Produktivitas Kerja Karyawan Produksi Operator Jahit Pada PT. Leading Garment Industries

BAB I

1.1.

Latar Belakang Kerja Praktek
Sumber daya manusia dalam setiap perusahaan memegang peranan yang

sangat penting karena manusia berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengendali yang selalu berperan aktif dalam mencapai tujuan perusahaan. Seiring
perkembangan jaman, penggunaan sumber daya manusia mulai tergeser akibat
dari kemajuan teknologi, namun tetap saja tanpa sumber daya manusia maka
sumber daya yang lain tidak bisa dimanfaatkan atau digunakan untuk
menghasilkan suatu produk atau jasa yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan
perusahaan.
Dalam memasuki persaingan global antar perusahaan yang bergerak dalam
bidang yang sama di dunia ini, maka perusahaan dituntut untuk memiliki
keunggulan tersendiri agar tidak kalah bersaing. Salah satu cara yang ditempuh
yaitu dengan meningkatkan produktivitas kerja karyawannya. Dengan hal tersebut
maka perusahaan akan menghasilkan output atau hasil produksi yang lebih
maksimal, pengiriman barang tepat waktu, terwujudnya kesejahteraan karyawan,
dan perusahaan mendapatkan keuntungan yang maksimal.

PT. Leading Garment Industries adalah perusahaan manufaktur yang
bergerak dalam bidang pembuatan pakaian tidur, bisa disebut perusahaan yang
menghasilkan produk/barang. Oleh karena itu produktivitas kerja karyawan
bagian produksi jahit sangat dibutuhkan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Produktivitas kerja menunjukkan tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai
hasil (output), terutama dilihat dari sisi kuantitasnya.

1

2

Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai hasil kongkrit yang dihasilkan
oleh individu atau kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses
kerja, Tjuju Yuniarsih & Suwatno(2008). Dalam hal ini semakin banyak produk
yang dihasilkan dalam waktu yang singkat maka dapat dikatakan bahwa tingkat
produktivitasnya tinggi.
Dari ulasan diatas maka penulis mengangkat judul ”Produktivitas
Kerja Karyawan Produksi Operator Jahit Pada PT. Leading Garment
Industries Bandung”.


1.2.

Tujuan Kerja Praktek

o Untuk mengetahui produktivitas kerja karyawan produksi bagian jahit pada
PT. Leading Garment Industries Bandung.
o Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan produksi bagian jahit pada PT. Leading Garment Industries
Bandung.

3

1.3.

Kegunaan Kerja Praktek

Manfaat yang diharapkan dalam kerja praktek ini:
1. Bagi Perusahaan
Melihat sejauhmana produktivitas kerja dihasilkan oleh operator bagian
produksi jahit, dan faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas kerja

tersebut.
2. Bagi Akademis
Hasil kerja praktek ini dapat menjadi bahan referensi bagi siapa saja yang
membutuhkan.

1.4.

Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Lokasi Kerja Praktek adalah pada PT. Leading Garment Industries
yang beralamat di Jl.Mengger No.97 (Moh. Toha KM 5,6) Bandung
Tabel 1.1
Waktu kerja praktek

BULAN AGUSTUS
TAHAPAN
Pencarian Masalah
Identifikasi masalah
Pengumpulan
data,
wawancara, observasi

Pendalaman teori dengan
mensesuaikan
teori
dengan praktek
Akhir kerja praktek di
perusahaan

S
e
n
i
n
9

Se
las
a

Ra
bu


10

11

K
mi
s

Ju
m
at
m

12

13

Se
ni

n

Se
las
a

Ra
bu

K
mi
s

Ju
m
at
m

16


17

18

19

20

Se
ni
n

Se
las
a

Ra
bu

K

mi
s

Ju
m
at
m

23

24

25

26

27

Selanjutnya adalah pembuatan laporan dan bimbingan kerja praktek.


