Identifikasi Rayap Kasta Prajurit Di Wilayah Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Banten

IDENTIFIKASI RAYAP KASTA PRAJURIT DI WILAYAH
PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
(PUSPIPTEK) SERPONG, BANTEN

Oleh:
SUMI MARDIYANA RINY
G34102003

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

ABSTRAK
SUMI MARDIYANA RINY. Identifikasi Rayap Kasta Prajurit di Wilayah Pusat Penelitian dan
Teknologi (Puspiptek) Serpong, Banten. Dibimbing oleh RIKA RAFFIUDIN dan TARUNI SRI
PRAWASTI.
Rayap bersifat polimorfisme yaitu hidup secara berkoloni yang memiliki sistim kasta.
Setiap kasta memiliki morfologi tubuh yang berbeda. Rayap kasta prajurit memiliki bentuk
mandibula yang khas dan terbagi menjadi dua tipe yaitu tipe mandibulat dan tipe nasuti. Kekhasan
bentuk mandibula pada rayap kasta prajurit digunakan sebagai ciri identifikasi spesies rayap.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis rayap di kawasan Puspiptek Serpong,
Banten. Rayap yang diperoleh diawetkan dalam tabung berisi alkohol 70%. Hasil penelitian ini
telah ditemukan 48 lokasi lorong-lorong kembara pada tanaman. Tiga puluh sembilan lorong
diantaranya ditemukan Macrotermes dan sembilan lorong ditemukan Nasutitermes. Penelitian ini
juga menemukan lima sarang Macrotermes berbentuk gundukan bukit (mound-nest) yang
ditemukan di sekitar lorong kembara. Ciri rayap prajurit M. gilvus memiliki pekerja mayor dan
minor. Pekerja M. gilvus mayor memiliki sepasang mandibula simetris, tanpa gigi marginal,
pronotum berbentuk pelana kuda, dan bersifat dimorfik. Rayap prajurit N. javanicus, memiliki
bentuk mandibula berupa nasut (seperti alat penusuk yang meruncing pada bagian ujungnya),
tanpa gigi marginal dan pronotum berbentuk pelana kuda.

ABSTRACT
SUMI MARDIYANA RINY. Termites Soldier Castes Identification at Center for the Research of
Science and Technology Serpong, Banten. Supervised by RIKA RAFFIUDIN and TARUNI SRI
PRAWASTI.
Termites are polymorphism insect that live in a colony consisted of several castes. Each
caste has different morphology. Soldier termites castes have unique mandibula structure, used as
important character for termite identification. There are two types of mandibula i.e. mandibulat
and nasut type. The objective of this research was to explore the termites variation in Center for
the Research of Science and Technology Serpong, Banten. The soldier termites was fixed in 70 %

ethanol. This research obtained fourty eight soil tunnels at the tree trunks. Macrotermes gilvus was
collected from thirty nine soil tunnels; whereas Nasutitermes javanicus were found in nine soil
tunnels. Five M. gilvus mound nest was found around the M. gilvus soil tunnel trees. The soldier
termites M. gilvus have simetry mandibula, without marginal teeth, saddle-shaped pronotum and
dimorphic soldier (major and minor type). Soldier termites of N. javanicus have nasut shaped
mandibula, saddle-shaped pronotum, and without marginal teeth.

IDENTIFIKASI RAYAP KASTA PRAJURIT DI WILAYAH
PUSAT PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
(PUSPIPTEK) SERPONG, BANTEN

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Oleh:
Sumi Mardiyana Riny
G34102003


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

Judul : Identifikasi Rayap Kasta Prajurit di Wilayah Pusat Penelitian Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Banten
Nama : Sumi Mardiyana Riny
NRP : G34102003

Menyetujui:

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Dr. Ir. Rika Raffiudin M.Si.
NIP 131999583

Dra. Taruni Sri Prawasti

NIP 131284837

Mengetahui:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS.
NIP 131473999

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah_Nya skripsi
ini berhasil diselesaikan. Tema penelitian yang berjudul Identifikasi Rayap Kasta Prajurit di
Wilayah Pusat penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong Banten, dilakukan
pada bulan Februari hingga Januari 2007.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Rika Raffiudin, M.Si., Ibu Dra. Taruni Sri
Prawasti selaku pembimbing, Bapak Dr. Ir. Ibnul Qayyim atas kesediaannya menjadi wakil tim
penguji dari Komisi Pendidikan Departemen Biologi FMIPA IPB. Kepala Balai Teknologi
Lingkungan (BTL) BPPT Puspiptek Serpong, yang telah memberi ijin untuk mengeksplorasi lahan

Puspiptek.
Bapak Budi dan Bapak Atang yang selalu sabar dan setia memandu penelitian dilapang.
Mba Tini Kak Wete, Kak Rusdi, serta seluruh staf Departemen Biologi, khususnya Staf Zoologi
yang telah bersedia membimbing, memberikan, fasilitas, serta saran sehingga penelitian dan
pembuatan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Lantunan terima kasih penulis berikan kepada seluruh keluarga, karena skripsi ini tidak
akan hadir tanpa doa serta kasih sayang yang telah diberikan oleh Bapak, Ibu, Mas Hari Purwanto,
dan De Siti Aisyah Purnama Sari. Terimakasih dengan setulus hatiku kepada Mas Dwi Junaedi
Dahrianto dan keluaraga untuk cinta, pengertian dan perhatiannya. Tak lupa penulis ucapkan
terima kasih kepada sahabat karibku Vico, Lulut, Mala, Anifa, teman kos Bafak 48 tersayang atas
motivasi juga semangat yang diberikan serta terima kasih atas jalinan persahabatan serta
kekeluargaan yang telah terbina oleh teman-teman Biologi 40,39,38,37.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk melengkapi karya ilmiah ini. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat memberikan informasi mengenai rayap dan bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Mei 2007
Sumi Mardiyana Riny

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bondowoso pada tanggal 10 Maret 1983 dari ayah Suparman, dan ibu
Ummi Khayatun. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Prajekan dan pada tahun yang sama penulis
lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Penulis
memilih Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Biologi
dasar, pada tahun ajaran 2005/2006. Penulis juga menjadi anggota divisi embeding dari Himpunan
Mahasiswa Biologi (HIMABIO) pada tahun ajaran 2004/2005. Tahun 2003 penulis menjadi
bendahara Kegiatan Biologi “Kuliah Sehari Plus” (BIOGRAF). Penulis aktif dalam Dewan
Keluarga Masjid (DKM) Alghifari IPB, dan menjadi pengajar disebuah Bimbel AMPUH, ILNA.
Penulis melakukan studi lapang di Taman Wisata Alam Situ Gunung, mengenai ”Keragaman
Burung di Taman Wisata Alam Situ Gunung”. Kegiatan praktek lapang pernah penulis lakukan
pada tahun 2006 dengan mengambil judul ”Siklus Hidup Kupu-Kupu Jeruk Papilio memnon di
Museum Serangga dan Taman Kupu, Taman Mini Indonesia Indah”.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………………..
vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………….


viii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………………..
.
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..
Latar Belakang………………………………………………………………………..
Tujuan………………………………………………………………………………...
Waktu dan tempat…………………………………………………………………….

viii

BAHAN DAN METODE…………………………………………………………………..
Alat dan Bahan……………………………………………………………………….
Metode………………………………………………………………………………..
Koleksi Rayap……………………………………………………………...........
Identifikasi Rayap……………………………………………………………….
Pembuatan Foto dan Pengukuran Rayap………………………………………...

