Studi Penjadwalan Pengiriman Produk Es Krim di PT Dairyville, Jakarta

STUD1
PENJADWALAN PEW61RlMAN PRODUK ES %RIM
D l PT DAIkXVILLE, JAKARTA

Oleh

YANTI SUFIANTI
F 25, 1527

1 9 9 3

FAKULTAS TEKNOLOGI

PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
B O G O R

Yanti Sufianti. F 25.1527.
Studi Penjadwalan Pengiriman
Produk Es Krim di PT. Dairyville, Jakarta.

Di bawah
bimbingan Machfud

RINGKASAN
Es krim merupakan produk yang sangat mudah mencair
sehingga pengelolaan distribusi produk menjadi ha1 yang
penting.

Es krim yang tidak terjual pada saat pengiriman

akan diangkut kembali ke pabrik untuk dijual kembali pada
hari berikutnya.

Selama pengangkutan dan pembongkaran

serta pemuatan es krim dapat terjadi beberapa perubahan
pada es krim, diantaranya adalah perubahan fisik es krim
yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk.
Selain itu wilayah pengiriman produk yang mencakup wilayah
yang luas memerlukan sejumlah kendaraan untuk mengirimkan

produk.

Adanya keterbatasan jumlah kendaraan merupakan

suatu masalah tersendiri dalam pengiriman produk.

Kenda-

raan yang digunakan memerlukan pendingin yang dapat menjaga es krim dalam kondisi yang baik, sehingga terdapat
tambahan pada biaya pengiriman.

Oleh karena itu perlu

diusahakan penggunaan kendaraan yang efisien.

Penjadwalan

pengiriman produk merupakan salah satu alternatif untuk
mengatasi berbagai permasalahan tersebut.
Tujuan masalah khusus ini adalah menyusun jadwal

pengiriman produk yang dapat memenuhi permintaan secara
maksimal dengan kapasitas menganggur kendaraan yang minimal. Oleh karena itu jadwal disusun dengan memperhatikan
permintaan konsumen, lama waktu pengiriman yang tersedia

serta kapasitas kendaraan yang ada.

Permintaan konsumen

diestimasi dengan teknik simulasi. Jumlah produk yang
diangkut disesuaikan dengan hasil

prakiraan permintaan

ini sehingga jumlah produk yang tidak terjual dapat dikurangi.

Jumlah pengecer yang dikunjungi disesuaikan dengan

waktu pengiriman yang
pengiriman


tersedia, karena sifat waktu

yang tidak pasti maka jumlah pengecer diesti-

masi dengan menggunakan teknik simulasi pula.

Tahap

terakhir adalah tahap penugasan salesman yang akan mengirimkan produk ke suatu wilayah tertentu.

Penugasan sales-

man ini bertujuan untuk memaksimumkan jumlah permintaan
yang dipenuhi serta meminimumkan kapasitas menganggur
setiap kendaraan.

Teknik yang digunakan adalah model

penugasan dan teknik heuristik.
Hasil akhir dari program yang disusun adalah jadwal

harian penugasan salesman tertentu k e suatu wilayah
pengiriman tertentu.
periode ke depan.

Perencanaan dilakukan sampai 1 2

Pemilihan penggunaan kendaraan yang

terbaik adalah penggunaan kendaraan dengan kapasitas 770
kg.

Penggunaan kendaraan seperti ini dapat memenuhi

seluruh permintaan dan memberikan kapasitas kendaraan
menganggur yang lebih sedikit.
Jadwal yang dihasilkan dapat mengurangi jumlah produk
yang diangkut kembali, mengirimkan produk dengan jumlah
pengecer yang dikunjungi sesuai dengan kemampuan salesman,
dan menugaskan salesman ke wilayah pengirimannya masingmasing dengan kapasitas menganggur kendaraan yang minimal
serta jumlah permintaan yang dipenuhi maksimal.


STUD1
PENJADWALAN PENGIRIMAN PRODUK ES KEUh4

DI PT. DAIRYVILLE, JAKARTA

Oleh
YANTI S U F M T T I

F 25. 1527

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
O L W I I N D U m PER
pada Jurusan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1993


FAKSJLTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITLJT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

INSTITUT PEICTANIAN BOGOR
FAICULTAS TEICNOLOGI PERTANIAN
STUD1 PENJADM'ALAN PENGIRIMAN PRODUIC ES ICRIM
Dl IT.DAIRYVILLE, JAKARTA

Sebagai salah salu syarat L I I I ~ L Imemperoleh
~
gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
patla Jurusan TEICNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
YA'ANTI SUFIANTI

F 25. 1527

Dilaliirkan patla tanggal 20 Mei 1970
di Garlit

Tanggal lulus : 22 Pebruari 1993

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT.

karena atas rahmat serta hidayah-Nyalah Penulis

dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai hasil studi pustaka serta
observasi lapang yang dilakukan selama bulan September
sampai Nopember 1992 pada sebuah perusahaan pembuatan es
krim di Jakarta.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Machfud, MS, selaku dosen pembimbing, atas segala

bimbingannya sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.
2.

Ir. Pramono D.F.,MS. dan drh. Lukman Hidayat selaku
dosen penguji

3. Bapak Munawar Lubis , National Sales and Distribution

Manager PT. Dairyville, Jakarta atas kesempatan yang
diberikan untuk melakukan observasi lapang di PT.
Dairyville, Jakarta.
4. Bapak Edi Susilo selaku Sales and Distribution Manager

wilayah Jabotabek dan Jawa Barat di PT. Dairyville,
Jakarta atas bantuan serta pengarahan yang diberikan
selama melakukan observasi lapang.
5. Bapak Muslim serta Bapak Gatot, staf pada


divisi Sales

and Distribution PT. Dairyville, Jakarta atas informa

si serta bantuan yang diberikan guna melengkapi Skripsi
ini.
6. Para salesman PT. Dairyville

yang telah banyak memban-

tu selama melasanakan observasi lapang.
7. Rekan-rekan Agrininth Asrama Gilang Kencana,

yang

senantiasa memberikan semangat dalam penyusunan Skripsi
ini.
8. Rekan-rekan Agrininth

yang selalu menemani Penulis


dalam menyelesaikan Skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebut namanya satu

persatu.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari
sempurna.

Namun demikian, penulis berharap agar skripsi

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Bogor, Pebsuari 1993

Penulis

Halaman

...............
DAFTAR I S 1 . . . . . . . . . . . . .
DAFTARTABEL . . . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR

...............
DAFTAR LAMPIRAN
..............
I . PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . .
A . LATAR BELAKANG
.............
B . TUJUAN
. . . . . . . . . . . . . . . .
C . RUANG LINGKUP . . . . . . . . . . . . . .
I1. TINJAUAN PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . .
A . E S KRIM . . . . . . . . . . . . . . . . .
B . PENGIRIMAN PRODUK . . . . . . . . . . . .
C. s1MUms1
. . . . . . . . . . . . . . . .
D . D I S T R I B U S I PELUANG
...........
E . TEKNIK H E U R I S T I K
. . . . . . . . . . . .
F . MASALAN PENUGASAN . . . . . . . . . . . .
G . U J I STATISTIK . . . . . . . . . . . . . .
H . PENELITIAN TERDAHULU . . . . . . . . . .
I11. METODOLOGI . . . . . . . . . . . . . . . . .
.DAFTAR GAMBAR

. KERANGKA PEMIKIRAN . . . . . . . . . . .
B . PENDEKATAN BERENCANA
..........
C . TATA LAKSANA
.......