Se
ni
n

Se
las
a

30

31

BAB II

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT.Leading Garment adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam
bidang pembuatan pakaian tidur orientasi ekspor, yang didirikan pada tanggal 10
Juli 1982, pertama berdiri hanya mempunyai 50 unit mesin jahit dan gedung yang
kecil (gedung sewa dari orang lain). Kini seiring berjalannya waktu dengan kerja
keras dan usaha yang tiada henti PT.Leading Garment telah memiliki kurang lebih

4.200 unit mesin jahit dengan 3.000 orang karyawan.
Departemen pada PT. Leading Garment Industries:
 Departemen Personalia & Umum
 Departemen Marketing
 Departemen Pembelian Bahan Baku
 Departemen Accounting (Keuangan)
 Departemen Produksi
Terdiri dari : bagian potong dan bagian produksi jahit
 Departemen Ekspor
Sampai saat ini PT.Leading Garment masih terus menerus mengevaluasi diri
dan berbenah diri untuk menjadi lebih baik dalam segala hal dan mampu bersaing
dengan perusahaan lain yang sejenis.

4

5

2.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi bagian produksi pada PT. Leading Garment Industries
Bandung adalah


Production Manager /
Manager Produksi

Cutting Supervisor /
Kepala Potong

Production
Supervisor / Kepala
Ruangan

Kepala Line Potong
Kain / Foreman
Potong Kain

Kepala Line Produksi
/ Foreman Produksi

Operator Potong Kain

Operator Jahit

Gambar 2.1
Struktur Organisasi Bagian Produksi
PT.Leading Garment Industries

Administrasi Produksi

6

2.3. Deskripsi Jabatan
Sehubungan dengan penulis ditempatkan kerja praktek pada bagian
produksi jahit maka deskripsi jabatan hanya menguraikan tentang bagian produksi
jahit saja.

Tugas dan tanggung jawab:
Posisi/Jabatan : Kepala Ruangan / Production Supervisor
1. Menerima Intruksi kerja dari bagian perencana produksi
2. Standar waktu yang dibutuhkan untuk pengelesaian order/style disesuaikan
dengan keadaan ruangan.
3. Tetapkan waktu mulai berjalannya produksi dan waktu selesainya order
dikerjakan.
4. Pertimbangkan di line mana order akan dijalankan sesuai dengan sumber
daya.
5. Rencanakan pemaiakain jam kerja yang akan digunakan disesuaikan dengan
sumber daya.
6. Lakukan PP meeting (Pre Produsction Meeting); rapat sebelum produksi
mulai berjalan.
7. Guna menghindari konflik, diskusikan dengan setiap Kepala Line pengaturan
tersebut.
8. Periksa/konfirmasi ke kepala line kesiapan sumber daya (operator dan mesin)
di line.
9. Awasi (kontrol) line produksi dan order-order yang sedang berjalan.

7

10. Evaluasi pendapatan hasil produksi ruangan, sesuaikan dengan rencana
produksi ruangan.
11. Jika terjadi penyimpangan dalam pencapaian hasil produksi, segera
informasikan kepada kepala line yang bersangkutan.
12. Lakukan pengawasan (kontrol) terhadap bahan mentah/garment dan aksesoris
yang datang ke line yang bersangkutan.
13. Jika terjadi penyimpangan-penyimpangan, segera lakukan penyesuaian
dengan ruangan.
14. Buat shipment planning (rencana kirim) mingguan.
15. Lakukan hubungan komunikasi langsung dengan personil di luar lingkungan
ruangan.
16. Lakukan pengawasan terhadap kebersihan dan ketertiban ruangan.

Posisi/Jabatan

: Kepala Line Jahit/ Production Foreman

Bertanggung jawab kepada

: Kepala Ruangan jahit

1. Pelajari Order Produksi (OP) dari kepala ruangan. Pelajari mengenai urutan
proses dan keterangan prosesnya.
2. Atur mesin dari awal sampai akhir. Bila terjadi kekurangan mesin segera
komunikasikan dengan Kepala Ruangan.
3. Atur operator untuk mengerjakan tiap-tiap proses dan sesuaikan dengan
kemampuan masing-masing.
4. Periksa kesiapan mesin yang akan digunakan sesuai dengan prosesnya,
perhatikan:

