Mempelajari Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Sayuran Hijau pada Masyarakat Petani Minang

MEMPELAIARI FWKTOR-FAKTOW YWNG MEMPENGARUHI IQOHSUMSI
SWYURAN WEIAU PABA MASYAWWEAT PETAWI MINBRlG
(Studi Kasds di Dss3 Rambatan, Kec. Rambatan,
Batusangkar, Sumbar)

Oleh
AMIIYOSEFA
A 27 0324

JURUSAM GIZI MASYARAKAT DAM SUMBERDAYA KELUARGA
FAKLJLTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

RINGKASAN
ANTIYOSEFA. Mempelajari Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Konsumsi Sayuran Hijau pada Plasyarakat Petani Minang,
Studi Kasus di Desa Rambatan, Kecamatan Ranbatan, Batusangkar, S d a r . (Di bawah bimbingan ALI KHOMSAN dan HEPI
WPSARI)

.


Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi sayuran hijau
pada masyarakat petani Minang. Sedangkan tujuan khusus
penelitian ini untuk mempelajari hubungan antara
(1)
pengetahuan gizi dengan konsumsi sayuran hijau, (2) sikap
gizi dengan konsumsi sayuran hijau, (3) lcebiasaan makan
dengan konsumsi sayuran hijau, (4) Keragaan pekarangan
dengan konsumsi sayuran hijau.
Penelitian ini dilakukan di Desa Rambatan, Kecamatan
Rambatan, Batusangkar, Sumbar, dari awal Juni sampai
pertengahan Juli 1994. Pemilihan wilayah penelitian
dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan rendahnya
konsumsi sayuran hijau pada masyarakat petani di Desa
Rambatan. Pengambilan sampel dilakulcan secara acak sederhana dengan kriteria wanita dewasa yang bermata pencaharian utama sebagai petani (baik petani pemilik maupun
petani penggarap) dan jumlah seluruhnya 60 orang.
Data yang diambil mencakup data primer dan sekunder.
Data primer yang diperoleh dengan cara wawancara dan
pengamatan meliputi identitas keluarga, tinglcat pengetahuan gizi, sikap gizi, dan kebiasaan makan, keragaan

pekarangan serta konsumsi sayuran hijau. Untuk pengetahuan dan sikap gizi diukur dengan kuesioner dengan menggunakan skor. Sedangkan data sekunder meliputi data letak
geografis dan keadaan umum daerah penelitian yang diperoleh dari buku potensi desa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
gizi sampel (ibu rumahtangga) pada umumnya sedang (45%)
dengan skor 60%-79% dan rendah sebanyak 50% dengan skor
c60 persen. Sedangkan sikap gizi ibu rumahtangga sangat
rendah dengan skor di bawah 60 persen. Rata-rata sampel
memperoleh nilai skor 17,6 (44,5%)yang terdiri dari 81,7%
bersilcap negatif dan sisanya (18,3%) bersikap gizi netral
serta tidak ada sampel yang bersikap gizi positif. Sikap
gizi negatif yang ditemukan di antaranya ada anggapan
bahwa tidak perlu mengkonsumsi sayuran sayur setiap hari
karena membosankan, tidak pantas sebagai warga desa membeli sayuran hijau dan tidak pantas menyuguhkan sayuran
hijau pada tamu, pekerja yang diberi makan siang, pada
hari Lebaran dan upacara adat tertentu.
Kebiasaan makan sampel tiga kali sehari, tidak ada
anggota keluarga yang diistimewakan (konsumsi merata) dan

masih terpeliharanya kebiasaan makan bersama. Selain itu
ditemulian adanya malcalian pantangall dari liialcanan yaiig tidali

disukai termasuk sayuran hijau dengan berbagai macam
alasan. Umumnya sampel terbiasa dari kecil makan nasi
tanpa sayur karena dianggap tidak perlu.
Konsumsi sayuran hijau ibu rumahtangga sangat rendah
(rata-rata 7,1 gram/kapita/hari) sedangkan konsumsi sayuran hijau Nasional adalah 66,71 gram/kapita/hari (Susenas
1993) . Sayuran hijau biasanya diolah dengan memalcai
santan (gulai) dan ditumis.
Luas pekarangan sangat bervariasi antara 7,5 m2 sampai
250 m 2 , dengan rata-rata 59,99 mZ. Sebanyak 7,4% untulc
sayuran hijau, 22,8% untulc tanaman hias, 31,9% untuk
tanaman lain dan sebesar 8,7% untuk kandang ternak. Lahan
pekarangan yang dimiliki oleh setiap sampel belum dirnanfaatkan secara optimal (29% lahan pekarangan merupakan
lahan kosong) .
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pengetahuan gizi
tidalc berhubungan nyata dengan konsumsi sayuran hijau.
Sikap gizi sampel berhubungan negatif dengan konsumsi
sayuran hijau. Berarti semalcin tinggi sikap gizi sampel
semakin rendah konsumsi sayuran hijaunya. Sedangkan
kebiasaan malcan berpengaruh besar terhadap konsumsi sayuran hijau dengan salah satu buktinya ada hubungan yang
positif antara frekuensi konsumsi sayuran hijau (salah

satu faktor dari kebiasaan makan) dengan jumlah konsumsi
sayuran hijau. Ini berarti semakin tinggi frekuensi
konsumsi sayuran hijau semakin tinggi konsumsi sayuran
hijau tersebut. Selanjutnya persentase luas pekarangan
untuk sayuran hijau berhubungan positif dengan konsumsi
sayuran hijau .