1

1
1
1
2
2

HASIL………………………………………………………………………………………
Eksplorasi Rayap di Wilayah Puspiptek Serpong, Banten............................................
Identifikasi Rayap.........................................................................................................

2
2
2

PEMBAHASAN....................................................................................................................
Identifikasi Rayap Kasta Prajurit Mayor Macrotermes gilvus……………………….
Identifikasi Rayap Kasta Prajurit Nasutitermes javanicus............................................
Penyebaran Rayap Pada Berbagai Daerah di Indonesia...............................................
Sistem Sarang................................................................................................................


8
8
8
8
9

SIMPULAN...........................................................................................................................

10

SARAN..................................................................................................................................

10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................

10

LAMPIRAN...........................................................................................................................


12

1
1
1
1

vi

DAFTAR TABEL
1

Halaman
Karakter tubuh yang diukur pada tingkat spesies (Ahmad 1965)...................................
2

2

Jenis-jenis tumbuhan ditemukannya rayap M. gilvus dan N. javanicus……………….


3

3

Ukuran gundukan sarang rayap (Mound-nest) (cm) dan jenis rayap…………………..

3

4

Nilai kisaran, rataan dan standar deviasi sepuluh karakter tubuh (mm) M. gilvus
diwilayah Puspiptek Serpong, Banten. Singkatan karakter mengacu pada Tabel 1.......

4

Nilai kisaran, rataan dan standar deviasi empat karakter tubuh (mm) N. javanicus di
wilayah Puspiptek Serpong, Banten. Singkatan karakter mengacu pada Tabel 1..........

4

Karakter tubuh untuk identifikasi rayap kasta prajurit M. gilvus dan N. javanicus........

5

5

6

DAFTAR GAMBAR
1

Halaman
Peta penemuan rayap M. gilvus, N. javanicus dan sarang rayap M. gilvus di wilayah
3
Puspiptek Serpong, Banten………………………………………………………….....
Rayap prajurit Macrotermes gilvus a: Prajurit M. gilvus mayor; b: prajurit M. gilvus
minor; c: mandibula simetris saat menutup; d: lubang fontanel; e: labrum berhyalin
pada ujungnya; f: sepasang mandibula; g: gigi marginal tereduksi; h: antena; i:
sebaran rambut; j: pronotum tampak dorsal; k: mesonotum; l: metanotum; m:
pronotum tampak lateral, berbentuk pelana kuda (saddle-shape); n: ukuran paling
tinggi pada lebar postmentum (LPs2); o: ukuran paling kecil pada lebar postmentum
(LPs1)..............................................................................................................................

4

Nasutitermes javanicus a: Rayap prajurit N. javanicus; b: lubang fontanel; c: saluran
fontanel; d: pronotum tampak dorsal; e: mesonotum; f: metanotum; g: pronotum tampak lateral, berbentuk pelana kuda (saddle-shape); h: sebaran rambut; i: antena; j:
nasut (alat penusuk).........................................................................................................

5

Tinggi dan diameter gundukan sarang rayap M. gilvus adalah (a) t=37.5 cm, d=47
cm; (b) t=32.5 cm, d=36; (c) t=28 cm, d=27.5 cm; (d) t=20 cm, d=25.3 cm; (e) t=18
cm, d=20 cm..............................................................................................................…..

6

5

Ukuran vertikal sarang rayap Macrotermes (cm) (Turner 2000 )……………………...

6

6

Tumbuhan yang terdapat lorong-lorong kembara rayap M. gilvus (
) dan
(
) N. javanicus ………………………………………………………………….

7

2

3

4

vii

DAFTAR LAMPIRAN
1

Halaman
Kunci identifikasi rayap kasta prajurit mayor Macrotermes gilvus (Haviland)
13
(Ahmad 1965)……………………………………………………………………….…
Kunci identifikasi rayap kasta prajurit Nasutitermes javanicus (Holmgren)
(Ahmad 1965)……………………………………………………………………….…

14

Hasil pengukuran sepuluh karakter tubuh, rataan, standar deviasi rayap kasta prajurit
M. gilvus (mm), di wilayah Puspiptek Serpong, Banten……………………………….

15

Hasil pengukuran empat karakter tubuh, rataan, standar deviasi, rayap kasta prajurit
N. javanicus (mm) di wilayah Puspiptek Serpong, Banten…………………………….

16

5

Tanaman yang terdapat rayap M. gilvus, gundukan sarang (Mound-nest), lokasi
penemuan, dan data GPS……………………………………………………………….

17

6

Tanaman yang terdapat rayap N. javanicus, lokasi penemuan, dan data GPS................

18

2

3

4

viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rayap adalah serangga sosial yang diklasifikasikan kedalam enam famili yaitu famili
Mastotermitidae, Kalotermitidae, Hodotermitidae, Rhinotermitidae, Serritermitidae, dan
Termitidae. Lima famili pertama merupakan
rayap tingkat rendah yang memiliki organisme simbion saluran pencernaan berupa protozoa. Termitidae merupakan rayap tingkat tinggi yang memiliki organisme simbion saluran
pencernaan berupa bakteri (Krishna dan
Weesner 1969). Ahmad (1965) menyatakan
bahwa di wilayah Indomalaya (Oriental) yang
beriklim tropis dan subtropis banyak terdapat
rayap dari famili Hodotermitidae, Kalotermitidae, Rhinotermitidae, dan Termitidae. Famili
rayap di wilayah Indonesia menurut Amir
(1990) dalam Raffiudin (1991) terdapat tiga
famili yaitu Kalotermitidae, Rhinotermitidae,
dan Termitidae.
Rayap bersifat polimorfisme yaitu hidup
secara berkoloni dengan sistem kasta. Dalam
satu koloni terdiri atas tiga kasta dengan pembagian tugas yang jelas, yaitu kasta reproduktif berperan dalam pembentukan dan penyebaran koloni. Rayap kasta prajurit bertugas
menjaga sarang dan anggota koloni dari hewan-hewan pengganggu. Rayap kasta pekerja
bertugas merawat telur dan nimfa, membuat
dan memelihara sarang, serta mencari dan
memberi makan untuk seluruh anggota koloni
(Lee dan Wood 1971).
Ketiga kasta rayap memiliki morfologi tubuh yang berbeda sehingga setiap kasta mudah dikenali. Rayap kasta reproduktif terdiri
dari imago-imago bersayap yang umum disebut laron. Sayap laron berjumlah dua pasang
terdapat pada bagian toraks dengan tekstur
sayap seperti selaput, dengan pola venasi
sayap reticulate. Bentuk dan ukuran sayap depan sama dengan sayap belakang. Oleh karena
itu, rayap termasuk dalam Ordo Isoptera
(Iso=sama, ptera=sayap). Rayap kasta pekerja
berbentuk nimfa berwarna pucat sampai putih,
non-reproduktif dan tidak bersayap. Mandibula rayap pekerja relatif kecil bila dibandingkan
dengan kasta prajurit. Kepala rayap kasta prajurit tersklerotisasi kuat dan berukuran besar.
Mandibula rayap kasta prajurit dibedakan
menjadi dua tipe yaitu tipe mandibulat dan tipe nasuti. Tipe mandibulat memiliki ciri mandibula yang kuat, besar, sangat berkembang,
tanpa rostrum dan dapat digunakan untuk
mencapit. Rayap kasta prajurit tipe nasuti memiliki mandibula yang tereduksi sehingga
membentuk rostrum (Lee dan Wood 1971).