8

1. Jenis mesin
2. Kondisi mesin; siap pakai atau perlu diservice ulang
3. Jumlah mesin
5. Periksa kesiapan bahan baku dan aksesoris untuk order yang akan jalan.
6. Buat 1 buah garment untuk ACC 1 (ACC : bahasa garment untuk diperiksa
dan disetujui) sesuai contoh dari buyer (buyer : bahasa garment untuk
pembeli). Kirimkan garment tersebut ke bagian Quality Control (QC) untuk
diperiksa, yang perlu ditanyakan kemudian adalah:
1. Apakah garment tersebut sesuai dengan permintaan Buyer.
2. Bila disetujui (ACC) mintalah bukti ACC dari petugas QC.
3. Bila tidak disetujui, mintalah penjelasan penyebabnya beserta
buktinya dan saran untuk perbaikan.
7. Informasikan komentar-komentar dari QC kepada operator, agar kesalahan
tidak terulang ketika mengerjakan partai besar.
8. Pastikan kembali cara kerja membuat garment sudah dimengerti atau belum
oleh operator dan apakah cara kerjanya sudah benar atau belum.
9. Pantau dan awasi kerja setiap operator, jika ditemukan kesulitan atau
penyimpangan segera perbaiki dan beri contoh pengerjaan yang benar.
10. Pada saat partai besar sudah dikerjakan, siapkan 3 buah garment dan serahkan
kepada bagian QC untuk diperiksa (ACC-2). Mintalah laporan mengenai hasil
pemeriksaan dan informasikan keterangan tersebut kepada operator jahit.
Untuk menghindari kesalahan yang sama pada pengerjaan selanjutnya.

9

11. Evaluasi target setiap 2 jam, bila ditemukan ada yang tidak mencapai target,
maka lakukan;
1. Tanyakan kesulitan operator, ditempat kerjanya.
2. Perhatikan cara kerjanya apakah sudah sesuai dengan yang
diajarkan.
3. Berikan kemnali contoh cara kerja yang benar bila perlu.
4. Pastikan suplai barang lancar, jika tidak:
12. Memberikan laporan kepada Kepala Ruangan

Posisi/Jabatan

: Operator Jahit / Production Operator

Bertanggung jawab kepada

: Atasannya masing-masing

1. Lakukan pengecekkan sebelum mulai bekerja, terhadap hal-hal berikut:
a. Bersihkan mesin agar bersih dari debu dan minyak, mesin siap pakai atau
tidak rusak, pengaman jarum dan kaca pengaman mata dalam keadaan
terpasang.
b. Siapkan alat-alat/perlengkapan

jahit

seperti

meteran

yang

sudah

dikalibrasi, gunting, sekoci, pinset, jarum jahit yang sesuai dengan jenis
kain yang akan dikerjakan.
2. Untuk memulai menjahit, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
a. Lakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja yang terdapat dalam
Order Produksi.
b. Capai target per-proses per-jam sesuai dengan standar yang ditetapkan.
c. Sesuaikan hasil jahitan dengan sampel dari buyer
d. Potong benang sisa hasil jahitan, tidak boleh panjang dan harus bersih.

10

3. Laporkan kepada Kepala Line mengenai kesulitan yang ditemui, seperti:
a. Bila ada masalah pada saat mulai pekerjaan
b. Bila terjadi kerusakan mesin yang terjadi pada saat proses jahit
c. Bila hasil potong yang dijahit sedah habis atau menunggu proses
selanjutnya
d. Bila ditemukan kesulitan pada proses jahit.
4. Perhatikan hal-hal berikut:
a. Kerapihan dan kebersihan lingkungan kerja, menyapu secara berkala.
b. Bila meninggalkan mesin, mesin harus dalam keadaan mati (tidak
tersambung listrik).
c. Dilarang mengubah, setelan mesin/memperbaiki mesin tanpa ijin dari
atasan/montir (maintenance)
d. Dilarang merubah susunan mesin/menukarnya tanpa ijin dari atasan.
e. Dilarang merubah model jahitan.
f. Dilarang menjahit bahan/melakukan pekerjaan yang bukan ditugaskan oleh
atasan.
g. Penukaran jarum yang patah harus disertai dengan semua bagian jarum
yang patahnya dan sesuai dengan tipe ukuran jarum.
h. Hasil jahitan harus disimpan dengan rapi dan terikat dalam bundel.
i. Simpan segala sesuatu pada tempatnya.
j. Berikan perlakuan khusus untuk garment dengan warna terang seperti
putih, untuk menghindari banyaknya garment yang kotor.

