STRATEGI PENANAMAN NILAI DAN PENANGANAN KONFIK NILAI DALAM PRAKTEK PENGASUHAN ANAK PADA KELUARGA JAWA
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak pendapat ahli yang menyatakan bahwa Indonesia mengalami krisis nilai.
Hal ini terbukti dengan makin meningkatnya jumlah kasus korupsi, bahkan Indonesia
menjadi negara terkorup kelima di dunia (www.kpk.go.id) dan terkorup ketiga di
ASEAN (www.surya.co.id), tindak kriminal, maupun tindakan‐tindakan yang melanggar
norma‐norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pada kalangan muda pun tindak
pelanggaran norma sosial seperti perilaku seksual remaja sebelum menikah semakin
memprihatinkan berbagai kalangan. Hasil‐hasil survei terhadap perilaku seksual remaja
(Taufik & Anganthi, 2005; Lestari, 2007) mengungkapkan bahwa tahap perilaku seksual
remaja semakin tinggi dan bahkan ada yang telah sampai pada bersenggama. Usia
remaja ketika menjadi aktif secara seksual juga makin muda yakni usia 14 tahun
(Sugiarto, 2006).
Sementara itu, dalam tingkat keluarga juga terdapat fenomena makin
melemahnya ikatan antara orang tua‐anak dan antar anggota keluarga. Pembangunan
sumberdaya manusia telah meningkatkan kapasitas kaum perempuan dan akibatnya
meningkatkan tingkat partisipasi perempuan dalam dunia kerja. Dalam data statistik
BPS tahun 2007 terungkap adanya peningkatan jumlah angkatan kerja kaum
perempuan yang lebih besar daripada kaum laki‐laki (www.bps.go.id). Hal ini dapat
menjadi indikasi semakin meningkatnya jumlah orang tua yang dua‐duanya bekerja.
Sementara itu, maraknya budaya konsumerisme juga mendorong orang untuk bekerja
lebih keras, atau bahkan berlebihan untuk memenuhi kebutuhan materinya. Dampak
yang dapat terjadi adalah kecenderungan berkurangnya waktu interaksi antara orang
tua dengan anak. Bahkan tanpa disadari, karena terlalu terfokus pada materi, perhatian
orang tua terhadap pemenuhan kebutuhan anak akan ikatan emosi dan spiritual
menjadi berkurang (Makarim, 2008).
Kondisi yang serupa juga terjadi dalam masyarakat Jawa. Dewasa ini kehidupan
spiritual orang Jawa yang dilandasi oleh falsafah hidup madya yang lahir dari etika
moral yakni tidak ingin diwah (disanjung‐sanjung) dan lebih suka hidup samadya juga
1
2
mulai meluntur di masyarakat. Bahkan Mulder (dalam Endraswara, 2006a) menyatakan
bahwa masyarakat Jawa terkosongkan dari kandungan moral (emptied of moral
content). Hal ini menurut Endraswara (2006a) dapat terjadi karena budaya‐budaya lain
seperti konsumerisme, materialisme, individualisme, dan isme‐isme lainnya menerjang
kehidupan orang Jawa.
Dari penelitian pada tahun pertama telah diperoleh data tentang harapan
orangtua terhadap anak, pesan‐pesan moral yang disampaikan pada anak, metode yang
digunakan oleh orangtua dalam menyampaikan pesan moral, waktu yang digunakan
dalam menyampaikan pesan moral, metode pendisiplinan yang diterapkan oleh
orangtua, dan respon anak terhadap tindakan orangtua. Terkait dengan harapan
orangtua terhadap anak diperoleh data bahwa (1) orang tua mengharapkan anaknya
menjadi anak yang sholeh dan sholehah; (2) orang tua mengharapkan anaknya dapat
memiliki penghidupan yang lebih layak dan lebih baik daripada kehidupan yang dijalani
orang tuanya; (3) orang tua mengharapkan anaknya menjadi pribadi yang
bertanggungjawab dan mandiri.
Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut, orangtua menyampaikan pesan‐
pesan moral kepada anak dalam interaksi sehari‐hari. Pesan‐pesan moral tersebut
adalah: (1) rajin beribadah dengan harapan agar anak menjadi anak yang sholeh dan
sholehah, (2) pesan moral untuk bersikap jujur, (3) rajin belajar dengan harapan
mendapat nilai yang baik, (4) hormat kepada yang lebih tua yang diartikan sebagai
kesediaan mermbantu meringankan beban tugas orang tua dan menghargai orang yang
lebih tua tanpa memandang status sosialnya, (5) rukun dengan saudara, (6)
menghindari hal‐hal yang bisa berdampak merusak pada diri anak, seperti menjauhi
miras dan narkoba, menghindari bergaul dengan teman yang kurang baik atau
berpesan untuk memilih teman dalam bergaul, (7) bersedia membantu orang lain dan
berpartisipasi dalam masyarakat, dan (8) pentingnya uang dalam kehidupan.
Adapun metode yang digunakan oleh orangtua dalam menyampaikan pesan
moral dapat dikategorikan menjadi empat metode. Pertama, pemberian nasehat.
Metode pemberian nasehat merupakan metode yang paling umum diterapkan oleh
orang tua di dalam keluarga. Metode pemberian nasehat dilakukan dengan cara
3
menyampaikan nilai‐nilai moral yang ingin disosialisasikan pada anak dalam suatu
komunikasi yang bersifat searah. Pemberian nasehat ini pada umumnya dilakukan
setelah anak melakukan pelanggaran terhadap aturan yang telah menjadi kesepakatan
di dalam keluarga. Kedua, pemberian contoh. Dalam metode pemberian contoh ini,
orang tua melakukan terlebih dahulu perilaku‐perilaku yang mengandung nilai‐nilai
moral yang akan disampaikan pada anak. Dengan demikian ketika orang tua
menyampaikan pesan nilai moral pada anak, orang tua dapat merujuk pada perilaku‐
perilaku yang telah dicontohkannya. Ketiga, metode dialog. Dalam metode ini orang tua
menyampaikan nilai‐nilai moral pada anak melalui proses interaksi yang bersifat
dialogis. Orang tua menyampaikan harapan‐harapannya pada anak dan bentuk‐bentuk
perilaku yang diharapkan dilakukan oleh anak. Anak diberi kesempatan untuk
menyampaikan tanggapannya terhadap harapan orang tua.. Keempat, pemberian
instruksi. Maksudnya, orang tua hanya memberikan perintah pada anak untuk
melakukan suatu tindakan yang diharapkan tanpa memberikan contoh terlebih dulu.
Dalam menyampaikan pesan moral kepada anak, ada keluarga yang telah
memiliki waktu tertentu (family time) dan ada pula yang menyampaikan nasehatnya
setelah anak melakukan pelanggaran atau melakukan kesalahan. Metode pendisiplinan
yang digunakan orangtua bervariasi mulai dari marah, mendiamkan anak dan tidak
mengajak bicara, memotong uang saku anak, bahkan ada yang memukul dengan sapu
atau kayu. Khusus untuk hukuman memukul dialami oleh anak ketika masih kanak‐
kanak, tetapi sudah tidak dialami lagi ketika anak‐anak telah memasuki masa remaja.
Gambaran mengenai respon anak terhadap nilai‐nilai yang disosialisasikan oleh
orangtua adalah 1) ada yang menerima disertai dengan kesadaran bahwa hal itu
dilakukan oleh orangtua untuk kebaikannya sehingga berupaya mengimplemen‐
tasikannya dalam kehidupan sehari‐hari, 2) ada yang menerima nilai‐nilai yang
disampaikan sebagai informasi saja dan belum mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari‐hari. Respon yang timbul pada anak tersebut tidak terlepas dari metode yang
digunakan oleh orangtua untuk melakukan sosialisasi nilai. Metode dialog dirasakan
oleh anak sebagai metode yang paling nyaman daripada pemberian nasehat secara
berulang‐ulang atau sekedar memberikan instruksi saja.
4
Mengingat masa remaja merupakan masa perkembangan dengan karakteristik
pencarian identitas dan peningkatan rasa otonom, maka interaksi orangtua dengan
anak pada masa ini seringkali diwarnai dengan berbagai perbedaan dan konflik.
Menurut Allison dan Schultz (2004) intensitas konflik lebih tinggi terjadi pada masa awal
remaja dan menurun pada akhir remaja. Tiga domain konflik yang paling intens terjadi
adalah perilaku yang mengacau/mengganggu di rumah, karakter pribadi/moral yang
negatif, dan PR/prestasi di sekolah.
Berdasarkan temuan tahun pertama, maka penelitian lanjutan ini dilakukan
untuk mengelaborasi lebih lanjut situasi‐situasi konflik nilai yang dialami remaja dan
tindakan orangtua dalam menghadapi konflik nilai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
____, 2007. Indonesia negara terkorup urutan kelima dunia. Diakses pada tanggal 20
Desember 2008 dari www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2111.
____, 2008. Indonesia negara terkorup ketiga di asean. Diakses pada tanggal 20
Desember 2008 dari www.surya.co.id/2008/12/02/indonesia‐negara‐
terkorup‐ketiga‐di‐asean.
BPS (2008). Perkembangan beberapa indikator utama sosial‐ekonomi indonesia.
Diakses
pada
tanggal
10
januari
2009
dari
http://www.bps.go.id/leaflest/BookletMaret(2008)new.pdf.
Allison, Barbara N. & Schultz, Jerelyn B., 2004. Parent‐Adolescent Conflict In Early
Adolescence. Adolescence, 39(153), 101‐119.
Anganthi, N.R.N & Lestari, S. (2007). Pola Komunikasi Seksualitas Pada Keluarga Muslim
di Surakarta. Laporan Penelitian Fundamental. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta, tidak diterbitkan.
Arnett, J. J. (1995). Broad and narrow socialization: the family in the context of cultural
theory. Journal of Marriage and the Family, 57, 617‐628.
Bandura, A. (1991). Social cognitive theory of moral thought and anction. In W. M.
Kurtnes & J. L. Gewirtz (Eds.) Handbook of moral behavior and development (Vol
1, pp 45‐103). NJ: Erlbaum.