Bentuk mandibula yang khas ini dapat diguna
kan sebagai ciri identifikasi spesies rayap.
Berdasarkan habitatnya, rayap dibagi menjadi rayap kayu (wood dweller), dan rayap tanah (ground dweller). Adapun rayap kayu dibagi menjadi dua kategori yaitu rayap kayu
lembap (damp-wood temites) dan rayap kayu
kering (dry-wood termites). Rayap tanah dibedakan menjadi rayap tanah (sub-terranean
termites), rayap bersarang bukit (mound-nest)
dan rayap bersarang karton (carton-nest)
(Roonwal 1979).
Data mengenai keragaman spesies rayap di
wilayah Serpong, dan keragaman spesies rayap di Indonesia pada umumnya masih kurang. Inventarisasi rayap di Pusat Penelitian
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek)
Serpong, Banten diperlukan untuk melengkapi
data keragaman spesies rayap di Jawa Barat.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rayap yang berada di wilayah Pusat
Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Puspiptek) Serpong, Banten.
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
2006 sampai dengan Januari 2007. Koleksi rayap dilakukan pada lahan disekitar Puspiptek
Serpong, Banten. Pengukuran spesimen, analisis data dan pembuatan foto dilakukan di Laboratorium Zoologi dan Laboratorium Biologi
Terpadu, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.

BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan
Objek penelitian yaitu rayap kasta prajurit
yang dikoleksi dari kawasan Puspiptek Serpong, Banten. Bahan-bahan yang digunakan
adalah alkohol 70%. Alat yang digunakan
antara lain mikroskop stereo (Nikon SMZ1000), kamera (Olympus DP12 dan Nikon FDX
-35), scan foto negatif (Olympus ES-10S),
GPS, cawan petri, pinset, tabung film, dan
jarum serangga.
Metode
Koleksi rayap
Rayap kasta prajurit dikoleksi dan diawetkan dalam alkohol 70%. Tiap tabung diberi label yang ditulis nomor tabung, nomor koloni,
dan lokasi sarang (jika rayap ditemukan di
sarang). Pencatatan data terdiri dari (a) Data
GPS, pada lokasi ditemukan sarang rayap dan

2

lorong kembara di batang tanaman (b) Data
ukuran sarang rayap yang ditemukan.
Identifikasi rayap
Identifikasi rayap menggunakan rayap
kasta prajurit. Rayap kasta prajurit mayor
digunakan untuk mengidentifikasi Macrotermes gilvus. Identifikasi dilakukan hingga tingkat spesies dengan menggunakan kunci identifikasi rayap berdasarkan Ahmad (1965) (Lampiran 1&2). Pada tingkat famili identifikasi
rayap kasta prajurit dilakukan secara deskriptif berdasarkan karakter tubuh rayap seperti,
fontanel, mandibula, dan pronotum. Pada tingkat genus karakter yang diamati adalah gigi
tepi mandibula, bentuk labrum, meso- dan
metanotum, antena, dan pola warna kepala.
Identifikasi tingkat spesies menggunakan
pengukuran beberapa karakter seperti tertera
pada Tabel 1.
Pembuatan foto dan pengukuran rayap
Pembuatan foto rayap kasta prajurit dilakukan dengan menggunakan kamera (Olympus
DP12 dan Nikon FDX-35), dan scan foto negatif menggunakan (Olympus ES-10S). Foto
yang dihasilkan digunakan untuk mengukur
karakter tubuh rayap. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak
ImageJ (http://rsb.info.nih.gov.ij).

HASIL
Eksplorasi Rayap di Wilayah Puspiptek
Serpong, Banten
Luas wilayah eksplorasi pengambilan sampel rayap kasta prajurit adalah 2.500 ha (Gambar 1). Di wilayah tersebut diperoleh 48 lokasi
lorong-lorong kembara yang beralur pada batang-batang tanaman (Tabel 2). Lima lokasi
diantaranya ditemukan sarang rayap (Tabel 3),

Identifikasi Rayap
Identifikasi terhadap rayap yang telah ditemukan, diperoleh dua pesies rayap yaitu
Macrotermes gilvus (Haviland) (Gambar 2)
dan Nasutitermes javanicus (Holmgren)
(Gambar 3). M. gilvus ditemukan pada lorong
kembara dibatang tanaman dan pada sarang.
Sarang rayap M. gilvus berupa gundukan yang
menjulang di atas permukaan tanah (Gambar
4&5). Sedangkan N. javanicus hanya ditemukan pada lorong kembara yang ada di batang
tanaman dan tidak ditemukan sarangnya
(Gambar 6).
Rayap prajurit M. gilvus terdiri atas dua
ukuran tubuh yang berbeda. Rayap prajurit
berukuran besar disebut sebagai rayap prajurit
mayor dan yang berukuran kecil disebut rayap
prajurit minor (Gambar 2a&b). Identifikasi
rayap prajurit M. gilvus menggunakan prajurit
mayor (Gambar 2a). Salah satu ciri khas saat
mengidentifikasi rayap prajurit M. gilvus yaitu
terlihat adanya sepasang mandibula yang
besar berwarna lebih gelap dari kepala,
simetris, dapat menutup dan tajam (Gambar
2c). Ukuran panjang mandibula dan kepala
pada M. gilvus berkisar antara 4.803-5.002
mm (Tabel 4).
Kasta prajurit N. javanicus memiliki bentuk tubuh kecil dan halus. Hal ini dapat dilihat
dari kisaran ukuran panjang kepala dan nasut
yang hanya sebesar 1.249-1.256 mm (Tabel
5). Ciri khas karakter tubuh N. javanicus yaitu
bermandibula seperti alat penusuk (nasut)
yang meruncing pada ujungnya (Gambar 3j).
Pada pengamatan karakter tubuh kedua
spesies, perbedaan pengamatan terlihat jelas
pada bentuk mandibula dan letak fontanelnya
(Tabel 6). Fontanel pada M. gilvus berada di
bagian tengah kepala (Gambar 2d) sedangkan
pada N. javanicus terletak di ujung kerucut
nasutnya (Gambar 3b).

Tabel 1 Karakter tubuh yang diukur pada tingkat spesies (Ahmad 1965)
No

Bagian yang
diukur

1

Kepala

2

Mandibula

3

Nasut

4

Pronotum

5
6
7

Mesonotum
Metanotum
Postmentum

Tipe mandibulat
Karakter tubuh (mm)
Singkatan dalam
naskah ini
Lebar
LKp
Panjang
PKp
Panjang kepala dan
PKp+PMn
panjang mandibula
Panjang tersempit
Panjang terlebar
Lebar
Lebar
Lebar
Nilai terendah dari lebar
Nilai tertinggi dari lebar

Keterangan :
- = tidak diukur berdasarkan Ahmad (1965)

PPr 1
PPr 2
LPr
LMs
LMt
LPs 1
LPs 2

Tipe nasuti
Karakter tubuh yang
Singkatan dalam
diukur (mm)
naskah ini
Lebar
LKp
Panjang
PKp
Panjang kepala dan
panjang nasut
Lebar pronotum
-