A

vi

iv
vi

viii
ix
X

1
1
3
3
5

5
7
9
12
14

15
18

22
25
25

26
28

. PERMODELAN

.............
A . KERANGKA MODEL . . . . . . . . . . . . .
B . RANCANG BANGUN MODEL . . . . . . . . . .
V . HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . .
A . KONDISI PENGIRIMAN ES KRIM DI P T DAIRYVILLE
B . ANALISA DATA . . . . . . . . . . . .
C . PENJADWALAN PENGIRIMAN PRODUK . . . . . .
D . PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK . . . . . . .
VI . KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . .
IV

SISTEM

................
..................

33
33

34

54
54
56
65
81
86

A . KESIMPULAN

86

B.SARAN

88

...............

89

..................

91

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Halaman
Tabel

1.

H a s i l u j i s e b a r a n normal t e r h a d a p d a t a
waktu a k t u a l

60
60

. . . . . . . . . . . .
keseragaman n i l a i t e n g a h . .

Tabel

2.

Hasil u j i

Tabel

3.

H a s i l u j i keseragaman simpangan baku
d a t a waktu

. . . . . . . . . . . . .

H a s i l u j i s e b a r a n normal t e r h a d a p p e r mintaan Nut Sundae dan Popsy

.......

H a s i l u j i keseragaman t e r h a d a p n i l a i
tengah p e r m i n t a a n Nut Sundae d a n Popsy
H a s i l u j i keseragaman p e r m i n t a a n
Nut Sundae d a n Popsy

.....

P r a k i r a a n p e r m i n t a a n produk es k r i m
pada s e t i a p w i l a y a h pengiriman

....

M a t r i k s b i a y a p e r i o d e p e r e n c a n a a n pertama
A l t e r n a t i f w i l a y a h penugasan s a l e s m a n
Matriks b i a y a penugasan kedua p e r i o d e perencanaan pertama

..........

A l t e r n a t i f w i l a y a h penugasan s a l e s m a n
H a s i l a k h i r penugasan s a l e s m a n R e w i layah pengirimannya masing-masing

..

Jadwal h a r i a n pengiriman produk es
krim

. . . . . . . . . . . . . . . .

Perbandingan b e r b a g a i a l t e r n a t i f penggunaan k e n d a r a a n

. . . . . . . . . .

61

DAFfAR GAMBAR

Halaman

....

Gambar

1.

Diagram simulasi Monte Carlo

Gambar

2.

Skema tahapan pendekatan berencana
.
Thierauf dan Klekamp, 1975)

29

.

..

11

Gambar

3.

Kerangka kajian analisa penelitian

32

Gambar

4.

Diagram alir komputer modul OUTLET

41

Gambar

5.

Diagram alir komputer modul MINTA

42

Gambar

6.

Diagram alir komputer subrutin Normal

44

Gambar

7.

Diagram alir komputer subrutin Empir

44

Gambar

8.

Diagram alir komputer modul TUGAS

47

Gambar

9.

Tampilan menu Utama

.... ....

81

Contoh keluaran program dalam bentuk
formulir rinci penjualan
.

..

82

Contoh keluaran program dalam bentuk
. .
formulir pengambilan barang

83

Gambar 12.

Tampilan sub menu Manajemen Basis Data

84

Gambar 13.

Tampilan sub menu Tampil Data

Gambar 10.
Gambar 11.

..

..

...

85

Halaman
Lampiran 1. Jenis-jenis es krim yang diproduksi
dan didistribusikan oleh
PT. Dairyville
.
.

.. . ..

...

92

am pi ran 2. Penyebaran jumlah toko, hotel, supermarket dan restoran di setiap wilayah
Lampiran 3. Program komputer jadwal pengiriman
.
.
produk

.. ...

. .......

93
94

L PENDAHULUAN

Masalah p r o d u k s i menyangkut m a s a l a h s u a t u p r o d u k
yang harus diproduksi baik j e n i s

maupun j u m l a h n y a

s e l a m a s u a t u s e l a n g waktu yang b e r t u r u t a n u n t u k m e m e n u h i permintaan-permintaan.

M a s a l a h i n i kemudian

b e r l a n j u t dengan m a s a l a h d i s t r i b u s i ,

y a i t u bagaimana

p e r u s a h a a n memindahkan b a r a n g - b a r a n g

produk s e h i n g g a

b a r a n g t e r s e b u t t e r j a n g k a u o l e h p e l a n g g a n g pada t e m p a t
d a n waktu yang t e p a t .

D i s t r i b u s i j u g a merupakan s u a t u

a l a t utama dalam menciptakan p e r m i n t a a n .

Perusahaan

a k a n kehilangan p e l a n g g a n j i k a mereka gaga1 menyediakan
b a r a n g t e p a t pada waktunya.
Permasalahan yang t i m b u l d a r i d i s t r i b u s i es k r i m
i n i menyangkut b e b e r a p a h a 1 y a i t u k e i n g i n a n konsumen
a k a n produk yang b a i k d a n d a p a t d i p e r o l e h s e t i a p s a a t
konsumen menginginkan,

bagaimana p e s a n a n d i t a n g a n i d a n

bagaimana barang-barang

tersebut dikirim.

merupakan produk yang s a n g a t mudah m e n c a i r ,

Es R r i m
sehingga

p e n g e l o l a a n d i s t r i b u s i produk m e n j a d i h a 1 yang p e n t i n g .
E s krim y a n g t i d a k t e r j u a l p a d a s a a t p e n g i r i m a n

a k a n dibawa k e m b a l i o l e h s a l e s m a n k e p a b r i k u n t u k
disimpan kembali dalam ruang p e n d i n g i n .
a k a n d i k e l u a r k a n keesokan h a r i n y a .

Produk i n i

Selama pemuatan d a n

pengiriman dapat terjadi perubahan-perubahan pada
produk

.

Pada saat pemuatan es krim dari gudang ke dalam
kendaraan yang akan digunakan untuk mengirimkan produk
terjadi perubahan suhu dari suhu ruang pendingin ke
suhu udara luar dan suhu pendingin dalam kendaraan.
Perubahan suhu. ini dapat mengakibatkan es krim sedikit
mencair dan berair.

Selain karena perubahan temperatur

dapat juga terjadi perubahan es krim akibat benturanbenturan yang terjadi selama pemuatan.

Perubahan

bentuk es krim ini dapat mempengaruhi minat konsumen
terhadap produk.
Oleh karena itu dalam pengiriman es krim perlu
diperhitungkan prakiran permintaan dari setiap pengecer
yang akan dikunjungi sehingga jumlah es krim yang
diangkut kembali ke pabrik karena tidak terjual dapat
ditekan jumlahnya.

Hal ini juga berarti akan mengu-

rangi jumlah es krim yang rusak karena perubahan-perubahan selama pemuatan dan pengangkutan.
Wilayah penyebaran produk mencakup wilayah yang
'luas.

Untuk memenuhi permintaan dari setiap wilayah

diperlukan beberapa orang salesman dengan beberapa buah
kendaraan pengangkut.

Adanya keterbatasan jumlah

salesman serta kendaraan yang digunakan, dan keterbatasan waktu yang tersedia untuk mengirimkan produk
menimbulkan permasalahan tersendiri dalam pengiriman

produk.

