PEMAKNAAN RITUAL SEBLANG MENURUT KOMUNITAS SUKU OSING (Studi Etnografi di Desa Olehsari Kabupaten Banyuwangi)

PEMAKNAAN RITUAL SEBLANG MENURUT KOMUNITAS
SUKU OSING
(Studi Etnografi di Desa Olehsari Kabupaten Banyuwangi)

SKRIPSI

Diajukan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana (S-1)

Oleh :
Nurdian Setiawan
08220231

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI


Nama

: Nurdian Setiawan

NIM

: 08220231

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Konsentrasi

: Jurnalistik dan Studi Media

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Judul Skripsi :
PEMAKNAAN RITUAL SEBLANG MENURUT KOMUNITAS SUKU OSING
(Studi Etnografi di Desa Olehsari Kabupaten Banyuwangi)

Disetujui,
Pembimbing I

Pembimbing II

M. Himawan Sutanto Richwan, M.Si

Roziana Febrianita, S.Sos

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Nurudin, S.Sos, M.Si

i


ii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Nurdian Setiawan

Tempat, tanggal lahir

: Banyuwangi, 29 Januari 1988

Nomor Induk Mahasiswa

: 08220231

Jurusan

: Ilmu Komunikasi


Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:
PEMAKNAAN RITUAL SEBLANG MENURUT KOMUNITAS SUKU OSING
(Studi Etnografi di Desa Olehsari Kabupaten Banyuwangi)
Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Malang, 3 Mei 2012
Yang Menyatakan,

Nurdian Setiawan


iii

iv

MOTTO

(Penulis)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku yang istimewa dan sabar,
Bapak dan Ibu, terimakasih atas doa, cinta dan kasih sayang
yak tak pernah henti melebihi kedipan mataku sekalipun.
Adikku yang paling kusayang serta My dear
Terima Kasih teristimewa untuk kalian semua…

vi


ABSTRAK

Nurdian Setiawan, 08220231
PEMAKNAAN RITUAL SEBLANG MENURUT KOMUNITAS SUKU
OSING
(Studi Etnografi di Desa Olehsari Banyuwangi)
Pembimbing : M. Himawan Sutanto, M.Si dan Roziana Febrianita, S.Sos
Kata Kunci : Pemaknaan, Ritual Seblang.

Penelitian yang berjudul PEMAKNAAN RITUAL SEBLANG
MENURUT KOMUNITAS SUKU OSING (Studi Etnografi di Desa Olehsari
Banyuwangi) diawali oleh ketertarikan peneliti pada kebudayaan masyarakat suku
Osing Kecamatan Glagah, kabupaten Banyuwangi yang sarat akan nilai sakralitas.
Selain itu rasa keingin tahuan peneliti tentang adanya makna dan bentuk
penyampaian pesan terhadap harapan dan tujuan masyarakat lewat pelaksanaan
ritual seblang. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menguraikan proses-proses ritual seblang, serta mengetahui dan menjelaskan
pemaknaan ritual seblang menurut komunitas Suku Osing.
Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang

konsep makna dan konsep kepercayaan dalam studi kebudayaan. Selain itu
penelitian ini juga menggunakan studi Etnografi Komunikasi yang menjelaskan
tentang perilaku komunitas tutur atau komunitas bahasa dalam suatu kondisi
masyarakat tertentu.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan tipe
penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Olehsari Kecamatan Glagah,
Kabupaten Banyuwangi. Dalam Penelitian ini teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling dengan menentukan 7 informan untuk dilakukan
wawancara terstruktur secara mendalam. Sementara itu, untuk pengumpulan
datanya menggunakan introspeksi, observasi, wawancara mendalam, dan analisis
documenter. Sedangkan teknik keabsahan datanya dengan triangulasi sumber.
Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan makna-makna dari bentuk
komunikasi non-verbal dalam proses ritual seblang. Terdapat 10 bentuk simbol
yang mengandung makna yang sesuai dengan tujuan dan harapan warga desa
Olehsari terkait pelaksanaan ritual seblang yaitu sebagai bersih desa untuk
menolak balak, mengundang kesuburan, pengobatan penyakit, dan penghormatan
kepada leluhur. Bentuk pemaknaan ritual seblang ini antara lain : gerakan sapon,
nyonggo, dhaplang, celeng mogok, pola memutar, prosesi ider bumi dan terakhir
adalah siraman, omprog dan sajen. Semua itu terdapat dalam ritual tarian seblang


