
'menjemur'
b. Jika prefiks me- melekat pada bentuk dasar kata benda, maka makna
yang timbul adalah menyatakan keadaan, mempunyai, memakai, dan
memelihara apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
me- + cuping
‘telingat
mecuping
'bertelinga'
me- + sisiR
'sisir'
mesisiR
'bersisir'
c. Jika prefiks me- melekat pada bentuk dasar kata bilangan maka makna
yang timbul adalah menyatakan pekerjaan dengan sejumlah apa yang
tersebut pada bentuk dasar.
contoh:
me- + telu
‘tiga' metelu
'melakukan pekerjaan dengan
tiga orang'

©2004 Digitized by USU digital library

3

me- + lima

'lima' -

melima

'melakukan pekerjaan dengan
lima orang'

2.2.1.5 Prefiks ni
a. Jika prefiks ni- melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna yang
timbul adalah menyatan pekerjaan dilakukan oleh objek
ni- + adu
'laga'
niadu
'dilaga'
ni- +pokpok 'pukul'
nipokpok
'dipukul'
b. Jika prefiks ni-melekat pada bentuk dasar kata benda, maka makna yang
timbul adalah melakukan pekerjaan dengan mempergunakan apa yang
tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
ni- + duRung
‘tangguk'
niduRung
‘ditangguk'
ni- + tenggale
'bajak'
nitenggale
'dibajak'
2.2.2 Sufiks
2.2.2.1 Sufiks-i
a. Jika melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna yang timbul
adalah melakukan pekerjaan secara berulang-ulang.
contoh:
-i + iup
'tiup'
iupi
'tiupi'
-i + buat
'ambil'
buati
'ambili'
b. Jika sufiks -i melekat pada bentuk dasar kata benda maka makna yang
timbul adalah membubuhkan/melakukan pekerjaan dengan menggunakan
apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
-1 + gula
'gula'
gulai
'membubuhkan gula'
-i + saRah
'sapu'
saRahi
'bekerja dengan menggunakan sapu'
c. Jika sufiks -i melekat bentuk dasar kata sifat, maka makna yang timbul
adalah menyuruh membuat jadi seperti apa yang tersebut pada bentuk
dasar.
-i + bentar
'putih'
bentari
'menyuruh buat jadi
putih'
-i + dauh
'jauh'
dauhi
'menyuruh buat jadi
jauh'
d. Jika prefiks -i melekat pada bentuk dasar kata bilangan, maka makna
yang timbul adalah menyuruh melakukan pekerjaan dengan sejumlah apa
yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
-i + due
'dua'
duei
'menyuruh melakukan
dengan dua orang'
-i + telu
'tiga'
telui
'menyuruh melakukan
dengan tiga orang'
2.2.2.2 Sufiks -ken
a. Jika melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna yang timbul
adalah menyuruh melakukan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
-ken + letun
'lari' Letunken
'menyuruh melarikan'
-ken + daye
'Jual' dayeken
'menyuruh jualkan'
b. Jika sufiks -ken melekat pada bentuk dasar kata benda, maka makna yang
timbul adalah menyuruh memakaikan atau bekerja dengan apa yang
tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
-ken + baju
'baju' bajuken
'menyuruh memakai baju'
-ken + bulang 'topi' topiken
'topikan'