D i samping i t u p e n g i r i m a n es k r i m memerlukan

k e n d a r a a n dengan s a r a n a khusus b e r u p a a l a t p e n d i n g i n
yang menyebabkan adanya tambahan p a d a b i a y a pengiriman.
O l e h karena i t u p e r l u diusahakan p u l a penggunaan kendar a a n yang e f i s i e n .
Untuk m e n g a t a s i permasalahan-permasalahan

ini,

p e r l u d i s u s u n s u a t u jadwal pengiriman produk yang d a p a t
menentukan b e r a p a jumlah e s k r i m y a n g a k a n d i k i r i m k a n
k e s u a t u wilayah t e r t e n t u , salesman s e r t a kendaraan
mana yang akan digunakan untuk mengangkut produk tersebut,

s e h i n g g a d i p e r o l e h t o t a l k a p a s i t a s menganggur

kendaraan yang minimal.

Masalah khusus i n i b e r t u j u a n untuk :
1. Menyusun j a d w a l p e n g i r i m a n p r o d u k y a n g d a p a t meme-

n u h i p e r m i n t a a n konsumen s e c a r a m a k s i m a l d e n g a n
t o t a l k a p a s i t a s kendaraan menganggur yang minimal
2.

Menyusun p e r a n g k a t lunak untuk p e n j a d w a l a n pengirima n produk d i p e r u s a h a a n yang b e r s a n g k u t a n

C.

RUANG LINGKUP

Kajian masalah khusus i n i d i b a t a s i pada masalah
penjadwalan p e n g i r i m a n produk k e s e t i a p p e n g e c e r yang
m e l i p u t i p r a k i r a a n permintaan d a r i s e t i a p pengecer d i
s e t i a p wilayah,

p e n e n t u a n jumlah p e n g e c e r y a n g a k a n

dikunjungi dan penugasan salesman yang akan mengirimkan
produk ke suatu wilayah.
Masalah ini dikaji pada sistem pengiriman produk
di perusahaan pembuatan es krim, PT. Dairyville dengan
wilayah distribusi d i Jakarta, Bogor, Bekasi,
Tangerang, Kerawang dan Sukabumi.

Hasil penelitian ini

berupa perangkat lunak yang dapat digunakan oleh bagian
distribusi pada perusahaan yang bersangkutan.
naan dilakukan untuk 12 periode perencanaan k e

Perencadepan.

IL TINJAUAN PUSTAKA

Es krim, menurut Peterson dan Jhonson (1974),
didefinisikan sebagai produk makanan dingin

yang

terbuat dari susu, pemanis, stabilizer, emulsifier dan
flavour.

Produk es krim ini dapat dibedakan rnenjadi

beberapa produk yaitu ice cream yang mempunyai kandungan lemak tertinggi, milk ice yaitu produk sejenis ice
cream tetapi mempunyai kandungan lemak yang lebih
sedikit, serta water ice yang sama sekali tidak mengandung lemak.

Produk lainnya adalah fruit sherbet yang

terbuat dari bahan-bahan dasar yang sama dengan ice
cream tetapi diperkaya dengan jus buah-buahan.
Pada proses produksinya bahan-bahan penyusun es
krim dicampurkan dengan merata.

Campuran ini kemudian

disaring, dihomogenisasi untuk memperkecil dan menyeragamkan globula-globula lemak, kemudian

dipasteurisasi

untuk membebaskan campuran dari mikroba pengganggu, dan
didi- nginkan (Petterson dan Jhonson, 1974).
Es krim yang telah terbentuk dikemas dengan berbagai kemasan kemudian dibekukan pada suhu sekitar -20°c.
Tahap terakhir adalah tahap pengerasan dan penyimpanan
yang bersama-sama dilakukan di dalam sebuah ruang
penyimpanan bersuhu -30'~.

Menurut J o s l y n d a n Heid (1964), b e b e r a p a perubahan
d a p a t t e r j a d i pada produk-produk
Perubahan-perubahan

beku s e p e r t i e s krim.

t e r s e b u t d a p a t berupa perubahan

f i s i k a , perubahan k i m i a , f i s i k o - k i m i a ,

enzimatik a t a u

perubahan karena adanya mikroorganisme.

Salah s a t u

perubahan yang d a p a t t e r j a d i a d a l a h t e r b e n t u k n y a lubang

es pada produk.

~ u b a n ges i n i t e r j a d i a p a b i l a kemasan

t i d a k s e p e n u h n y a t e r i s i produk a t a u a p a b i l a t e r j a d i
Pembentukan l u b a n g es

kekosongan s e l a m a pengemasan.

i n i d i p e r c e p a t dengan adanya v a r i a s i t e m p e r a t u r dimana
produk disimpan.
Es k r i m y a n g d i s u k a i m a s y a r a k a t a d a l a h es k r i m
dengan r a s a yang k h a s ,
n y a menarik.

t e k s t u r n y a l e m p u t , dan bentuk-

T e k s t u r es krim yang l e m b u t d i t i m b u l k a n

k a r e n a u k u r a n k r i s t a l es yang s a n g a t h a l u s .

Tetapi

m e n u r u t J u l (1982), u k u r a n k r i s t a l y a n g b e s a r l e b i h
s t a b i l dibandingkan k r i s t a l berukuran k e c i l ,

oleh

k a r e n a i t u diasumsikan bahwa akan t e r j a d i kecenderungan
k r i s t a l berukuran k e c i l membentuk k r i s t a l dengan ukuran
y a n g l e b i h b e s a r s e h i n g g a e s k r i m d a p a t b e r u b a h wujud
m e n j a d i c a i r . Hal i n i s a n g a t d i t u n j a n g o l e h suhu yang
berf l u k t u a s i .

Perubahan suhu yang b e r f l u k t u a s i i n i d a p a t menyebabkan e s krim menjadi b e r a i r ,
tidak

lembut

dan

bentuknya

berbusa,

menjadi

teksturnya

tidak

menarik.

Kondisi seperti ini tidak disukai konsumen dan mempunyai tingkat mutu yang rendah (Webb et al., 1974).
Es krim yang mencair juga dapat menyebabkan
beberapa perubahan es krim yang lain.

Bakteri dapat

terbunuh selama pembekuan, dan selama penyimpanan
dingin, sel yang masih bertahan akan mati secara perlahan-lahan.

Namun begitu tidak berarti makanan yang

telah dibekukan benar-benar terbebas dari bakteri.

Es

krim yang mencair dan berada dalam temperatur yang
sesuai akan menjadi media yang baik bagi berkembangnya
bakteri-bakteri tersebut.
Selain itu es yang telah mencair apabila dibekukan
kembali akan membentuk kristal.

Dalam ha1 ini, laktosa

terpisah dalam bentuk kristal-kristal yang tidak dapat
melarut kembali pada suhu ketika es krim tersebut
dikonsumsi

.

Perubahan temperatur dapat merubah keseimbangan
emulsi lemak serta mengganggu kestabilan protein susu
yang digunakan.

Emulsi yang terganggu keseimbangannya

akan menyebabkan emulsi tidak berfungsi dan air terpisah dari lemaknya.
B. PENGIRIMAN PRODUK

Pengiriman merupakan fungsi pemasaran dalam pergerakan barang atau produk.

Menurut Mc Charty (1981),

pengiriman dan penggudangan merupakan bagian dari

distribusi fisik.

Manajemen distribusi fisik yang

efektif dapat menjamin bahwa produk yang tepat berada
pada tempat yang tepat pada saat konsumen menginginkan.
Penyediaan waktu dan tempat ini tidak dapat dianggap
sebagai ha1 yang sepele, karena perusahaan dapat kehilangan penjualan karena barang tidak tersedia pada
tempat dan waktu yang tepat.