vii

yang dilakukan selama sepekan penuh. Selain itu sajen yang digunakan sebagai
perlengkapan wajib juga memiliki makna simbol sebagai pengundang kesuburan
dan keberkahan. Omprog sebagai mahkota riasan utama seblang juga terdapat
makna khusus sebagai pendhuduh atau penuntuk arah kehidupan. Disamping
makna komunikasi non-verbal, penelitian ini juga menguraikan secara rinci
tentang proses-proses ritual seblang dari mulai ritual persiapan yang meliputi
kejiman, selametan, pingitan, lalu ritual inti yakni tarian seblang dan ider bumi
serta siraman sebagai ritual penutup.

Malang, 3 Mei 2012

Nurdian Setiawan

Menyetujui,
Pembimbing I

M. Himawan Sutanto, M.Si


Pembimbing II

Roziana Febrianita, S.Sos

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan Hidayah serta
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat dengan lancar menyelesaikan skripsi
yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Malang dengan judul :
PEMAKNAAN RITUAL SEBLANG MENURUT KOMUNITAS SUKU OSING
(Studi Etnografi di Desa Olehsari Kabupaten Banyuwangi)
Penelitian ini termasuk penelitian etnografi yang mengangkat tentang
pemaknaan sebuah fonomena budaya yang sarat akan nilai religi. Penelitian ini
mendeskripsikan tentang sebuah proses ritual adat seblang yang ada di Desa
Olehsari Kabupaten Banyuwangi, serta pemaknaan ritual menurut komunitas

Suku Osing. Dalam ritual adar seblang didesa Olehsari pelaksaaanya dilakukan
selama 7 hari berturut-turut selama bulan syawal. Proses ritual seblang diawali
dengan ritual kejiman sebagai media pemilihan penari, kemudian dilanjutkan
slamatan setelah itu pada ritual puncak yakni tari seblang. setelah pelaksanaan
ritual tari 7 hari selesai kemudian dilanjutkan dengan ritual ider bumi dan siraman
sebagai ritual pamungkas.
Dalam proses ritual seblang terdapat simbol-simbol yang mana dalam
skripsi ini ditemukan dan dibahas tentang 10 simbol yang memiliki makna
sebagai bersih desa, mengundang kesuburan, penolak balak, dan penghormatan
leluhur. Hasil penelitian ini belumlah sempurna. Maka dari itu diharapkan bagi
para peneliti selanjutnya untuk lebih menyempurnakan bahkan mengkaji lebih
dalam mengenai studi semiotik. Diharapkan minimal skripsi ini menjadi sebuah
tambahan informasi dan panduan terutama tentang kajian makna dan budaya

ix

Berbagai kesulitan, halangan dan rintangan dihadapi oleh penulis dalam
penyusunan skripsi ini, namun dengan semangat serta do’a dan dorongan dari
bebagai pihak sehingga semua hambatan dapat diatasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih atas semua bantuan dan dorongan baik secara

moral maupun materiil sehingga terselesaikannya skripsi ini, kepada :
1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
2. Kedua orang tuaku Ayahanda Ponadi dan Ibunda Istianah Bsy, serta adikku
Diah Putri Agustin tercinta yang telah senantiasa tidak ada henti untuk
mendoakan, memotivasi dan memberikan kasih sayang yang melimpah serta
mengorbankan segalanya sehingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak M. Himawan Sutanto, M.Si selaku dosen pembimbing I dan ibu
Roziana Febrianita, S.Sos selaku dosen pembimbing II yang telah sabar dalam
menyampaikan ilmu, memberikan pencerahan, bimbingan dan pengarahan
sehingga skripsi ini dapat segera terselesaikan.
4. Seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah membantu dalam bentuk sumbangan pemikiran tentang hal-hal
yang terkait dalam skripsi ini, serta telah memberikan motivasi sehingga
skripsi ini dapat segera terselesaikan.
5. Seluruh penulis buku yang telah menjadi sumber inspirasi dan membantu
dalam memberikan ilmu pengetahuan, wawasan serta pemahan tentang segala
hal yang terkandung dalam penulisan skripsi ini.
6. My Dear Walda Isna Nisa yang telah menjadi inspirasi dan motivasi yang
memacu semangat untuk terus berusaha, serta selalu banyak memberikan