Bamaca, M. Y., Umafia‐Taylor, A. J., Shin, N., & Alfaro, E. C. (2005). Latino adolescent’s
perception of parenting behaviors and self‐esteem: examining the role of
neighborhood risk. Family Relations, 54, 621‐632.
Barber, B. K., Chadwick, B. A., & Oerter, R. (1992). Parental behaviors and adolescent
self‐esteem in the United States and Germany. Journal of Marriage and the
Family, 54, 128‐141.
Barber, C. N., Ball, J., & Armistead, L. (2003). Parent‐adolescent relationship and
adolescent psychological functioning among African‐American female
adolescents: self‐esteem as mediator. Journal of Child and Family Studies, 12,
361‐374.
Baumrind, D. (1980). New direction in socialization research. American Psychologist, 35,
639‐652.
Baxter, L.A., & Clark, C.L. (1996). Perception of family communication patterns and the
enactment of family rituals. Western Journal of Communication, 60, 254‐268.
52
53
Berns, R.M. 2004. Child, Family, School, Community: Socialization and Suppport. 5th ed.
Forth Worth: Hartcourt Brace CollegePublishers.
Booth‐Butterfield, M., & Sidelinger, R. (1998). The influence of family communication
on the college‐aged child: openness, attitudes and actions about sex and
alcohol. Communication Quarterly, 46, 295‐308.
Borawski, E.A, Ievers‐Landis, C.E., Lovegreen, L.D., & Trapl, E.S. (2003). Parental
monitoring, negotiated unsupervised time, and parental trust: the role of
perceived parenting practices in adolescent health risk behavior. Journal of
Adolescent Health, 33, 60‐70.
Brody, G.H., Moore, K., & Glei, D. (1994). Family processes during adolescence as
predictors of parent‐young adult attitude similarity: A six year longitudinal
analysis. Family Relations, 43, 369‐373.
Bronstein, P., Fox, B.J., Kamon, J. L., & Knolls, M.L. (2007). Parenting and gender as
predictors of moral courage in late adolescent: a longitudinal study. Sex Roles,
56, 661‐674.
Bulanda, R. E., & Majumdar, D. (2009). Perceived parent‐child and adolescent self‐
esteem. Journal of Child and Family Studies, 18, 203‐212.
Caples dan Barrera (2006)
Chen, Z., Liu., R. X., & Kaplan, H.B. (2008). Mediating mechanisms for the
intergenerational transmission of constructive parenting: a prospective
longitudinal study. Journal of Familly Issues, 29, 1574‐1599
Choi, Y., He, M., & Harachi, T.W. (2008). Intergenerational cultural disonance, parent‐
child conflict and bonding and youth problem behaviors among vietnamese &
cambodian immigrant families. Journal of Youth and Adolescene, 37, 85 ‐96.
Clark, R. D., & Shileds, G. (1997). Family communication and delinquency. Adolescence,
32, 81‐92.
Davidson, T.M., & Cardemil, E.V. (2009). Parent‐child communication and parental
involvement in Latino adolescents. Journal of Early Adolescence, 29, 99‐121.
De Clercq, S. 2006. Extending the Schwartz Value Theory for Assessing Supplementary
Person‐Organization Fit. Dissertassion. Faculteit Psychologie en Pedagogische
Wetenscappen. Available in: https://archive.ugent.be/retrieve/4474/
Doctoraat+Stefaan+De+Clercq.pdf.
Dekovic, M., 1999. Parent‐Adolescent Conflict: Possible Determinants and
Consequences. International Journal Of Behavioral Development, 23 (4), 977–
1000.
54
Dekovic, M., Wissink, I. B., & Meijer, A. M. (2004). The role of family and peer relation
in adolescent antisocial behavior: comparison of four ethnic groups. Journal of
Adolescent, 24, 497‐514.
Demo, D. H., Small, S. A., & Savin‐Williams, R. C. (1987). Family relations and the self‐
esteem of adolescents and their parents. Journal of Marriage and the Family,
49, 705‐715.
Dishion, TJ, & McMahon RJ. (1998) Parental monitoring and the prevention of child and
adolescent problem behavior: A conceptual and empirical formulation. Clinical
Child and Family Psychology Review, 1, 61–75.
Doom, M.D.V., Branje, S. J. T., & Meeus, W. J. J., (2008). Conflict resolution in parent‐
adolescent relationship and adolescent delinquency. Journal of Early
Adolescence, 4, 503‐527.
Driscoll, A. K., Russell, S. T, & Crockett, L. J. (2008). Parenting styles and youth well‐
being across immigrant generations. Journal of Family Issues, 29, 185‐209.
Dwairy, M. (2004). Parenting style and mental health of Palestinian‐Arab adolescents in
Israel. Transcultural Psychiatry, 41, 233‐252.
Endraswara, S., 2006. Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala.
Endraswara, S. (2006). Budi Pekerti Jawa: Tuntunan Luhur Budaya Adiluhung.
Jogjakarta: Buan Pustaka.
Furnham, A., & Cheng, H., (2000). Perceived parental behaviour, self‐esteem and
happiness. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, 35, 463‐470.
Galambos, N.L. & Almeida, D.M. (1992). Does parent‐adolescent conflict increase in
early adolescence?. Journal of marriage and the Family, 54, 737‐747.
Geertz, H. (1961). The Javanese Family: A Study of Kinship and Socialization. USA: The
Free Press of Glenoe, Inc.
Georgas, J., Kalantzi‐Azizi, A., 1992. Value Acculturation and Response Tendencies of
Biethnic Adolescents. Journal of Cross‐Cultural Psychology, 23 (2), 228‐239.
Grolnick, W.S., & Slowiaczek, M.L. (1994). Parent’s involvement in children’s schooling:
A multidimensional conceptualization and motivational model. Child
Development, 65, 237‐252.
Grusec, J. E., & Goodnow, J. J. (1994). Impact of parental discipline methods on the
child’s internalization of values: A reconceptualization of current points of view.
Developmental Psychology, 30, 4–19.
55
Hayes, N. (2000). Doing Psychological Research: Gathering and Analysing Data.
Buckingham: Open University Press.
Hertz, L., & Gullone, E. (1999). The relationship between self‐esteem and parenting
style. Journal of Cross Cultural Psychology, 30, 742‐761.
Kerr, M. & Stattin, H. (2000). What parents know, how they know it, and several forms
of adolescent adjusment: further support for a reinterpretation of monitoring.
Developmental Psychology, 36, 366‐380.
Laible, D., Eye, J., & Carlo, G. (2008). Dimensions of conscience in mid‐adolescence:
Links with social behavior, parenting, and temperament. Journal of Youth and
Adolescence, 37, 875‐887.
Laird, R.D., Pettit, G.S., Bates, J.E., & Dodge, K.A. (2003). Parents’ monitoring‐relevant
knowlegde and adolescents’ delinquent behavior: evident of correlated
development changes and reciprocal influences. Child Development, 74, 752‐
768.
Lestari, S, 2002. Peningkatan Kemampuan Ibu dalam Mengkomunikasikan Seksualitas
kepada Anak Melalui Pemberian Informasi. Tesis. Yogyakarta: Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, tidak diterbitkan.
Lestari, S. 2007. Perilaku Pacaran Ditinjau Dari Intensitas Mengakses Situs Porno dan
Komunikasi Seksualitas dengan Orang Tua. Laporan Penelitian Dosen Muda.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, tidak diterbitkan.
Lestari, S., & Asyanti, S. (2008). Strategi Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
Nilai Dalam Praktek Pengasuhan Anak pada Keluarga Jawa. Laporan
Penelitian Fundamental. Universitas Muhammadiyah Surakarta, tidak
diterbitkan.
Lestari, S, dan Purwandari, E, 2002. Kemampuan Komunikasi Ibu – Anak tentang
Seksualitas Ditinjau dari Tingkat Pengetahuan Ibu. Indigenous. Vol. 6, No. 1,
Mei, 32‐39.
Magnis‐Suseno, F., 2003. Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan
Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia.
Makarim, I. A. (2008). Penanaman nilai dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Makalah. Dalam Proceedings Temu Ilmiah Nasional IPPI, Bandung 28‐29
November.
Milevsky, A., Schlechter, M., Netter, S., & Keehn, D. (2006). Maternal and paternal
parenting styles in adolescents: associations with self‐esteem, depression and
life‐satisfaction. Journal of Child and Family Studies, 16, 39‐47.
56
Natrajan, R. 2005. What Are My Goals in Parenting. (online) Retrieved
from:http://www.ces.purdue.edu/providerparent/PDF%20Links/What_Are_
My_Goals_in_Parenting.pdf.
Oliver, J. M. & Paull, J. C. (1995). Self‐esteem and self‐efficacy, perceived parenting and
family climate, and depression in university students. Journal of Clinical
Psychology, 51, 467‐480.
Padilla‐Walker, L.M & Thompson, R.A. 2005. Combating Conflicting Messages of Values:
A Closer Look at Parental Strategies. Social Development, 14 (2), 305‐322.
Plunkett, S. W., Henry, C. S., Robinson, L. C., Behnke, A., & Falcon III, P. C. (2007)..
Adolescent perceptions of parental behaviors, adolescent self‐esteem, and
adolescent depressed mood. Journal of Child and Family Studies, 16, 760‐772.
Prokop, C.K., Bradly,L.A., Burish,T.G., Anderson,K.O.,Fox,J.E.(1991). Health Psychology:
Clinical Methods & Research. New York : MacMillan Publishing.
Regnerus, M.D. & Luchies, L.B. (2006). Parent‐child relationship and opportunities for
adolescents’ first sex. Journal of Family Issues, 27, 159‐183.
Rice,F.P & Dolgin,K.G. 2008. The Adolescence : Development, Relationships and
Culture. Boston : Allyn & Bacon.
Riesch, SK., Gray, J., Hoeffs, M., Keenan, T., Ertl, T., & Mathison, K. 2003. Conflict and
conflict resolution: parent and young teen perceptions. Journal of Pediatric
Health Care. 17(1), 22‐31.
Robertson, J. & Simons, R. (1989). Family factors, self‐esteem, and adolescent
depression. Journal of Marriage and Family, 51, 125‐138.