Fungsi pengiriman meme-

nuhi keperluan perusahaan akan ketepatan waktu dan
tempat ini.
Pengiriman merupakan salah satu keputusan distribusi yang harus diambil, yang berkaitan dengan bagaimana seharusnya barang dikirimkan (Kotler, 1988).

Alter-

natif pengiriman yang paling baik, tidak selalu dalam
bentuk biaya yang rendah, namun juga kemampuan pelayanan seperti kecepatan pengiriman, kemampuan untuk melakukan pelayanan khusus, jaminan terhadap kerusakan
dan lain-lain (Bryan, 1953).
Pemasar perlu memberikan andil bagi penentuan
alat angkut perusahaannya. Kegiatan pengiriman tepat
waktu serta kondisi barang bila sudah sampai, semuanya
akan mempengaruhi kepuasan pembeli.

Menurut Mc Charty

(1981), truk merupakan salah satu alternatif alat
angkut yang dapat digunakan.

Truk sangat luwes dalam

trayek dan jadwal waktunya.

Truk bisa membawa barang

dagangan dari rumah ke rumah

dan merupakan cara peng-

angkutan yang efisien untuk muatan barang dagangan

bernilai tinggi dalam jarak dekat.

Selain itu rute

truk tidak terbatas seperti kereta api dan dapat
mengirimkan produk melalui perkotaan, kota kecil serta
dusun
C.

.

SIMULASI

Simulasi menurut Subagyo et al. (1989) adalah
duplikasi atau abstraksi dari persoalan dalam kehidupan
nyata ke dalam model-model matematika.

Dalam ha1 ini

biasanya dilakukan penyederhanaan, sehingga pemecahan
dengan model-model matematika bisa dilakukan.

Teknik

simulasi bersifat luwes terhadap perubahan-perubahan
sehingga sesuai dengan keperluan sistem yang sebenarnya.

Alasan lain penggunaan teknik simulasi karena :

a. sistem dunia nyata dengan elemen-elemen stokastik
sangat kompleks sehingga tidak dapat digambarkan
dengan model matematika dan dianalisa dengan teknik
analisis
b. simulasi dapat memeperkirakan tingkah laku dari
sistem yang ada
c. alternatif disain tujuan sistem dapat dibandingkan
melalui simulasi
d. pada simulasi kita dapat melakukan pengendalian
terhadap kondisi-kondisi ekspesimen lebih baik
dibanding apabila melakukan eksperimen langsung
terhadap sistem tersebut

e. simulasi memungkinkan untuk kajian yang memerlukan
waktu yang lama
Penyelesaian dengan prosedur simulasi tidak dijabarkan secara deduktif.

Model dicoba terhadap harga-

harga khusus variabel jawaban berdasarkan syarat-syarat
tertentu

kemudian diselidiki pengaruhnya terhadap

variabel kriteria.

Karena itu, prosedur simulasi pada

hakikatnya mempunyai sifat induktif (Siagian, 1987).
Model-model simulasi dapat dikelompokkan dalam
beberapa qolongan yaitu model stokastik, model deterministik, model statik, model dinamik dan model heuristik.
Model simulasi stokastik sering disebut juqa model
simulasi Monte Carlo.

Di dalam proses stokastik sifat-

sifat output dari proses ditentukan berdasarkan dan
merupakan hasil dari konsep random.

Diagram simulasi

Monte Carlo disajikan pada Gambar 1. dimana n adalah
ulangan simulasi, x adalah rata-rata data yang diketahui, o adalah standar deviasi dan P ( z ) adalah sebaran
fungsi peluanq.

PARAMETER
SEBARAN

Gambar 1.

Diagram Simulasi Monte Carlo

Menurut Gottfried (1984), untuk mengetahui jumlah
ulangan simulasi yang memenuhi tingkat kepercayaan 95
persen, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di
bawah ini.

"=

('0.5-a/2

*

(s/Q)
) -2

+

1

dimana :
Z =

nilai dari tabel distribusi normal standar

a

=

tingkat kepercayaan

s

=

standar deviasi

Distribusi peluang baku yang sering digunakan
dalam simulasi antara lain distribusi Poisson, distribusi eksponensial dan distribusi normal.

Jika suatu

data tidak mengikuti distribusi baku, maka distribusinya didasarkan pada data empiris dan disebut distribusi

empiris.

Distribusi normal digunakan secara luas dalam

berbagai masalah karena banyak fenomena alam yang dapat
didekati dengan sebaran normal.
D. DITRIBUSI PELUANG
1. Distribusi Normal

Fungsi sebaran yang paling bermanfaat di antara
fungsi-fungsi sebaran yang lain adalah distribusi
normal, karena distribusi normal dapat menerangkan
perilaku dunia nyata dengan lebih jelas (Carrol,
1987).

Distribusi ini didefinisikan dengan persa-

maan sebagai berikut :

e-+ ((x-p )/u12
P(X)

=

-

uv.2

Distribusi ini mempunyai dua parameter yaitu
rata-rata, p

dan standar deviasi, u.

Fungsi ini

dinamakan fungsi kepekatan normal dan nilainya sama
dengan luas wilayah yang berada di bawah kurva

.

Apabila (x-p)/u disederhanakan menjadi z , maka
z ini sama dengan variasi standar normal (Gottfried,

1984).

Untuk mendapatkan nilai z ini digunakan

metoda rata-rata.

Metoda ini menghasilkan bilangan-

bilangan acak yang mengikuti sebaran normal dengan
cara menjumlahkan bilangan-bilangan acak xl yang
berdistribusi seragam ke dalam rumus di bawah ini :

D i s t r i b u s i d a r i b i l a n g a n - b i l a n g a n yang d i h a s i l k a n d a r i p e r s a m a a n d i a t a s akan m e n d e k a t i s e b a r a n
d i s t r i b u s i normal dengan n i l a i r a t a - r a t a
standar deviasi satu.

no1 dan

N i l a i k merupakan b i l a n g a n

yang t e t a p .
Semakin k e c i l n i l a i k h a s i l y a n g d i p e r o l e h
semakin b a i k .

Dalam h a 1 i n i n i l a i k y a n g c o c o k

a d a l a h 1 2 , s e h i n g g a n i l a i z d a p a t d i p e r o l e h dengan
persamaan s e b a g a i b e r i k u t :

2. Distribusi Empiris

Adakalanya d a l a m s i m u l a s i , s e b a r a n t e o r i t i s
u n t u k mendapatkan s u a t u

n i l a i peubah acak t i d a k

s e s u a i . Oleh k a r e n a i t u d i g u n a k a n s e b a r a n e m p i r i s
yang l e b i h d a p a t mewakili.

Sebaran i n i disusun

b e r d a s a r k a n pengamatan t e r h a d a p b e b e r a p a percobaan.
C a r a i n i m e r u p a k a n kemungkinan s i m u l a s i t e r b a i k
untuk s u a t u percobaan.

Untuk membangkitkan peubah acak dari sebaran
empiris dilakukan pengelompokkan data asli.

Tiap

subselang diwakili oleh suatu batas atas selang
(XUj) dan batas bawah selang (XL.).
3

tukan

Nilai X diten-

dengan melibatkan parameter XUj, XLj , Yj dan

U. Parameter Y merupakan frekuensi kumulatif dari
j
data asli sedangkan U adalah bilangan acak yang
terletak di antara 0 dan 1.