11

2.4. Aspek Kegiatan Perusahaan
PT. Leading Garment Industries perusahaan yang dalam kegiatannya
memproduksi barang jadi berupa pakaian tidur wanita, pakaian tidur pria, t-shirt
wanita dan pria, jaket, bra, celana dalam pria dan wanita, sprei dan bedcover, dan
pakaian tidur anak-anak yang diekpor ke benua Eropa, Amerika, Afrika dan Asia.
Dengan kapasitas produksi 18.000.000 (delapan belas juta) potong per-bulan, dan
4.200 unit mesin yang dimiliki.
Untuk menumbuhkan kepercayaan pembeli terhadap kualitas produk dan
kualitas sumber daya manusia maka perusahaan mengikutsertakan diri dalam
segala kegiatan Audit internasional yang diinginkan oleh pembeli seperti ISO
9001, WRAP, Global Security Verification (GSV), Organic Exchange, BSCI, dan
Sadex. Ini adalah upaya dari perusahaan untuk menuju persaingan global.
Selain di ekspor ke manca negara, sisa produk yang dihasilkan dengan
kualitas produk nomor dua (barang tidak lulus inspeksi untuk ekspor), dilempar
atau dijual ke pasar lokal seperti factory outlet- factory outlet yang ada di
Bandung. Perusahaan juga memproduksi barang-barang untuk pasar lokal dengan
label khusus.
Untuk memberdayakan masyarakat sekitar lingkungan pabrik, perusahaan
menjual juga hasil sisa-sisa potongan kain yang sudah tidak terpakai, untuk di
daur ulang kembali oleh masyarakat sekitar menjadi produk yang mempunyai
nilai tambah seperti keset dari kain perca. Hal ini sangat menguntungkan
masyarakat sekitar.

12

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, maka setiap bagian atau
departemen harus saling bekerja sama satu dengan yang lainnya, guna pencapaian
tujuan perusahaan.

DIREKSI
PERSONALIA
DAN UMUM

MARKETING

PURCHASING
- KAIN
AKSESORIS

BUYER/
PEMBELI

PRODUKSI

EKSPORT /
SHIPPING

TUJUAN

Gambar 2.2
Diagram interaksi proses-proses utama
PT.Leading Garment Industries
Sumber: Manual Manajemen mutu ISO 2000 PT.Leading Garment Industries

13

Penjelasan:
1.

Direksi berwenang menetapkan tujuan perusahaan, mengontrol dan
mengawasi tiap-tiap bagian, dan menjaga hubungan baik dengan pembeli.

2.

Personalia dan Umum, membantu tiap departemen dalam hal mencarikan
sumber daya manusia yang kompeten, dan berhubungan dengan lingkungan
luar perusahaan.

3.

Marketing,


Mencari pembeli (mengadakan promosi ke luar negeri).



Menerima dokumen buyer berupa : size specification, original sample
dan fabric sample.



Membuat purchase requisition dan memo untuk melakukan pemesanan
bahan baku (kain) dan bahan pembantu (aksesoris) ke bagian
purchasing/pembelian.



Mengecek kesiapan bahan baku mulai dari kain, benang, dan aksesoris
(label, pita, kancing, hangtag)



Melakukan koordinasi dengan produksi bagian potong dan bagian
produksi jahit serta Quality Control.



Berkoordinasi dengan bagian eksport mengenai tanggal pengiriman dan
daerah tujuan.

14

4. Produksi
1. Produksi bagian potong


Menerima kain dari bagian kain.



Mengampar kain (spreading), menjiplakkan pola ke atas kain,
memotong kain (cutting), Pemberian stiker nomor dengan tujuan
untuk menghindari permasalahan di proses selanjutnya pada saat
penggabungan

garment

(numbering),

Melakukan

proses

pengelompokkan garment berdasarkan ukuran, warna dan jumlah
(Bundling).


Mendistribusikan potongan kain ke ruangan produksi jahit.

2. Produksi bagian jahit (sewing)


Menerima potongan kain dari bagian potong.



Mengerjakan produksi massal sesuai dengan order produksi dan
intruksi tambahan bila ada dari marketing.



Mengemas barang yang sudah jadi.



Menginformasikan barang yang sudah dikemas ke bagian
eksport/shipping untuk diangkut ke gudang penyimpanan barang.

5. Eksport/Shipping


Mengangkut barang yang sudah dikemas dari bagian produksi jahit
untuk dipindahkan ke gudang penyimpanan bagian eksport.



Menerima informasi dari bagian marketing tentang tanggal
pengiriman dan alamat pembeli.



Memesan container dan membuat dokumen eksport.