©2004 Digitized by USU digital library

4

c. Jika sufiks -ken melekat pada bentuk dasar kata sifat, maka makna yang
timbul adalah menyuruh membuat jadi seperti yang tersebut pada bentuk
dasar.
Contoh:
-ken + bosoh
'basah'
bosohken
'membuat jadi
basah'
d. Jika prefiks -ken melekat pada bentuk dasar kata bilangan, maka makna
yang timbul adalah menyuruh membuat jadi sejumlah yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
-ken + due
'dua' dueken
'membuat jadi dua'
-ken + telu
'tiga' teluken
'membuat jadi tiga'
2.2.2.3 Sufiks-en
a. Jika sufiks -en melekat pada bentuk dasar kata benda, maka makna yang
timbul adalah menyatakan hal apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
-en + jarum 'jarum'
jarumen
'hal yang dijahit'
-en + saRah ‘sapu'
saRahen
'hal yang disapu'
b. Jika sufiks-en melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna yang
timbul adalah menyatakan yang di apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh:
-en + tutu
'tumbuk'
tutun
'yang ditumbuk'
-en + keRet 'potong'
keReten
'yang dipotong'
c. Jika prefiks-en melekat pada bentuk dasar kata sifat maka, makna yang
timbul adalah menyatakan lebih seperti apa yang tersebut pada bentuk
dasar.
Contoh:
-en + cut
'kecil'
cuten
'lebih kecil'
-en + belang
'lebar'
belangen
'lebih lebar'
2.2.3 Infiks
2.2.3.1 Infiks -ema. Jika infiks -em- melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna yang
timbul adalah sama seperti bentuk dasar (tidak mengalami perubahan)
contoh:
-em-_+ geling
'pindah'
gumeling
‘berpindah’
-em- + kusur
'geser'
kemusur
'berpindah’
b. Jika infiks-em- melekat pada bentuk dasar kata benda, maka makna yang
timbul adalah mengeluarkan apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh:
-em- + kesah
'nafas'
kumesah
'mengeluarkan
nafas'
2.2.3.2 Infiks -ena. Jika infiks-en- melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna yang
timbul adalah melakukan pekerjaan pada waktu yang akan datang.
Contoh:
-en- + pangan 'makan'
penenganan 'makan pada waktu yang
akan datang'
2.2.4 Konfiks
2.2.4.1 Konfiks pe-en
a. Jika konfiks pe-en melekat pada bentuk dasar kata kerja, maka makna
yang timbul adalah menyatakan hal atau tempat pekerjaan itu dilakukan
seperti yang tersebut pada bentuk dasar.

©2004 Digitized by USU digital library

5

Contoh:
pe-en + ajar
'ajar' pengajaren
‘hal mengajar'
pe-en + sungkun
'tanya' penungkunen
'tempat bertanya'
b. Jika konfiks pe-en melekat pada bentuk dasar kata sifat, maka makna
yang timbul adalah cara melakukan pekerjaan pada waktu yang akan
datang.
Contoh:
pe-en + macik
'busuk'
pemaciken
'akan dibusukkan'
pe-en + jile
'cantik'
pejileken
'akan dipercantik'
2.2.4.2 Konfiks se-en
a. Jika konfiks se-en melekat pada
yang timbul adalah menyatakan
bentuk dasar.
Contoh:
se-en + salam
'salam'
se-en + bunuh ‘bunuh'
-

bentuk dasar kata kerja, maka makna
saling apa seperti yang tersebut pada
sesalamen
sebunuhen

'saling bersalaman'
'saling membunuh'

b. Jika konfiks se-en melekat pada bentuk dasar kata sifat maka makna yang
timbul adalah menyatakan tidak sama dengan sipa yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
se-en + bereng
'hitam' seberengen
'tidak sama hitamnya'
se+en + penteR 'lurus'
sepenteRen
'tidak sama lurusnya'
2.2.5 Afiks Gabung
2.2.5.1 Afiks Gabung N + ken
a. Jika afiks gabung N+ken melekat pada bentuk dasar kata kerja maka
makna yang timbul adalah
N- + ambung 'buang' + -ken
- ngambungken
'membuangkan'
N- + tabah 'tebang'+ -ken
- nabahken
'menebangkan'
b. Jika afiks gabung N + ken melekat pada bentuk dasar kata benda maka
makna yang timbul adalah memakai atau mempergunakan apa yang
tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
N- + bulang 'topi' + -ken
membulangken
'memakai topi'
N- + baju 'baju' + -ken
mbajuken
'memakai baju'
2.2.5.2 Afiks Gabung N + i
a. Jika afiks gabung N+i melekat pada bentuk dasar kata kerja maka makna
yang timbul adalah melakukan pekerjaan secara terus menerus.
Contoh:
N+ Rakut 'iket' +i
ngeRakuti
'mengikati'
N+ daye 'jual' +i
ndayei
'menjuali'
b. Jika melekat pada bentuk dasar kata benda maka makna yang timbul
adalah membubuhi, mengeluarkan, atau melakukan pekerjaan secara
terus menerus;
Contoh:
N+ cidoR 'ludah' +i
ncidoRi
'meludahi'
N+ siRe 'garam' +i
+
niRai
'membubuhkan garam'
2.2.5.3 Afiks Gabung ni+pea. Jika afiks gabung ni+pe- melekat pada bentuk dasar kata kerja maka
makna yang timbul adalah disuruh melakukan apa yang tersebut pada
bentuk dasar.

