Pada Gambar 2.1 berikut menjelaskan model arsitektur dari jaringan saraf tiruan:
Gambar 2.1 Model Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan [4]
Jaringan saraf tiruan dapat belajar dari pengalaman, melakukan generalisasi atas  contoh-contoh  yang  diperolehnya  dan  mengabstraksi  karakteristik  esensial
masukan  bahkan  untuk  data  yang  tidak  relevan.  Algoritma  jaringan  saraf  tiruan beroperasi langsung dengan angka sehingga data yang bukan menggunakan angka
harus  diubah  terlebih  dahulu  menjadi  angka.  Keluaran  dari  jaringan  saraf  tiruan tidak menghasilkan keluaran tertentu karena semua keluaran akan berdasarkan dari
pengalaman  selama  proses  pembelajaran.  Pada  proses  pembelajaran  kedalam jaringan saraf tiruan dimasukan pola-pola masukan dan keluaran lalu jaringan akan
diajari untuk memberikan jawaban yang bisa diterima. Karakteristik dari jaringan saraf tiruan dapat ditentukan oleh:
1. Pola hubungan antar neuron disebut dengan arsitektur jaringan
2. Metode  penentuan  bobot-bobot  sambungan  disebut  dengan  proses  belajar
jaringan 3.
Fungsi aktivasi
2.1.2 Arsitektur JST
Pada jaringan saraf tiruan, neuron-neuron akan dikumpulkan dalam sebuh lapisan yang disebut dengan lapisan neuron neuron layers. Neuron-neuron pada
satu  lapisan  akan  dihubungkan  dengan  lapisan-lapisan  lainnya.  Informasi  yang didapatkan pada sebuah neuron akan disampaikan ke semua lapisan-lapisan yang
ada,  mulai  dari  lapisan  masukan  sampai  denga  lapisan  keluaran  melalui  lapisan tersembunyi  hidden  layer.  Pada  jaringan  saraf  tiruan  ini  tiga  lapisan  bukanlah
sebuah  struktur  umum  karena  beberapa  jaringan  saraf  ada  yang  tida  memiliki lapisan tersembunyi.
Faktor terpenting dalam menentukan kelakuan suatu neuron adalah fungsi aktivasi  dan pula  bobotnya. Umumnya neuron-neuron yang terletak pada lapisan
yang sama akan memiliki keadaan dan fungsi aktivasi yang sama juga. Bila sebuah neuron  ingin  dihubungkan  dengan  neuron-neuron  lain  maka  setiap  neuron  pada
lapisan  tersebut  juga  harus  dihubungkan  dengan  setiap  neuron  pada  lapisan  lain yang akan dihubungkan. Pada jaringan saraf tiruan terdapat tiga macam arsitektur,
berikut adalah arsitektur-arsitektur pada jaringan saraf tiruan: [2] 1.
Jaringan dengan lapisan tunggal single layer net Jaringan  ini  hanya  memiliki  lapisan  dengan  bobot-bobot  terhubung.
Jaringan  ini  hanya  menirima  masukan  kemudian  akan  mengolahnya  menjadi keluaran  tanpa  melewati  lapisan  tersembunyi.  Pada  Gambar  2.2  berikut
menjelaskan cara kerja dari jaringan saraf tiruan dengan lapisan tunggal:
Gambar 2.2 Single Layer Net [2]
2. Jaringan dengan banyak lapisan multilayer net
Jaringan ini memiliki satu atau lebih lapisan yang terletak diantara lapisan masukan dan keluaran. Umumnya ada lapisan bobot-bobot yang terletak antara dua
lapisan  yang  bersebelahan.  Jaringan  dengan  banyak  lapisan  ini  dapat