Rodgers, K. B. (1999). Parenting processes related to sexual risk‐taking behaviors of
adolescent males and females. Journal of Marriage and Family, 61, 99‐109.
Shek, D. T. L. (2000). Differences between fathers and mothers in the treatment of, and
relationship with, their teenage children: Perceptions of Chinese adolescents.
Adolescence, 35, 135‐146.
Shek, D.T.L., 2002. Parenting Characteristics and Parent‐Adolescent Conflict: A
Longitudinal Study in the Chinese Culture. Journal of Family Issues, 23 (2), 189‐
208.
Shek, D.T.L. (2006). Perceived parent‐child relational qualities and parental behavioral
and psychological control in Chinese adolescents in Hongkong. Adolescence, 41,
563‐581.
Shek, D.T.L. (2008). Predictors of perceived satisfaction with parental control in Chinese
adolescents: a 3‐year longitudinal study. Adolescence, 43, 153‐164.
57
Smetana, J. G. (1999) The role of parents in moral development: A social domain
analysis. Journal of Moral Education, 28, 311‐321.
Steelsmith, S. 2000. Resolving Conflicting Values. (online) Retrieved from:
http://www.parentingpress.com/t_000923.html.
Sugiarto (2006) Hasil survei PSS PKBI DIY: Pelajar Sudah Lakukan Seks Bebas. Diakses
dari: http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0603/09/dar18.htm
pada tanggal 15 Maret 2006.
Svensson, R. (2004). Shame as a consequence of the parent‐child relationship.
European Journal of Criminology, 1, 477‐504.
Tadmor, C.T. & Tetlock, P.E., 2006. Biculturalism: A Model of the Effects of Second‐
Culture Exposure on Acculturation and Integrative Complexity. Journal of Cross‐
Cultural Psychology, 37 (2), 173‐190.
Taufik dan Anganthi, N.R.N. (2005) Seksualitas Remaja: Perbedaan antara Seksualitas
Remaja yang Tidak Melakukan Hubungan Seksual dan Remaja yang Melakukan
Hubungan Seksual. Jurnal Penelitian Humaniora, 6, No. 2, Agustus.
Taylor,S.E.1999. Health Psychology. Singapore : McGraw‐Hill Inc
Waizenhofer, R. N., Bucahnan, C.M., & Jackson‐Newman, 2004. Mothers’and fathers
‘knowledge of adolescents’ daily activities: its sources and its links with
adolescent adjustment. Journal of Family Psychology, 18, 348‐360.
Wenk, D., Hardesty, C.L., Morgan, C.S., & Blair, S.L. (1994). The influence of parental
involvement on the well‐being of sons and daughters. Journal of Marriage and
Family, 56, 229‐234.
Whitbeck, L. B., & Gecas, V. (1988). Value attributions and value transmission between
parents and children. Journal of Marriage and Family, 50, 829–840.
Whitbeck, L. B., Simons, R. L., Conger, R. D. & Lorenz, F. O. (1989). Value socialization
and peer group affiliation among early adolescents. The Journal of Early
Adolescence, 9, 436‐453.
White, F.A. (2000). Relationship of family socialization processes to adolescent moral
thought. The Journal of Social Psychology, 140, 75‐91.
White, F. A. & Matawie, K.M. (2004). Parental morality and family processes as
predictors of adolescent morality. Journal of Child and Family Studies, 13, 219‐
233.
Williams, S.K. & Kelly, F.D. (2005). Relationships among involvement, attachment, and
behavioral problems in adolescence: examining father’s influence. Journal of
Early Adolescence, 25, 168‐196.
58
Yau, J. and Smetana, J.G., 1996. Adolescent‐Parent Conflict among Chinese Adolescents
in Hong Kong. Child Development, 67 (3), 1262‐1275.
Ying, Yu‐Wen, & Han, M. (2008). Parental contributions to Southeast Asian American
adolescents’ well‐being. Youth & Society, 40, 289‐306.
LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL
TAHUN KEDUA
STRATEGI PENANAMAN NILAI DAN
PENANGANAN KONFIK NILAI DALAM
PRAKTEK PENGASUHAN ANAK
PADA KELUARGA JAWA
Oleh:
Sri Lestari, S.Psi., M.Si., Psikolog
Setia Asyanti, S.Psi., M.Si., Psikolog
DIBIAYAI OLEH PROYEK PENGKAJIAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN NOMOR: 074/SP2H/PP/DP2M/IV/2009
DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL RI
FAKUTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
OKTOBER 2009
v
Strategi Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Nilai
dalam Praktek Pengasuhan Anak Pada Keluarga Jawa
RINGKASAN
Dari penelitian pada tahun pertama telah diperoleh data tentang harapan
orangtua terhadap anak, pesan‐pesan moral yang disampaikan pada anak, metode
yang digunakan oleh orangtua dalam menyampaikan pesan moral, waktu yang
digunakan dalam menyampaikan pesan moral, metode pendisiplinan yang
diterapkan oleh orangtua, dan respon anak terhadap tindakan orangtua.
Berdasarkan temuan tahun pertama, maka penelitian lanjutan ini dilakukan untuk
mengelaborasi lebih lanjut situasi‐situasi konflik nilai yang dialami remaja dan
tindakan orangtua dalam menghadapi konflik nilai tersebut.
Penelitian ini menggunakaan pendekatan kualitatif. Partisipan penelitian ini
adalah remaja SMP dan tinggal di wilayah Surakarta, beserta orangtuanya.
Pengumpulan data dilakukan dengan focus group interviews pada remaja dan
kuesioner terbuka bagi remaja dan orangtua. Data‐data yang diperoleh dianalisis
secara kualitatitif tematik.
Data‐data hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Orangtua mengharapkan anak menjadi pribadi yang baik, hidupnya sejahtera,
taat dalam beragama dan dapat memenuhi tuntutan orangtua.
2) Orangtua berupaya mewujudkan harapannya dengan memberikan dukungan
sosial pada anak, berupa dukungan emosi, tangible support, appraisal support,
dukungan informasi dan dukungan spiritual.
3) Nilai‐nilai yang ditransmisikan melalui pengasuhan anak dalam keluarga pada
masyarakat Jawa adalah: prestasi, kemandirian, kejujuran, suka menolong,
bertanggungjawab, sederhana, rendah hati, kesopanan, taat beribadah,
kepatuhan, kesuksesan, hormat, dan rukun.
4) Area konflik antara remaja dengan orang tua yang mengemuka berkaitan
dengan prestasi belajar, pengelolaan waktu, penggunaan HP, tugas‐tugas
kerumahtanggaan, penampilan dan perilaku berpacaran.
5) Ketika menghadapi konflik, marah menjadi ekspresi pertama yang paling banyak
diungkapkan oleh orangtua, baik ayah maupun ibu; sedangkan respon remaja
adalah diam dan mendengarkan. Dalam situsi konflik tersebut, orangtua juga
menyampaikan nasihat‐nasihat pada anak.
Dari data‐data di atas, dapat diketahui bahwa dalam upaya melakukan
resolusi konflik dengan remaja, cara‐cara yang digunakan oleh orangtua belum
bersifat konstruktif. Konflik orangtua‐anak belum dijadikan sebagai media
pembelajaran nilai bagi anak. Konsekuensinya, anak mengalami kesulitan untuk
melakukan adopsi nilai‐nilai yang disampaikan orangtua, apalagi untuk melakukan
internalisasi nilai.
vi
Strategy of Values Transmission and Combating the Values Conflict in
Parenting in Javanesse Family
SUMMARY
The previous research found about the parent wishes for their adolescent,
moral messages they reveal to adolescent, the method that used to reveal the moral
messages, the moment they utilize to send the moral messages, their approach to
discipline their adolescent, and the adolescent response to parent act. Following
that findings this research aim to elaborate conflict situations occured in parent‐
adolescent relationship and parent’s performance to resolve the conflict.
Qualitative approach used to accomplish this research. The participant were
adolescents in junior school and lived in Surakarta and their parent. The data
gathered by focus group interviews to adolescents and completion the open ended
questionair by adolescent and their parent. The collected data analized by the
themes qualitatively.
The result would be summarize as follows:
1) Parent want their adolescet to be a kind person, achieve well‐being in live,
faithful, and comply with parent demand.
2) Parent attempt to attain their hope by giving social support to their adolescent
such as emotional support, tangible support, appraisal support, information
support and spiritual support.
3) Values transmitted in parenting in Javaness families are: achievement,
autonomous, honesty, helping attitude, responsible, simple, modesty, well
mannered, religious obligation, obedient, success, respect and rukun.
4) Conflit occured in parent‐adolescent relationship are related to academic
achievement, time management, mobile use, chores, and opposite sex
relationship.
5) Anger is the most expression presented by both of father and mother when
resolve conflit, whereas the adolescents prefer being quiet to respond parent
anger. Parent also give several advise to their adolescent in this situation.
These findings shows that in attemp to resolve conflict with their adolescent,
parent still not use the constructive ways yet. Parent‐adolescent conflict not being
utilized as a mode of values transmission in good manner. As a concequence,
adolescents experience some obstacles to adopt values that parent trasmit,
moreover to internalize values.
vii
PRAKATA
Alahmdulillah, atas kekuatan dan ilmu yang diberikan‐Nya, penelitian
tentang penanaman nilai dan strategi penanganan konflik nilai dalam keluarga ini
dapat terselesaikan. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah pada
Rasulullah Muhammad SAW yang telah meneladankan pada kita bagaimana
seharusnya menjalankan peran sebagai orangtua yang baik bagi anak. Tak ada
gading yang tak retak, demikian kata pepatah. Meski penelitian ini tak terlepas dari
kekurangan, semoga dapat menambah pemahaman mengenai realitas yang terjadi
dalam hubungan orangtua‐anak dalam masyarakat kita.