Persamaan untuk menen-

tukan nilai X adalah :

Untuk menentukan selang X dilakukan pembandingan terhadap nilai U dan Yj.

Pembandingan terus

Apabila kondisi ini
j.
sudah tercapai, maka nilai X ditentukan dengan

dilakukan .ls2sampai U 5 Y

menggunakan persamaan di atas.
E. TEKNIK XEURISTIX

Heuristik berasal dari bahasa Yunani "heuriskin"
yang berarti membantu untuk menemukan.
di dalam
--

Menurut Simon

Thierauf dan Klekamp (1975), program heuristik

merupakan titik pandang dalam merancang suatu program
untuk tugas pemrosesan informasi yang kompleks.

Titik

pandang ini bukan hanya program yang terbatas pengolahan angka yang biasa dengan komputer, tetapi merupakan

pengolahan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam
menangani berbagai masalah.
Pada program heuristik tidak ada suatu model yang
baku, sehingga setiap permasalahan menggunakan program
heuristik yang spesifik.

Teknik heuristik tidak menja-

min diperolehnya pemecahan yang optimal, tetapi menjamin suatu pemecahan yang memuaskan pengambilan keputusan.
Program heuristik merupakan pengembangan dari
operasi aritmetika dan matematika logika.

Ciri-ciri

program heuristik secara umum adalah :
a. adanya operasi aljabar, yaitu penjumlahan,

pengu-

rangan, perkalian dan pembagian
b. adanya perhitungan bertahap

c. mempunyai tahapan yang terbatas sehingga dapat
dibuat algoritma komputernya
Alasan pemilihan teknik heuristik yaitu karena
dapat menyederhanakan lingkup pengambilan keputusan dan
dapat menggunakan komputer untuk memecahkan masalah
yang kompleks dalam waktu singkat.
F. MASALAH PENUGASAN

Masalah penugasan menyangkut penjadwalan para
pekerja pada pekerjaan-pekerjaan dengan dasar penugasan
satu ke satu. Penugasan ini merupakan suatu kasus

khusus dari masalah program linier.

Metoda Hungarian

merupakan salah satu dari beberapa teknik-teknik pemecahan yang tersedia untuk masalah-masalah penugasan.
Untuk dapat menerapkan metoda Hungarian, jumlah sumber
yang ditugaskan harus sama persis dengan jumlah tugas
yang akan diselesaikan.

Selain itu, setiap sumber

harus ditugaskan hanya untuk satu tugas (Bronson daan
Wospakrik, 1988).
Masalah penugasan dapat dinyatakan secara matematis dalam suatu bentuk program liniier sebagai berikut :
Minimumkan (Maksimumkan) :

Dengan batasan :

dan
dimana Cij adalah tetapan

yang telah diketahui.

Soebagyo et al. (1989) menjelaskan langkah-langkah
penyelesaian masalah dengan teknik penugasan sebagai
berikut :

1. Langkah pertama adalah merubah matriks biaya menjadi

matriks opportunity cost.

Ini dicapai dengan memi-

lih elemen terkecil dari setiap baris dari matriks
biaya mula-mula untuk mengurangi seluruh elemen
(bilangan) dalam setiap baris.

Sehingga paling

sedikit akan diperoleh satu elemen yang bernilai no1
sebagai hasilnya.
2. Selanjutnya memilih elemen terkecil dari setiap

kolom pada matriks yang diperoleh dari langkah
pertama, untuk mengurangi seluruh elemen dalam
kolom-kolom tersebut.

Bila langkah pertama telah

menghasilkan paling sedikit satu nilai no1 pada
setiap kolom, langkah kedua ini dapat diabaikan.
3. Langkah berikutnya adalah mencari skedul penugasan

dengan suatu total opportunity cost nol.

Untuk

mencapai penugasan ini dibutuhkan "independent
zeros" yang jumlahnya sama dengan jumlah baris.
berarti setiap

Ini

karyawan harus ditugaskan hanya

untuk satu pekerjaan dengan opportunity cost nol;
atau setiap pekerjaan harus diselesaikan hanya oleh
satu pekerja.
Prosedur praktis untuk melakukan tes optimalisasi
adalah dengan menarik sejumlah minimum garis horisontal dan garis latau garis vertikal untuk meliput
seluruh elemen bernilai nol.

Bila jumlah garis sama

dengan jumlah baris atau kolom, penugasan optimal

adalah feasible.

Bila tidak maka matriks harus

direvisi.
4. Untuk merevisi matriks, pilih elemen terkecil yang

belum terliput garis-garis untuk mengurangi seluruh
elemen yang belum terliput.

Kemudian tambahkan

elemen tersebut pada seluruh elemen-elemen yang
mempunyai dua garis yang saling' bersilangan.

Sete-

lah semua nilai dimasukkan ke dalam matriks, ulangi
langkah 3.
5. Dari langkah terakhir ini akan ditemukan solusi yang

Solusi dapat bersifat solusi tunggal dapat

optimal.

pula bersifat solusi jamak (memiliki bebesapa alternatif).

Apabila solusi bersifat jamak, maka penu-

gasan dari setiap alternatif solusi akan memberikan
total cost yang sama.
G. UJI STATISTIK
1. U j i Kolmogorov-Smirnov

Uji ini merupakan salah satu metoda yang dapat
digunakan untuk membandingkan satu set data dengan
distribusi teoritis.

Uji ini memiliki dua keuntung-

an dibanding dengan uji Chi-kuadrat, pertama uji ini
lebih kuat dibanding uji Chi-kuadrat dan kedua, uji
ini dapat digunakan untuk sampel berukuran kecil
(Watson dan Blackstone, 1981).

Uji Kolmogorov-Smirnov berkaitan dengan dua
distribusi kumulatif.

Pertama frekuensi ditsribusi

relatif kumulatif pengamatan yang diperoleh dari
data sampel.

Peluang distribusi kumulatif yang lain

adalah distribusi teoritis yang akan diuji.

Titik

dimana kedua distribusi ini menunjukkan perbedaan
yang paling besar ditentukan, dan keputusan untuk
menerima atau menolak hipotesis no1 tergantung dari
peluang bahwa perbedaan pengamatan akan terjadi jika
pengamatan benar-benar merupakan sampel acak dari
distribusi teoritis.
Hipotesis no1 pada uji ini adalah distribusi
pengamatan tidak berbeda nyata dengan distribusi
teoritis.

Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan

menghitung frekuensi harapan kumulatif Fe untuk
setiap kelas yang telah disusun.

Uji ini mengguna-

kan perbedaan absolut maksimum D antara Fo dan F,.
D = maksimum IFo

-

FeI

Nilai D ini kemudian dibandingkan dengan nilai D
tabel.

Hipotesis no1 diterima jika nilai tabel

lebih besar dari D maksimum hasil perhitungan.
2. Uji kesamaan dua rata-rata

Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan
antara dua keadaaan tepatnya dua populasi (Sudjana,

1989).

Pasangan hipotesis no1 dan tandingannya yang

akan diuji adalah :

Jika kedua simpangan baku tidak sama tetapi
kedua populasi berdistribusi normal, hingga sekarang
belum ada statistik yang tepat yang dapat digunakan.
Pendekatan yang memuaskan adalah dengan menggunakan
statistik t 1 sebagai berikut :

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis Ho jika

dengan :
w1

=

s12/nl ; w2

tl

=

t(l-+a), (nl

t2

=

t(1-+a), (n2 - 1)

=

-

s22/n2
1) dan

tB,m didapat dari daftar distribusi Student dengan
peluang B dan dk
Ho ditolak.

