Kecenderungan Perilaku Publik Pada Program Pelestarian Batik Khas Mojokerto

KECENDERUNGAN PERILAKU PUBLIK PADA PROGRAM PELESTARIAN BATIK
KHAS MOJOKERTO

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhamadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana ( S-1)

Oleh :
Desy Yudiana Putri
NIM : 09220185
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulilahirobilalamin penulis memanjatkan puji syukur kepada Alloh SWT, karena berkat
kasih, rahmad dan tuntunannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Kecenderungan
Perilaku Publik Pada Program Pelstarian Batik Khas Mojokerto”. Penelitian ini merupakan suatu studi

yang menggambarkan bagaimana kecenderungan perilaku pablik dimulai dari pengetahuannya tentang
program pelestarian batik, sikap yang ditunjukkan akan program tersebut, sampai tindakan atau usahausaha yang mereka berikan dalam program pelestarian batik khas tersebut.
Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk melengkapi dan memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi pada jurusan Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik Universitas Muhamadiyah
Malang. Penelitian ini juga dimaksudkan agar mahasiswa dapat memperoleh dan menambah ilmu serta
referensi, khususnya dalam ranah Ilmu Komunikasi konsentrasi Public Relations.
Penulis menyadari terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan, bantuan serta
doa dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bpk. Dr. Muhajir Effendy, M.AP selaku Rektor UMM
2. Bpk. Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan FISIP UMM
3. Bpk. Sugeng Winarno, M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
4. Bpk. Farid Rusman, M.Si selaku Dosen Wali Penulis
5. Bpk. Sugeng Winarno, M.A (dosen pembimbing I) dan Ibunda Dra. Frida Kusumastuti, M.Si (dosen
pembimbing II) yang telah membimbing dan meluangkan waktu serta nasehat dan masukan yang
telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada Dewan Penguji
7. Staf Pengajar

8. Kepada Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis berharap, semoga penelitian ini dapat bermafaat dan memberi masukan untuk pihakpihak yang memerlukan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis,

Desy Yudiana Putri

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL / i
HALAMAN PENGESAHAN / ii
ABSTRAK / iii
KATA PENGANTAR / iv
DAFTAR TABEL / v
DAFTAR GAMBAR / x
BAB I PENDAHULUAN / 1
A. Latar belakang / 1
B. Rumusan masalah / 5
C. Tujuan Penelitian / 5
D. Kegunaan Penelitian / 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA / 6
1. Tinjauan Public Relations / 6

1.1 Pengertian Public Relations / 6
1.2 Fungsi Public Relations / 7
1.3 Tujuan Public Relations / 9
2. Tinjauan Publik / 10
2.1 pengertian Publik / 10
2.2 macam-macam public / 12
3. Tinjauan Perilaku / 14
3.1 Pengertian Perilaku / 14
3.2 Kecenderungan Perilaku / 16
3.3 Indikator Perilaku / 17
4. Tinjauan Batik / 18
4.1 Batik Khas Mojokerto / 18
5. Definisi Konseptual / 19

5.1 Kecenderungan Perilaku / 19
5.2 Publik / 20
6. Defenisi Operasional / 20
7. Fokus Penelitian / 20

BAB III METODE PENELITIAN / 22

1. Pendekatan Penelitian / 22
2. Tipe dan Dasar Penelitian / 22
3. Lokasi dan Waktu Penelitian / 22
4. Subjek Penelitian / 22
5. Teknik Pengumpulan Data / 23
6. Jenis dan Sumber Data / 24
7. Teknik Analisa Data / 24
8. Teknik Keabsahan Data / 25

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN / 27
4.1 Sejarah Kota Mojokerto / 27
4.1.1 Pembagian Wilayah Kota Mojokerto / 28
4.1.2 kondisi Demografis Penduduk Kota Mojokerto / 28
4.2 Sejarah Batik di Indonesia / 29
4.3 Sejarah Batik Jaman Majapahit / 30
4.3.1 Batik Khas Mojokerto / 33
4.3.2 Macam-Macam Corak Batik Khas Mojokerto / 34