PKp+PNs
LPr
-

3

U
rt a

e
a

ng

ge

ra

ng

- Ja

ka

c

Ta

a
a

M . g ilv u s
N . ja v a n icu s
Sa r a n g
M . g ilv u s

b

d
K
e
B
og
or

10 km

Gambar 1 Peta penemuan rayap M. gilvus, N. javanicus dan sarang rayap M. gilvus di wilayah
Puspiptek Serpong, Banten.
Tabel 2 Jenis-jenis tumbuhan ditemukannya rayap M. gilvus dan N. javanicus
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Jenis Tumbuhan

Jenis Rayap

Rambutan (Nephellium lappaceum)

M. gilvus dan
M. gilvus
M. gilvus
M. gilvus
M. gilvus
M. gilvus dan
M. gilvus
M. gilvus
M. gilvus dan
M. gilvus dan
M. gilvus
M. gilvus dan
M. gilvus
M. gilvus dan
M. gilvus dan
M. gilvus
M. gilvus dan
M. gilvus
M. gilvus

Sengon (Paraserianthes falcataria)

M. gilvus dan N. javanicus

Akasia (Acacia auriculiformis)
Asam (Tamarindus indica)
Bambu (Bambusa sp.)
Belimbing manis (Averrhoa carambola)
Bougenvil (Bougainvillea spectabilis)
Damar (Agathis dammara)
Cemara (Casuarina popegiana)
Durian (Durio zibethinus)
Jambu bol (Syzygium malaccense)
Jengkol (Pithecelobium jiringa)
Kelapa (Cocos nucifera)
Kelapa sawit (Elaeis guineensis)
Kenanga (Cananga odorata)
Mangga (Mangifera indica)
Melinjo (Gnetum gnemon)
Nangka (Artocarpus heterophyllus)
Palem kipas (Livistona rotundifolia)
Pasiflora (Passiflora edulis)

N. javanicus

N. javanicus

N. javanicus
N. javanicus
N. javanicus
N. javanicus
N. javanicus
N. javanicus

Tabel 3 Ukuran gundukan sarang rayap (Mound-nest) (cm) dan jenis rayap
No

Tinggi Sarang
(cm)

Diameter Sarang
(cm)

Jenis Rayap

1
2
3
4
5

37.5
32.5
28
20
18

47
36
27.5
25.3
20

M. gilvus
M. gilvus
M. gilvus
M. gilvus
M. gilvus

4

Tabel 4 Nilai kisaran, rataan dan standar deviasi sepuluh karakter tubuh (mm) M. gilvus di
wilayah Puspiptek Serpong, Banten. Singkatan karakter mengacu pada Tabel 1
Karakter

Nilai Kisaran

Rataan ± std

PKp+PMn
LKp
PKp
PPr 1
PPr 2
LPr
LMs
LMt
LPs 1
LPs 2

4.803-5.002
2.880-3.121
3.405-3.617
1.150-1.169
1.174-1.201
2.300-2.640
2.116-2.300
2.203-2.405
0.495-0.504
0.900-0.911

4.900±0.079
3.043±0.078
3.506±0.078
1.158±0.006
1.211±0.112
2.520±0.111
2.225±0.076
2.364±0.183
0.498±0.002
0.905±0.004

Tabel 5 Nilai kisaran, rataan dan standar deviasi empat karakter tubuh (mm) N. javanicus di
wilayah Puspiptek Serpong, Banten. Singkatan karakter mengacu pada Tabel 1
Data
PKp+PNs
LKp
PKp
LPr

Nilai kisaran

Rataan + std

1.249-1.256
0.722-0.732
0.650-0.667
0.378-0.387

1.252 ± 0.002
0.726 ± 0.003
0.655 ± 0.005
0.382 ± 0.003

Gambar 2 Rayap prajurit Macrotermes gilvus a: Prajurit M. gilvus mayor; b: prajurit M. gilvus
minor; c: mandibula simetris saat menutup; d: lubang fontanel; e: labrum berhyalin
pada ujungnya; f: sepasang mandibula; g: gigi marginal tereduksi; h: antena; i:
sebaran rambut; j: pronotum tampak dorsal; k: mesonotum; l: metanotum; m:
pronotum tampak lateral, berbentuk pelana kuda (saddle-shape); n: ukuran paling
tinggi pada lebar postmentum (LPs2); o: ukuran paling kecil pada lebar postmentum
(LPs1).

5

Gambar 3 Nasutitermes javanicus a: Rayap prajurit N. javanicus; b: lubang fontanel;
c: saluran fontanel; d: pronotum tampak dorsal; e: mesonotum; f: metanotum;
g: pronotum tampak lateral, berbentuk pelana kuda (saddle-shape); h: sebaran
rambut; i: antena; j: nasut (alat penusuk).
Tabel 6 Karakter tubuh untuk identifikasi rayap kasta prajurit M. gilvus dan N. javanicus
No

Pengamatan

1

Kepala

2

Mandibula

3

Nasut

4
5
6

7

Labrum
Fontanel
Saluran
cairan
fontanel
Antena

8

Pronotum

Keterangan:
- = tidak ada karakter

M. gilvus
Berwarna coklat kemerahan
Terdapat sebaran rambut
Simetris
Ujungnya melengkung, tajam dan dapat mencapit
Tanpa gigi marginal
-

Terdapat hyalin pada ujungnya
Terlihat di bagian tengah kepala
-

17 segmen,
Panjang segmen ke-3 1.5 kali > ke-2, & sedikit > ke-4
Saddle-shape (berbentuk pelana kuda)

N. javanicus
Berwarna coklat kekuningan
Terdapat sebaran rambut
-

Meruncing pada ujungnya
Ukuran bagian pangkal 2 kali lebih
tebal dari pada bagian tengah
Terlihat

13 segmen, segmen ke-4 < ke-3 > Ke-2
Saddle-shape (berbentuk pelana kuda)

6

Gambar 4 Tinggi dan diameter gundukan sarang rayap M. gilvus adalah (a) t=37.5 cm,
d=47 cm; (b) t=32.5 cm, d=36 cm; (c) t=28 cm, d=27.5 cm; (d) t=20 cm,
d=25.3 cm; (e) t=18 cm, d=20 cm

Gambar 5 Ukuran vertikal sarang rayap Macrotermes (cm) (Turner 2000)