Penelitian ini bermula dari keprihatinan penulis ketika melihat perilaku
remaja yang kurang santun, kurang hormat pada yang lebih tua, kurang menghargai
guru, kurang gigih dalam belajar dan menyukai hal‐hal yang serba instan. Demikian
pula dengan maraknya tindak ketidakjujuran seperti perilaku berbohong,
menjadikan perilaku menyontek sebagai kebiasaan, dan meningkatnya perilaku
seksual pada remaja. Fenomena tersebut menimbulkan pertanyaan bagi peneliti,
“Apa yang sedang terjadi dalam keluarga‐keluarga? Bagaimana hubungan orangtua‐
anak yang terjalin? Mengapa remaja berperilaku seperti itu?”. Penelitian ini
dilakukan sebagai upaya mencari jawaban atas berbagai pertanyaan yang sering
terlintas dalam pikiran penulis.
Pengasuhan anak merupakan tugas mulia para orangtua untuk
menghantarkan putra‐putri kita agar menjadi generasi penerus yang lebih baik.
Namun data‐data dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa ketrampilan
pengasuhan yang dimiliki orangtua masih kurang memadai untuk mewujudkan
harapan tersebut. MARAH, masih menjadi ekspresi utama orangtua ketika
menghadapi konflik dengan anak. Akibatnya, konflik orangtua‐anak yang semestinya
menjadi media pembelajaran bagi anak tentang bagaimana menyelesaikan masalah
secara konstruktif, tidak terjadi. Pemberian nasihat pada anak pun banyak dilakukan
orangtua ketika berada dalam situasi konflik. Dampak lebih lanjut yang terjadi
adalah proses internalisasi pada anak tidak dapat berlangsung dengan baik.
viii
Dalam melakukan penelitian, penulis mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada pihak‐pihak yang telah
mendukung pelaksanaan penelitian ini, yakni:
1) Departemen Pendidikan nasional Republik Indonesia, dalam hal ini DP2M
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi yang telah menjadi penyandang dana
tunggal untuk penelitian ini.
2) Rektor Universitas Muhammdiyah Surakarta, dalam hal ini Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
untuk kegiatan ini.
3) Para orangtua dan anak yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian
ini dengan mengungkapkan pengalamannya dalam berinteraksi di dalam
keluarga.
4) Suami penulis pertama, Mas Tachir yang telah memberikan dukungan penuh
dengan menjalankan shared parenting bagi anak‐anak (Azka, Akhyar, Nui) ketika
penulis sedang berkutat dengan data‐data penelitian.
5) Adik‐adik asisten, Ririn, Marfu’ah, Desi DW, dan Erina yang telah membantu
dalam proses pengambilan data maupun entri data dalam penelitian ini.
6) Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan kemudahan demi terlaksananya penelitian ini.
7) Semoga segala bentuk dukungan yang telah diberikan dalam penelitian ini
bernilai ibadah. Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan dalam mewujudkan keluarga yang lebih baik bagi persemaian
generasi masa depan yang berkarakter tangguh.
Surakarta, Oktober 2009
Penulis
ix
Daftar Isi
Halaman pengesahan....................................................................................................... ii
Ringkasan......................................................................................................................... v
Summary......................................................................................................................... vi
Prakata........................................................................................................................... vii
Daftar tabel ..................................................................................................................... ix
Daftar bagan .................................................................................................................... x
Daftar lampiran............................................................................................................... xi
Bab I. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
Bab II. Tinjauan pustaka .................................................................................................. 5
A. ....................................................................................................................... P
engasuhan anak ................................................................................................... 5
B. ....................................................................................................................... S
osialisasi nilai ....................................................................................................... 9
C. ....................................................................................................................... I
nternalisasi nilai ................................................................................................. 10
D. ....................................................................................................................... K
onflik nilai dalam pengasuhan anak................................................................... 11
E......................................................................................................................... P
enanganan konflik nilai dalam pengasuhan anak............................................... 12
F......................................................................................................................... S
osialisasi Nilai dan Konflik Nilai dalam Budaya Jawa .......................................... 15
G. ....................................................................................................................... P
ertanyaan penelitian.......................................................................................... 17
Bab III. Tujuan dan manfaat penelitian .......................................................................... 18
Bab IV. Metode penelitian ............................................................................................. 19
A. ....................................................................................................................... F
okus penelitian .................................................................................................. 19
B. ....................................................................................................................... I
nforman penelitian ............................................................................................ 19
C. ....................................................................................................................... S
trategi sampling ................................................................................................. 19
x
D. ....................................................................................................................... M
etode pengumpulan data .................................................................................. 20
E......................................................................................................................... M
etode analisis data ............................................................................................. 20
Bab V. Hasil dan pembahasan ........................................................................................ 22
A. ....................................................................................................................... D
ata FGI................................................................................................................ 22
B. ....................................................................................................................... D
ata demografi partisipan: (remaja, ayah, ibu).................................................... 25
C. ....................................................................................................................... H
asil pengumpulan data....................................................................................... 26
D. ....................................................................................................................... P
embahasan ........................................................................................................ 38
E......................................................................................................................... T
emuan penelitian............................................................................................... 47
F......................................................................................................................... K
eterbatasan penelitian....................................................................................... 47
Bab VI. Kesimpulan dan saran ........................................................................................ 49
Daftar pustaka................................................................................................................ 52
Lampiran‐lampiran......................................................................................................... 59
Draft Artikel Jurnal ......................................................................................................... 75
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel 1. Tema‐tema yang muncul dalam FGI............................................... 22
Tabel 2. Data demografi partisipan remaja ............................................................... 25
Tabel 3. Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orangtua remaja ........................... 26
Tabel 4. Sumber konflik remaja dengan orangtua..................................................... 36
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Harapan orangtua pada anak ..................................................................... 27
Grafik 2. Upaya orangtua mencapai harapan pada anak........................................... 28
Grafik 3. Nasihat yang disampaikan orangtua pada anak.......................................... 28
Grafik 4. Sumber informasi orangtua tentang masalah anak ................................... 29
Grafik 5. Kedekatan remaja dengan orang tua.......................................................... 30
Grafik 6. Remaja curhat masalah kepada .................................................................. 31
Grafik 7. Sikap orangtua yang disukai remaja............................................................ 31
Grafik 8. Sikap orangtua yang tidak disukai remaja.................................................. 32
Grafik 9. Isi pesan yang diterima remaja dari orangtua............................................. 33
Grafik 10. Penyebab orangtua marah....................................................................... 34
Grafik 11. Sikap remaja ketika dimarahi orang tua.................................................... 35
Grafik 12. Perlakuan orang tua yang diharapkan anak.............................................. 36
Grafik 13. Aktivitas yang dilakukan remaja bersama teman akrab............................ 37
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Personalia Penelitian................................................................................................. 60
Panduan Wawancara Kelompok Terarah .................................................................. 67
Kuesioner .................................................................................................................. 69
Surat ijin penelitian ................................................................................................... 74
xiv
RINGKASAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL
STRATEGI PENANAMAN NILAI DALAM PRAKTIK PENGASUHAN ANAK PADA
KELUARGA JAWA
Oleh: Sri Lestari dan Setia Asyanti
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan tahun sebelumnya. Dari
penelitian tahun pertama diperoleh data‐data terjadinya proses penanaman nilai
pada anak melalui pengasuhan dalam keluarga. Diketahui pula terdapat empat
metode yang digunakan oleh orangtua dalam melakukan penanaman nilai pada
anak, yakni:
1) Memberikan instruksi pada anak agar anak melakukan tindakan yang
diharapkan.
2) Memberikan nasihat dan keteladanan pada anak.
3) Memberikan nasihat dan keteladanan disertai dengan hubungan orangtua‐anak
yang hangat.
4) Melakukan dialog dan memberikan keteladanan disertai dengan hubungan
orangtua‐anak yang hangat.
Dari keempat metode yang digunakan orangtua tersebut, metode yang
keempat menunjukkan hasil yang paling baik. Artinya, nilai‐nilai yang ditanamkan
orangtua pada anak diinternalisasi oleh anak menjadi bagian dari dirinya.
Dampaknya adalah anak tetap memegang teguh nilai‐nilai tersebut meskipun
berada di lingkungan yang menawarkan nilai yang berbeda.
Dalam penelitian tahun kedua ini, dilakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap
nilai‐nilai yang disampaikan oleh orangtua pada anak serta cara‐cara yang digunakan
oleh orangtua ketika menghadapi konflik dengan anak.
Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 469 orang remaja SMP, beserta
124 orang ayah dan 150 orang ibu dari remaja tersebut. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara kelompok terarah (focuss group interviews/FGI) pada
remaja laki‐laki dan perempuan, pemberian kuesioner pada remaja, dan pemberian
kuesioner pada orangtua. Proses pengambilan data dilakukan melalui sekolah.
1
2
Dari hasil analisis data diketahui bahwa orangtua memiliki nilai‐nilai yang
ingin ditanamkan pada anak, yakni: 1) prestasi, 2) kemandirian, 3) kejujuran, 4)
suka menolong, 5) bertanggungjawab, 6) berhemat, 7) rendah hati, 8) kesopanan, 9)
taat beribadah, 10) kepatuhan, 11) kesuksesan, 12) hormat, 13) hormat, 14) rukun.
Nilai‐nilai tersebut tercermin dalam harapan orangtua kepada anak dan
dikomunikasikan melalui nasihat‐nasihat pada anak. Anak dalam hal ini adalah
remaja yang mulai banyak berinteraksi dengan teman sebaya. Dalam interaksi
tersebut, anak mendapatkan tawaran nilai‐nilai yang berbeda dengan yang
ditanamkan oleh orangtua. Dampak dari kondisi ini adalah remaja tidak selalu
berperilaku seperti yang diharapkan orangtuanya. Perbedaan perilaku anak dengan
perilaku yang diharapkan oleh orangtua menimbulkan ketidaksetujuan, perbedaan
pendapat, bahkan pertentangan yang memicu terjadinya konflik nilai antara anak
dengan orangtuanya. Hal yang paling sering menjadi pemicu konflik adalah harapan
dan keinginan orangtua agar anak belajar dengan giat, sementara anak ingin lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk bermain dengan teman sebaya, bermain HP,
menonton televisi dan aktivitas lainnya yang tidak mendukung untuk meningkatkan
prestasi belajarnya. Anak baru belajar apabila diingatkan, ditegur atau dimarahi oleh
orangtua. Gambaran situasi tersebut mencerminkan bahwa orangtua belum berhasil
menanamkan nilai‐nilainya
PENDAHULUAN
Banyak pendapat ahli yang menyatakan bahwa Indonesia mengalami krisis nilai.
