Apakah kreativitas dapat diajarkan ?

Page 4 of 12 e. Tidak malu untuk memulai sesuatu, walau dari skala kecil; f. Tidak pernah memikirkan untuk menyearah, selalu mencoba lagi; g. Tidak pernah takut gagal. Alam pikiran seorang wirausaha seperti digambarkan di atas mendorong sifat-sifat kreativitas dan inovatif, sehingga sifat-sifat tersebut seolah-olah melekat kepada seorang wirausaha. Ditinjau dari aspek kreativitas dan inovatif seorang wirausaha sering diidentifikasikan sebagai orang yang secara sistematis menerapkan kreativitasgagasan-gagasan baru dan inovasipenerapan gagasan baru kepada kebutuhan-kebutuhan dan peluang disesuaikan dengan perkembangan pasar. 2. Apakah kreativitas dapat diajarkan ? Ada yang berpendapat bahwa sifat kreativitas adalah sifat “bawaan”, sehingga tidak dapat diajarkan kepada orang lain, yang tidak mempunyai sifat bawaan tersebut. Akan tetapi kebanyakan para ahli berpendapat bahwa pada dasarnya setiap orang adalah kreatif, artinya setiap orang dilahirkan membawa potensi sifat-sifat kreativitas, akan tetapi orang menjadi tidak kreatif karena faktor lingkungan dan kesalahan-kesalahan cara berfikir. Faktor lingkungan, misalnya kebiasaan dalam keluarga untuk “menak-nakuti” anak-anaknya untuk melakukan sesuatu secara tidak wajar; dalam sekolah; guru menitik beratkan pelajarannya kepada hapalan; dalam organisasi, pimpinan sangat otokratif sehingga bawahannya tidak berani mengemukakan pendapat atau memberikan masukan-masukan. Kesalahan cara berfikir yang merupakan belenggu mental untuk berfikir secara kreatif, antara lain: a. Selalu mencari jawaban bahwa hanya ada “satu-satunya jawaban yang benar”, sehingga tidak pernah memberikan bahwa ada kemungkinan beberapa jawaban yang benar; b. Memfokuskan kepada cara “berfikir logis”. Berfikir logis sangat penting dan merupakan bagian dari kreativitas, akan tetapi kreativitas selalu berkaitan dengan berfikir logis, intuisi merupakan sumber dari kreativitas. Terlalu memfokuskan kepada berfikir logis, menghambat berfikir kreatif. c. Mentaati peraturan secara membabi buta, sehingga mematikan prakarsa-prakarsa; d. Spesialisasi yang berlebihan, sehingga tidak mengetahui aspek lainbidang lain selain yang ditekuni; e. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh, dan lain-lain, sehingga tidak berani mengemukakan pendapat; f. Takut berbuat salah atau gagal. Kegagalan merupakan hal yang normal, dan cara yang bersifat alamiah untuk menemukan beberapa hal yang belum diketahui; g. Rasa rendah diri, percaya bahwa saya tidak kreatif, atau menyerah sebelum bertanding. Sifat-sifat sebagai pecundangorang selalu merasa kalah dalam berbagai hal merupakan perintang utama untuk dapat kreatif. Jadi dengan mengetahui faktor-faktor yang menghambat cara berfikir kreatif dan berusaha untuk menghilangkannya seseorang mempunyai potensi untuk menjadi kreatif. Akan tetapi untuk menjadi kreatif perlu memahami pula kiat-kiat agar menjadi kreatif. 3. Kiat-kiat untuk menjadi kreatif Selain ada usaha yang sistematik untuk menghilangkan perintang-perintang untuk menjadi kreatif seperti telah diuraikan di muka, perlu pula memahami kiat-kiat untuk mendorong kreativitas. Page 5 of 12 Kreativitas di dalam suatu organisasi seperti dalam perusahaan tidak timbul dengan sendirinya, akan tetapi diusahakan adanya iklim yang mendorong kreativitas. Adalah kewajiban dari pimpinan perusahaan untuk menciptakan iklim yang demikian itu. Beberapa kiatkebijakan untuk mendorong kreativitas bagi seluruh sumberdaya manusia dalam organisasi, antara lain: a. Kreativitas harus dipandang sebagai suatu kebutuhan bagi suatu perusahaan, yaitu agar dapat bertahan dan berkembang kalau telah ada persepsi yang sama; b. Mempunyai sikap toleransi terhadap keberhasilan atau kegagalan. Seseorang yang tidak pernah gagal cenderung tidak kreatif. Tidak seluruh kegiatan hasil kreativitas akan berhasil; c. Mendorong sikap keingintahuan curiosity. Sikap tersebut dapat didorong apabila pimpinan selalu bersikap “bagaimana kalau begini”, atau “mungkin dapat”, pernyataa- pernyataannya tidak merupakan harga mati; d. Menyikapi masalah sebagai tantangan. Setiap masalah yang timbul dapat merupakan peluang untuk berinovasi; e. Mengadakan pelatihan-pelatihan kreativitas secara teratur; f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk terlaksananya kegiatan yang kreatif; g. Memberikan penghargaan bagi kreativitas yang berhasil, baik dalam bentuk uang maupun bukan uang; h. Membuat model-modelteknik mengembangkan kreativitas untuk dipelajaridilatihkan, baik untuk perorangan maupun kelompok. 4. Metode-metode pengembangan kreativitas a. Metode Osborn atau sering disebut “The Osborn Checklist” Metode Osborn berupa pertanyaan yang diajukan terhadap suatu hasil apakah merupakan berupa produk, prosedur, atau suatu fenomena. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mendorong untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru. Sifat-sifat pertanyaan ada yang bersifat memperdalam sehingga menghasilkan gagasan yang tidak logisunconventional. Metode Osborn dapat digunakan dalam kelompok atau oleh seseorang. Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan berdasarkan metode Osborn. • Dapatkah digunakan untuk kegunaan lain? • Apakah bisa diadaptasikan? • Apakah dapat dimodifikasi? • Apakah dapat diperkecilminify? • Apakah dapat diperbesarmagnify? • Apakah dapat disubstitusidiganti dengan hal yang hampir serupa? • Apakah dapat dirubah penataannyarearrange? • Apakah dapat diubah-balikreserve? • Apakah dapat dikombinasikan? Pertanyaan tersebut tentu dapat diteruskan sesuai kebutuhan, akan tetapi yang terpenting agar pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat medorong timbulnya gagasan-gagasan baru.

b. Metode “Why-why Diagram”