BAB V PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS / 37
5.1 Identitas Subjek Penelitian / 38

5.2 Analisis Hasil Penelitian / 42
5.2.1 Pengetahuan Publik Tentang Program Pelestarian / 42
5.2.1.1 Program Pelestarian Batik / 42
5.2.1.2 Program Pencanangan Kampoeng Batik Seni Khas Mojopahit / 45
5.2.1.3 Program Pelestarian “Parade Batikmu Batikku Fashion 2013” / 49

5.2.1.4 Pengetahuan lain Akan Program Pelestarian Batik Khas Mojokerto / 52
5.2.1.5 Cara Memperoleh Informasi Program Pelestarian Batik Khas
Mojokerto / 54
5.2.2 Sikap Public Pada Program Pelestarian Batik Khas Mojokerto / 57
5.2.2.1 Sikap yang Ditunjukkan Public Pada Program Pelestarian Batik Khas
Mojokerto / 57
5.2.2.2 Alasan Berpartisipasi dalam Program Pelestarian Batik Khas
Mojokerto / 63
5.2.3 Dukungan Yang Dilakukan Dalam Program Pelestarian Batik / 66
5.2.3.1 Tindakan Yang Dilakukan dalam Mendukung Program Pelestarian
Batik / 66

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN / 74
6.1 Kesimpulan / 74

6.2 Saran / 75

DAFTAR PUSTAKA / 86
DAFTAR LAMPIRAN / 76

DAFTAR PUSTAKA
Book :
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya : Airlangga
University Press.
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: kencana
Broom, Glen M., Scott M. Cutlip, Allen H. Center. 2000. Effective Public Relations
Eight edition. Prentice-Hall inc. New Jersey.
Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam perusahaan. Cetakan pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Effendi, Onong Uchjana. Hubungan Masyarakat suatu studi Komunikologi,
CV.Mandar Maju, Bandung, 1998
Gerungan, W.A., 2000. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi: Pendekatan Praktis Penulis
Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Peneltian-Penelitian Kualitatif untuk Ilmu
Sosial. 1st edition. Jakarta: Salemba Humanika.
Jefkins, Frank. 2004. Public Relations. Jakarta:Erlangga.
Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen Public Relation. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Kusumastuti, Frida, 2004. Dasar-dasar Humas. Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Moeliono, Anton M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud
Balai Pustaka.
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda
Moleong, Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Rumanti, Sr. Maria Assumpta. 2002. Dasar-Dasar Public Relations Teori dan
Praktik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Ruslan, Rosady. 1998. Manajemen PR & Media Komunikasi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
_____________. 2002. Kampanye Public Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Notoatmodjo, Soekidjo. 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta: Rineka Cipta.

____________________.

2003.

Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta

:Rineka Cipta.

Soemirat, Soleh, DRS. M. S & Ardianto, Elvinaro, DRS. M.Si. 2002. Dasar-Dasar
Public Relations. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Sunarjo, Djoenasih S. 1984. Opini Publik. Yogyakarta : Liberty
Yulianita, Neni. 2005. Dasar-Dasar Public Relations. Pusat Penerbitan Universitas
Bandung.

Internet :
Batikcrb. “Apa Itu Batik”. 23 Mei 2013.
http://batikcrb.blogspot.com/2009/04/apa-itu-batik.html (diakses pada 23 mei 2013
pukul 16.00)

Noname. “Batik Mojokerto”. 23 Mei 2013.

http://www.batikmojokerto.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 23 mei 2013 pukul
08.25 WIB)

Noname. “Culture”.
http://www.unesco.org/culture/ich/index.php?RL=00170 (diakses pada 23 april 2013
pukul 08.20)
Noname. “Jawatimuran”. 23 Mei 2013.https://jawatimuran.wordpress.com/ (diakses
pada 23 mei 2013 pukul 16.30)

Yusna,

Ema.