x

bantuan dan do’a. Kepada sahabatku (mama) Virgianti D.P. yang telah selalu
bersama saling menyemangati satu sama lain dalam menyelesaikan skripsi ini
dari pembuatan proposal awal, seminar hingga akhir penyusunan. Kepada
sahabatku Fredi Teguh P yang telah menjadi teman diskusi serta memberikan
sumbangan pemikiran, kepada sahabatku Nena Kisnawati yang telah menjadi
teman setia seperjuangan dalam pengerjaan skripsi ini.
7. Serta kepada seluruh sahabat-sahabatku dan pihak lain yang juga turut
memberikan bantuan dan belum sempat saya sebutkan satu-persatu, semoga
Allah SWT membalas semua amal kebaikan dengan pahala yang berlipat
ganda.
Akhir kata dengan segala kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang
ada, sehingga apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
maka penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya serta
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki penulisan
skripsi ini. Semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Malang, 3 Mei 2012

Penulis

xi

DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................
Halaman Judul..................................................................................................
Lembar Persetujuan.......................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Pernyataan Orisinalitas..................................................................................... iii
Berita Acara Bimbingan ................................................................................... iv
Motto ................................................................................................................ v
Halaman Persembahan ..................................................................................... vi
Abstrak ............................................................................................................. vii
Kata Pengantar ................................................................................................. ix
Daftar Isi........................................................................................................... xii
Daftar Tabel ..................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian................................................................................... 6

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................... 7
A. Makna ......................................................................................................... 7
A.1 Pengertian Makna ................................................................................ 7
A.2 Makna dalam Komunikasi .................................................................. 9

xii

A.3 Makna dalam Cultural Studies ............................................................ 12
B. Komunikasi Antar Budaya ......................................................................... 13
C. Etnografi Komunikasi ................................................................................ 15
C.1 Ruang Lingkup dan Fokus Kajian Etnografi Komunikasi .................. 17
D. Budaya ........................................................................................................ 19
D.1 Ritual dan Kepercayaan ...................................................................... 22
D.2 Ritual Seblang ..................................................................................... 25
D.2.1 Seblang Sebagai Cikal Bakal Tari Gandrung.......................... 26
D.2.2 Syarat dan Ketentuan dalam Ritual Seblang ........................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 31
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 31
B. Tipe Penelitian ............................................................................................ 32
C. Fokus Penelitian ......................................................................................... 33
D. Metode Penelitian....................................................................................... 32
E. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 33
F. Teknik Sampling ........................................................................................ 33
G. Informan Penelitian .................................................................................... 34
H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 34
a. Intropeksi ................................................................................................ 34
b. Wawancara Mendalam ........................................................................... 35
c. Observasi Non-Partisipan ....................................................................... 35
d. Analisis Dokumenter.............................................................................. 36
I. Teknik Analisa Data .................................................................................... 37
J. Teknik Keabsahan Data ............................................................................... 37

xiii

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ........................................... 38
A.1 Profil Desa Olehsari .................................................................................. 38
A.1. Letak Geografis .................................................................................. 38
A.2. Luas Desa Olehsari............................................................................. 38
A.3. Fasilitas Umum .................................................................................. 40
A.4. Penduduk ............................................................................................ 41
A.4.1. Mata Pencaharian ................................................................... 42
A.4.2. Pendidikan .............................................................................. 44
A.4.3. Agama .................................................................................... 45
A.5. Budaya Masyarakat ............................................................................ 46
A.5.1. Bahasa .................................................................................... 46
A.5.2. Kepercayaan ........................................................................... 46
A.5.3. Kondisi Sosial ........................................................................ 47