7

8

PEMBAHASAN
Identifikasi Rayap Kasta Prajurit Mayor
Macrotermes gilvus
Rayap Macrotermes gilvus memiliki dua
ukuran prajurit yaitu mayor dan minor (Gambar 2a, b). Identifikasi rayap M. gilvus yang
ditemukan pada lahan Puspiptek Serpong,
Banten menggunakan rayap prajurit mayor
(Gambar 2a). Ukuran rayap prajurit mayor
yang lebih besar dari prajurit minor, memudahkan pengamatan karakter tubuh serta pengukurannya. Ciri karakter tubuh yang dimiliki oleh rayap ini adalah sepasang mandibula
(Gambar 2f) yang simetris saat menutup
(Gambar 2c), kepala berfontanel (Gambar 2d),
labrum berhyalin (Gambar 2e), gigi marginal
tereduksi (Gambar 2g), antena berjumlah 17
segmen (Gambar 2h), terdapat sebaran rambut
pada tubuhnya (Gambar 2i) pronotum berbentuk pelana kuda (saddle-sahape) (Gambar
2j&m), terdapat mesonotum (Gambar 2k),
metanotum (Gambar 2l). Kisaran nilai pengukuran karakter tubuh yang dimiliki antara lain
panjang kepala dan mandibula 4.803-5.002
mm, lebar kepala 2.880-3.121 mm, lebar
pronotum 2.300-2.640 mm (Tabel 4, Lampi
ran 3), nilai tertinggi dari lebar postmentum
0.900-0.911 mm (Gambar 2n), nilai terendah
dari lebar postmentum 0.495-0.504 mm
(Gambar 2o). Ciri karakter tubuh dan kisaran
pengukuran yang dihasilkan sesuai dengan
kategori serta kisaran yang dinyatakan dalam
kunci identifikasi Ahmad (1965) (Lampiran 1)
yaitu ciri karakter tubuh M. gilvus mayor
memiliki sepasang mandibula yang simetris
saat menutup, berfontanel pada bagian atas
kepala, ujung labrum berhyalin, gigi marginal
tereduksi, antena 17 segmen, memiliki sebaran rambut, panjang kepala dan mandibula
4.80-5.48 mm, lebar kepala 2.88-3.17 mm.
Pronotum berbentuk pelana kuda (saddleshape) dengan lebar 2.30-2.68 mm. nilai
tertinggi dari lebar postmentum 0.90 mm,
nilai terendah dari lebar postmentum 0.50
mm. Rayap M. gilvus termasuk anggota Ordo
Isoptera, Famili Termitidae, Subfamili Makrotermitinae dan Genus Macrotermes spesies
M. gilvus (Haviland).
Identifikasi Rayap Kasta Prajurit
Nasutitermes javanicus
Rayap kasta prajurit Nasutitermes javanicus (Gambar 3a) yang ditemukan dilahan
Puspiptek Serpong Banten, memiliki ciri
karakter tubuh antara lain kepala berfontanel
di ujung nasut (Gambar 3b), terdapat saluran
cairan fontanel (Gambar 3c), pronotum berbentuk pelana kuda (Saddle-shape) (Gambar

3d&g), mesonotum (Gambar 3e), metanotum
(Gambar 3f), pada tubuhnya ada sebaran rambut (Gambar 3h), antena terdiri dari 13 segmen, nasut seperti alat penusuk atau tombak
(Gambar 3j). Panjang kepala 0.650-0.667 mm.
Panjang kepala dan nasut 1.249-1.256 mm.
Lebar kepala 0.722-0.732 mm (Tabel 5, Lampiran 2). Ciri tubuh dan kisaran pengukuran
yang dihasilkan sesuai dengan kategori serta
kisaran yang dinyatakan dalam kunci identifikasi Ahmad (1965) (Lampiran 2). Kepala
N. javanicus memanjang membentuk nasut
(alat penusuk), dengan fontanel yang terletak
di ujung nasut. mandibula tidak berkembang
dan tanpa gigi marginal, pronotum saddleshape. Pada tubuhnya terdapat sebaran rambut, antena terdiri dari 13 segmen. Panjang
kepala dan nasut 1.25 mm, panjang kepala
0.65 mm, lebar kepala 0.72 mm. Rayap N. javanicus termasuk anggota Ordo Isoptera,
Famili Termitidae, Subfamili Nasutitermitinae
dan genus Nasutitermes spesies N. javanicus
(Holmgren).
Penyebaran Rayap Pada Berbagai Daerah
di Indonesia
Luas kawasan Suaka Margasatwa Gunung
Palung kalimantan Barat yang dieksplorasi
dalam pengambilan sampel rayap adalah
90.000 ha. Pada kawasan tersebut ditemukan
3 famili (Kalotermitidae, Rhinotermitidae,
Termitidae), dan terdiri dari 14 genus rayap.
Suaka Margasatwa G. Palung merupakan kawasan hutan hujan tropis dengan berbagai
macam jenis tanaman tropis. Komposisi vegetasinya rapat sampai sedang. Terdapat 6 variasi tipe habitat seperti hutan rawa gambut,
hutan rawa air tawar, hutan daerah tergenang
air, hutan dataran rendah perbukitan, hutan
dataran tinggi perbukitan 100-300 m dpl, hutan dataran tinggi perbukitan 400-800 m dpl.
Genus rayap yang ditemukan dikawasan tersebut adalah Discupiditermes, Parrhinotermes, Nasutitermes, Macrotermes, Microtermes, Coptotermes, Odontotermes, Termes,
Homallotermes, Prohamitermes, Globitermes,
Pericapritermes, Neotermes, Schedorhinotermes. Genus rayap yang ditemukan tersebar
merata pada keenam tipe habitat tersebut
(Djenal 1990). Sedangkan penelitian ini,
mengeksplorasi lahan Puspiptek seluas 2.500
ha, tanpa mengeksplorasi rayap pada bagian
bangunan. Kawasan Puspiptek memiliki
komposisi vegetasi sedang sampai jarang.
Tipe tanaman pada lahan adalah jenis tanaman
yang umum ditanam dilingkungan sekitar
perumahan penduduk (tipe tanaman tropis),
antara lain Mangga (Mangifera indica),
rambutan (Nephellium lappaceum), jengkol

9

(Pithecelobium jiringa), nangka (Artocarpus
heterophyllus) (Lampiran 5&6). Identifikasi
terhadap rayap yang ditemukan, diperoleh 2
famili yang terdiri dari 2 genus rayap, yaitu
Macrotermes dan Nasutitermes. Kesesuaian
tipe tanaman tropis pada kedua kawasan yaitu
kawasan Suaka Margasatwa G. Palung dan
kawasan Puspiptek menghasilkan beberapa
kesesuaian genus yaitu Macrotermes dan
Nasutitermes. Sedangkan jika ditinjau dari
luasan kawasan yang dijelajah untuk mendapatkan sampel rayap, kawasan Suaka Margasatwa G. Palung memiliki luasan eksplorasi
lebih luas dari pada lahan sekitar Puspiptek,
sehingga peluang keragaman famili di Suaka
Margasatwa G. Palung lebih tinggi daripada di
lahan sekitar Puspiptek.
Menurut Martini (1975) pada beberapa
daerah di Jawa Timur ditemukan komunitas
rayap pada perkebunan kayu putih. Daerah
tersebut antara lain wilayah Ponorogo, Pasuruan dan Sumenep (Madura). Wilayah Ponorogo sebelum dikonversi menjadi perkebunan
monokultur tanaman kayu putih merupakan
lahan perkebunan tanaman jati. Di lahan kayu
putih ini ditemukan 2 jenis spesies rayap yaitu
M. gilvus dan Odontotermes javanicus. Wilayah Sumenep (Madura) sebelum dijadikan
perkebunan kayu putih juga merupakan perkebunan jati. Di areal kayu putihnya ditemukan
2 jenis rayap yaitu M. gilvus dan M. inspiratus. Wilayah Pasuruan sebelumnya merupakan
lahan kosong yang belum ditanami. Di areal
perkebunan kayu putih ditemukan 3 jenis
rayap yaitu M. gilvus, O. grandiceps, Microtermes inspiratus. Sebagian lahan Puspiptek,
sebelum mengalami beberapa perubahan yaitu
adanya pendirian bangunan, penanaman pohon dan bunga tropis, merupakan lahan monokultur karet. Di lahan ini ditemukan 2 jenis rayap yaitu M. gilvus dan N. javanicus.
Keragaman rayap pada lahan perkebunan
monokultur dan lahan Puspiptek yang bekas
perkebunan monokultur lebih rendah dari pada keragaman rayap di hutan Suaka Margasatwa G. Palung. Penanaman secara monokultur, pengolahan tanah intensif, dan pemupukan pada sistem pertanian konvensional,
dapat menyebabkan terjadinya penurunan
secara nyata biodiversitas makrofauna tanah
Lee (1991) dalam Eni (2002). Lingkungan
Puspiptek telah mengalami perubahan fungsi
lahan, dari lahan perkebunan monokultur
menjadi lahan perkantoran dan taman bagi
pepohonan dan bunga tropis. Hal ini mengakibatkan kelimpahan jenis rayap tidak sebanyak
yang ada di hutan hujan tropis Kalimantan.
Indikasi perubahan lingkungan dapat dideteksi