“Sejarah

Public

Relations”.

23


Mei

2013.

http://emayusna.blogspot.com/2012/01/sejarah-public-relations.html (diakses pukul
08.08 WIB)
http://mojokertokota.go.id (diakses pada 30 Maret 2014 pukul 15.00 WIB)
http://fitinline.com/article/read/batik-mojokerto (diakses pada 23 Mei 2013 pukul
08.30 WIB)
Koran :
Tabloid Palapa Edisi.7 Th2009
Radar Mojokerto tanggal 11 November 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Batik adalah salah satu warisan budaya asli Indonesia, jaman dahulu
hanya kaum bangsawan yang bisa mengenakan batik pada pakaiannya. Sebab

dahulu batik merupakan simbol kekuasaan, keindahan lukisan yang ada pada
secarik kain batik bagai pesona tradisi nan elok dan tak lekang oleh waktu.
Pembuatan batik yang cukup lama dan rumit menambah nilai estetika pada
batik itu sendiri, motif motifnya yang beragam menjadi identitas pada bagi
warisan budaya Indonesia ini. Kemunculan batik di Indonesia tentu sudah tidak
perlu dipertanyakan lagi. Batik yang dulunya hanya dipandang sebelah mata
saat ini kembali menjadi tren di Indonesia, batik yang kuno dan terkesan tua
membuat

banyak

masyarakat

tertentu

bahkan

anak

muda

malas

menggunakannya. Namun setelah batik banyak dimodifikasi dalam bentuk
apapun nama batik mulai naik lagi, bahkan oleh UNESCO, batik telah
ditetapkan sebagai

Warisan Kemanusiaan untuk Budaya

Lisan dan

Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)
sejak 2 Oktober 2009. Hal ini merupakan suatu kebanggan Indonesia karena
salah satu warisan budayanya diperhitungkan dimata dunia (Unesco:2009).
Sama halnya dengan kota penghasil batik yakni di Solo, Jogja,
Pekalongan, dan Madura, Kota Mojokerto pun memiliki batik yang ber-ciri
khas. Berada di provinsi Jawa Timur, Kota Mojokerto yang berpenduduk
sekitar 132 ribu jiwa. Memiliki 2 kecamatan yakni kecamatan Magersari dan
kecamatan Surodinawan. Mojokerto terkenal akan warisan budaya dari
Kerajaan Majapahit dijaman lampau. Sehingga Mojokerto memiliki banyak
sekali peninggalan – peninggalan bersejarah kerajaan Mojopahit seperti cagar
budaya candi-candi, pendopo agung, kolam segaran, dan tentu saja batik. Batik
Mojokerto memiliki sejarah yang lebih tua dari batik yang berada di kota-kota
di Jawa tengah tersebut, karena Batik Mojokerto merupakan sebuah budaya
kerajinan batik, yang sejarahnya berkembang dengan masa kejayaan Kerajaan
1