©2004 Digitized by USU digital library

6

Contoh:
ni+pe- + dala
'jalan'
nipedalan
'disuruh berjalan'
ni+pe- + landok
'menari'
nipelandok
'disuruh menarik’
b. Jika afiks gabung ni+pe- melekat pada bentuk dasar kata sifat maka
makna yang timbul adalah dibuat jadi seperti yang tersebut pada bentuk
dasar.
Contoh:
ni+pe- + keRah
'kering' nipekeRah
'dibuat jadi kering'
ni+pe- + belang
'lebar'
nipebelang
'dibuat jadi lebar'
c. Jika afiks gabung ni+pe- mlelekat pada bentuk dasar kata bilangan maka
makna yang timbul adalah dibagi menjadi seperti apa yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
ni+pe- +sade
'satu' nipesade
'dibuat menjadi satu'
ni+pe- +=lima
'lima' nipelima
'dibagi menjadi lima'
2.2.5.4 Afiks Gabung ni+pe+ken
a. Jika afiks gabung ni+pe+ken melekat pada bentuk dasar kata sifat maka
makna yang timbul adalah membuat jadi seperti apa yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
ni+pe- + gedang
'panjang' + ken - dipegedangken 'dibuat jadi
panjang’
ni+pe- + bentaR
'putih' + ken
- nipebentaRken 'dibuat jadi
putih
b. Jika afiks gabung ni+pe+ken melekat pada kata bilangan maka makna
yang timbul adalah mebuat jadi seperti apa yang tersebut pada bentuk
dasar:
Contoh:
ni+pe- + telu 'tiga'+ ken
- nipeteluken
'dibuat jadi tiga'
ni+pe- + empat 'empat'+ ken
- nipempatken 'dibagi jadi empat'
2.2.5.5 Afiks Gabung ni+pe + i
a. Jika afiks gabung ni+pe+i melekat pada bentuk dasar kata sifat maka
makna yang timbul adalah dibuat jadi seperti apa yang tersebut pada
bentuk dasar
Contoh:
ni+pe- + jile 'cantik'+i
nipejilei
'dibuat jadi cantik'
ni+pe- + cut 'kecil' +i
nipecuti
'dibuat jadi kecil'
b. Jika afiks gabung ni+pe+i melekat
makna yang timbul adalah dibuat
bentuk dasar.
Contoh:
ni+pe- + pitu 'tujuh' +i
ni+pe- + waluh 'delapan' +i -

pada bentuk dasar kata bilangan maka
jadi sejumlah apa yang tersebut pada
nipepitui
pipewaluhi

'dibuat jadi tujuh'
'dibuat jadi delapan'

2.2.5.6 Afiks Gabung ni+i:
a. Jika afiks gabung ni+i melekat pada bentuk dasar kata kerja maka makna
yang timbul adalah melakukan pekerjaan secara berulang-ulang seperti
apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
ni+ SaRah 'sapu' +i
nisapui
'disapui'
ni+ tutu 'tumbuk' +i
nitutui
'ditumbuki'

©2004 Digitized by USU digital library

7

b. Jika afiks gabung
makna yang timbul
dasar.
ni+ gula 'gula’ +i
ni+ siRa 'garam' +i

ni+i melekat pada bentuk dasar kata benda maka
adalah membubukkan apa yang tersebut pada bentuk
-

nigulai
nisinRai

'dibubuhkan gula’
'dibubuhkan garam'

2.2.5.7. Afiks Gabung ni+ken
a. Jika afiks gabung ni+ken melekat pada bentuk dasar kata kerja maka
makna yang timbul adalah dilakukan seperti apa yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
Ni + kacip 'jepit' +ken
-nikacipken 'dijepitkan’
ni+ tepak 'sepak' +ken
-nitepakken 'disepakkan’
b. Jika afiks gabung melekat pada bentuk dasar kata benda, maka makna
yang timbul adalah panggilan atau sapaan atau melakukan pekerjaan
dengan mengunaka apa yang tersebut pada bentuk dasar
Contoh:
Ni - mame 'paman’ +ken
nimameken 'dipanggil paman’
ni+ uis ‘selimut' +ken
niuisken
‘diselimutkan’
c. Jika afiks gabung melekat pada bentuk dasar kata sifat maka, makna yang
timbul adalah membuat jadi seperti yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
ni+ bentaR 'putih' +ken
nibentaRken 'dibuat jadi putih'
ni+ cut 'kecil' +ken
nicutken
'dibuat jadi kecil’
d. Jika afiks gabung ni+ken melekat pada bentuk dasar kata bilangan maka
makna yang timbul adalah membuat jadi sejumlah yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
ni+ waluh 'delapan' +ken
niwaluhken
'dibuat jadi delapan'
ni + siwah 'sembilan' +ken nisiwahken
'dibuat jadi sembilan'
2.2.5.8 Afiks Gabung te + ken
a. Jika afiks gabung te+ken melekat pada bentuk dasar kata kerja maka
makna yang timbul adalah dapat atau tidak sengaja dilakukan seperti
yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
te- +tutung 'bakar' +ken
tetutungken 'dapat/tidak sengaja dibakar'
te- + kacip 'jepit' + ken
tekacipken 'dapat/tidak sengaja dijepit'
b.