Hal ini terbukti dengan makin meningkatnya jumlah kasus korupsi, bahkan Indonesia
menjadi negara terkorup kelima di dunia (www.kpk.go.id) dan terkorup ketiga di
ASEAN (www.surya.co.id), tindak kriminal, maupun tindakan‐tindakan yang melanggar
norma‐norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pada kalangan muda pun tindak
pelanggaran norma sosial seperti perilaku seksual remaja sebelum menikah semakin
memprihatinkan berbagai kalangan. Hasil‐hasil survei terhadap perilaku seksual remaja
(Taufik & Anganthi, 2005; Lestari, 2007) mengungkapkan bahwa tahap perilaku seksual
remaja semakin tinggi dan bahkan ada yang telah sampai pada bersenggama. Usia
remaja ketika menjadi aktif secara seksual juga makin muda yakni usia 14 tahun
(Sugiarto, 2006).
Sementara itu, dalam tingkat keluarga juga terdapat fenomena makin
melemahnya ikatan antara orang tua‐anak dan antar anggota keluarga. Pembangunan
sumberdaya manusia telah meningkatkan kapasitas kaum perempuan dan akibatnya
meningkatkan tingkat partisipasi perempuan dalam dunia kerja. Dalam data statistik
BPS tahun 2007 terungkap adanya peningkatan jumlah angkatan kerja kaum
perempuan yang lebih besar daripada kaum laki‐laki (www.bps.go.id). Hal ini dapat
menjadi indikasi semakin meningkatnya jumlah orang tua yang dua‐duanya bekerja.
Sementara itu, maraknya budaya konsumerisme juga mendorong orang untuk bekerja
lebih keras, atau bahkan berlebihan untuk memenuhi kebutuhan materinya. Dampak
yang dapat terjadi adalah kecenderungan berkurangnya waktu interaksi antara orang
tua dengan anak. Bahkan tanpa disadari, karena terlalu terfokus pada materi, perhatian
orang tua terhadap pemenuhan kebutuhan anak akan ikatan emosi dan spiritual
menjadi berkurang (Makarim, 2008).
Kondisi yang serupa juga terjadi dalam masyarakat Jawa. Dewasa ini kehidupan
spiritual orang Jawa yang dilandasi oleh falsafah hidup madya yang lahir dari etika
moral yakni tidak ingin diwah (disanjung‐sanjung) dan lebih suka hidup samadya juga
1
2
mulai meluntur di masyarakat. Bahkan Mulder (dalam Endraswara, 2006a) menyatakan
bahwa masyarakat Jawa terkosongkan dari kandungan moral (emptied of moral
content). Hal ini menurut Endraswara (2006a) dapat terjadi karena budaya‐budaya lain
seperti konsumerisme, materialisme, individualisme, dan isme‐isme lainnya menerjang
kehidupan orang Jawa.
Dari penelitian pada tahun pertama telah diperoleh data tentang harapan
orangtua terhadap anak, pesan‐pesan moral yang disampaikan pada anak, metode yang
digunakan oleh orangtua dalam menyampaikan pesan moral, waktu yang digunakan
dalam menyampaikan pesan moral, metode pendisiplinan yang diterapkan oleh
orangtua, dan respon anak terhadap tindakan orangtua. Terkait dengan harapan
orangtua terhadap anak diperoleh data bahwa (1) orang tua mengharapkan anaknya
menjadi anak yang sholeh dan sholehah; (2) orang tua mengharapkan anaknya dapat
memiliki penghidupan yang lebih layak dan lebih baik daripada kehidupan yang dijalani
orang tuanya; (3) orang tua mengharapkan anaknya menjadi pribadi yang
bertanggungjawab dan mandiri.
Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut, orangtua menyampaikan pesan‐
pesan moral kepada anak dalam interaksi sehari‐hari. Pesan‐pesan moral tersebut
adalah: (1) rajin beribadah dengan harapan agar anak menjadi anak yang sholeh dan
sholehah, (2) pesan moral untuk bersikap jujur, (3) rajin belajar dengan harapan
mendapat nilai yang baik, (4) hormat kepada yang lebih tua yang diartikan sebagai
kesediaan mermbantu meringankan beban tugas orang tua dan menghargai orang yang
lebih tua tanpa memandang status sosialnya, (5) rukun dengan saudara, (6)
menghindari hal‐hal yang bisa berdampak merusak pada diri anak, seperti menjauhi
miras dan narkoba, menghindari bergaul dengan teman yang kurang baik atau
berpesan untuk memilih teman dalam bergaul, (7) bersedia membantu orang lain dan
berpartisipasi dalam masyarakat, dan (8) pentingnya uang dalam kehidupan.
Adapun metode yang digunakan oleh orangtua dalam menyampaikan pesan
moral dapat dikategorikan menjadi empat metode. Pertama, pemberian nasehat.
Metode pemberian nasehat merupakan metode yang paling umum diterapkan oleh
orang tua di dalam keluarga. Metode pemberian nasehat dilakukan dengan cara
3
menyampaikan nilai‐nilai moral yang ingin disosialisasikan pada anak dalam suatu
komunikasi yang bersifat searah. Pemberian nasehat ini pada umumnya dilakukan
setelah anak melakukan pelanggaran terhadap aturan yang telah menjadi kesepakatan
di dalam keluarga. Kedua, pemberian contoh. Dalam metode pemberian contoh ini,
orang tua melakukan terlebih dahulu perilaku‐perilaku yang mengandung nilai‐nilai
moral yang akan disampaikan pada anak. Dengan demikian ketika orang tua
menyampaikan pesan nilai moral pada anak, orang tua dapat merujuk pada perilaku‐
perilaku yang telah dicontohkannya. Ketiga, metode dialog. Dalam metode ini orang tua
menyampaikan nilai‐nilai moral pada anak melalui proses interaksi yang bersifat
dialogis. Orang tua menyampaikan harapan‐harapannya pada anak dan bentuk‐bentuk
perilaku yang diharapkan dilakukan oleh anak. Anak diberi kesempatan untuk
menyampaikan tanggapannya terhadap harapan orang tua.. Keempat, pemberian
instruksi. Maksudnya, orang tua hanya memberikan perintah pada anak untuk
melakukan suatu tindakan yang diharapkan tanpa memberikan contoh terlebih dulu.
Dalam menyampaikan pesan moral kepada anak, ada keluarga yang telah
memiliki waktu tertentu (family time) dan ada pula yang menyampaikan nasehatnya
setelah anak melakukan pelanggaran atau melakukan kesalahan. Metode pendisiplinan
yang digunakan orangtua bervariasi mulai dari marah, mendiamkan anak dan tidak
mengajak bicara, memotong uang saku anak, bahkan ada yang memukul dengan sapu
atau kayu. Khusus untuk hukuman memukul dialami oleh anak ketika masih kanak‐
kanak, tetapi sudah tidak dialami lagi ketika anak‐anak telah memasuki masa remaja.
Gambaran mengenai respon anak terhadap nilai‐nilai yang disosialisasikan oleh
orangtua adalah 1) ada yang menerima disertai dengan kesadaran bahwa hal itu
dilakukan oleh orangtua untuk kebaikannya sehingga berupaya mengimplemen‐
tasikannya dalam kehidupan sehari‐hari, 2) ada yang menerima nilai‐nilai yang
disampaikan sebagai informasi saja dan belum mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari‐hari. Respon yang timbul pada anak tersebut tidak terlepas dari metode yang
digunakan oleh orangtua untuk melakukan sosialisasi nilai. Metode dialog dirasakan
oleh anak sebagai metode yang paling nyaman daripada pemberian nasehat secara
berulang‐ulang atau sekedar memberikan instruksi saja.
4
Mengingat masa remaja merupakan masa perkembangan dengan karakteristik
pencarian identitas dan peningkatan rasa otonom, maka interaksi orangtua dengan
anak pada masa ini seringkali diwarnai dengan berbagai perbedaan dan konflik.
Menurut Allison dan Schultz (2004) intensitas konflik lebih tinggi terjadi pada masa awal
remaja dan menurun pada akhir remaja. Tiga domain konflik yang paling intens terjadi
adalah perilaku yang mengacau/mengganggu di rumah, karakter pribadi/moral yang
negatif, dan PR/prestasi di sekolah.
Berdasarkan temuan tahun pertama, maka penelitian lanjutan ini dilakukan
untuk mengelaborasi lebih lanjut situasi‐situasi konflik nilai yang dialami remaja dan
tindakan orangtua dalam menghadapi konflik nilai tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
____, 2007. Indonesia negara terkorup urutan kelima dunia. Diakses pada tanggal 20
Desember 2008 dari www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=2111.
____, 2008. Indonesia negara terkorup ketiga di asean. Diakses pada tanggal 20
Desember 2008 dari www.surya.co.id/2008/12/02/indonesia‐negara‐
terkorup‐ketiga‐di‐asean.
BPS (2008). Perkembangan beberapa indikator utama sosial‐ekonomi indonesia.
Diakses
pada
tanggal
10
januari
2009
dari
http://www.bps.go.id/leaflest/BookletMaret(2008)new.pdf.
Allison, Barbara N. & Schultz, Jerelyn B., 2004. Parent‐Adolescent Conflict In Early
Adolescence. Adolescence, 39(153), 101‐119.
Anganthi, N.R.N & Lestari, S. (2007). Pola Komunikasi Seksualitas Pada Keluarga Muslim
di Surakarta. Laporan Penelitian Fundamental. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta, tidak diterbitkan.
Arnett, J. J. (1995). Broad and narrow socialization: the family in the context of cultural
theory. Journal of Marriage and the Family, 57, 617‐628.
Bandura, A. (1991). Social cognitive theory of moral thought and anction. In W. M.
Kurtnes & J. L. Gewirtz (Eds.) Handbook of moral behavior and development (Vol
1, pp 45‐103). NJ: Erlbaum.
Bamaca, M. Y., Umafia‐Taylor, A. J., Shin, N., & Alfaro, E. C. (2005). Latino adolescent’s
perception of parenting behaviors and self‐esteem: examining the role of
neighborhood risk. Family Relations, 54, 621‐632.