=

m.

Untuk harga-harga t lainnya,

3. U j i kesamaan dua varian

Menurut Sudjana (1989), ketika menaksir selisih
rata-rata serta menguji kesamaan atau perbedaan dua
rata-rata digunakan asumsi bahwa kedua populasi
mempu-nyai varian yang sama agar penaksiran dan
pengujian bisa berlangsung.

Dalam ha1 varian yang

berlainan, sampai sekarang hanya digunakan cara-cara
pendekatan.

Oleh karena itu terasa perlu untuk

melakukan penguj ian mengenai kesamaan dua varian
atau lebih.

Populasi-populasi dengan varian yang

sama besar dinamakan populasi dengan varian yang
homogen.

Dalam ha1 lainnya disebut populasi dengan

varian yang heterogen.
Pasangan hipotesis no1 Ho dan tandingannya H1
yang akan diuji adalah :

berdasarkan sampel acak yang masing-masing secara
independen diambil dari populasi tersebut.

Jika

sampel dari populasi ke satu berukuran nl dengan
varian s12 dan sampel dari populasi kedua berukuran
n2 dengan varian s22 maka untuk menguji hipotesa di
atas digunakaan statistik F.

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis Ho jika
F(1-a) (nl-l,n2-1) < F < F $a(nl-l,n2-1)
untuk taraf nyata a , dimana FB(m,n) didapat dari
daftar distribusi F dengan peluang D, dk pembilang
m dan dk penyebut

=

=

n, dalam ha1 lainnya Ho ditolak.

H. PENELITIAN TERDAHULU

Permasalahan dalam distribusi produk-produk
agroindustri telah banyak diteliti. Marimin (1984)
melakukan penelitian mengenai pengendalian distribusi
komoditi beras dengan menggunakan teknik simulasi.
Pada kajian tersebut dicoba diakomodasikan berbagai
faktor yaitu produksi, konsumsi, biaya-biaya yang
terlibat dan faktor kebijakan pemerintah.

Penelitian

ini menghasilkan sistem pengendalian distribusi fisik
komoditi beras serta sistem informasi yang dapat mengidentifikasi stok minimum yang diperlukan.
~enelitianuntuk menentukan jumlah suplai serta
dari mana produk disuplai untuk distribusi pupuk Urea
di Pulau Jawa, diakukan oleh Syamsuar (1986).

Metoda

yang digunakan adalah model transportasi dengan algoritma simpleks sebagai salah satu alat dari program
linier.
Wirianto ( 1987) menggunakan algoritma simpleks
untuk penunjang perencanaan distribusi.

Penelitian

menghasilkan jalur distribusi serta keputusan tentang

penambahan depotlgudang untuk produk rokok.

Permintaan

pasar dikaji dengan menggunakan peramalan dengan metode
regresi tunggal.
Untuk menentukan jaringan distribusi fisik yang
efisien dengan menentukan jumlah serta lokasi pusat
distribusi serta mengalokasikan produk secara optimal,
Sugiharto (1987) melakukan penelitian dengan menggunakan metoda heuristik untuk menentukan lokasi pusat
distribusi, program linier untuk pengalokasian produk
dan metode indeks untuk menentukan permintaan pasar.
Dwiyanti (1989), melakukan penelitian mengenai pengalokasian jenis angkutan yaitu truk serta jumlah truk yang
harus digunakan dalam kegiatan pengiriman barang, dalam
ha1 ini produk-produk Coca Cola, agar diperoleh biaya
pengangkutan yang minimum.

Model yang digunakan adalah

program linier dengan model pengendalian persediaan
untuk menentukan kebutuhan atau permintaan dari setiap
gudang

.

Pada tahun 1990, Indrawan melakukan penelitian
untuk menentukan pengadaan gudang lokal produk minuman
dingin di wilayah jaringan distribusi, serta mengalokasikan jumlah produk sehingga efisien dan ekonomis
pada setiap gudang lokal di wilayah distribusi. Adapun
teknik yang digunakan adalah teknik simulasi untuk
pendugaan

permintaan pasar, heuristik untuk

penentuan

lokasi gudang, indeks daya beli untuk pendugaan potensi
wilayah dan program linier untuk alokasi jumlah produk.
Penelitian terakhir dilakukan oleh Rosdi (1992).
Penelitiannya menghasilkan jalur distribusi dan alokasi
produk, jumlah serta lokasi gudang lokal yang optimal
serta tingkat persediaan optimal pada masing-masing
gudang lokal.

Adapun metoda yang digunakan adalah

model program linear untuk menentukan jalur distribusi,
alokasi produk serta lokasi gudang dan model persediaan
dua tingkat dan model persediaan periodik untuk menentukan tingkat persediaan di masing-masing gudang.

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Pada k e g i a t a n p e n g i r i m a n t e r d a p a t b e b e r a p a h a 1
yang p e r l u d i p e r h a t i k a n y a i t u bagaimana produk dikirimkan s e r t a keinginan konsumen akan produk yang baik dan
d a p a t d i p e r o l e h s e t i a p s a a t konsumen m e n g i n g i n k a n .
Pada p r o s e s

pengiriman produk i n i k e n d a r a a n yang

d i g u n a k a n n n t u k mengirimkan p r o d u k d a n w a k t u yang
t e r s e d i a untuk mengirimkan produk t e r b a t a s .
p i h a k wilayan yang h a r u s d i k i r i m
banyak.

D i lain

j u m l a h n y a .cukup

Oleh karena i t u d i p e r l u k a n adanya penjadwalan

pengiriman produk s e h i n g g a p e r m i n t a a n konsumen d a p a t
t e r p e n u h i s e c a r a maksimal dan sumber daya d a p a t digunakan s e c a r a e f i s i e n .
Penyusunan jadwal pengiriman produk i n i memerlukan
p r a k i r a a n p e r m i n t a a n yang t e p a t ,

s e h i n g g a jumlah es

krim yang dibawa kembali ke p a b r i k k a r e n a t i d a k t e r j u a l
d a p a t d i t e k a n , yang b e r a r t i juga mengurangi produk yang
r u s a k a k i b a t pengaruh k e g i a t a n pemuatan dan pengangkutan.

S e l a i n i t u banyaknya pengecer yang akan dikunjungi

j u g a p e r l u d i t e t a p k a n untuk memanfaatkan waktu pengiriman yang t e r b a t a s .
P e r m i n t a a n t e r h a d a p masing-masing
s e r t a waktu-waktu

j e n i s produk

yanq b e r k a i t a n denqan penentuan

jumlah pengecer b e r s i f a t acak dan t i d a k p a s t i .

Oleh

karena itu digunakan teknik simulasi dalam prakiraan
permintaan serta penentuan jumlah pengecer yang dikunjungi.

Adapun penugasan setiap salesman untuk mengi-

rimkan produk dilakukan dengan metoda penugasan dan
teknik heuristik sehingga diperoleh kapasitas kendaraan
menganggur yang minimal.
B. PENDEKATAN BERENCANA

Pendekatan berencana dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan secara obyektif serta menetapkan
alternatif-alternatif kebijaksanaan melalui penerapan
model-model kuantitatif pada masalah-masalah yang
dihadapi (Thierauf dan Klekamp, 1975).
Langkah-langkah analisa serta penyelesaian masalah
dengan pendekatan berencana disajikan pada Gambar 2.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah
sebagai berikut :
1. Observasi

Observasi dilakukan terhadap fenomena yang
melingkupi permasalahan, seperti obervasi terhadap
fakta-fakta, opini, dan gejala-gejala yang mengarah
pada permasalahan.