Jika afiks gabung te+ken melekat pada bentuk dasar kata benda maka
makna yang timbul adalah dapat atau tidak sengaja dilakukan.
Contoh:
te- + labang 'paku + ken
- telabangken 'dapat/tidak sengaja dipaku'
te- + tandok 'duduk' + ken - tetandokken 'dapat/tidak sengaja
didudukkan'
c. Jika afiks gabung te+ken melekat pada bentuk dasar kata sifat maka
makna yang timbul adalah dapat atau tidak sengaja dilakukan apa yang
tersebut pada bentuk desar.
Contoh:
te- + belang 'lebar' + ken - tebelangken 'dapat/tidak sengaja
dilebarkan'
te- + penteR 'lurus' + ken - tepenteRken 'dapat/tidak sengaja
diluruskan'
c. Jika afiks gabung te+ken melekat pada bentuk dasar kata bilangan maka
makna yang timbul adalah dapat atau tidak sengaja dibagi menjadi
sejumlah yang tersebut pada bentuk dasar.

©2004 Digitized by USU digital library

8

Contoh:
te-+ telu 'tiga' + ken

-

teteluken

te- + pitu 'tujuh' + ken

-

tepituken

'dapat/tidak sengaja dibagi
tiga'
'dapat/tidak sengaja dibagi
tujuh'

2.2.5.9 Afiks Gabung te+pe
a. Jika afiks gabung te+pe- melekat pada bentuk dasar kata kerja maka
makna yang timbul adalah dapat dibuat jadi seperti yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
te+pe- +dalan 'jalan’
- tepedalan
'tidak sengaja/dapat di
jalankan'
te+pe- +lelo
'main’
- tepelelo
'dapat dimainkan'
b. Jika afiks gabung te+pe- melekat pada bentuk dasar kata sifat maka
makna yang timbul adalah dapat dibuat jadi seperti yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
te+pe- + beRgoh 'dingin' - tepebeRgohken 'dapat dibuat jadi dingin'
te+pe- + beRong 'hitam' - tepebeRong
'dapat dibuat jadi hitam'
c. Jika arti gabung te+pe- melekat pada bentuk dasar kata bilangan maka
makna yang timbul adalah dapat dijadikan sejumlah apa yang tersebut
pada bentuk dasar.
Contoh:
te+pe- + sade 'satu'
tepesade
'dapat dibuat jadi satu'
te+pe- + empat ' empat'
tepempat
'dapat dibuat jadi empat'
2.2.5.10 Afiks Gabung te+i
a. Jika afiks gabung te+i melekat pada bentuk dasar kata kerja maka makna
yang timbul adalah dapat atau tidak sengaja dilakukan apa yang tersebut
pada bentuk dasar.
Contoh:
te + babe 'bawa' + i
tebabei
'dapat/tidak sengaja di
bawa'
te + daye 'jual' + i
tedayai
'dapat/tidak sengaja di
juali'
b. Jika afiks gabung te+i melekat pada bentuk dasar kata benda maka
makna yang timbul adalah dapat dilakukan pekerjaan dengan
menggunakan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
te- + jale
'jala' + i
tejalei
'dapat dijela'
te- + pagar 'pager' + i
tepagaRi
'dapat dipagari'
c. Jika atiks gabung te+i melekat pada bentuk dasar kata bilangan maka
makna yang timbul adalah dapat melakukan pekerjaan dengan sejumlah
orang yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
te- + telu 'tiga +i
tetelui
'dapat dilakukan dengan
tujuh orang'
te- + pi tu 'tujuh' + i
tepitui
'dapet dilakukan dengan
tujuh orang' .
2.2.5.11 Afiks Gabung te+pe +ken
a. Jika afiks gabung te+pe+ken melekat pada bentuk dasar keta kerja maka
makna yang timbul adalah dapat melakukan apa yang tersebut pada
bentuk dasar.

