Gambaran Umum Wilayah Penelitian

68 Provinsi DIY disebelah barat dan tenggara dikelilingi oleh barisan pegunungan disebelah utara oleh Gunung Merapi. Pegunungan dibagian selatan, terutama di Kabupaten Gunung kidul mencapai ketinggian sampai 700 m. Faktor cuaca menyebabkan iklim tropis sepanjang tahun dengan suhu rata-rata, yaitu dari 25°C sampai 32°C, dan di tempat-tempat yang lebih tinggi suhunya lebih dingin, kelembaban udara tergantung pada musim, umumnya berkisar pada 84. Musim hujan dimulai pada Bulan Oktober dan berakhir pada Bulan Maret. Musim kemarau berlangsung dari Bulan April sampai Bulan September. Jumlah curah hujan dalam jangka waktu satu tahun mencapai 1.750 mm, intensitas tertinggi terjadi pada Bulan Januari sampai Maret, dimana curah hujan perbulan mencapai lebih dari 300 mm setiap m2. Selama musim kemarau angin Muson bertiup dari timur dan hujan turun kurang lebih 3 mm setiap m2 BPS DIY, 2014. Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta dibagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan dibagian timur laut, tenggara, barat, dan barat laut dibatasi oleh wilayah Provinsi Jawa Tengah yang meliputi: 1. Kabupaten Klaten disebelah timur laut; 2. Kabupaten Wonogiri disebelah tenggara; 3. Kabupaten Purworejo disebelah barat; 4. Kabupaten Magelang disebelah barat laut. 69 Sumber: BPS DIY 2015 Gambar 4.1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Letak Geografis Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7 .33 - 8 .12 Lintang Selatan dan 110 .00 - 110 .50 Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km² atau 0,17 persen dari luas Indonesia 1.890.75 km², merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang terdiri dari: 1 Kabupaten Kulonprogo, dengan luas 586,27 km² 18,40 persen; 2 Kabupaten Bantul, dengan luas 506,85 km² 15,91 persen; 70 3 Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 km² 46,63 persen; 4 Kabupaten Sleman, dengan luas 574,82 km² 18,04 persen; 5 Kota Yogyakarta, dengan luas 32,50 km² 1.02 persen. Berdasarkan informasi dari Badan Pertanahan Nasional, dari 3.185,80 km² luas Yogyakarta, 35,93 persen merupakan jenis tanah Lithosol, 27,41 persen Regosol, 11,94 persen Lathosol, 10,45 persen Grumusol, 10,30 persen Mediteran, 2,23 persen Alluvial, dan 1,74 persen adalah tanah jenis Rensina. Sebagian besar wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada ketinggian antara 100 m - 499 m dari permukaan laut tercatat sebesar 63,18 persen, ketinggian kurang dari 100 m sebesar 31,56 persen, ketinggian antara 500 m - 999 m sebesar 4,79 persen dan ketinggian diatas 1000 m sebesar 0,47 persen BPS DIY, 2014. 3. Iklim Faktor cuaca menyebabkan iklim tropis sepanjang tahun dengan suhu rata- rata, yaitu dari 25°C sampai 32°C, dan di tempat-tempat yang lebih tinggi suhunya lebih dingin, kelembaban udara tergantung pada musim, umumnya berkisar pada 84. Musim hujan dimulai pada Bulan Oktober dan berakhir pada Bulan Maret. Musim kemarau berlangsung dari Bulan April sampai Bulan September. Jumlah curah hujan dalam jangka waktu satu tahun mencapai 1.750 mm, intensitas tertinggi terjadi pada Bulan Januari sampai Maret, dimana curah hujan perbulan mencapai lebih dari 300 mm setiap m2. Selama musim kemarau 71 angin Muson bertiup dari timur dan hujan turun kurang lebih 3 mm setiap m2 BPS DIY, 2014. 4. Kependudukan Berdasarkan hasil Susenas Agustus 2014 jumlah penduduk DIY tahun 2014 tercatat 3.666.533 jiwa, dengan persentase jumlah penduduk laki-laki 49,47 persen dan penduduk perempuan 50,53 persen. Menurut hasil proyeksi penduduk kota mencapai 66,74 persen dan penduduk desa mencapai 33,26 persen. Pertumbuhan penduduk pada tahun 2014 terhadap tahun 2010 mencapai 0,98 persen, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yakni 0,82 persen. Dengan luas wilayah 3.185,80 2 km . Kepadatan tertinggi terjadi di kota Yogyakarta yakni 12.322 jiwa per 2 km dengan luas wilayah hanya sekitar satu persen dari luas DIY. Sedangkan Kabupaten Gunungkidul yang memiliki wilayah terluas mencapai 46,63 persen memiliki kepadatan penduduk terendah yang dihuni rata-rata 470 jiwa per 2 km . Menurut angka proyeksi penduduk 2010-2035, komposisi penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta menurut kelompok umur didominasi oleh kelompok usia dewasa yaitu umur 20-24 tahun sebesar 8,56 persen. Kelompok umur 0-24 tahun tercatat 37,80 persen, kelompok umur 25-59 tahun 49,00 persen, dan lanjut usia yaitu umur 60 tahun ke atas sebesar 13,20 72 persen. Besarnya proporsi mereka yang berusia lanjut mengisyaratkan tinggi usia harapan hidup penduduk DIY yang mencapai 74.