Barber, B. K., Chadwick, B. A., & Oerter, R. (1992). Parental behaviors and adolescent
self‐esteem in the United States and Germany. Journal of Marriage and the
Family, 54, 128‐141.
Barber, C. N., Ball, J., & Armistead, L. (2003). Parent‐adolescent relationship and
adolescent psychological functioning among African‐American female
adolescents: self‐esteem as mediator. Journal of Child and Family Studies, 12,
361‐374.
Baumrind, D. (1980). New direction in socialization research. American Psychologist, 35,
639‐652.
Baxter, L.A., & Clark, C.L. (1996). Perception of family communication patterns and the
enactment of family rituals. Western Journal of Communication, 60, 254‐268.
52
53
Berns, R.M. 2004. Child, Family, School, Community: Socialization and Suppport. 5th ed.
Forth Worth: Hartcourt Brace CollegePublishers.
Booth‐Butterfield, M., & Sidelinger, R. (1998). The influence of family communication
on the college‐aged child: openness, attitudes and actions about sex and
alcohol. Communication Quarterly, 46, 295‐308.
Borawski, E.A, Ievers‐Landis, C.E., Lovegreen, L.D., & Trapl, E.S. (2003). Parental
monitoring, negotiated unsupervised time, and parental trust: the role of
perceived parenting practices in adolescent health risk behavior. Journal of
Adolescent Health, 33, 60‐70.
Brody, G.H., Moore, K., & Glei, D. (1994). Family processes during adolescence as
predictors of parent‐young adult attitude similarity: A six year longitudinal
analysis. Family Relations, 43, 369‐373.
Bronstein, P., Fox, B.J., Kamon, J. L., & Knolls, M.L. (2007). Parenting and gender as
predictors of moral courage in late adolescent: a longitudinal study. Sex Roles,
56, 661‐674.
Bulanda, R. E., & Majumdar, D. (2009). Perceived parent‐child and adolescent self‐
esteem. Journal of Child and Family Studies, 18, 203‐212.
Caples dan Barrera (2006)
Chen, Z., Liu., R. X., & Kaplan, H.B. (2008). Mediating mechanisms for the
intergenerational transmission of constructive parenting: a prospective
longitudinal study. Journal of Familly Issues, 29, 1574‐1599
Choi, Y., He, M., & Harachi, T.W. (2008). Intergenerational cultural disonance, parent‐
child conflict and bonding and youth problem behaviors among vietnamese &
cambodian immigrant families. Journal of Youth and Adolescene, 37, 85 ‐96.
Clark, R. D., & Shileds, G. (1997). Family communication and delinquency. Adolescence,
32, 81‐92.
Davidson, T.M., & Cardemil, E.V. (2009). Parent‐child communication and parental
involvement in Latino adolescents. Journal of Early Adolescence, 29, 99‐121.
De Clercq, S. 2006. Extending the Schwartz Value Theory for Assessing Supplementary
Person‐Organization Fit. Dissertassion. Faculteit Psychologie en Pedagogische
Wetenscappen. Available in: https://archive.ugent.be/retrieve/4474/
Doctoraat+Stefaan+De+Clercq.pdf.
Dekovic, M., 1999. Parent‐Adolescent Conflict: Possible Determinants and
Consequences. International Journal Of Behavioral Development, 23 (4), 977–
1000.
54
Dekovic, M., Wissink, I. B., & Meijer, A. M. (2004). The role of family and peer relation
in adolescent antisocial behavior: comparison of four ethnic groups. Journal of
Adolescent, 24, 497‐514.
Demo, D. H., Small, S. A., & Savin‐Williams, R. C. (1987). Family relations and the self‐
esteem of adolescents and their parents. Journal of Marriage and the Family,
49, 705‐715.
Dishion, TJ, & McMahon RJ. (1998) Parental monitoring and the prevention of child and
adolescent problem behavior: A conceptual and empirical formulation. Clinical
Child and Family Psychology Review, 1, 61–75.
Doom, M.D.V., Branje, S. J. T., & Meeus, W. J. J., (2008). Conflict resolution in parent‐
adolescent relationship and adolescent delinquency. Journal of Early
Adolescence, 4, 503‐527.
Driscoll, A. K., Russell, S. T, & Crockett, L. J. (2008). Parenting styles and youth well‐
being across immigrant generations. Journal of Family Issues, 29, 185‐209.
Dwairy, M. (2004). Parenting style and mental health of Palestinian‐Arab adolescents in
Israel. Transcultural Psychiatry, 41, 233‐252.
Endraswara, S., 2006. Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala.
Endraswara, S. (2006). Budi Pekerti Jawa: Tuntunan Luhur Budaya Adiluhung.
Jogjakarta: Buan Pustaka.
Furnham, A., & Cheng, H., (2000). Perceived parental behaviour, self‐esteem and
happiness. Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology, 35, 463‐470.
Galambos, N.L. & Almeida, D.M. (1992). Does parent‐adolescent conflict increase in
early adolescence?. Journal of marriage and the Family, 54, 737‐747.
Geertz, H. (1961). The Javanese Family: A Study of Kinship and Socialization. USA: The
Free Press of Glenoe, Inc.
Georgas, J., Kalantzi‐Azizi, A., 1992. Value Acculturation and Response Tendencies of
Biethnic Adolescents. Journal of Cross‐Cultural Psychology, 23 (2), 228‐239.
Grolnick, W.S., & Slowiaczek, M.L. (1994). Parent’s involvement in children’s schooling:
A multidimensional conceptualization and motivational model. Child
Development, 65, 237‐252.
Grusec, J. E., & Goodnow, J. J. (1994). Impact of parental discipline methods on the
child’s internalization of values: A reconceptualization of current points of view.
Developmental Psychology, 30, 4–19.
55
Hayes, N. (2000). Doing Psychological Research: Gathering and Analysing Data.
Buckingham: Open University Press.
Hertz, L., & Gullone, E. (1999). The relationship between self‐esteem and parenting
style. Journal of Cross Cultural Psychology, 30, 742‐761.
Kerr, M. & Stattin, H. (2000). What parents know, how they know it, and several forms
of adolescent adjusment: further support for a reinterpretation of monitoring.
Developmental Psychology, 36, 366‐380.
Laible, D., Eye, J., & Carlo, G. (2008). Dimensions of conscience in mid‐adolescence:
Links with social behavior, parenting, and temperament. Journal of Youth and
Adolescence, 37, 875‐887.
Laird, R.D., Pettit, G.S., Bates, J.E., & Dodge, K.A. (2003). Parents’ monitoring‐relevant
knowlegde and adolescents’ delinquent behavior: evident of correlated
development changes and reciprocal influences. Child Development, 74, 752‐
768.
Lestari, S, 2002. Peningkatan Kemampuan Ibu dalam Mengkomunikasikan Seksualitas
kepada Anak Melalui Pemberian Informasi. Tesis. Yogyakarta: Program
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, tidak diterbitkan.
Lestari, S. 2007. Perilaku Pacaran Ditinjau Dari Intensitas Mengakses Situs Porno dan
Komunikasi Seksualitas dengan Orang Tua. Laporan Penelitian Dosen Muda.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, tidak diterbitkan.
Lestari, S., & Asyanti, S. (2008). Strategi Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
Nilai Dalam Praktek Pengasuhan Anak pada Keluarga Jawa. Laporan
Penelitian Fundamental. Universitas Muhammadiyah Surakarta, tidak
diterbitkan.
Lestari, S, dan Purwandari, E, 2002. Kemampuan Komunikasi Ibu – Anak tentang
Seksualitas Ditinjau dari Tingkat Pengetahuan Ibu. Indigenous. Vol. 6, No. 1,
Mei, 32‐39.
Magnis‐Suseno, F., 2003. Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan
Hidup Jawa. Jakarta: PT Gramedia.
Makarim, I. A. (2008). Penanaman nilai dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Makalah. Dalam Proceedings Temu Ilmiah Nasional IPPI, Bandung 28‐29
November.
Milevsky, A., Schlechter, M., Netter, S., & Keehn, D. (2006). Maternal and paternal
parenting styles in adolescents: associations with self‐esteem, depression and
life‐satisfaction. Journal of Child and Family Studies, 16, 39‐47.
56
Natrajan, R. 2005. What Are My Goals in Parenting. (online) Retrieved
from:http://www.ces.purdue.edu/providerparent/PDF%20Links/What_Are_
My_Goals_in_Parenting.pdf.
Oliver, J. M. & Paull, J. C. (1995). Self‐esteem and self‐efficacy, perceived parenting and
family climate, and depression in university students. Journal of Clinical
Psychology, 51, 467‐480.
Padilla‐Walker, L.M & Thompson, R.A. 2005. Combating Conflicting Messages of Values:
A Closer Look at Parental Strategies. Social Development, 14 (2), 305‐322.
Plunkett, S. W., Henry, C. S., Robinson, L. C., Behnke, A., & Falcon III, P. C. (2007)..
Adolescent perceptions of parental behaviors, adolescent self‐esteem, and
adolescent depressed mood. Journal of Child and Family Studies, 16, 760‐772.
Prokop, C.K., Bradly,L.A., Burish,T.G., Anderson,K.O.,Fox,J.E.(1991). Health Psychology:
Clinical Methods & Research. New York : MacMillan Publishing.
Regnerus, M.D. & Luchies, L.B. (2006). Parent‐child relationship and opportunities for
adolescents’ first sex. Journal of Family Issues, 27, 159‐183.
Rice,F.P & Dolgin,K.G. 2008. The Adolescence : Development, Relationships and
Culture. Boston : Allyn & Bacon.
Riesch, SK., Gray, J., Hoeffs, M., Keenan, T., Ertl, T., & Mathison, K. 2003. Conflict and
conflict resolution: parent and young teen perceptions. Journal of Pediatric
Health Care. 17(1), 22‐31.
Robertson, J. & Simons, R. (1989). Family factors, self‐esteem, and adolescent
depression. Journal of Marriage and Family, 51, 125‐138.
Rodgers, K. B. (1999). Parenting processes related to sexual risk‐taking behaviors of
adolescent males and females. Journal of Marriage and Family, 61, 99‐109.
