METODOLOGI PENELITIAN 52 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 66 KESIMPULAN DAN SARAN 91

Daftar Pustaka 92 Lampiran 94 Kelengkapan Surat 270 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Hasil Belajar Model Pembelajaran Berbasis Masalah 26 Gambar 2.2 Skala Termometer 35 Gambar 2.3 Pemuaian Panjang Benda 36 Gambar 2.4 Pemuaian Luas Benda 37 Gambar 2.5 Pemuaian Volume Benda 38 Gambar 2.6 Grafik antara P-V pada Suhu Konstan 40 Gambar 2.7 Kalor Bentuk Energi yang Berpindah 42 Gambar 2.8 Perubahan Wujud Zat 45 Gambar 2.9 Perpindahan Kalor secara Konveksi 49 Gambar 3.1 Prosedur penelitian 56 Gambar 4.1 Diagram Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 67 Gambar 4.2 Diagram Data Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 68 Gambar 4.3 Rata-rata Penilaian Sikap Kelas Eksperimen 73 Gambar 4.4 Rata-rata Penilaian Setiap Sikap di Kelas Eksperimen 74 Gambar 4.5 Rata-rata Penilaian Sikap Setiap Pertemuan 74 Gambar 4.6 Rata-rata Penilaian Sikap Kelas Kontrol 75 Gambar 4.7 Rata-rata Penilaian Setiap Sikap di Kelas Kontrol 76 Gambar 4.8 Rata-rata Penilaian Sikap Setiap Pertemuan 76 Gambar 4.9 Persentase Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kontrol 77 Gambar 4.10 Perkembangan Psikomotorik Siswa 79 Gambar 4.11 Rata-rata Penilaian Psikomotorik Siswa 79 Gambar 4.12 Rata-rata Penilaian Psikomotorik Siswa Setiap Pertemuan 80 Gambar 4.13 Nilai LKS Setiap Kelompok 81 Gambar 4.14 Nilai Rata-rata LKS Setiap Kelompok 82 Gambar 4.15 Nilai Rata-rata LKS Setiap Pertemuan 82 Gambar 4.16 Grafik Hubungan Tiap Penilaian di Kelas Eksperimen 84 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Dimensi Proses Pengetahuan 17 Tabel 2.2 Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah 24 Tabel 2.3 Hasil Penelitian Terdahulu 29 Tabel 2.4 Konversi Skala Termometer 35 Tabel 2.5 Koefisien Pemuaian Berbagai Zat 37 Tabel 2.6 Perubahan Wujud Zat 45 Tabel 3.1 Tabel two group pre-test-post-test design 53 Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar 58 Tabel 3.3 Kategori Ketuntasa Penugasan Materi Pelajaran 58 Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Afektif dan Psikomotorik 65 Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 67 Tabel 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 68 Tabel 4.3 Ringkasan Hasil Perhitungan Nilai rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians 69 Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Kedua Kelompok Sampel 70 Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel 70 Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes Uji Dua Pihak 71 Tabel 4.7 Ringkasan Perhitungan Uji t Postes Uji Satu Pihak 72 Tabel 4.8 Penilaian Sikap Siswa Kelas Ekperimen dan Kontrol 73 Tabel 4.9 Penilaian Sikap Siswa Kelas Kontrol 75 Tabel 4.10 Penilaian Sikap Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol 77 Tabel 4.11 Penilaian Psikomotorik Siswa 78 Table 4.12 Perkembangan Keterampilan Siswa Kels Eksperimen 80 Tabel 4.13 Nilai LKS Setiap Kelompok 81 Table 4.14 Rekapitulasi Penilaian Kelas Eksperimen 83 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 RPP Pertemuan 1 94 Lampiran 2 RPP Pertemuan 2 109 Lampiran 3 RPP Pertemuan 3 125 Lampiran 4 RPP Pertemuan 4 140 Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa 159 Lampiran 6 Tes Hasil Belajar 174 Lampiran 7 Rubrik Penilaian Kognitif 176 Lampiran 8 Rubrik Penilaian LKS 177 Lampiran 9 Rubrik Penilaian Sikap 178 Lampiran 10 Rubrik Penilaian Keterampilan 180 Lampiran 11 Kisi-kisi Tabel Hasil Belajar 181 Lampiran 12 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 197 Lampiran 13 Distribusi Nilai Postes Kelas Eksperimen 199 Lampiran 14 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol 201 Lampiran 15 Distribusi Nilai Postes Kelas Kontrol 203 Lampiran 16 Penilaian Sikap Kelas Eksperimen 205 Lampiran 17 Penilaian Sikap Kelas Kontrol 213 Lampiran 18 Penilaian Keterampilan Kelas Eksperimen 221 Lampiran 19 Rekapitulasi Nilai Kelas Eksperimen 229 Lampiran 20 Rekapitulasi Nilai Kelas Kontrol 231 Lampiran 21 Hasil Belajar Kelas Ekperimen 233 Lampiran 22 Hasil Belajar Kelas Kontrol 235 Lampiran 23 Perhitungan Nilai Rata-rata, Estándar Deviasi, Dan Varians 237 Lampiran 24 Uji Normalitas Data Kedua Sampel 240 Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Kedua Sampel 244 Lampiran 26 Uji Hipotesis Data Kedua Sampel 246 Lampiran 27 Dokumentasi Penelitian 250 Lampiran 28 Angeket Siswa 256 Lampiran 29 Angket Guru 261 Lampiran 30 Daftar Nilai Kritis 265 Lampiran 31 Tabel Kurva Normalitas 266 Lampiran 32 Daftar Nilai Persentil Distribusi F 267 Lampiran 33 Daftar Nilai Persentil Distribusi t 269