Majapahit. Peninggalan budaya Majapahit itu dituangkan dalam Motif -motif
batik yang tergambar pada batik khas Mojokerto, dan sebagian besar motif
yang digunakan adalah simbol – simbol kerajaan Majapahit. Keunikan motif
batik Mojokerto adalah pada nama-nama yang sangat asing dan aneh di telinga
sebagian orang. Misalnya gedeg rubuh, matahari, mrico bolong, pring sedapur,
grinsing, atau surya majapait.
Dahulu kala batik di Kota Mojokerto menjadi sektor utama mata
pencaharian warga Mojokerto. Ditahun 1945 batik khas mojokertoan dibuat
oleh para penduduk Mojokerto yang berpusat di Kedungkwali, wanita-wanita
yang tinggal di Kedungkwali memproduksi batik secara masal dirumah rumah
mereka, Hal ini mereka lalukan karena pada jaman dahulu seluruh wanita
memakai batik sebagi ‘Jarik’ pakaian khas wanita jaman dahulu. Tidak adanya
pekerjaan lain seperti jaman sekarang dikantor maupun di pabrik maka
pekerjaan satu-satunya adalah membatik untuk menambah penghasilan dalam
keluarga.
Kegiatan membatik ditahun 1945 berjalan sangat baik, meski hanya
bermodal dagang dari mulur ke mulut atau sekedar datang meramaikan pesta
rakyat di Kota Mojokerto bisa dijadikan ajang untuk mempromosikan batik
dikala itu. Namun seiring berjalannya waktu dan tergerusnya jaman, batik
Mojokerto tidak lagi terdengar gaungnya. Mulai di tahun 90an batik
Mojokertoan mulai tidak ‘dilirik’ lagi dipasaran. Para pengrajin yang bertahan
saat itu juga mulai meninggalkan kegiatan membatik, mereka lebih memilih
untuk kerja dipabrik menjadi buruh. Meski begitu masih ada saja segilintir
pengrajin yang mewariskan ilmu membatik mereka kepada anak-anaknya agar
batik tidak punah.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hampir punahnya Batik Mojokertoan
Pemerintah Kota Mojokerto membuat banyak sekali program pelestarian salah
satunya yang terbesar adalah pada tanggal 18 juni 2009 Pemerintah Kota
Mojokerto bekerja sama dengan APPI (Aliansi Pemberdayaan Perempuan
Indonesia) Kota Mojokerto mengadakan Pelatihan Batik Sandang Lukis dan
Pencanagan Kampung Batik Seni Khas Mojopahit. Pada awak mula acara ini
mengajak banyak perempuan diseluruh Kota Mojokerto sekitar 200 orang,
2

mereka terdiri dari warga Yayasan Mojopahit, Remaja RT Cakarayam Baru,
SDN Mentikan II dan guru, SDN Mentikan, SDN Mentikan VI, SDN
Gedongan III, SMA Negeri II, perorangan dari Kelurahan Kedundung,
Gedongan dan Balongsari, GOW Kota Mojokerto, kelompok P3EL, Pokja
Kelurahan Mentikan, TP PKK Kelurahan Wates, LP Mojokerto setiap hari
Senin, eks napi narkoba, dan guru SLB Kota Mojokerto.
Seperti yang dikutip oleh walikota kota Mojokerto H. Abdul Ghani
Suhartono

M.M

program

Pemerintah

Kota

Mojokerto

yaitu

ingin

meningkatkan kesejahteraan warganya dengan memberikan ketrampilan
membatik yang dengan demikian akan menambah kesibukan bagi ibu-ibu dan
dapat

menambah

penghasilan.

Selain

itu,

warga

masyarakat

dalam

meningkatkan kesejahteraan tidak datang dari pemerintah saja, tidak njagakno
pemerintah tetapi menggali sendiri melalui ketrampilan membatik, mengingat
Kota Mojokerto tidak memiliki sumber daya alam yang cukup, sehingga
peluang-peluang itu harus kita gali terus.
Dapat disimpulkan dari pernyataan Walikota Mojokerto, kegiatan ini
bertujuan untuk memberdayakan perempuan serta anak didik untuk dilatih
menjadi pengrajin batik dengan ciri khas batik Mojopahit. Sementara komentar
Ninik Stariati, ST. Ketua APPI Kota Mojokerto adalah ide itu timbul dari
semangat APPI dalam upaya mencari bentuk atau pola pemberdayaan yang
pas, yang akhirnya APPI mempunyai inisiatif untuk menciptakan atau
menjadikan Kota Mojokerto menjadi kampung batik seni khas Mojopahit, yang
nantinya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya perempuan
di Kota Mojokerto.
Selain untuk tujuan tersebut kegiatan ini juga untuk melestarikan seni
budaya Mojopahit, salah satunya untuk memperbesar keberadaan pengrajinpengrajin Batik yang dulunya sangat aktif dalam produksi. Saat ini hanya
tersisa 2 pengrajin Batik yang masih bertahan. Dengan begitu maka program
kampung batik yang direncanakan di wilayah kelurahan Mentikan diharapakan
dapat mendorong bertambahnya jumlah pengrajin batik di Kota Mojokerto.
Peluang untuk mengembangkan potensi lokal yang asli, antik, dan
otentik masih terbuka lebar. Karena potensi lokal yang masih terabaikan saat
3