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 49
A. Profil Informan Penelitian ........................................................................... 49
B. Proses Ritual Adat Seblang ........................................................................ 52
B.1. Ritual Adat Sebagai Sistem Kepercayaan .......................................... 52
B.2. Pengorbanan Diri (Sacrifice) .............................................................. 56
B.3. Faktor Keturunan Darah ..................................................................... 59
B.4. Sakralitas ............................................................................................ 62
B.5. Unsur-Unsur Upacara dalam Sistem Upacara Adat seblang .............. 63
B.6. Mistisme Dalam Proses Ritual Seblang ............................................. 71

xiv

B.6.1. Proses Ritual Kejiman ............................................................ 73
B.6.2. Pingitan dan Selamatan .......................................................... 77
B.6.3. Proses Ritual Tari Seblang ..................................................... 79
C. Pemaknaan Ritual Seblang Menurut Komunitas suku Osing .................... 89
C.1. Makna pada Mantra dan gending ...................................................... 90
C.2. Makna pada Simbol Artifak ............................................................. 96
C.3. Makna pada Gerak Tari ..................................................................... 98
D. Bentuk Simbol dan Makna Dalam Tujuan Ritual Seblang ........................ 115
E. Diskusi Konsep ........................................................................................... 123

BAB VI PENUTUP ......................................................................................... 1124
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 124
6.2 Saran........................................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 130
GLOSSARY
LAMPIRAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Fasilitas Umum .......................................................................... 40
Tabel 2. Data Mata Pencaharian Penduduk ..................................................... 42
Tabel 3. Data Tingkat Pendidikan Penduduk ................................................... 44
Tabel 4. Data Nama Pembuat Omprog Desa Olehsari ..................................... 66
Tabel 5. Data Nama Urutan Penari Seblang Desa Olehsari ............................. 75
Tabel 6. Data Nama Pawang Seblang atau Dukun .......................................... 88

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembuatan Omprog ........................................................................ 64
Gambar 2. Asiyah saat membuat Omprog ....................................................... 65
Gambar 3. Persiapan sajen ............................................................................... 68
Gambar 4. Sajen saat diperebutkan warga ....................................................... 70
Gambar 5. Sajen diperebutkan warga .............................................................. 70
Gambar 6. Proses ritual kejiman ...................................................................... 74
Gambar 7. Pembacaan mantra pada omprog.................................................... 81
Gambar 8. Dukun saat pemberian santapan ..................................................... 83
Gambar 9. Pembuaadegan menjual kembang Dirmo ....................................... 84
Gambar 10. Penari saat pinsan ......................................................................... 85
Gambar 11. Kerumunan warga saat ider bumi................................................. 87
Gambar 12. Prosesi ritual siraman ................................................................... 88
Gambar 13. Gerakan Sapon ............................................................................. 100
Gambar 14. Gerakan nyonggo.......................................................................... 102
Gambar 15. Gerakan Celeng Mogok ................................................................ 103
Gambar 16. Gerakan Dhaplang ....................................................................... 105
Gambar 17. Lokasi pertunjukan ....................................................................... 107
Gambar 18. Adegan Tundik ............................................................................. 109
Gambar 13. GerakAdegan tundik dengan penonton ........................................ 109

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1, Tabel Transkrip Hasil Wawancara
Lampiran 2, Tabel Transkrip Observasi
Lampiran 3, Draff Wawancara
Lampiran 4, Dokumentasi

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1986. Sosiologi Bahasa. Angkasa, Bandung.
Barker, Cris.2005. Cultural Studies Teori dan Praktik. kreasi wacana. Yogyakarta
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo
Persada. Jakarta
---------------------. 2010. Penelitian Kualitatif. Kencana Prenada media Group,
Jakarta
De Vito, Josep A. 1997. Komunikasi antar Manusia (kuliah dasar). Edisi
Keempat. Person education. Inc.
-----------------------.2011. Komunikasi Antar Manusia. Edisi kelima. Karisma
Publishing Group. Tangerang
Fisher, B Aubrey. 1986. Teori-teori komunikasi : perspektif mekanistis,
psikologis, interaksional dan pragmatis. Ramadja karya CV. Bandung.
Geerz, Clifford. 1992.Kebudayaan dan Agama. Kanisius.Yogyakarta.
Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. UMM Press. Malang.
Koentjaraningrat. 1985. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Dian Rakyat. Jakarta
---------------------. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. PT RINEKA CIPTA.
Jakarta..
Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi. Widya Padjadjaran. Bandung.
Liliweri, Alo. 2007. Makna Budaya, Dalam Komunikasi Antar Budaya. PT LKiS
Pelangi Aksara, Yogyakarta.

130

Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi.. Salmba
Humanika, Jakarta.
Maran, R. Raga. 2007. Manusia & Kebudayaan (dalam perspektif ilmu budaya
dasar). PT Rineka Cipta. Jakarta.
Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi (suatu pengantar). PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
----------------------.