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Membangun tatanan kehidupan bangsa untuk membawa bangsa ini pada era pencerahan adalah misi pendidikan yang harus diwujudkan. Acuan mutlak yang perlu diperhatikan adalah peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara. Dengan pendidikan yang bermutu, akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Akan tetapi salah satu persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah rendahnya kualitas pendidikan nasional. Berdasarkan data Education For All Global Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahunnya, pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index EDI Indonesia, pada 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara http:www.disdikpora.palangkaraya.go.id, 24 Februari 2016. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan, seperti pembaharuan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana, serta penataran guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tetapi masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal sekolah yaitu masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata – rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Keadaan ini merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Pembelajaran konvensional membuat siswa sebagai objek belajar sehingga tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, siswa tidak diberikan akses untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya sehingga siswa menjadi pasif. Salah satu pelajaran dimana guru masih lebih mendominasi saat proses pembelajaran berlangsung adalah pelajaran fisika. Pada saat proses pembelajaran, sering kali dijumpai bahwa guru fisika lebih aktif dan menjadi pusat pembelajaran. Pada saat guru memasuki kelas, guru langsung menjelaskan materi- materi fisika tanpa memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri. Fisika sebagai pelajaran yang sulit dimengerti, ditambah dengan perhitungan rumus yang rumit kerap menjadikan guru sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Fisika sebagai salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya, harusnya dapat menjadi pelajaran yang dapat menumbuhkan minat siswa untuk mampu berfikir kritis mengenai konsep fisika karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari fisika, maka siswa akan mengerti konsep yang benar tentang fisika terkait dengan peristiwa yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Pemahaman akan konsep yang benar ini akan membantu siswa mencapai hasil belajar yang baik. Namun pada kenyataannya, banyak siswa yang tidak tertarik untuk mempelajari pelajaran fisika. Kenyataan ini muncul karena siswa beranggapan bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit. Guru sering menampilkan pelajaran fisika dengan pengerjaaan soal-soal dan perhitungan rumus-rumus yang membuat siswa tidak mengerti dan takut. Pada akhirnya mereka menjadi tidak tertarik untuk mempelajarinya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di SMA N 9 MEDAN dengan menggunakan instrumen angket yang disebarkan kepada 31 orang siswa kelas X MIA SMA N 9 Medan, menunjukkan respon minat siswa terhadap mata pelajaran fisika masih tergolong sedang hingga rendah. Terdapat 48,4 siswa 15 orang berpendapat bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan, 32,2 siswa 10 orang berpendapat biasa saja, dan 19,4 6 orang yang menyukai pelajaran fisika. Dari hasil angket juga didapatkan data dan alasan mengenai anggapan siswa terhadap fisika yang cenderung sulit. Sebanyak 68 21 orang menuliskan bahwa guru lebih dominan menggunakan metode ceramah seperti mencatat materi belajar, menjelaskan menggunakan rumus, dan mengerjakan soal. Suasana ini menyebabkan turunnya aktivitas dan minat siswa yang ditandai dengan kurang aktifnya siswa dalam