MEMPELAJARI FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI
SAYURAN HIJAU PADA MASYARAKAT PETANI MINANG
(Studi Kasus di Desa Rarnbatan, Kec. Rambatan,
Batusangkar, Sumbar)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
A N T I Y O S E F A
A 27 0324


JURUSAN GIZI MASUARAKAT DAN SUMBERDAYA ICELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
karena atas izin dan RidhoNya jualah skripsi ini dapat
penulis selesaikan dengan baik.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak
terhingga kepada Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S dan Ir. Hepi
Hapsari, M.S yang telah memberikan bimbingan dari awal
penelitian hingga selesai skripsi ini serta kepada Ir.
Siti Madaniyah, M.S sebagai dosen pembahas seminar dan
sekaligus sebagai dosen penguji yang telah memberikan
masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Ketua Bappeda
Tkt I Sumbar dan staf, Ketua Bappeda Tkt I1 Xab. Tanah
Datar dan staf, Camat Rambatan, Kepala Desa dan Sekretaris
Desa Rambatan.


Demikian juga kepada saudari Indra Devita,

Yulvita dan semua responden di Desa Rambatan, tanpa kesediaannya penulis tidak akan dapat berbuat apa-apa.
Kepada Mama dan Papa tercinta, kalau masih ada kata
yang lebih tinggi dari pada ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya dengan penuh hormat ananda haturkan kepadamu
atas kasih sayang, dorongan, jerih payah dan doanya.
Kepada semua guru penulis dari TK sampai SMA dan dosen
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas
ilmu yang diberikan dan didikan yang ditanamkan.
-"'

Tidak lupa untuk adinda Adiyalmon, Uni Zel, saudari
Titi dan Julie serta semua teman-teman yang ada di Wisma
Alif terimakasih atas bantuan dan pengorbanannya selama
ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis

sajikan tulisan ini untuk pembaca yang Budiman dan harapan

semoga ada manfaatnya, Amin.

Bogor, 22 Desember 1994

v:.

f

-2,

MEMPELAIARI FWKTOR-FAKTOW YWNG MEMPENGARUHI IQOHSUMSI
SWYURAN WEIAU PABA MASYAWWEAT PETAWI MINBRlG
(Studi Kasds di Dss3 Rambatan, Kec. Rambatan,
Batusangkar, Sumbar)

Oleh
AMIIYOSEFA
A 27 0324

JURUSAM GIZI MASYARAKAT DAM SUMBERDAYA KELUARGA

FAKLJLTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

RINGKASAN
ANTIYOSEFA. Mempelajari Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Konsumsi Sayuran Hijau pada Plasyarakat Petani Minang,
Studi Kasus di Desa Rambatan, Kecamatan Ranbatan, Batusangkar, S d a r . (Di bawah bimbingan ALI KHOMSAN dan HEPI
WPSARI)

.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi sayuran hijau
pada masyarakat petani Minang. Sedangkan tujuan khusus
penelitian ini untuk mempelajari hubungan antara
(1)
pengetahuan gizi dengan konsumsi sayuran hijau, (2) sikap
gizi dengan konsumsi sayuran hijau, (3) lcebiasaan makan
dengan konsumsi sayuran hijau, (4) Keragaan pekarangan

dengan konsumsi sayuran hijau.
Penelitian ini dilakukan di Desa Rambatan, Kecamatan
Rambatan, Batusangkar, Sumbar, dari awal Juni sampai
pertengahan Juli 1994. Pemilihan wilayah penelitian
dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan rendahnya
konsumsi sayuran hijau pada masyarakat petani di Desa
Rambatan. Pengambilan sampel dilakulcan secara acak sederhana dengan kriteria wanita dewasa yang bermata pencaharian utama sebagai petani (baik petani pemilik maupun
petani penggarap) dan jumlah seluruhnya 60 orang.
Data yang diambil mencakup data primer dan sekunder.
Data primer yang diperoleh dengan cara wawancara dan
pengamatan meliputi identitas keluarga, tinglcat pengetahuan gizi, sikap gizi, dan kebiasaan makan, keragaan
pekarangan serta konsumsi sayuran hijau. Untuk pengetahuan dan sikap gizi diukur dengan kuesioner dengan menggunakan skor. Sedangkan data sekunder meliputi data letak
geografis dan keadaan umum daerah penelitian yang diperoleh dari buku potensi desa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
gizi sampel (ibu rumahtangga) pada umumnya sedang (45%)
dengan skor 60%-79% dan rendah sebanyak 50% dengan skor
c60 persen. Sedangkan sikap gizi ibu rumahtangga sangat
rendah dengan skor di bawah 60 persen. Rata-rata sampel
memperoleh nilai skor 17,6 (44,5%)yang terdiri dari 81,7%
bersilcap negatif dan sisanya (18,3%) bersikap gizi netral

