Penentuan Tebal Plat Tangki

 Total panjang bejana merupakan panjang keseluruhan dari wadah. Gambar 3. 5 Panjang total desain wadah muatan 3-4 + 0,158 

3.2.2 Penentuan Tebal Plat Tangki

Perhitungan tebal plat tangki dilakukan dengan memperhitungkan tegangan maksimal akibat tekanan yang dapat diterima oleh tangki tersebut. Tekanan kerja yang diperhitungkan adalah tekanan hidrostatik dan tekanan internal atau tekanan uap dari fluida. Tegangan maksimal terjadi pada membran shell berbentuk silinder pada wadah bejana yang digunakan. Tegangan membran akan diperhitungkan untuk menentukan tebal awal plat yang digunakan dalam desain awal. Untuk perhitungan digunakan silinder biasa dengan tutup berupa bidang datar untuk mempermudah hitungan awal. Sedangkan untuk tutup bejana yang berbentuk elipsoidal 3:1 dapat digunakan faktor pengali sesuai dengan standar keamanan yang ada. Untuk faktor pengali pada standar DOT Part 179 – Specifications for Tank Car adalah sebesar 1,83 kali tebal shell yang ada. Gambar 3. 6 Arah tegangan meridional dan tegangan aksial 3-5 Untuk tegangan aksial besarnya sehingga : 3-6 Jika 3-7 Sehingga didapat tegangan aksial : 3-8 Untuk tegangan meridional besarnya sehingga : 3-9 Jika 3-10 Sehingga didapat tegangan meridional : 3-11 Rumus diatas digunakan untuk menghitung tegangan hanya berdasarkan tekanan internal, namun untuk kasus yang dihadapi terdapat juga tekanan hidrostatik. Sehingga kita harus menggunakan penurunan rumus tegangan membran berdasarkan tekanan hirostatik dan tekanan internal. Untuk mempermudah penghitungan kita menggunakan circular segment atau potongan melintang dari silinder yang berupa lingkaran. Gambar 3. 7 Potongan melintang silinder Keterangan : 3-12 √ ⁄ 3-13 √ ⁄ 3-14 3-15 ⁄ 3-16 3-17 ⁄ 3-18 √ 3-19  Tegangan meridional m Tegangan meridional merupakan tegangan yang terjadi pada dinding bejana pada arah melingkar. Berikut diagram benda bebas dari tegangan meridional yang terjadi : Gambar 3. 8 DBB tegangan meridional ∑ ⁄ [ ⁄ ] {[ ⁄ ⁄ ] } ⁄ ⁄ [ ⁄ ] {[ ⁄ ⁄ ] } ⁄ ⁄ 3-20  Tegangan aksial a Tegangan aksial merupakan tegangan yang terjadi pada membran yang sejajar dengan arah memanjang dari bejana tersebut. Tegangan aksial dihitung seragam tanpa perbedaan pada setiap ketinggiannya. Hal ini dilakukan untuk menyerdahanakan proses perhitungan. Gambar 3. 9 DBB tegangan aksial ∑ 3-21 Dari rumus diatas tegangan yang berfariasi hanya untuk tegangan meridional sedangkan tegangan aksial dianggap seragam. Pada setiap ketinggian tegangan meridional akan berbeda perhitungan dilakukan pada sudut kritis yang ada. Sudut kritis bisa terdapat pada titik terendah, titik tertinggi atau tepat pada titik perbedaan tebal yang ada, misalnya pada dudukan tangki. Gambar 3. 10 Sudut kritis perhitungan Dari Gambar 3.10 kita dapat mengambil titik ritis pada sudut theta 1 , 20 , 130 , 180 , 270 . Dan untuk sudut alfa besarnya tetap yaitu 90 . Untuk data yang lain digunakan asumsi awal sesuai data yang didapat saat study lapangan di PT INKA. Asumsi awal seperti tebal plat yang digunakan adalah 10 mm. Data tersebut digunakan dalam perhitungan tegangan aksial dan tegangan meridional maka akan didapat besar tegangan sebagai berikut : Tabel 3. 1 Hasil perhitungan tegangan meridional dan tegangan aksial No Sudut theta Sudut alfa Tegangan meridional MPa Tegangan aksial MPa 1 1 90 9,320 4,270 2 20 90 9,315 4,270 3 130 90 9,141 4,270 4 180 90 9,084 4,270 5 270 90 9,665 4,270 Dari Tabel 3.1 di atas tegangan terbesar terjadi pada sudut 270 , namun perbedaan tegangan yang terjadi tidak terlalu besar sehingga dapat diambil tegangan terbesar sebagai acuan awal yaitu untuk tegangan meridional sebesar 9,665 MPa dan tegangan aksial sebesar 4,270 MPa. Dari tegangan meridional dan tegangan aksial kita dapat memperhitungkan tegangan ekuivalen yang terjadi. Tegangan ekuivalen dapat dihitung dengan perhitungan persamaan tegangan ekuivalen kriteria Von Misses. Persamaan tegangan ekuivalen sebagai berikut : √ 3-22 Dari tabel 3. 1 didapat besar tegangan : Maka tegangan ekuivalen dapat dihitung sebagai berikut : √ Setelah didapat tegangan ekuivalen kita dapat mencari faktor keamanan dari tebal plat asumsi. Besarnya faktor keamanan untuk tebal plat 10 mm adalah sebagai berikut : 3-23 Dari bilangan faktor keamanan yang didapat maka tebal 10 mm masih dapat diperkecil untuk mendapatkan efisiensi dalam produksi. Kita dapat menentukan tebal plat yang digunakan dengan mengolah kembali rumus tegangan meridional dan tegangan aksial. √ √ 3-24 Dengan : [ ] 3-25 [ ] 3-26 3-27 3-28 Dari rumus 3-24 kita dapat menghitung tebal shell dari faktor keamanan yang diinginkan dengan bantuan Ms Exel. Sedangkan untuk tebal head didapat dari pengalian tebal shell dengan faktor pengali sebesar 1,83. Tabel 3.2 berikut ini memberikan hasil perhitungan yang telah dilakukan : Tabel 3. 2 Tebal shell dengan variasi faktor keamanan No SF Tebal Shell mm Tebal Head mm 1 1 0,342 0,627 2 2 0,685 1,253 3 3 1,027 1,880 4 4 1,370 2,507 5 5 1,712 3,133 6 6 2,055 3,760 7 7 2,397 4,386 8 8 2,739 5,013 9 9 3,082 5,640 10 10 3,424 6,266 11 11 3,767 6,893 12 12 4,109 7,520 13 13 4,451 8,146 14 14 4,794 8,773 15 15 5,136 9,399 16 16 5,479 10,026 17 17 5,821 10,653 18 18 6,164 11,279 19 19 6,506 11,906 20 20 6,848 12,533 Perhitungan yang telah dilakukan diatas hanya menggunakan beban tekanan internal dan tekanan hidrostatik muatan fluida yang diangkut. Oleh karena itu kita perlu menetapkan faktor keamanan yang tinggi. Untuk tebal awal ditetapkan faktor keamanan sebesar 10 dengan tebal shell 3,424 mm dan tebal head 6,266 mm.

3.2.3 Penentuan Dimensi Rangka Dasar Underframe