338
Tempat potong untuk perorangan lebih sederhana dari pada untuk memotong secara massal. Meja potong untuk perorangan cukup dengan meja berukuran 2 m
x 0,8 m. Di sekolahworkshop tempat bekerja untuk memotong bahan, lay outnya disesuaikan dengan jumlah siswa dan besar ruangan. Jumlah siswa setiap kelas
praktek berkisar antara 16 s.d 20 orang. Ukuran yang ideal untuk setiap siswa membutuhkan tempat seluas 4 s.d 5 meter bujur sangkar, karena setiap siswa
membutuhkan satu meja dan satu mesin jahit serta satu loker untuk menyimpan alat- alat jahit dan alat lainnya. Semua alat haruslah tertata dengan rapi dan efisien begitu
pula dengan alat-alat kecil harus tersedia dalam sebuah kotak.
Ruang kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang sesuai dengan kebutuhan, rapi dan menyenangkan sehingga tidak menimbulkan kebosanan. Untuk
sebuah perusahaan konveksi yang mempunyai karyawan dalam jumlah banyak sangat diajurkan agar disediakan tempat istirahat atau tempat olahraga ringan di
ruangan kerja tersebut. Tempat berbaring disebuah ruangan terpisah untuk pekerja yang ingin melemaskan otot punggung, selain dari itu juga kamar kecil dan kamar
ganti atau kamar rias sekedarnya harus pula disediakan. Perlu juga disediakan sebuah kantin, mushala, dan tempat berobat. Dan yang sangat penting diperhatikan
adalah kebersihan seluruh tempat kerja dan juga tempat lainnya sehingga karyawan merasa betah dan nyaman dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penerapan tempat kerja yang sesuai dengan konsep budaya kerja, diantaranya:
1. Tempat kerja menjadi lebih teratur dan efisien, sehingga bila ingin melakukan diversifikasi produk lebih mudah.
2. Tempat kerja, mesin-mesin dan peralatan yang teratur dan bersih siswapekerja akan termotivasi untuk datang ketempat kerja, sehingga ketidak hadiran dapat
dikurangi. 3. Tempat kerja yang terorganisir dan bersih akan lebih meningkatkan semangat
kerja siswa untuk menghasilkan produk yang baik. 4. Tempat kerja yang teratur secara rapih dan bersih akan mengurangi resiko
terjadinya kecelakaan di tempat kerja, dapat menghasilkan proses pemotongan bahan yang tepat waktu.
B. Menyiapkan Bahan
1. Memilih bahan
Bahan atau tekstil mempunyai aneka ragam jenis dan sifatnya. Akibat proses pembuatan yang berlainan dan bahan mentah asal bahan serta zat pelarutnya
yang berbeda, menyebabkan ciri-ciri dan sifat bahan bebeda pula, ada yang kaku, ada yang melansai, yang lembut, lemas, berat, ringan, tebal, tipis, transparan dan
sebagainya.
339
Untuk itu pembelian bahan atau tekstil harus dilakukan oleh seorang yang ahli dibidang tekstil. Pembelian kain yang sesuai dengan kebutuhan akan
menghindarkan dari kelambatan dalam pemotongan. Pada waktu pembelian kain, spesifikasi mutu kain harus dinyatakan dengan jelas. Spesifikasi mutu kain
tersebut antara lain adalah : a Dimensi, meliputi ukuran panjang, lebar, berat dan mungkin tebal kain,
termasuk toleransinya. b Jumlah dan jenis cacat yang diperbolehkan tiap unit, termasuk cara
penilaiannya dan lembaga penilai yang ditunjuk jika terjadi perbedaan pendapat.
c Rincian konstruksi dan sifat kain yang diminta, didasarkan pada laporan uji. Di samping hal di atas, keserasian antara bahan dengan desain busana
sangat perlu diperhatikan. Siluet pakaian menjadi pertimbangan sebelum kita memilih bahan, apakah sesuai untuk desain pakaian berkerut, berlipit atau
mengembang. Caranya, bahan digantungkan memanjang dengan dilipit-lipit untuk memperhatikan jatuhnya, begitu pula untuk memperhatikan kasar halusnya kita
raba dan beratnya kita timang apakah syarat-syarat pada desain telah terpenuhi.
Permukaan bahan tekstur ada empat karakter: 1 Bila dilihat dari efek pantulan cahaya dari bahan misalnya berkilau atau kusam; 2 Jika diraba terasa
kasar atau halus; 3 Kalau dipegang terasa berat, ringan, tipis dan kaku; 4 Kesan pada penglihatan adalah mewah atau sederhana.
Setiap tekstur mempunyai pengaruh terhadap penampilan suatu busana dan bentuk badan sipemakai, bahan yang berat atau tebal akan menambah bentuk.
Bahan yang berkilau akan menambah besar dari pada bahan tenunan yang permukaan kusam, seperti bahan satin akan memperbesar bentuk badan dari
pada bahan Cape. Maka dari itu kita perlu memilih bahan yang tepat.
Jika suatu desain memerlukan efek mengembang, pilihlah bahan busana yang dapat membentuk gelembung dengan wajar. Sebaliknya bila suatu desain
memperlihatkan kelembutan perhatikanlah jangan memakai bahan yang kaku. Bahan tekstil yang bercorak atau bermotif juga akan ikut berperan membentuk
kesan tertentu pada busana atau sipemakainya. Penyesuaian karakter motif seperti garis-garis atau kotak-kotak akan memberikan kesan kaku. Maka dari itu
desain mengarah kepada kesan sportif, begitu pula dengan bulatan maka lebih mengarah pada lengkung.
Untuk itu dalam menyiapkan bahan perlu disesuaikan dengan desain, bentuk tubuh, usia, jenis pakaian serta kesempatan sipemakai.
2. Memeriksa bahan
Memeriksa bahan sebelum dibeli sangat perlu dilakukan. Biasanya untuk memastikan sifat kain perlu dilakukan pengujian. Uji-uji yang dilakukan