B. Perkembangan Variabel Penelitian

1. Perkembangan tenaga kerja bekerja di Daerah Istimewa Yogyakarta Penyerapan tenaga kerja berhubungan dengan banyaknya tenaga yang bekerja. Kegiatan bekerja sendiri didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 satu jam tidak terputus-putus dalam seminggu sebelum hari pencacahan. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi BPS DIY, 2013. Tabel 4.1. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja menurut KabupatenKota di D.I. Yogyakarta 2007-2014 Jiwa Tahun KabupatenKota Kulon progo Bantul Gunung kidul Sleman Kota Yogyakarta DIY Rata-Rata 2007 201.424 463.964 396.671 505.672 206.514 1.774.245 354.849 2008 210.505 491.765 418.601 537.999 233.335 1.892.205 378.441 2009 212.963 499.319 415.756 530.634 236.976 1.895.648 379.130 2010 211.069 468.822 415.756 531.929 191.139 1.818.715 363.743 2011 203.425 472.076 358.807 561.894 202.393 1.798.595 359.719 2012 218.042 488.773 414.815 544.438 201.640 1.867.708 373.542 2013 228.572 472.808 420.454 568.419 195.818 1.886.071 377.214 2014 236.536 488.734 424.669 590.080 216.024 1.956.043 391.209 Sumber: BPS DIY, 2007-2014 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut kabupatenkota di D.I. Yogyakarta pada tahun 2007 hingga 73 2014 mengalami kenaikan dan penurunan di tahun-tahun berikutnya seperti disalah satu kabupaten yaitu terjadi di kota Yogyakarta pada tahun 2010 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2009 jumlah penduduk yang bekerja sebesar 236.976 turun menjadi 191.139 pada tahun 2010 dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 202393 penduduk yang bekerja. Tabel 4.2. Tingkat Pengangguran Terbuka Daerah Istimewa Yogyakarta menurut Wilayah dan Jenis Kelamin Tahun 2012-2014 Persen Pendidikan Bekerja Angkatan Kerja 2012 2013 2014 2012 2013 2014 SD ke bawah 35,93 31,85 29,99 35,27 31,22 29,59 SLTP 17,30 17,12 17,78 17,27 16,57 17,54 SLTA Umum 14,78 16,93 16,41 15,27 16,89 16,27 SLTA Kejurusan 17,45 18,52 19,47 17,46 18,45 20,03 Diploma IIIIII 4,58 4,72 4,21 4,72 5,02 4,23 Universitas 9,96 10,86 12,14 10,01 11,85 12,34 Jumlah 100 100 100 100 100 100 Sumber: Sakernas, BPS DIY Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa struktur angkatan kerja di DIY berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan menunjukkan bahwa mayoritas telah mengenyam pendidikan sampai tingkat menengah baik SLTA umum maupun kejuruan. Pada kondisi tahun 2014, komposisi angkatan kerja yang berpendidikan SLTA mencapai 36,30 persen yang terdiri dari SLTA umum sebesar 16,27 persen dan kejuruan 20,03 persen. Sementara, komposisi angkatan kerja yang berpendidikan SLTP dan DiplomaUniversitas masing-masing mencapai 17,54 persen dan 16,57 persen. Disisi lain, masih terdapat komposisi angkatan kerja yang berpendidikan SD ke bawah dalam jumlah yang cukup besar