Shek, D. T. L. (2000). Differences between fathers and mothers in the treatment of, and
relationship with, their teenage children: Perceptions of Chinese adolescents.
Adolescence, 35, 135‐146.
Shek, D.T.L., 2002. Parenting Characteristics and Parent‐Adolescent Conflict: A
Longitudinal Study in the Chinese Culture. Journal of Family Issues, 23 (2), 189‐
208.
Shek, D.T.L. (2006). Perceived parent‐child relational qualities and parental behavioral
and psychological control in Chinese adolescents in Hongkong. Adolescence, 41,
563‐581.
Shek, D.T.L. (2008). Predictors of perceived satisfaction with parental control in Chinese
adolescents: a 3‐year longitudinal study. Adolescence, 43, 153‐164.
57
Smetana, J. G. (1999) The role of parents in moral development: A social domain
analysis. Journal of Moral Education, 28, 311‐321.
Steelsmith, S. 2000. Resolving Conflicting Values. (online) Retrieved from:
http://www.parentingpress.com/t_000923.html.
Sugiarto (2006) Hasil survei PSS PKBI DIY: Pelajar Sudah Lakukan Seks Bebas. Diakses
dari: http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0603/09/dar18.htm
pada tanggal 15 Maret 2006.
Svensson, R. (2004). Shame as a consequence of the parent‐child relationship.
European Journal of Criminology, 1, 477‐504.
Tadmor, C.T. & Tetlock, P.E., 2006. Biculturalism: A Model of the Effects of Second‐
Culture Exposure on Acculturation and Integrative Complexity. Journal of Cross‐
Cultural Psychology, 37 (2), 173‐190.
Taufik dan Anganthi, N.R.N. (2005) Seksualitas Remaja: Perbedaan antara Seksualitas
Remaja yang Tidak Melakukan Hubungan Seksual dan Remaja yang Melakukan
Hubungan Seksual. Jurnal Penelitian Humaniora, 6, No. 2, Agustus.
Taylor,S.E.1999. Health Psychology. Singapore : McGraw‐Hill Inc
Waizenhofer, R. N., Bucahnan, C.M., & Jackson‐Newman, 2004. Mothers’and fathers
‘knowledge of adolescents’ daily activities: its sources and its links with
adolescent adjustment. Journal of Family Psychology, 18, 348‐360.
Wenk, D., Hardesty, C.L., Morgan, C.S., & Blair, S.L. (1994). The influence of parental
involvement on the well‐being of sons and daughters. Journal of Marriage and
Family, 56, 229‐234.
Whitbeck, L. B., & Gecas, V. (1988). Value attributions and value transmission between
parents and children. Journal of Marriage and Family, 50, 829–840.
Whitbeck, L. B., Simons, R. L., Conger, R. D. & Lorenz, F. O. (1989). Value socialization
and peer group affiliation among early adolescents. The Journal of Early
Adolescence, 9, 436‐453.
White, F.A. (2000). Relationship of family socialization processes to adolescent moral
thought. The Journal of Social Psychology, 140, 75‐91.
White, F. A. & Matawie, K.M. (2004). Parental morality and family processes as
predictors of adolescent morality. Journal of Child and Family Studies, 13, 219‐
233.
Williams, S.K. & Kelly, F.D. (2005). Relationships among involvement, attachment, and
behavioral problems in adolescence: examining father’s influence. Journal of
Early Adolescence, 25, 168‐196.
58
Yau, J. and Smetana, J.G., 1996. Adolescent‐Parent Conflict among Chinese Adolescents
in Hong Kong. Child Development, 67 (3), 1262‐1275.
Ying, Yu‐Wen, & Han, M. (2008). Parental contributions to Southeast Asian American
adolescents’ well‐being. Youth & Society, 40, 289‐306.
LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL
TAHUN KEDUA
STRATEGI PENANAMAN NILAI DAN
PENANGANAN KONFIK NILAI DALAM
PRAKTEK PENGASUHAN ANAK
PADA KELUARGA JAWA
Oleh:
Sri Lestari, S.Psi., M.Si., Psikolog
Setia Asyanti, S.Psi., M.Si., Psikolog
DIBIAYAI OLEH PROYEK PENGKAJIAN DAN PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN
SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN NOMOR: 074/SP2H/PP/DP2M/IV/2009
DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL RI
FAKUTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
OKTOBER 2009
v
Strategi Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Nilai
dalam Praktek Pengasuhan Anak Pada Keluarga Jawa
RINGKASAN
Dari penelitian pada tahun pertama telah diperoleh data tentang harapan
orangtua terhadap anak, pesan‐pesan moral yang disampaikan pada anak, metode
yang digunakan oleh orangtua dalam menyampaikan pesan moral, waktu yang
digunakan dalam menyampaikan pesan moral, metode pendisiplinan yang
diterapkan oleh orangtua, dan respon anak terhadap tindakan orangtua.
Berdasarkan temuan tahun pertama, maka penelitian lanjutan ini dilakukan untuk
mengelaborasi lebih lanjut situasi‐situasi konflik nilai yang dialami remaja dan
tindakan orangtua dalam menghadapi konflik nilai tersebut.
Penelitian ini menggunakaan pendekatan kualitatif. Partisipan penelitian ini
adalah remaja SMP dan tinggal di wilayah Surakarta, beserta orangtuanya.
Pengumpulan data dilakukan dengan focus group interviews pada remaja dan
kuesioner terbuka bagi remaja dan orangtua. Data‐data yang diperoleh dianalisis
secara kualitatitif tematik.
Data‐data hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut:
1) Orangtua mengharapkan anak menjadi pribadi yang baik, hidupnya sejahtera,
taat dalam beragama dan dapat memenuhi tuntutan orangtua.
2) Orangtua berupaya mewujudkan harapannya dengan memberikan dukungan
sosial pada anak, berupa dukungan emosi, tangible support, appraisal support,
dukungan informasi dan dukungan spiritual.
3) Nilai‐nilai yang ditransmisikan melalui pengasuhan anak dalam keluarga pada
masyarakat Jawa adalah: prestasi, kemandirian, kejujuran, suka menolong,
bertanggungjawab, sederhana, rendah hati, kesopanan, taat beribadah,
kepatuhan, kesuksesan, hormat, dan rukun.
4) Area konflik antara remaja dengan orang tua yang mengemuka berkaitan
dengan prestasi belajar, pengelolaan waktu, penggunaan HP, tugas‐tugas
kerumahtanggaan, penampilan dan perilaku berpacaran.
5) Ketika menghadapi konflik, marah menjadi ekspresi pertama yang paling banyak
diungkapkan oleh orangtua, baik ayah maupun ibu; sedangkan respon remaja
adalah diam dan mendengarkan. Dalam situsi konflik tersebut, orangtua juga
menyampaikan nasihat‐nasihat pada anak.
Dari data‐data di atas, dapat diketahui bahwa dalam upaya melakukan
resolusi konflik dengan remaja, cara‐cara yang digunakan oleh orangtua belum
bersifat konstruktif. Konflik orangtua‐anak belum dijadikan sebagai media
pembelajaran nilai bagi anak. Konsekuensinya, anak mengalami kesulitan untuk
melakukan adopsi nilai‐nilai yang disampaikan orangtua, apalagi untuk melakukan
internalisasi nilai.
vi
Strategy of Values Transmission and Combating the Values Conflict in
Parenting in Javanesse Family
SUMMARY
The previous research found about the parent wishes for their adolescent,
moral messages they reveal to adolescent, the method that used to reveal the moral
messages, the moment they utilize to send the moral messages, their approach to
discipline their adolescent, and the adolescent response to parent act. Following
that findings this research aim to elaborate conflict situations occured in parent‐
adolescent relationship and parent’s performance to resolve the conflict.
Qualitative approach used to accomplish this research. The participant were
adolescents in junior school and lived in Surakarta and their parent. The data
gathered by focus group interviews to adolescents and completion the open ended
questionair by adolescent and their parent. The collected data analized by the
themes qualitatively.
The result would be summarize as follows:
1) Parent want their adolescet to be a kind person, achieve well‐being in live,
faithful, and comply with parent demand.
2) Parent attempt to attain their hope by giving social support to their adolescent
such as emotional support, tangible support, appraisal support, information
support and spiritual support.
3) Values transmitted in parenting in Javaness families are: achievement,
autonomous, honesty, helping attitude, responsible, simple, modesty, well
mannered, religious obligation, obedient, success, respect and rukun.
4) Conflit occured in parent‐adolescent relationship are related to academic
achievement, time management, mobile use, chores, and opposite sex
relationship.
5) Anger is the most expression presented by both of father and mother when
resolve conflit, whereas the adolescents prefer being quiet to respond parent
anger. Parent also give several advise to their adolescent in this situation.
These findings shows that in attemp to resolve conflict with their adolescent,
parent still not use the constructive ways yet. Parent‐adolescent conflict not being
utilized as a mode of values transmission in good manner. As a concequence,
adolescents experience some obstacles to adopt values that parent trasmit,
moreover to internalize values.
vii
PRAKATA
Alahmdulillah, atas kekuatan dan ilmu yang diberikan‐Nya, penelitian
tentang penanaman nilai dan strategi penanganan konflik nilai dalam keluarga ini
dapat terselesaikan. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah pada
Rasulullah Muhammad SAW yang telah meneladankan pada kita bagaimana
seharusnya menjalankan peran sebagai orangtua yang baik bagi anak. Tak ada
gading yang tak retak, demikian kata pepatah. Meski penelitian ini tak terlepas dari
kekurangan, semoga dapat menambah pemahaman mengenai realitas yang terjadi
dalam hubungan orangtua‐anak dalam masyarakat kita.
Penelitian ini bermula dari keprihatinan penulis ketika melihat perilaku
remaja yang kurang santun, kurang hormat pada yang lebih tua, kurang menghargai
guru, kurang gigih dalam belajar dan menyukai hal‐hal yang serba instan. Demikian
pula dengan maraknya tindak ketidakjujuran seperti perilaku berbohong,
menjadikan perilaku menyontek sebagai kebiasaan, dan meningkatnya perilaku
seksual pada remaja. Fenomena tersebut menimbulkan pertanyaan bagi peneliti,
“Apa yang sedang terjadi dalam keluarga‐keluarga? Bagaimana hubungan orangtua‐
anak yang terjalin? Mengapa remaja berperilaku seperti itu?”. Penelitian ini
dilakukan sebagai upaya mencari jawaban atas berbagai pertanyaan yang sering
terlintas dalam pikiran penulis.