15

6. Tujuan
Semua bagian dalam interksi proses-proses utama pada PT.Leading
Garment Idustries bandung bertujuan untuk:
a. Menjaga tingkat spesifikasi garment yang diserahkan kepada
pelanggan (dengan cara: menekan tingkat garment bermasalah yang
diklaim pelanggan sesuai dengan batas toleransi maksimal pertahun yang ditetapkan Direksi.
b. Menjaga tingkat ketepatan waktu penyerahan ke pelanggan
(dengan cara: menekan tingkat keterlambatan penyerahan sesuai
dengan batas maksimal toleransi per-tahun yang ditetapkan Direksi.
c. Menjaga kegagalan produk sesuai dengan batas toleransi maksimal
per-tahun yang ditetapkan Direksi

16

Alur proses bagian produksi jahit

Terima rencana
produksi & order
produksi dari Perencana

Persiapan awal

Melihat dan
mengecek sample
garment dari buyer
sebagai panduan
pengerjaan

Membikin contoh
garment
berdasarkan sample
dari buyer untuk di
setujui oleh QC

Proses produksi
jahit secara massal

Proses pemeriksaan
oleh QC

Proses pengemasan

Proses pemindahan
ke Gudang Eksport
Gambar 2.3
Alur proses bagian produksi jahit

Terima aksesoris
dari gudang

17

Proses jahit merupakan bagian produksi setelah cutting (potong) yang
melakukan proses pembuatan garment dengan menggabungkan beberapa elemen
menjadi sebuah produk berupa baju, shirt, skirt, dress, pants, skort, jacket, mens
pyjama atau produk garment lain yang sesuai dengan spesifikasi detail yang sudah
ditetapkan dengan buyer.


Produksi jahit/sewing

bekerjasama dengan perencana memberikan order

produksi/detail order termasuk comment dari buyer.


Membikin garment sesuai dengan sample dari buyer untuk disetujui/acc oleh
QC. Tujuan dibuatnya contoh sebelum mulai jalan partai besar adalah untuk
menemukan kesulitan saat menjahit, menentukan waktu, dan keakuratan
spesifikasi ukuran.



Setelah semua proses dilalui, kepala ruangan jahit akan memberikan
keputusan bahwa proses produksi jahit massal segera dimulai.

BAB III

3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek dilaksanakan pada bagian produksi jahit yang melakukan
proses transformasi dari masukan (input) menjadi keluaran (output), dimana
manusia, bahan baku dan mesin sebagai masukannya dan barang jadi (pakaian)
sebagai keluarannya.
Fokus pelaksanaan kerja praktek adalah untuk melihat sejauhmana
produktivitas kerja operator bagian produksi jahit PT. Leading Garment Industries
Bandung. Apakah operator sudah bekerja secara produktif atau belum. Karena
sumber daya manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi apalagi
industri garment yang 100% menggunakan sumber daya manusia

sebagai

penggerak mesin untuk menghasilkan barang. Dan sumber daya manusia sebagai
tolak ukur keberhasilan bisnis suatu perusahaan

3.2. Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek


Datang ke lokasi untuk survey lokasi, sambil mengamati lingkungan
perusahaan.



Wawancara dengan karyawan produksi jahit.



Pengumpulan data kemudian mempelajari data.

18

19

3.3. Hasil Kerja Praktek

3.3.1. Produktivitas kerja operator bagian jahit pada PT. Leading Garment
Industries Bandung
Menurut Mali yang dikutip Sedarmayanti dalam bukunya Sumber daya
manusia dan produktivitas kerja (2001;57), menyatakan bahwa: ”Produktivitas
adalah bagaimana cara menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan
jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien”
Demikian

pula

Fischer,

Shoenfieldt,

dan

Shaw

yang

dikutip

Muchdarsyah (2003:22) menyimpulkan bahwa “produktifitas tenaga kerja
bukan sekedar merupakan fungsi dari seberapa keras karyawan bekerja,
melainkan juga sangat tegantung pada lingkungan kerja dan alur proses
yang dilewatinya. Misalnya: kualitas pasokan bahan, rancangan kerja,
perawatan mesin, penggantian (modernisasi) perlengkapan dan peralatan,
desain produk, proses produksi yang ditetapkan, serta iklim organisasi
didalamnya”.
Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
(input). Karena PT. Leading Garment Industries Bandung adalah perusahaan yang
menghasilkan barang atau produk maka produktivitas kerja karyawannya bisa
diukur.
Perhitungan produktivitas akan membantu pihak manajemen untuk menilai
tingkat efisiensi dari segala sumber daya yang digunakan menjadi produk barang
jadi yang bernilai ekonomi. Berdasarkan penilaian tersebut, manajemen akan

20

mengetahui apakah segala proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk
berlangsung secara baik dan benar atau sebaliknya. Sehingga dari hasil penilaian
kinerja tersebut akan memberikan masukan untuk segera dilakukan tindakan
perbaikan yang dilakukan secara terus menerus.
Kegiatan awal bagian produksi adalah menerima order produksi dari
marketing untuk dipelajari dan dihitung kapasitas orang, kebutuhan mesin, output
per-hari dan kegiatan lain yang berhubungan dengan proses awal jalan produksi.