2004.

Metodologi

Penelitian

Kualitatif.

PT

Remaja

Rosdakarya. Bandung
-------------------- & Rakhmad, Jalaluddin. 2009. Komunikasi Antar Budaya. PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Murgiyanti, S. 1997. seblang dan gandrung dua bentuk tari tradisional di
Banyuwangi. Pembina Media Kebudayaan, Jakarta.
Rakhmat, Jalaludin. 2001. Sosiologi komunikasi massa. Remadja Karya.
Bandung.
Samovar, Larry A. Perter, Ricahrd E. McDaniel Edwin R. 2010. Komunikasi
Lintas Budaya. Edisi Ke tujuh. Salemba Humanika, Jakarta.
Satori, Djam’an & Komariah, Aan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Alfabeta, Bandung.
Setiadi, Kakam, Effendi. 2011. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Kencana Prenada
Media Group, Jakarta

131

Singodimajan, Hasnan. 2009. Ritual Adat Seblang (sebuah seni perdamaian
masyarakat using Banyuwangi). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
Banyuwangi.
Sobur, alex. 2006. Analisis teks media : suatu pengantar untuk analisis wacana
analisis semiotic, dan anaisis framing. PT Remadja Rosdakarya. Bandung.
---------------.2006. Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya. bandung
Soehartono, Irawan. 2008. Metode Penelitian Sosial. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Soyomukni, Nurani. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Ar-Ruzz Media,
Jogjakarta.
Sumarsono. 2007. Sosiolinguistik. SABDA – Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sebelas Maret Univesity Press,
Surakarta.

Non Buku :
Ading Khawalid Al-Patalingi, 2011. Makalah Ilmiah. AKU BERFIKIR MAKA
AKU ADA DENGAN BERFIKIR AKU BERZIKIR. Blogger.com
http://ading-aday.blogspot.com/2011/04/definisi-agama-kepercayaan-danrealigi.html (diakses tanggal 02/02/12 pukul 21.00)
Anonim, 2012. Daftar Potensi Desa Olehsari. Kecamatan Glagah, Kabupaten
Banyuwangi
Kholil, Ahmad. 2010. Seblang dan Kenduri Masyarakat Olehsari. ACIS. 265
(Diakses pada 11/02/2012 pukul 19.00)
http://banyuwangi.eastjava.com. (diakses pada 11/02/2012 pukul 21.00)

132

Glossary

1. Belarak

: kotoran

2. Capil

: topi

3. Cawisan

: cadangan

4. Celeng Mogok

: Gerakan berjalan mundur pada tari seblang

5. Dhaplang

: gerakan merentangkan kedua tangan lurus sebahu dengan
memegang sampur

6. Dhanyang

: dewa-dewi

7. Empon-empon

: tanaman obat-obatan

8. Gandrung

: kesenian tari khas Banyuwangi

9. Gendhing

: lagu-lagu khas daerah

10. Ider bumi

: proses mengitari desa dengan seluruh perangkat seblang

11. Ilok-ilok

: pantangan (sunda = pamali)

12. Jim

: Jin

13. Kejiman

: proses ritual kerasukan roh halus oleh (mediasi)