©2004 Digitized by USU digital library

9

Contoh:
te+pe + dalan 'jalan' + ken
tepedalanken
'dapat dijalankan'
te+pe + lelo 'main' + ken
tepeleloken
'dapat dimainkan'
b. Jika afiks gabung te+pe+ken melekat pada bentuk dasar kata sifat maka
makna yang timbul adalah dapat melakukan apa yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
te+pe + beRgoh + ken
tepebeRgohken 'dapat didinginkan'
te+pe + cut 'kecil' +ken
tepecutken
‘dapat dikecilkan'
c. Jika afiks gabung te+pe+ken melekat pada bentuk dasar kata bilangan
maka makna yang timbul adalah dapat dibuat menjadi sejumlah apa yang
tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
te+pe + dua 'dua' + ken
- tepeduaken
'dapat dibuat jadi dua’
te+pe + lima 'lima' + ken - tepelimaken
'dapat dibuat jadi lima'
2.2.5.12 Afiks Gabungan pe + i
a. Jika afiks gabung pe+i melekat pada bentuk dasar kata maka makna yang
timbul adalah buat menjadi seperti yang tersebut pada bentuk dasar.
Contoh:
pe + dauh 'jauh' +i
pedahi
'buat menjadi jauh'
pe + teRu 'rendah' =i
peteRuhi
'buat menjadi rendah'
b. Jika afiks gabung pe+i melekat pada bentuk dasar kata bilangan maka
makna yang timbul adalah buat menjadi sejumlah yang tersebut pada
bentuk dasar.
Contoh:
pe + sade 'satu' +i
pesadai
'buat menjadi satu'
III KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian akhir dari penulisan ini merupakan kesimpulan dari apa yang telah
diuraikan sebelumnya dan saran yang dapat meningkatkan aktifitas penulisan,
terutama penulisan dalam bidang bahasa Alas.
3.1 Kesimpulan
Makna yang timbul akibat pelekatan afiks dalam bahasa Alas ialah:
- Melakukan pekerjaan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Tidak sengaja melakukan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Masing-masing memperoleh/sama-sama di bagi sejumlah apa yang tersebut
pada bentuk dasar.
- Orang yang melakukan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Memanggil apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Membuat jadi seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Menyatakan keadaan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Menyatakan melakukan melakukan pekerjaan secara berulang-ulang.
- Melakukan pekerjaan dengan sejumlah yang tersebut pada bentuk dasar
- Menyatakan hal apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Mengeluarkan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Melakukan pekerjaan pada waktu yang akan datang.
- Menyatakan hal atau tempat pekerjaan itu dilakukan
- Menyatakan saling apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Menyatakan tidak sama dengan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
- Menyatakan memakai atau mempergunakan apa yang tersebut pada bentuk
dasar.
-Membubuhkan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
-Menyuruh membuat jadi seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar.

©2004 Digitized by USU digital library

10

-

Menyatakan dapat melakukan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Menyatakan dibuat jadi seperti apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Menyatakan mengeluarkan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Menyuruh memakaikan apa yang tersebut pada bentuk dasar.
Menyatakan dapat dibagi sejumlah apa yang tersebut pada bentuk dasar.
DAFTAR PUSTAKA

Alisyahbana,S.Takdir. 1957. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia I. Jakarta; P.T.
Pustaka Rakyat.
Badudu, Y.S. 1977. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima.
Bloemfield, Leonardo. 1958. Language. George Allen Unwin Ltd Museum street.
Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta; P.T.
Gramedia.
Pateda, Mansoer. 1986. Semantik Leksikal. Ende-Flores; NusaIndah.
parera, Yos Daniel. 1977. Pengantar Linguistik Umum. Seri B. Ende Flores; Nusa
Indah.
Ramlan, M. 1967. Ilmu Bahasa lndonesia, Morfologi. Yogya; U.P. Indonesia.
------------, 1990. Penggolongan. Yogyakarta; Andi Offset.

©2004 Digitized by USU digital library

11