serta tidak ada sampel yang bersikap gizi positif. Sikap
gizi negatif yang ditemukan di antaranya ada anggapan
bahwa tidak perlu mengkonsumsi sayuran sayur setiap hari
karena membosankan, tidak pantas sebagai warga desa membeli sayuran hijau dan tidak pantas menyuguhkan sayuran
hijau pada tamu, pekerja yang diberi makan siang, pada
hari Lebaran dan upacara adat tertentu.
Kebiasaan makan sampel tiga kali sehari, tidak ada
anggota keluarga yang diistimewakan (konsumsi merata) dan

masih terpeliharanya kebiasaan makan bersama. Selain itu
ditemulian adanya malcalian pantangall dari liialcanan yaiig tidali
disukai termasuk sayuran hijau dengan berbagai macam
alasan. Umumnya sampel terbiasa dari kecil makan nasi
tanpa sayur karena dianggap tidak perlu.
Konsumsi sayuran hijau ibu rumahtangga sangat rendah
(rata-rata 7,1 gram/kapita/hari) sedangkan konsumsi sayuran hijau Nasional adalah 66,71 gram/kapita/hari (Susenas
1993) . Sayuran hijau biasanya diolah dengan memalcai
santan (gulai) dan ditumis.
Luas pekarangan sangat bervariasi antara 7,5 m2 sampai
250 m 2 , dengan rata-rata 59,99 mZ. Sebanyak 7,4% untulc

sayuran hijau, 22,8% untulc tanaman hias, 31,9% untuk
tanaman lain dan sebesar 8,7% untuk kandang ternak. Lahan
pekarangan yang dimiliki oleh setiap sampel belum dirnanfaatkan secara optimal (29% lahan pekarangan merupakan
lahan kosong) .
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pengetahuan gizi
tidalc berhubungan nyata dengan konsumsi sayuran hijau.
Sikap gizi sampel berhubungan negatif dengan konsumsi
sayuran hijau. Berarti semalcin tinggi sikap gizi sampel
semakin rendah konsumsi sayuran hijaunya. Sedangkan
kebiasaan malcan berpengaruh besar terhadap konsumsi sayuran hijau dengan salah satu buktinya ada hubungan yang
positif antara frekuensi konsumsi sayuran hijau (salah
satu faktor dari kebiasaan makan) dengan jumlah konsumsi
sayuran hijau. Ini berarti semakin tinggi frekuensi
konsumsi sayuran hijau semakin tinggi konsumsi sayuran
hijau tersebut. Selanjutnya persentase luas pekarangan
untuk sayuran hijau berhubungan positif dengan konsumsi
sayuran hijau .

MEMPELAJARI FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI
SAYURAN HIJAU PADA MASYARAKAT PETANI MINANG
(Studi Kasus di Desa Rarnbatan, Kec. Rambatan,
Batusangkar, Sumbar)

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
A N T I Y O S E F A
A 27 0324

JURUSAN GIZI MASUARAKAT DAN SUMBERDAYA ICELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
karena atas izin dan RidhoNya jualah skripsi ini dapat
penulis selesaikan dengan baik.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak
terhingga kepada Dr. Ir. Ali Khomsan, M.S dan Ir. Hepi
Hapsari, M.S yang telah memberikan bimbingan dari awal
penelitian hingga selesai skripsi ini serta kepada Ir.
Siti Madaniyah, M.S sebagai dosen pembahas seminar dan
sekaligus sebagai dosen penguji yang telah memberikan
masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Ketua Bappeda
Tkt I Sumbar dan staf, Ketua Bappeda Tkt I1 Xab. Tanah
Datar dan staf, Camat Rambatan, Kepala Desa dan Sekretaris
Desa Rambatan.

Demikian juga kepada saudari Indra Devita,

Yulvita dan semua responden di Desa Rambatan, tanpa kesediaannya penulis tidak akan dapat berbuat apa-apa.
Kepada Mama dan Papa tercinta, kalau masih ada kata
yang lebih tinggi dari pada ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya dengan penuh hormat ananda haturkan kepadamu
atas kasih sayang, dorongan, jerih payah dan doanya.
Kepada semua guru penulis dari TK sampai SMA dan dosen
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas
ilmu yang diberikan dan didikan yang ditanamkan.
-"'

Tidak lupa untuk adinda Adiyalmon, Uni Zel, saudari
Titi dan Julie serta semua teman-teman yang ada di Wisma
Alif terimakasih atas bantuan dan pengorbanannya selama
ini.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis

sajikan tulisan ini untuk pembaca yang Budiman dan harapan
semoga ada manfaatnya, Amin.

Bogor, 22 Desember 1994

v:.

f

-2,