14. Kembang dirmo : bunga kenanga
15. Kembang telon

: bunga tiga warna

16. Lembeyan

: mengayunkan tangan

17. Ngalap berkah

: mengharap berkah

18. Ngambol

: ngambek

19. Ngunduh

: mengambil / memetik

20. Nyonggo

: gerakan menengadahkan kedua tangan

133

21. Omprog

: mahkota seblang

22. Opah

: upah / imbalan

23. Panthus

: pemimpin sinden dan pelayan seblang

24. Payung agung

: sebuah simbol kerajaan

25. Pendhuduh

: penunjuk arah

26. Pengutug

: Dukun Seblang

27. Porobungkil

: hasil bumi

28. Prapen

: tempat pembakaran kemenyan

29. Pupus

: daun yang masih muda

30. Sajen

: sesaji

31. Sapon

: Gerakan tari yang menyerupai orang menyapu

32. Seblak

: memukul dengan sesuatu

33. Seblang

: Ritual tarian adat

34. Selametan

: Ritual berdoa secara islami

35. Siraman

: proses dimandikan oleh dukun saat akhir acara

36. Suro

: Salah satu nama bulan dipenanggalan Jawa

37. Tarub

: pondok

38. Tundik

: adegan melempar sampur untuk memilih penonton dan
menari bersama

39. Wingit

: angker

134

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia dengan simbol Bhineka Tunggal Ika jelas menggambarkan
bahwa Negara ini memiliki ragam corak ras, suku, agama dan kebudayaan serta
kesenian. Dengan kondisi geografisnya, yakni Negara kepulauan Indonesia kaya
akan budaya. Dapat kita lihat kebudayaan dari Sabang sampai Merauke. Antara
satu dengan lain kebudayaan memiliki perbedaan yang khas. Ini terjadi karena
kemampuan dan kepercayaan masyarakat yang berbeda-beda disetiap daerah.
Tidak hanya antar pulau, perbedaan budaya juga terjadi dalam satu daerah pada
satu pulau.
Kebudayaan menjadi sebuah simbol atau ciri tertentu bagi suatu daerah.
Kebudayaan tersebut dapat berupa kesenian khas daerah, upacara atau ritual
agama. Beberapa contoh kebudayaan sebagai suatu identitas daerah yaitu, di Bali
sering kita temui tentang tradisi Ngaben, Ritual Balian, dan sebagainya. Di Blitar
terdapat ritual Grebek Pancasila, dan ritual memandikan Mbah Pradah sebuah
gong keramat yang dipercaya sebagai pembawa berkah. Selain itu di Maluku
terdapat kesenian budaya tari Cakalele yang berlatar belakang karena sebagai
pengusir penjajah pada zaman dahulu.
Upacara adat tradisional adalah kegiatan sosial yang melibatkan seluruh
warga masyarakat demi tercapainya keselamatan bersama. Upacara adat

1

tradisional

merupakan

bagian

integral

dari

kebudayaan

masyarakat

pendukungnya. Pelestarianya hanya dimungkinkan oleh fungsinya bagi kehidupan
masyarakat kebanyakan. Upacara adat itu akan punah apabila tidak memiliki
fungsi sama sekali.
Seperti halnya didaerah lain, Banyuwangi yang dihuni suku Osing
memiliki kesenian, ritual dan kebudayaan khas, salah satunya yaitu ritual adat
“Seblang”. Seblang merupakan cikal bakal dari tari Gandrung yang dikenal juga
sebagai maskot Kota Banyuwangi. Gandrung merupakan seni pertunjukan yang
disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian
dilakukan dalam bentuk solo, atau berpasangan antara perempuan (penari
gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju". Tarian Gandrung
Banyuwangi diadakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis
panen.
Seni dalam berbagai wujud pengekspresiannya dapat dijadikan sebagai
cermin budaya, karena ia selalu bergerak bersama dengan hati masyarakatnya.
Jenis-jenis kesenian dalam konteks kemasyarakatan mempunyai kelompokkelompok pendukung tertentu dengan fungsi yang berbeda-beda. Ada yang
berfungsi hanya sebagai hiburan tanpa memiliki nilai religi, tetapi ada juga yang
bernilai religi, dalam artian pelaksanaannya disertai dengan suatu keyakinan atau
kepercayaan tertentu. Kesenian Seblang adalah salah satu contoh kesenian yang
dipercaya bernilai sakral di masyarakat suku Osing Olehsari dan merupakan
warisan budaya pra-Hindu. Salah satu cirinya adalah kepercayaan manusia kepada