dengan menggunakan bioindikator makrofauna tanah, yaitu menggunakan indikator
kelimpahan rayap dan semut pada suatu
lingkungan (Bruhl et al. 1999). Rayap merupakan fauna tanah yang penting peranannya
dalam pembentukan struktur tanah, mendekomposisi bahan organik, serta ketersediaan
unsur hara (Abe et al. 2000). Perubahan
penggunaan lahan dapat mengakibatkan perubahan proses ekologis, khususnya unsur hara
dan ketersediaan air tanah, menurut Black dan
Okwakol (1997) dalam Eni (2002).
Persebaran penemuan kedua jenis rayap
pada lahan Puspiptek berjumlah 48 lokasi.
Terdapat 43 lokasi penemuan rayap M. gilvus,
dan 9 lainnya merupakan lokasi penemuan
rayap N. javanicus. Jika dilihat dari hasil penemuan kedua jenis rayap tersebut, M. gilvus
memiliki wilayah distribusi yang lebih luas
dari pada N. javanicus. Fenomena ini terjadi
pula pada lahan-lahan perkebunan kayu putih
di Jawa Timur dan kawasan Suaka Margasatwa G. Palung yaitu frekuensi penemuan
M. gilvus lebih banyak dibandingkan dengan
rayap jenis lainnya (Martini 1975; Djenal
1990). Seperti dinyatakan oleh Roonwal
(1961) M. gilvus memiliki persebaran yang
luas di wilayah Asia utara hingga selatan,
Malaysia, Indo-Cina, Indonesia, dan Filipina.
Sedangkan Nasutitermes, selain dapat ditemui
di kawasan Suaka Margasatwa G. Palung,
menurut Tarumingkeng (1971), daerah distribusinya meliputi daerah kawasan hutan hujan
Sulawesi dan wilayah Indonesia bagian barat.
Sistem Sarang
Rayap merupakan serangga sosial yang
hidup dalam sarang. Sarang rayap bervariasi
dan dibuat berhubungan dengan sifat hidupnya yang menghindari cahaya (Lee and Wood
1971). Sarang rayap yang ditemukan pada lahan Puspiptek adalah jenis sarang berbentuk
bukit (Mound-nest). Sarang tersebut dihuni
oleh rayap jenis M. gilvus. Menurut (Roonwal
1961) Macrotermes merupakan rayap tanah
(ground-dweller), yang menghuni sarang berbentuk bukit (mound-nest). Mound-nest memiliki konstruksi gundukan seperti bukit, yang
menjulang diatas permukaan tanah. Struktur
penyusunnya adalah saliva, partikel tanah
yang mengandung tanah liat tinggi sehingga
konstruksinya sangat kuat. Dibagian dalam
sarang terdapat kebun jamur sebagai sumber
cadangan makanan dan pada permukaan
luarnya adakalanya ditumbuhi rumput atau
semak-semak. Sebagai fasilitas lokomosinya
dibuat lorong-lorong kembara dalam sarang,
diatas permukaan tanah, pada batang atau
tonggak pohon dan pada permukaan dinding.

10

Dilahan Puspiptek ditemukan lima lokasi
sarang M. gilvus. Ukuran sarang bervariasi
dintaranya (a) t=37.5 cm, d=47 cm; (b) t=32.5
cm, d=36; (c) t=28 cm, d=27.5 cm; (d) t=20
cm, d=25.3 cm; (e) t=18 cm, d=20 cm
(Gambar 4). Hal ini sesuai dengan yang
dinyatakan oleh Turner (2000) bahwa ukuran
sarang rayap Macrotrmes antara 10 cm sampai dengan 350 cm dihitung secara vertikal
dari atas permukaan tanah (Gambar 5).
Nasutitermes merupakan rayap tanah
(ground-dweller), yang bersifat arboreal karena sarangnya banyak ditemukan di atas pohon yaitu pada ranting maupun batang utama
pohon. Jenis sarang yang dihuninya adalah
sarang karton (carton-nest). Sarang ini terbentuk dari campuran tanah, serasah kayu, saliva,
dan cairan feses. Sifat konstruksi sarang seperti kertas, rapuh dan mudah patah. Loronglorong kembara dibuat dari sarang melintasi
bagian-bagian pohon yang lain, menuju ke
arah bawah pohon atau masuk ke dalam
pohon. Lorong kembara berfungsi sebagai
penghubung sarang dengan sumber makanan
diberbagai tempat (Thorne and Haverty 2000).
Sarang rayap N. javanicus dilahan Puspiptek
tidak berhasil ditemukan. Sifat sarang yang
arboreal merupakan salah satu kendala dalam
penemuan sarang rayap ini. Pengamatan dilakukan pada batang-batang pohon yang cukup
tinggi. Selain itu diinkadiasikan bahwa adanya
sarang yang masih prematur. Sarang muda
atau prematur memiliki ukuran yang kecil
sehingga menyulitkan dalam pengamatannya.

SIMPULAN
Rayap yang ditemukan pada lahan Puspiptek Serpong, Banten adalah jenis Macrotermes gilvus (Haviland) dan Nasutitermes
javanicus (Holmgren). M. gilvus ditemukan di
sarang dan lorong-lorong kembara pada batang pohon. Sarang rayap M. gilvus adalah
sarang berbentuk bukit (mound-nest). N. javanicus ditemukan pada lorong-lorong kembara di batang tanaman dan tidak ditemukan
sarangnya.