Pengasuhan anak merupakan tugas mulia para orangtua untuk
menghantarkan putra‐putri kita agar menjadi generasi penerus yang lebih baik.
Namun data‐data dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa ketrampilan
pengasuhan yang dimiliki orangtua masih kurang memadai untuk mewujudkan
harapan tersebut. MARAH, masih menjadi ekspresi utama orangtua ketika
menghadapi konflik dengan anak. Akibatnya, konflik orangtua‐anak yang semestinya
menjadi media pembelajaran bagi anak tentang bagaimana menyelesaikan masalah
secara konstruktif, tidak terjadi. Pemberian nasihat pada anak pun banyak dilakukan
orangtua ketika berada dalam situasi konflik. Dampak lebih lanjut yang terjadi
adalah proses internalisasi pada anak tidak dapat berlangsung dengan baik.
viii
Dalam melakukan penelitian, penulis mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada pihak‐pihak yang telah
mendukung pelaksanaan penelitian ini, yakni:
1) Departemen Pendidikan nasional Republik Indonesia, dalam hal ini DP2M
Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi yang telah menjadi penyandang dana
tunggal untuk penelitian ini.
2) Rektor Universitas Muhammdiyah Surakarta, dalam hal ini Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
untuk kegiatan ini.
3) Para orangtua dan anak yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian
ini dengan mengungkapkan pengalamannya dalam berinteraksi di dalam
keluarga.
4) Suami penulis pertama, Mas Tachir yang telah memberikan dukungan penuh
dengan menjalankan shared parenting bagi anak‐anak (Azka, Akhyar, Nui) ketika
penulis sedang berkutat dengan data‐data penelitian.
5) Adik‐adik asisten, Ririn, Marfu’ah, Desi DW, dan Erina yang telah membantu
dalam proses pengambilan data maupun entri data dalam penelitian ini.
6) Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan kemudahan demi terlaksananya penelitian ini.
7) Semoga segala bentuk dukungan yang telah diberikan dalam penelitian ini
bernilai ibadah. Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
sumbangan dalam mewujudkan keluarga yang lebih baik bagi persemaian
generasi masa depan yang berkarakter tangguh.
Surakarta, Oktober 2009
Penulis
ix
Daftar Isi
Halaman pengesahan....................................................................................................... ii
Ringkasan......................................................................................................................... v
Summary......................................................................................................................... vi
Prakata........................................................................................................................... vii
Daftar tabel ..................................................................................................................... ix
Daftar bagan .................................................................................................................... x
Daftar lampiran............................................................................................................... xi
Bab I. Pendahuluan .......................................................................................................... 1
Bab II. Tinjauan pustaka .................................................................................................. 5
A. ....................................................................................................................... P
engasuhan anak ................................................................................................... 5
B. ....................................................................................................................... S
osialisasi nilai ....................................................................................................... 9
C. ....................................................................................................................... I
nternalisasi nilai ................................................................................................. 10
D. ....................................................................................................................... K
onflik nilai dalam pengasuhan anak................................................................... 11
E......................................................................................................................... P
enanganan konflik nilai dalam pengasuhan anak............................................... 12
F......................................................................................................................... S
osialisasi Nilai dan Konflik Nilai dalam Budaya Jawa .......................................... 15
G. ....................................................................................................................... P
ertanyaan penelitian.......................................................................................... 17
Bab III. Tujuan dan manfaat penelitian .......................................................................... 18
Bab IV. Metode penelitian ............................................................................................. 19
A. ....................................................................................................................... F
okus penelitian .................................................................................................. 19
B. ....................................................................................................................... I
nforman penelitian ............................................................................................ 19
C. ....................................................................................................................... S
trategi sampling ................................................................................................. 19
x
D. ....................................................................................................................... M
etode pengumpulan data .................................................................................. 20
E......................................................................................................................... M
etode analisis data ............................................................................................. 20
Bab V. Hasil dan pembahasan ........................................................................................ 22
A. ....................................................................................................................... D
ata FGI................................................................................................................ 22
B. ....................................................................................................................... D
ata demografi partisipan: (remaja, ayah, ibu).................................................... 25
C. ....................................................................................................................... H
asil pengumpulan data....................................................................................... 26
D. ....................................................................................................................... P
embahasan ........................................................................................................ 38
E......................................................................................................................... T
emuan penelitian............................................................................................... 47
F......................................................................................................................... K
eterbatasan penelitian....................................................................................... 47
Bab VI. Kesimpulan dan saran ........................................................................................ 49
Daftar pustaka................................................................................................................ 52
Lampiran‐lampiran......................................................................................................... 59
Draft Artikel Jurnal ......................................................................................................... 75
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel 1. Tema‐tema yang muncul dalam FGI............................................... 22
Tabel 2. Data demografi partisipan remaja ............................................................... 25
Tabel 3. Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan orangtua remaja ........................... 26
Tabel 4. Sumber konflik remaja dengan orangtua..................................................... 36
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Harapan orangtua pada anak ..................................................................... 27
Grafik 2. Upaya orangtua mencapai harapan pada anak........................................... 28
Grafik 3. Nasihat yang disampaikan orangtua pada anak.......................................... 28
Grafik 4. Sumber informasi orangtua tentang masalah anak ................................... 29
Grafik 5. Kedekatan remaja dengan orang tua.......................................................... 30
Grafik 6. Remaja curhat masalah kepada .................................................................. 31
Grafik 7. Sikap orangtua yang disukai remaja............................................................ 31
Grafik 8. Sikap orangtua yang tidak disukai remaja.................................................. 32
Grafik 9. Isi pesan yang diterima remaja dari orangtua............................................. 33
Grafik 10. Penyebab orangtua marah....................................................................... 34
Grafik 11. Sikap remaja ketika dimarahi orang tua.................................................... 35
Grafik 12. Perlakuan orang tua yang diharapkan anak.............................................. 36
Grafik 13. Aktivitas yang dilakukan remaja bersama teman akrab............................ 37
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Personalia Penelitian................................................................................................. 60
Panduan Wawancara Kelompok Terarah .................................................................. 67
Kuesioner .................................................................................................................. 69
Surat ijin penelitian ................................................................................................... 74
xiv
RINGKASAN HASIL PENELITIAN FUNDAMENTAL
STRATEGI PENANAMAN NILAI DALAM PRAKTIK PENGASUHAN ANAK PADA
KELUARGA JAWA
Oleh: Sri Lestari dan Setia Asyanti
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan tahun sebelumnya. Dari
penelitian tahun pertama diperoleh data‐data terjadinya proses penanaman nilai
pada anak melalui pengasuhan dalam keluarga. Diketahui pula terdapat empat
metode yang digunakan oleh orangtua dalam melakukan penanaman nilai pada
anak, yakni:
1) Memberikan instruksi pada anak agar anak melakukan tindakan yang
diharapkan.
2) Memberikan nasihat dan keteladanan pada anak.
3) Memberikan nasihat dan keteladanan disertai dengan hubungan orangtua‐anak
yang hangat.
4) Melakukan dialog dan memberikan keteladanan disertai dengan hubungan
orangtua‐anak yang hangat.
Dari keempat metode yang digunakan orangtua tersebut, metode yang
keempat menunjukkan hasil yang paling baik. Artinya, nilai‐nilai yang ditanamkan
orangtua pada anak diinternalisasi oleh anak menjadi bagian dari dirinya.
Dampaknya adalah anak tetap memegang teguh nilai‐nilai tersebut meskipun
berada di lingkungan yang menawarkan nilai yang berbeda.
Dalam penelitian tahun kedua ini, dilakukan eksplorasi lebih lanjut terhadap
nilai‐nilai yang disampaikan oleh orangtua pada anak serta cara‐cara yang digunakan
oleh orangtua ketika menghadapi konflik dengan anak.
Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 469 orang remaja SMP, beserta
124 orang ayah dan 150 orang ibu dari remaja tersebut. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara kelompok terarah (focuss group interviews/FGI) pada
remaja laki‐laki dan perempuan, pemberian kuesioner pada remaja, dan pemberian
kuesioner pada orangtua. Proses pengambilan data dilakukan melalui sekolah.
1
2
Dari hasil analisis data diketahui bahwa orangtua memiliki nilai‐nilai yang
ingin ditanamkan pada anak, yakni: 1) prestasi, 2) kemandirian, 3) kejujuran, 4)
suka menolong, 5) bertanggungjawab, 6) berhemat, 7) rendah hati, 8) kesopanan, 9)
taat beribadah, 10) kepatuhan, 11) kesuksesan, 12) hormat, 13) hormat, 14) rukun.
Nilai‐nilai tersebut tercermin dalam harapan orangtua kepada anak dan
dikomunikasikan melalui nasihat‐nasihat pada anak. Anak dalam hal ini adalah
remaja yang mulai banyak berinteraksi dengan teman sebaya. Dalam interaksi
tersebut, anak mendapatkan tawaran nilai‐nilai yang berbeda dengan yang
ditanamkan oleh orangtua. Dampak dari kondisi ini adalah remaja tidak selalu
berperilaku seperti yang diharapkan orangtuanya. Perbedaan perilaku anak dengan
perilaku yang diharapkan oleh orangtua menimbulkan ketidaksetujuan, perbedaan
pendapat, bahkan pertentangan yang memicu terjadinya konflik nilai antara anak
dengan orangtuanya. Hal yang paling sering menjadi pemicu konflik adalah harapan
dan keinginan orangtua agar anak belajar dengan giat, sementara anak ingin lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk bermain dengan teman sebaya, bermain HP,
menonton televisi dan aktivitas lainnya yang tidak mendukung untuk meningkatkan
prestasi belajarnya. Anak baru belajar apabila diingatkan, ditegur atau dimarahi oleh
orangtua. Gambaran situasi tersebut mencerminkan bahwa orangtua belum berhasil
menanamkan nilai‐nilainya