2

makhluk halus dan kekuatan supranatural untuk mengendalikan sesuatu dengan
menggunakan sarana religi (Koentjaraningrat, 1984 ; 237).
Seblang merupakan sebuah pertunjukan ritual keagamaan tahunan yang
diadakan oleh suku osing didua desa kecamatan Glagah, yakni desa Olehsari dan
Bakungan. Tata cara pelaksanaan dikedua desa ini sangat berbeda meskipun
tujuan yang diharapkan sama. Mulai dari penari, waktu pelaksanaan dan prosesproses pelaksanaan. Di Olehsari ritual Seblang dilaksanakan setelah hari raya Idul
Fitri selama tujuh hari berturut-turut, sedangkan di kelurahan Bakungan hanya
dilaksanakan dalam satu malam setelah hari raya Idul Adha. Penari di Olehsari
dilakukan oleh gadis yang berusia dibawah 13 tahun, sedangkan di Bakungan
dilakukan oleh wanita berusia diatas 70 tahun. Konon menurut kisah, Seblang
Olehsari dan seblang Bakungan merupakan suatu pasangan, jika seblang Olehsari
disebut sebagai sang Seblang perempuan, sedangkan Seblang Bakungan sebagai
Seblang laki-laki. Perbedaan ini dapat dilihat dari bentuk gerakan tari, di
Bakungan penari memperagakan gerakan-gerakan teatrikal perang dengan
membawa senjaata berupa keris dan gerakan lebih gagah. Sedangkan di Olehsari
gerakan-gerakanya tidak terpola seperti sebuah teatrikal, meskipun lincah namun
Seblang Olehsari cenderung lebih gemulai.
Upacara Seblang bagi masyarakat Olehsari Banyuwangi merupakan sarana
komunikasi dengan Tuhan maupun dengan leluhurnya. Selain berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa verbal juga melalaui seni gerak berupa tari-tarian
sehingga ritual Seblang ini disebut tari Seblang. Ritual atau tari Seblang ini
diselenggarakan dengan beberapa tujuan yaitu sebagai ”slametan” bersih desa,

3

usaha tolak bala, pengundang kesuburan, penghormatan pada leluhur, ungkapan
rasa syukur dan lain-lain.
”Dukun” atau sering juga disebut ”pawang” Seblang merupakan sesepuh
yang juga sebagai pemimpin acara ini, diyakini mereka yang mampu
berkomunikasi dan menyampaikan ”isi pesan” atau hajat kepada para leluhur.
Bahasa yang digunakan dalam ritual Seblang yang berupa mantra-mantra ini
adalah bahasa osing yang merupakan bahasa asli suku osing Banyuwangi.
Sebelum pertunjukan dan arak-arakan tari seblang ini dimulai perlu melakukan
tahap-tahap tertentu, mulai dari memilih penari melakukan siraman hingga
pembacaan mantra untuk memanggil roh halus. Tari Seblang juga diiringi oleh
”gending” Jawa dan ”gending” asli Banyuwangi sebagai penambah gairah sang
penari yang berlenggak lenggok tak sadarkan diri (trance).
Fenomena yang timbul dalam usaha pemberian perumusan yang tepat
tentang ”trance”, merupakan kenyataan bahwa kesederhanaan tingkat kebudayaan
suatu masyarakat, semakin tampak kecenderunganya pada kepercayaan kepada
kekuatan yang tidak nyata, tetapi merupakan kenyataan yang ada pada sekitar
lingkungan masyarakat dan alamnya (Koentjaraningrat, 1984: 239).
Kekuatan yang tak nyata itu, kadang kala dianggap lebih unggul dari alam
dan manusia itu sendiri. Malah sangat ditakuti, sebab dapat membahayakan
kehidupan mereka, berupa malapetaka dan musibah. Maka mereka merasa perlu
untuk memuja dalam bentuk upacara sebagai usaha untuk menolaknya serta
melindungi atau memelihara kelanggengan hidup. Upacara-upacara yang
dilakukan pun selain menggunakan bahasa verbal dalam bentuk mantra-mantra,

4

juga menggunakan bahasa non-verbal dalam menyampaikan pesan atau maksud
yang akan disampaikan. Atas dasar fenomena yang telah diuraikan diatas,
penelitian ini penting untuk dilaksanakan, untuk mendapatkan jawaban tentang
Pemaknaan Ritual Seblang Menurut Komunitas Suku Osing (Studi Etnografi
di Desa Olehsari Kabupaten Banyuwangi).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana proses pelaksanaa ritual Seblang di Desa Olehsari Kabupaten
Banyuwangi?
2. Bagaimana pemaknaan ritual Seblang menurut komunitas Suku Osing
Desa Olehsari Kabupaten Banyuwangi?

C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan menguraikan proses-proses ritual Seblang.
2. Mendeskripsikan makna-makna ritual Seblang menurut komunitas Suku
Osing Kabupatn Banyuwangi.

5

D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan informasi bagi
akademisi dan peneliti selanjutnya tentang kajian pemaknaan.
2. Kegunaan praktis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumbangan pemikiran untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dalam ilmu komunikasi dan mampu
menjadi sebuah wacana kepada masyarakat umum khususnya masyarakat
Banyuwangi tentang pemaknaan ritual budaya.

6