SARAN
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
menginventarisasi jenis-jenis rayap di wilayah
Serpong, Banten pada khususnya, dan di
Indonesia pada umumnya. Gabungan data
yang diperoleh, diharapkan akan menjadi
sumber informasi mengenai keanekaragaman
rayap yang ada di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Abe T, Bignell DE, Higashi M. 2000.
Termites: Evolution, Sociality, Symbiose,
Ecology. Kluwer Academic Publ.
Ahmad M. 1965. Termites (Isoptera) of
Thailand. Bull Amer Nat His 131: 33-195
Bruhl CA, Mohamedi M, Linsenmair KE.
1999. Altitudinal Distribution of Leaf
Litter Ants Along a Transetc in Primary
Forests on Mount Kinabalu, Sabah,
Malaysia. Journal of Tropical Ecology 15:
265-277
Djenal S. 1990. Keanekaragaman Rayap
(Ordo: Isoptera) Pada Beberapa Tipe Habitat di Kawasan Suaka Margasatwa Gunung Palung Kalimantan Barat. [tesis].
Jakarta: Fakultas Biologi, Universitas Nasional Jakarta
Eni M. 2002. Studi Potensi diversitas
Makrofauna Tanah Sebagai Bioindikator
Kualitas Tanah Pada Beberapa Penggunaan Lahan. [Tesis]. Malang. Program
Pascasarjana, Universitas Brawijaya
Intari SE. 1979. Komunitas Rayap tanah di
Areal Kayu putih Daerah Urug, Tasikmalaya Jawa Barat. Departemen Pertanian
Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian
Krishna K. 1969. Intoduction. didalam: Krishna K, Weesner FM, editor. Biology of
Termites. Volume ke-1. New York: Academic Pr. Hlm 1-7
Lee KE, Wood TG. 1971. Termites and Soil.
London: Academic pr
Martini. 1975. Mengenal Hama Rayap Pada
Tanaman kayu putih. [skripsi]. Jakarta:
Fakultas Biologi, Universitas Nasional
Jakarta
Raffiudin R. 1991. Populasi Flagellata dalam
Usus Rayap Coptotermes curvignathus
(Holmgren), dengan Pemberian Pakan Tiga Jenis Kayu. [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Pertanian Bogor
Roonwal ML. 1961. Termites Macrotermes
gilvus malayanus (Haviland) (Termitidae)
in Burma. Proc Nat Inst 2: 308-316
Roonwal ML. 1979. Termite Life and Termite
Control in Tropical South Asia. Jodhpur:
Scientific Publ.
Tarumingkeng RC. 1971. Biologi dan Pengenalan Rayap Perusak Kayu. Departemen
Pertanian Direktorat Jendral Kehutanan
Lembaga Penelitian kehutanan
Thorne BL, Haverty MI. 2000. Nest Growth
and Survivorship in Three Species of Neo-

11

tropical Nasutitermes (Isoptera: Termitidae). Environ Entomol 29 (2): 256-264
Turner JS. 2000. Architecture and Morphogenesis in Mound of Macrotermes
Michaelseni, Isoptera: Termitidae, Macrotermitinae In Northern Namibia. Cimbebasia 16:143-175

LAMPIRAN

13

Lampiran 1 Kunci identifikasi rayap kasta prajurit mayor Macrotermes gilvus (Haviland)
(Ahmad 1965)
Kunci identifikasi famili Termitidae
1.

2.

Kepala memiliki fontanel dan kelenjar frontal; jika ada mata, mata tersebut terlihat seperti
titik, ukurannya lebih kecil dari pangkal antena; mandibula dengan atau tanpa gigi
marginal……………………………………………………………………………………...3
Pronotum berbentuk saddle-shape (pelana kuda) (kecuali pada Serritermes)…...Termitidae

Kunci identifikasi genus Macrotermes
1.
12.
13.

Mandibula berkembang dan berfungsi dengan baik; kepala tidak membentuk nasus (alat penusuk).……………...………………………………………………………………………12
Mandibula kanan dan kiri simetris, melengkung pada ujungnya, digunakan untuk mencapit………...…………………………………….......…………….....…........……………13
Labrum memiliki hyalin pada ujungnya; meso- dan metanota melebar secara lateral; kasta
prajuritnya dimorfik; kepala berwarna gelap dan bagian anteriornya sangat menonjol;
antena dengan 16-17 segmen; mandibula tanpa gigi marginal; spesiesnya paling banyak
…………….………………………………........................................................Macrotermes

Kunci identifikasi genus Macrotermes
1.
12.
13.

Mandibula berkembang dan berfungsi dengan baik; kepala tidak membentuk nasus (alat penusuk).……………...………………………………………………………………………12
Mandibula kanan dan kiri simetris, melengkung pada ujungnya, digunakan untuk mencapit………...…………………………………….......…………….....…........……………13
Labrum memiliki hyalin pada ujungnya; meso- dan metanota melebar secara lateral; kasta
prajuritnya dimorfik; kepala berwarna gelap dan bagian anteriornya sangat menonjol;
antena dengan 16-17 segmen; mandibula tanpa gigi marginal; spesiesnya paling banyak
…………….………………………………........................................................Macrotermes

Kunci Spesies M. gilvus
1.
2.
3.
4.
5.

Ujung labrum pendek, berlobus 3, ujungnya tidak runcing……..….............................…….2
Kepala berwarna coklat atau coklat muda……......................……………………………….3
Panjang kepala tanpa mandibula 3.40-5.18mm………………………...…….......………….4
Lebar pronotum 2.30-2.85mm……………………..….............……………………………..5
Lebar kepala 2.88-(3.00)-(310)3.317mm; meso- dan metanota dengan sudut yang membulat; kepala berwarna coklat kemerahan; terdapat sebaran rambut; fontanel tersendiri
berada diatas kepala; antena terdiri dari 17 segmen; segmen ketiga 1.5 kali panjang segmen
kedua dan sedikit lebih panjang dari segmen keempat; panjang kepala dengan mandibula
(4.80)4.81-(5.00)5.48mm, tanpa mandibula (3.40)3.46-(3.60)3.65mm; postmentum memiliki dua bentuk ukuran lebar yaitu ukuran yang besar dan sempit, postmentum besar
berukuran (0.90mm), sempit (0.50mm); panjang pronotum (1.15-1.20mm), lebar 2.30(2.60)2.68mm; lebar mesonotum (2.10-2.30mm); lebar metanotum (2.20-2.40mm).
(Kemner, 1934)…………………………...…………………...Macrotermes gilvus (Hagen)

14

Lampiran 2 Kunci identifikasi rayap kasta prajurit Nasutitermes javanicus (Holmgren)
(Ahmad 1965)
Kunci identifikasi famili Termitidae
1.

2.

Kepala memiliki fontanel dan kelenjar frontal; jika ada mata, mata tersebut terlihat seperti
titik, ukurannya lebih kecil dari pangkal antena; mandibula dengan atau tanpa gigi
marginal…………………………………………………………………..………………….3
Pronotum berbentuk saddle-shape (pelana kuda) (kecuali pada Serritermes)….. Termitidae

Kunci identifikasi genus Nasutitermes
1.
2.
4.
5.
6.
7.

Mandibula mengecil dan tidak fungsional; kepala berangsur-angsur menjadi nasut (seperti
alat penusuk) panjang dengan lubang fontanel terletak diujungnya… …………….…….....2
Mandibula dengan bagian ujung yang berkembang baik……………...…………………….4
Mandibula dengan satu atau tanpa gigi pada bagian ujungnya……………………………...5
Mandibula tanpa gigi pada bagian ujungnya………………………………………………...6
Kepala bagian belakang tidak terlalu kuat mononjol………………………………………..7
Antena pendek; kepala tertekan; tidak semua menghasilkan bagian belakang dan kepala
tidak menyempit di belakang antena….…………...………………………..….Nasutitermes

Kunci identifikasi spesies N. javanicus
1.
2.
3.