Gambar 3.1
Order Produksi

21

Tabel 3.1
Contoh standar proses

STANDAR PROSES
Buyer
Style

: C&A Mens Pyjama
: V-Neck Long Pakai Rib

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Proses
Jahit rib tangan
Jahit rib bawah
Obras lapis keringat
Jahit lapis keringat
Pasang ujung rib leher+tumpang
Sambung bahu
Obras pasang rib leher
Pasang bis leher belakang
Jahit 5mm leher bnelakang + label
Jahit rib ke bawah baju
Jahit rib rib ke tangan
Bartack karet
Jahit rib kaki
Jahit empat belah celana
Jahit rib ke kaki
Jahit karet ke pinggang
Pasang label + stik lipat pinggang
Tenol pinggang

2009

Standar
Target
Produksi
400
500
300
150
100
300
100
80
150
85
85
1500
170
100
150
110
200
150

Menit
/ Pcs
0.15
0.12
0.20
0.40
0.60
0.20
0.60
0.75
0.40
0.71
0.71
0.04
0.35
0.60
0.40
0.55
0.30
0.40
7.47

Jenis
Mesin
Jahit
Jahit
Obras
Jahit
Jahit
Obras
Obras
Jahit
Jahit
Jahit
Jahit
Bartack
Jahit
Jahit
Jahit
Jahit
Jahit
Tenol
Total menit / jam

Menghitung rencana output per-hari berdasarkan standar proses yang
sudah ditetapkan perusahaan. Untuk style Mens Pyjama ini direncanakan
memakai 30orang operator dengan jam kerja 7 jam.
Output per-hari = total menit X operator yang digunakan X jam kerja
7.47 X 30 X 7 = 1568.73 pcs / hari
Output per-bulan = total menit X operator yang digunakan X jam kerja X 25
(waktu kerja satu bulan)
7.47 X 30 X 7 X 25 = 39218.34 pcs / bulan

22

Tabel 3.2
Hasil output C&A Men’s Pyjama bulan Januari – Juli 2009

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli

OUTPUT

JUMLAH
ORANG

HASIL
PERORANG/
HARI

PERSENTASE PERBANDINGAN
ANTARA OUTPUT YG DIHASILKAN
DENGAN STANDAR OUTPUT
PERUSAHAAN

11,776
175
30
2.24 30.02% standar perusahaan tercapai
26,766
175
30
5.10 68.24% standar perusahaan tercapai
18,759
175
30
3.57 47.83% standar perusahaan tercapai
28,218
175
30
5.37 71.95% standar perusahaan tercapai
31,666
175
30
6.03 80.74% standar perusahaan tercapai
37,231
175
30
7.09 94.93% standar perusahaan tercapai
23,614
175
30
4.50 60.21% standar perusahaan tercapai
Contoh Perhitungan Produktivitas table diatas:
Output
11,776pcs
Produktivitas tenaga kerja =
=
Input
30 operator X 175 jam kerja
= 2.24 pcs piyama laki-laki / hari / orang

Produktivitas Jan - Juli 2009
8.00
7.09
7.00
6.03
6.00
Jumlah Garment

BULAN

JAM
KERJA

5.37

5.10
5.00

4.50

4.00
3.00

3.57
2.24

2.00
1.00
0.00
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Bulan
Produktivitas/hari/orang (dalam satuan pcs) Piyama Laki-Laki

Gambar 3.2
Hasil Produktivitas/hari/orang bulan Januari-Juli 2009

July

23

Grafik diatas menyatakan produktivitas rata-rata bulanan dari ruangan
produksi yang memproduksi piyama aki-laki untuk periode Januari 2009 sampai
Juli 2009 dalam satuan produktivitas / hari / orang. Orang yang digunakan
berjumlah 30 orang dengan jam kerja satu bulan 175 jam.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan jahit diperoleh hasil analisa
sebagai berikut:
1. Bulan Januari 2009 output per-orang 2.24pcs karena belum banyak order
dari buyer.
2. Bulan Februari 2009 output per-orang 5.10pcs terjadi kenaikan karena
pesanan order dari buyer mulai meningkat.
3. Bulan Maret 2009 output per-orang 3.57pcs karena:


Terjadi pertukaran operator jahit dari ruangan lain (operator baru
belum terbiasa mengerjakan style piyama laki-laki



Terjadi keterlambatan kedatangan kain dari suplier sehingga order
tidak bisa dikerjakan pada bulan Maret 2010

4. Bulan April 2009 output per-orang 5.37pcs mulai stabilnya output perorang karena sudah mulai terbiasa operator mengerjakan piyama laki-laki
tetapi banyaknya permakan (hasil jahit yang tidak bagus) menyebabkan
operator harus mengulangi pekerjaan dua kali.
5. Bulan Mei 2009 output per-orang 6.03pcs lambat laun produktivitas
semakin meningkat.

24

6. Bulan Juni 2009 output per-orang 7.09pcs produktivitas operator jahit
semakin tinggi, karena:


Operator jahit sudah mengerti dan paham teknik jahit yang cepat
dengan kualitas tetap bagus



Hasil potong yang siap jahit lancar tersuplai ke ruangan jahit.



Aksesoris jahit siap pakai (tidak menunggu).



Mesin-mesin yang siap pakai, tidak sering terjadi kerusakan.



Tingkat permakan tidak terlalu tinggi.

7. Bulan Juli 2009 output per-orang 4.50pcs produktitas operator jahit
menurun, karena pesanan dari buyer mulai menurun.
Dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja
karyawan bagian jahit bisa naik dan bisa juga turun tergantung keadaan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

25

3.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja operator jahit
pada PT. Leading Garment Industries Bandung
Produktivitas kerja operator jahit PT. Leading Garment Industries
dipengaruhi oleh:
1.

Keterlambatan distribusi bahan baku dan aksesoris.

2.

Operator ditempatkan tidak sesuai dengan keahlian

3.

Kondisi operator yang kurang sehat.

4.

Mesin-mesin tidak siap pakai atau sering mengalamai kerusakan.

5.

Tingkat permakan tinggi.

6.

Jam kerja lembur yang tinggi.

7.

Lingkungan kerja yang tidak mendukung (adanya konflik antar teman).

8.

Pemimpin yang tidak memberikan arahan yang tepat kepada karyawan
dalam melaksanakan tugasnya.
Selain dari faktor-faktor diatas yang mempengaruhi produktivitas kerja

operator jahit ada juga faktor lain yang bersumber pada diri sendiri operator
tersebut seperti:
1.

Loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan.

2.

Motivasi yang tinggi untuk bekerja lebih baik.

3.

Bisa bekerjasama dengan orang lain.

4.

Bisa mengendalikan konflik pribadi dan konfilk dengan orang lain tanpa
mengganggu pekerjaan.

5.

Dan lain sebagainya yang berhubungan dengan diri operator sendiri.

26

Dari analisa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja operator
jahit diatas, maka manajemen harus bisa menyelesaikan permasalahan tersebut
dengan melakukan tindakan perbaikan seperti:


Merencanakan kedatangan pesanan kain dari suplier sesuai dengan rencana.



Menjamin suplai hasil potong dan aksesoris ke ruang produksi berjalan
sesuai dengan rencana.



Meningkatkan kontrol dan pengawasan terhadap hasil produk.



Mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keahlian operator.



Memotivasi operator supaya bekerja sesuai dengan standar target yang
ditetapkan oleh perusahaan dan memberikan metode teknis pengerjaan cara
cepat hasil bagus.



Berkoordinasi dengan bagian personalia untuk operator yang bermasalah.



Berkoordinasi dengan kepala montir untuk mesin-mesin yang rusak atau
tidak terpakai agar segera digantikan dengan mesin yang siap pakai.
Agar peningkatan produktivitas kerja dapat terwujud maka manajemen perlu

memahami secara tepat tentang faktor-faktor penentu keberhasilan peningkatan
produktivitas kerja, seperti diungkapkan diatas. Karena dengan memahami
selanjutnya manajemen dapat mengukur tingkat perbaikan produktivitas operator
dari waktu ke waktu dengan cara membandingkan produktivitas standar yang
telah ditetapkan dengan produktivitas hasil kenyataan yang diperoleh oleh
operator.