ini adalah pengembangan dan pelestarian batik yang notabene dahulu batik
menjadi ciri khas Kota Mojokerto.
Melalui program pemerintah tersebut diharapkan masyarakat kota
Mojokerto dapat juga berperan aktif, sehingga pelestarian batik khas Mojokerto
ini dapat berjalan dengan baik. Selain Pelatihan Batik Sandang Lukis Dan
Pencanangan Kampung Batik Seni Khas Mojopahit ada beberapa program
dalam melestarian batik yang dibuat oleh pemerintah kota mojokerto, misalnya
membuat pelatihan-pelatihan membatik di kelurahan-kelurahan di Kota
Mojokerto, batik Mojokerto juga dipakai sebagai seragam dinas PNS Kota
Mojokerto dibeberapa kantor Dinas, kemudian batik juga dipakai dalam
pemilihan duta pariwisata kota Mojokerto sebagai simbol kecintaan terhadap
pakaian adat khas Mojokerto, pemerintah juga mulai memasukan mata
pelajaran kerajinan batik tulis pada murid-murid Sekolah Dasar di
Surodinawan. Yang terbaru adalah adanya acara “Batikku Batikmu Fashion
Parade Mojokerto 2013” yang akan diselenggarakan 10 november 2013 acara
ini terselenggara atas kerjasama Ikatan Duta Wisata Kota Mojokerto dan Dinas
Pembangunan Pemerintah Kota Mojokerto.
Upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Mojokerto bisa
dikatakan

sebagai

upaya

Public

Relations,

khususnya

hubungan

publik/masyarakat untuk melestarikan batik. Sejauh upaya-upaya tersebut
belum dilakukan evaluasi, bagaimana respon dari publik atau masyarakat Kota
Mojokerto secara umum. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian
perilaku publik, seperti yang dikutip oleh Scott M Cutlip & Allen H. Center
Broom dalam bukunya Effective Public Relations adalah PR adalah fungsi
manajemen yang mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan
dan prosedur dari individu atau organisasi dengan kepentingan publik, dan
merencanakan dan mengeksekusi sebuah program kegiatan untuk memperoleh
pengertian dan penerimaan publik (Broom et.al, 2000:4).
Maka dari penjabaran fungsi PR tersebut menarik untuk dilakukan
penelitian dengan judul “ Kecenderungan Perilaku Publik pada Program
Pelestarian Batik Khas Mojokerto”.

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

tersebut,

maka

dapat

dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : Bagaimana kecenderungan perilaku publik
pada program pelestarian batik khas Mojokerto yang dalam hal ini akan
dikaji dari publik eksternal pada program pelestarian batik di kota
Mojokerto?.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan bagaimana kecenderungan perilaku dalam program
pelestarian batik pada publik eksternal di kota Mojokerto.

D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Akademis
Untuk memberikan altenatif analisis Public Relations menurut teori
Cutlip Centre Broom dalam menggambarkan perilaku public itu
sendiri.
2. Kegunaan Praktis
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi
Pemerintah Kota Mojokerto dalam merancang strategi atau mengubah
kebijakan yang sudah ada sebelumnya, juga mengevaluasi program
pemerintah terkait dengan program pelestarian batik khas kota
Mojokerto.

5