Observasi ini dilakukan untuk

mengidentifikasi masalah.

2. Perumusan Masalah yang Sebenarnya

Pada tahap ini ditentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah, seperti variabel-variabel yang
mempengaruhi pengambilan keputusan, kendala-kendala
terhadap penyelesaian masalah, serta asumsi-asumsi
untuk menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya.
3. Pengembangan Alternatif Penyelesaian Masalah

Alternatif-alternatif yang dikembangkan biasanya diambil dari model matematik.

Setiap model

matematik yang dikembangkan melalui tiga tahapan,
yaitu :
a. Analisa Data
Tahap ini merupakan tahap pendefinisian
asumsi, kendala, variabel, serta faktor-faktor
lain yang sangat penting dalam proses pembuatan
model matematik.
b. Pengembangan Model
Tahap ini merupakan tahap pengembangangan
model matematik berdasarkan parameter-parameter
yang telah ditentukan pada tahap analisa data.

c. Validasi Model
4. Pemilihan solusi optimal melalui tahap analisa

alternatif-alternatif dengan bantuan komputer

5. Verifikasi solusi optimal

melalui tahap

implemen-

tasi
6. Membangun pengendali yang tepat untuk mendeteksi

peubah-peubah yang mungkin terjadi dan mempengaruhi
penyelesaian model.

Maksud tahapan ini supaya

formulasi permasalahan menjadi lebih tepat karena
ada umpan balik terhadap observasi awal.
C. TATA LAKSANA

I. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan pembuatan es
krim PT Dairyville, Jakarta pada divisi sales and
distribution. Penelitian dimulaipada bulan September
1992 dan berakhir pada bulan Nopember 1992.
2.

Identifikasi Masalah
Tahap ini merupakan tahap pengamatan terhadap
permasalahan nyata yang ada di perusahaan pembuatan es
krim.

Pengamatan dilakukan terhadap :

a. Sistem pengolahan pesanan yang ada
b. Kebijaksanaan perusahaan dalam pengiriman produk

c. Kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan jumlah
produk yang akan dikirimkan untuk setiap wilayah
d. Kebijaksanaan perusahaan dalam pengaturan penggunaan kendaraan

29

Kebutuhan Data

Tahap Pemecahan Masalah

Kebutuhan Teknik

permasalahan dan

d e f i n i s i permasalahan
yang sebenarnya

I

informasi d a r i
seluruh sumber
yang diperlukan

-

pengembangan a l ternat if
penyelesaian berdasarkan
f a k t o r - f a k t o r yang
mempengaruhi masalah

pengembangan model
maksimisasil
minimisasi

I
data empiris
contoh

pemilihan s o l u s i optimal
berdasarkan
alternatif-alternatif

data empiris

v e r i f i k a s i solusi optimal
melalui
tahap implementasi

-

a l a t bantu komputer

I

umpan b a l i k

Gambar 2 .

yang tepat untuk
mendeteksi perubahan
yang mempengaruhi
penyelesaian

Skema t a h a p a n p e n d e k a t a n berencana (Thie r a u f dan Klekamp, 1 9 7 5 )

2. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan
langsung, perhitungan, pencatatan data serta wawancara dengan pihak-pihak yang terkait.
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
antara lain :
a. jenis produk yang didistribusikan
b. jumlah wilayah pengiriman serta jumlah pengecer
di setiap wilayah
c. tipe pengecer serta jumlah setiap tipe di setiap
wilayah
d. jumlah kendaraan yang digunakan serta kapasitasnya masing-masing
e. data permintaan dari setiap pengecer
f. Data waktu tempuh dari satu pengecer ke pengecer

lain
g. data waktu yang diperlukan untuk mencapai pusat
wilayah
h. data waktu pelayanan di setiap pengecer
3. Penyusunan Model dan Pengolahan Data

Pada pengembangan model digunakan teknik simulasi untuk menghitung

prakiraan permintaan serta

menentukan waktu tempuh menuju pusat wilayah, waktu
tempuh antar pengecer dan waktu pelayanan di setiap

pengecer.

Sedangkan penugasan k e n d a r a a m untuk

mengirimkan produk ke suatu wilayah dilakukan dengan
teknik penugasan dan teknik heuristik.
Model disusun dalam bentuk perangkat lunak
dengan menggunakan bahasa pemrograman Turbo Basic
versi 1.1.

OUTPUT :
TOTAL PERMINTAAN W I L (I)

.=?

INPUT :
WAKTU TUJU,
LAYAN. TEMPUH

FOR I - W - 8
TO
W- 1

NEXT I

KAPASITAS
KENDARAAN

BANDINGKAN
KAPASITAS XENDARAAN DGN TOTAL
PERMINTAAN
WILCI)

I
OUTPUT :
JUMLAH
PEHGECER(1)

ATUR PENUGASAN
S E T I A P SALESMA

INPUT :
JUMLAH TOKO.
HOTEL. REST0
RAN. SUPERMARKET W I L ( 1 )

JADWAL HARIAN
PENGIRIMAN

A
SELESAI

PERMINTAAN SET I A P PRODUK D I
WILAYAH (I

I

ESTIMASI
PERMINTAAN W I L ( 1 )
(SIMULASI)

Gambar 3 .

Kerangka k a j i a n a n a l i s a p e n e l i t i a n

IV. PERMODELAN SISTEM

A.

KERANGRA MODEL

Perangkat lunak penjadwalan pengiriman produk ini
disusun untuk mengatur penggunaan kendaraan pada kegiatan pengiriman es krim.

Model disusun dengan menggu-

nakan bahasa pemrograman Turbo Basic versi 1.1.
Perangkat lunak ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
sistem manajemen dialog, sistem manajemen basis data
dan sistem manajemen basis model.
1. Sistem manajemen dialog

Sistem ini berisi model yang berfungsi untuk
mengatur komunikasi antara pengguna dengan perangkat
lunak, sehingga perangkat lunak dapat dimanfaatkan
sesuai dengan funqsinya.
2. Sistem manajemen basis data

Sistem ini berfungsi untuk mengelola data-data
yang diperlukan oleh sistem perangkat lunak.

Fasi-

litas pengelolaan data yang tersedia adalah fasilitas pemasukan data, perubahan data, penampilan data
dan pencetakan data.

3. Sistem manajemen basis model

Sistem ini terdiri dari model-model matematik
yang digunakan untuk mengolah data sehingga diperoleh solusi akhir yang diinginkan.

Sistem ini ter-

diri dari beberapa modul yang mempunyai fungsi
tersendiri.

Modul-modul tersebut adalah :

a. Modul MINTA

Modul ini berfungsi untuk menghitung prakiraan permintaan dari setiap pengecer di suatu
wilayah.
b. Modul OUTLET

Modul ini berfungsi untuk menentukan jumlah
pengecer yang dapat dikunjungi dalam satu hari
pengiriman untuk setiap wilayah.
c. Modul TUGAS

Modul ini berfungsi untuk mengatur penugasan
kendaraan yang akan digunakan untuk mengirimkan
produk ke setiap wilayah pengiriman.
B.