Nasut meruncing; ukuran nasut bagian pangkal hampir dua kali lebih tebal dari bagian
tengah………………………………………………………………………………………..2
Spesiesnya sedikit; panjang kepala dengan nasus 1.23-1.25mm, lebar 0.72-0.74mm………3
Kepala berwarna kuning; terdapat sebaran rambut; antena terdiri dari 12-13 segmen; kepala
bagian dorsal bentuknya terlihat rata, kecuali di bagian dasar nasut terlihat membesar;
pronotum tidak melengkung ke arah anterior; panjang kepala dengan nasut (1.25mm), tanpa
nasut 0.65, lebar kepala 0.72; lebar pronotum 0.38mm (Holmgren 1913)…………………...
…………………………………………………………….....Nasutitermes javanicus (Holmgren)

15

Lampiran 3 Hasil pengukuran sepuluh karakter tubuh, rataan, standar deviasi rayap kasta prajurit
M. gilvus (mm), di wilayah Puspiptek Serpong, Banten
Koloni

PKp+PMn

LKp

PKp

PPr 1

PPr 2

LPr

LMs

LMt

LPs 1

LPs 2

1

4.811

2.888

3.460

1.156

1.174

2.478

2.151

2.203

0.495

0.909

2

4.880

3.065

3.504

1.159

1.201

2.640

2.293

2.373

0.499

0.907

3

4.862

3.050

3.419

1.159

1.198

2.578

2.275

2.401

0.498

0.903

4

4.989

3.063

3.422

1.155

1.200

2.635

2.297

2.396

0.504

0.909

5

5.000

3.050

3.616

1.150

1.201

2.600

2.263

2.367

0.496

0.911

6

4.999

3.003

3.407

1.159

1.196

2.530

2.116

2.400

0.497

0.902

7

4.813

2.880

3.460

1.157

1.185

2.391

2.283

2.380

0.500

0.900

8

4.991

3.099

3.420

1.163

1.193

2.584

2.300

2.396

0.496

0.906

9

5.002

2.880

3.599

1.160

1.197

2.628

2.293

2.399

0.502

0.903

10

4.809

3.023

3.405

1.158

1.199

2.546

2.299

2.399

0.497

0.901

11

4.803

3.045

3.611

1.161

1.179

2.640

2.228

2.317

0.495

0.910

12

4.910

3.121

3.467

1.166

1.193

2.600

2.127

2.340

0.498

0.902

13

4.815

3.098

3.609

1.168

1.177

2.597

2.285

2.368

0.499

0.906

14

4.929

3.063

3.601

1.152

1.194

2.302

2.165

2.282

0.497

0.911

15

4.970

3.119

3.498

1.150

1.199

2.566

2.284

2.405

0.499

0.901

16

4.808

2.890

3.482

1.160

1.175

2.480

2.178

2.358

0.501

0.904

17

4.998

3.086

3.598

1.154

1.196

2.639

2.300

3.399

0.500

0.903

18

4.906

2.972

3.461

1.156

1.196

2.502

2.252

2.329

0.499

0.902

19

4.885

3.055

3.596

1.168

1.195

2.613

2.299

2.400

0.497

0.910

20

4.868

3.100

3.456

1.162

1.200

2.599

2.148

2.207

0.496

0.905

21

4.987

3.005

3.504

1.167

1.182

2.448

2.261

2.373

0.498

0.906

22

4.928

3.089

3.617

1.169

1.190

2.300

2.117

2.254

0.495

0.900

23

5.001

3.085

3.437

1.155

1.189

2.599

2.300

2.339

0.499

0.909

24

4.807

3.088

3.572

1.162

1.195

2.316

2.281

2.299

0.498

0.900

25

4.808

3.001

3.405

1.152

1.183

2.430

2.088

2.293

0.502

0.903

26

4.818

3.120

3.508

1.164

1.189

2.597

2.288

2.392

0.499

0.909

27

5.000

2.898

3.542

1.150

1.192

2.478

2.300

2.403

0.497

0.901

28

4.958

3.097

3.602

1.150

1.191

2.388

2.142

2.252

0.495

0.905

29

4.804

3.099

3.499

1.164

1.196

2.475

2.150

2.305

0.499

0.900

30

4.957

2.994

3.421

1.168

1.199

2.303

2.120

2.280

0.500

0.904

31

4.888

3.100

3.408

1.154

1.197

2.595

2.199

2.399

0.499

0.910

32

4.803

3.099

3.417

1.153

1.888

2.596

2.116

2.203

0.497

0.903

33

5.000

2.880

3.500

1.151

1.200

2.300

2.200

2.299

0.500

0.907

34

4.890

3.095

3.600

1.158

1.194

2.600

2.204

2.204

0.498

0.900

35

4.977

3.098

3.599

1.150

1.188

2.599

2.119

2.223

0.501

0.906

36

4.987

3.116

3.473

1.156

1.197

2.400

2.300

2.390

0.498

0.906

37

4.815

3.096

3.613

1.159

1.195

2.625

2.304

2.402

0.497

0.902

38

4.809

3.064

3.405

1.155

1.201

2.499

2.312

2.405

0.498

0.909

39

4.808

3.112

3.530

1.160

1.196

2.588

2.130

2.363

0.504

0.900

Rataan

4.900

3.043

3.506

1.158

1.211

2.520

2.225

2.364

0.498

0.905

std dev

0.079

0.078

0.078

0.006

0.112

0.111

0.076

0.183

0.002

0.004

16

Lampiran 4 Hasil pengukuran empat karakter tubuh, rataan, standar deviasi, rayap kasta prajurit
N. javanicus (mm) di wilayah Puspiptek Serpong, Banten
Koloni

PKp+PNs

LKp

PKp

LPr

1

1.251

0.723

0.653

0.381

2

1.253

0.725

0.654

0.378

3

1.249

0.722

0.655

0.382

4

1.255

0.727

0.652

0.387

5

1.256

0.730

0.651

0.385

6

1.250

0.723

0.655

0.379

7

1.252

0.728

0.667

0.380

8

1.251

0.732

0.650

0.383

9

1.250

0.726

0.658

0.380

Rataan

1.252

0.726

0.655

0.382

std dev

0.002

0.003

0.005

0.003

17
Lampiran 5 Tanaman yang terdapat rayap M. gilvus, gundukan sarang (Mound-nest), lokasi penemuan,
dan data GPS
Koloni

Tanaman/Tanah

Lokasi

GPS (X)

GPS (Y)

1

Gundukan t = 37.5, cm d = 42 cm

2

Cemara (Casuarina montana)

LAGG

06 20 52 1

106 39 49 4

LUK

06 20 50 3

106 39 51 6

3

Belimbing manis (Averrhoa carambola)

LUK

06 20 52 0

106 39 46 4

4

Cemara (Casuarina montana)

LTMP

06 20 51 7

106 39 47 5

5

Rambutan (Nephellium lappaceum)

LTMP

06 20 50 6

106 39 47 6

6

Gundukan t = 32.5, cm d = 30 cm

KPC

06 20 45 5

106 39 40 2

7

Gundukan t = 18 cm, d = 25.3 cm

BATAN

06 21 01 2

106 39 58 3

8

Bambu (Bambusa sp.)

LMT

06 21 05 1

106 39 36 5

9

Jengkol (Pithecelobium jiringa)

LMT

06 21 04 2

106 39 26 7

10

Melinjo (Gnetum gnemon)

STP

06 21 05 3

106 39 36 1

11

Asam (Tamarindus indica)

STP

06 21 07 3

106 39 35 9

12

Durian (Durio zibethinus)

LKT

06 21 23 9

106 39 41 1

13

Bugenvil (Bougainvillea spectabilis)

LKT

06 21 22 4

106 39 40 2

14

Kenanga (Cananga odorata)

LFT

06 21 15 2

106 39 36 8

15

Kelapa sawit (Elaeis guineensis)

KIM

06 21 23 9

106 39 41 7

16

Kelapa (Cocos nucifera)

KIM

06 21 12 9

106 39 30 4

17

Kenanga (Cananga odorata)

SC

06 21 21 7

106 39 25 0

18

Nangka (Artocarpus heterophyllus)

SC