Hal

ini bermanfaat untuk perusahaan dalam

Mengendalikan

permasalahan dimasa kini dan masa yang akan datang, sehingga tujuan
perusahaan dapat terlaksana dengan baik.

27

BAB IV

4.1 Kesimpulan
Akhirnya penulis dapat menyimpulkan hasil dari pengamatan, observasi dan
wawancara selama mengikuti kerja praktek pada PT. Leading Garment Industries
Bandung yaitu:
1.

Produktivitas kerja operator jahit pada PT. Leading Garment Industries
Bandung untuk style Men’s Pyjama, dengan penggunaan 30 orang dan jam
kerja 175jam maka dihasilkan produktivitas kerja per-orang, per-hari adalah
sebagai berikut:
o Bulan Januari 2009 dihasilkan 2.24pcs/orang/hari
o Bulan Februari 2009 dihasilkan 5.10pcs/orang/hari
o Bulan Maret 2009 dihasilkan 3.57pcs/orang/hari
o Bulan April 2009 dihasilkan 5.37pcs/orang/hari
o Bulan Mei 2009 dihasilkan 6.03pcs/orang/hari
o Bulan Juni 2009 dihasilkan 7.09pcs/orang/hari
o Bulan Juli 2009 dihasilkan 4.50pcs/orang/hari
Terjadi naik turun hasil produktivitas kerja operator jahit pada PT.Leading
garment Industries Bandung.

2.

Faktor penghambat produktivitas kerja operator jahit pada PT. Leading
Garment Industries Bandung terjadi karena faktor Eksternal (kesiapan bahan
baku, bahan pembantu, kondisi fisik, permakan tinggi dan lain sebagainya)
dan Internal (motivasi, perilaku, dan lain sebagainya).

27

28

4.2 Saran
Produktivitas kerja operator bagian produksi jahit sangat penting sekali dalam
perusahaan, untuk itu manajemen harus lebih serius dalam:
1.

Memperhatikan dan mengukur produktivitas kerja operator jahit dari waktu
ke waktu.

2.

Menganalisa faktor-faktor penghambat produktivitas kerja operator, untuk
kemudian diadakan tindakan perbaikan.

29

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Irma Yunita

Tempat / Tanggal Lahir

: Subang / 28 Juni 1978

Umur

: 32 tahun

Pendidikan

:

NAMA SEKOLAH

NO

TEMPAT

TAHUN

1

Taman Kanak-Kanak (TK) Pertiwi

Cirebon

1984

2

Sekolah Dasar (SD) Balebat

Pusaka Nagara

1990

3

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Pusaka Nagara

1993

4

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Pamanukan

1996

5

Data Computer Indonesia (Diploma 1)

Bandung

1997

6

Universitas Komputer Indonesia (S1)

Bandung

2007 - Sekarang

Pekerjaan

: Pegawai Swasta

Alamat

: Ds. Sukagalih RT/RW:01/06 No.61 Kel. Pasir Jati
Kec. Ujung Berung -

Bandung

Dokumen yang terkait

Hubungan antara masa kerja dan kebosanan dengan produktivitas kerja karyawan PT.TOA-Galva Industries

1 12 174

Analisis Stres Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Produksi Jahit Men's PYjama Pada PT. Leading Garment Industries Bandung

14 91 114

Faktor faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Operator Jahit pada Konfeksi Amanah di Gunungpati Semarang

1 17 175

PENDAHULUAN Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata dan Produktivitas pada Pekerja Bagian Operator Jahit CV. Maju Abadi Garment Sukoharjo.

0 6 5

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. SAMKYUNG JAYA GARMENT Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pt. Samkyung Jaya Garment Di Kabupaten Semarang.

0 2 15

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan PT Trisula Textile Industries di Cimahi.

2 9 37

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GAJI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. DAN Pengaruh Pengalaman Kerja Dan Gaji Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Dan Liris(Bagian Divisi Garment Konveksi IV)Di Sukoharjo.

0 3 14

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GAJI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. DAN Pengaruh Pengalaman Kerja Dan Gaji Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. Dan Liris(Bagian Divisi Garment Konveksi IV)Di Sukoharjo.

0 1 15

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT.Lucky Garment Di Bandung.

0 0 28

Strategi Promosi Industri Garment (Studi Kasus Promosi Produk Pakaian Tidur pada PT. Leading Garment Industries, Bandung).

0 1 1