FCMCANG

BANGUN MODEL

1. Sistem manajemen dialog

Dialog pada sistem ini digunakan untuk memasukkan data-data dari pengguna yang dibutuhkan oleh

perangkat l u n a k s e r t a untuk menyampaikan s o l u s i yang
yang d i h a s i l k a n p e r a n g k a t l u n a k k e p a d a p e n g g u n a .
D i a l o g d i b u a t s e d e m i k i a n r u p a s e h i n g g a memudahkan
i n t e r a k s i a n t a r a pengguna dengan model.
D i a l o g u n t u k memasukkan d a t a dipermudah dengan
p e r t a n y a a n - p e r t a n y a a n yang hanya membutuhkan jawaban-jawaban

s i n g k a t d a r i pengguna.

Sedangkan s o l u s i

model d i s a m p a i k a n dalam bentuk t a b e l d a n angka-angka
sederhana s e h i n g g a mudah dipahami o l e h pengguna.

Sistem manajemen basis data
D a t a - d a t a yang d i k e l o l a pada model i n i d i s i m pan dalam modul-modul.
d a t a yang s p e s i f i k .

Setiap
Modul-modul

modul b e r i s i d a t a yang t e r d a p a t pada

s i s t e m manajemen b a s i s d a t a i n i , i a l a h :
a . Modul WILAYAH
Modul i n i b e r i s i d a t a - d a t a w i l a y a h p e n g i riman y a n g a k a n d i k u n j u n g i .

Data i n i digunakan

u n t u k m e n g e t a h u i k e w i l a y a h mana s a j a e s k r i m
harus dikirimkan .
b. Modul OTLET
Data yang t e r d a p a t pada modul i n i a d a l a h
d a t a jumlah pengecer yang t e r d a p a t d i s u a t u
wilayah p e n g i r i m a n .

c. Modul TOKO
Modul ini berisi data jumlah pengecer yang
terdapat di suatu wilayah yang termasuk dalam
kategori toko.

Data ini berguna dalam menentukan

prakiraan permintaan dari setiap wilayah.
d. Modul HOTEL
Modul ini berisi data jumlah pengecer yang
terdapat di suatu wilayah yang termasuk dalam
kategori hotel.

Data ini juga digunakan untuk

menentukan prakiraan permintaan dari setiap
wilayah.
e. Modul RESTORAN
Data yang terdapat pada modul ini adalah
data jumlah pengecer pada suatu wilayah yang
termasuk dalam kelompok restoran.
f. Modul SUPERMARKET

Modul Supermarket terdiri dari data-data
jumlah pengecer dalam satu wilayah yang termasuk
dalam kategori supermarket.

Bersama-sama dengan

data pada modul restoran, data-data pada

modul

ini juga berguna untuk menghitung parakiraan
permintaan dalam satu wilayah.

g. Modul BULK
Modul ini berisi data-data rata-rata serta
standar deviasi permintaan es krim jenis bulk
dari setiap hotel.
h. Modul BURK
Modul ini menyimpan data rata-rata permintaan es krim jenis bulk dari setiap restoran
serta standar deviasinya.
i. Modul LIMA
Data-data yang disimpan pada modul ini adalah
data rata-rata serta standar deviasi permintaan
es krim jenis lima liter dari setiap restoran.

j. Modul SATU
Merupakan modul yang berisi data rata-rata
permintaan terhadap produk es krim satu liter
dari setiap supermarket.
k. Modul DUA
Adalah modul yang digunakan untuk menyimpan
data rata-rata permintaan produk es krim dua
liter dari setiap supermarket.

1. Modul Kapasitas
Modul ini berisi data jumlah kendaraan yang
digunakan serta kapasitas setiap kendaraan.

3. Sistem manajemen basis model

sistem ini terdiri dari modul-modul yang mempunyai fungsi-fungsi tersendiri.

Terdapat tiga

modul dalam model ini yaitu :
a. Modul OUTLET
Modul ini digunakan untuk menghitung jumlah
pengecer yang dapat dikunjungi oleh seorang
salesman dalam satu hari pengiriman.

Jumlah

pengecer tersebut dibatasi oleh waktu pengiriman
yang tersedia yang sama dengan jumlah jam kerja
dalam satu hari.
Faktor-faktor yang diperhitungkan

dalam

menentukan jumlah pengecer ini adalah lamanya
waktu yang digunakan untuk menempuh pusat wilayah
pengiriman, waktu tempuh dari satu pengecer ke
pengecer berikutnya serta waktu pelayanana paada
setiap pengecer.

Masukan yang diperlukan juga

masih berkaitan dengan faktor-faktor tersebut,
yaitu data rata-rata waktu yang diperlukan untuk
mencapai pusat wilayah, rata-rata waktu tempuh
serta rata-rata waktu pelayanan.

Data-data

tersebut diolah dengan menggunakan teknik
simulasi sehingga diperoleh keluaran berupa waktu
untuk mencapai pusat wilayah, waktu tempuh dari
satu pengecer ke pengecer berikutnya serta waktu
pelayanan pada setiap pengecer.
Jumlah pengecer yang dapat dikunjungi dihitung dengan mengurangkan total waktu pengiriman
yang tersedia dengan waktu-waktu tersebut.

Waktu

untuk menempuh pusat wilayah diasumsikan sama
dengan waktu yang diperlukan untuk kembali dari
pusat wilayah, sehingga waktu pengiriman yang
tersisa sama dengan total waktu pengiriman dikurangi dua kali waktu untuk menempuh pusat wilayah.
Sisa waktu pengiriman kemudian dikurangi
dengan hasil simulasi waktu yang diperlukan untuk
mencapai pengecer pertama.

Kemudian sisa waktu

tersebut dikurangi lagi dengan hasil simulasi
waktu

pelayanan di pengecer tersebut.

Apabila

masih tersisa waktu pengiriman, maka pengiriman
dilanjtkan ke pengecer berikutnya.

Demikian

seterusnya sampai tidak tersisa lagi waktu untuk
mengirimkan produk.

Jumlah pengecer yang dapat

dikunjungi segera diketahui.

Dari total jumlah

pengecer ini kem,udaian ditentukan pula berapa
jumlah toko, hotel, restoran serta supermarket

yang a k a n d i k u n j u n g i .

D i a g r a m a l i r modul i n i

d a p a t d i l i h a t pada Gambar 4 .
b. Modul MINTA
Modul i n i b e r f u n g s i u n t u k menghitung p r a k i r a a n p e r m i n t a a n d a r i s e t i a p p e n g e c e r pada s e t i a p
wilayah.

P e n g e c e r yang t e r d a p a t p a d a s e t i a p

w i l a y a h d i k e l o m p o k k a n k e d a l a m e m p a t kelompok,
y a i t u kelompok t o k o , h o t e l , r e s t o r a n dan s u p e r market.

Pengelompokkan i n i d i d a s a r k a n p a d a

adanya p e r b e d a a n kecenderungan p e r m i n t a a n t e r h a dap beberapa j e n i s produk.
Teknik yang digunakan untuk menghitung
p r a k i r a a n permintaan t e r h a d a p produk a d a l a h
teknik simulasi.

Masukan y a n g d i p e r l u k a n p a d a

model i n i a d a l a h r a t a - r a t a d a n s t a n d a r d e v i a s i
permintaan d a r i s e t i a p pengecer t e r h a d a p s e t i a p
kelompok p r o d u k s e r t a j u m l a h

s e t i a p kelompok

p e n g e c e r yang h a r u s d i k u n j u n g i .

Jumlah

setiap

kelompok p e n g e c e r yang h a r u s d i k u n j u n g i merupakan
k e l u a r a n d a r i modul O u t l e t .

K e l u a r a n modul i n i

adalah