Keragaan Hasil dan Daya Toleransi Genotipe Kedelai di Lahan Sulfat Masam

i

I

r

Bul. Agron. (32) (2) 33 - 38 (2004)

Keragaan Hasil dan Daya Toleransi Genotipe Kedelai
di Lahan Sulfat Masam
Yield Performance and Tolerancy of Soybean Genotypes on Acid Sulphate Soil
I
i

Koesrinil*dan Eddy Williami

r

Diterima 26 Mei 2004/Disetujui 7 Agustus 2004
r


ABSTRACT
High soil acidity is one of theproblemscausedlow soybeanproductivity on acid sulphatesoil. Using tolerant
varietyis one effortfor increasingsoybeanproductivity on acid sulphatesoil. Theobjectiveof theseresearcheswereto
understandthe performanceyield and tolerancy of soybeangenotypesto acid sulphate soil. Theseresearcheswere
conductedon acid sulphate soil at Pindahan Baru. Jajangkit Timur and Talaran-Barito Kuala District of South
Kalimantan.in wet seasonof 2003/04. Theseresearcheswere arranged in RandomizedCompletelyDesign with three
replications.Five genotypesand 4 varieties were evaluatedfor their toleranceand yield potential. Theresult showed
that noneof the genotypeshaveyield higher than that of checkvarietiesLawit, Menyapaand Sibayak.Therewas one
of genotypesi.e. Msc 9234-D-3 give higher yield than checkvarieties Tanggamus,good seedquality and tolerant to
acid sulphatesoil.
Keywords:Performance,Soybean.Acid sulphatesoil

PENDAHULUAN

I

I

Peningkatan penggunaan lahan subur di Jawa
untukpemukiman,industri clankeperluannon pertanian

lainnya,mengakibatkanperlunya pengembanganusaha
pertanianke lahan-lahandi luar pulau Jawa. Lahan
pasangsurut merupakansalah satu lahan marjinal yang
cukup banyak terdapat di luar pulau Jawa clan cukup
berpotensiuntuk pengembanganpertanian. Luas lahan
pasangsurut diperkirakanterdapatsekitar 20.1 juta ha
(Widjaja-Adhi et al., 1992) clan 9 juta ha diantaranya
berpotensiuntuk pengembangan
pertanian.Sampaisaat
ini lebih daTi satu juta hektar te1ahdireklamasi untuk
berbagaikeperluan terutama sebagai daerah transmigrasiclanperkebunan.
Lahan pasang surut memiliki sifat yang spesifik
yaitu dipengaruhi air pasang baik secara langsung
maupun tidak langsung. Berdasarkanjangkauan air
pasang,lahan pasangsurut dibedakan menjadi 4 tipe

masih rendah « 1 tlha), padahal potensi basil yang
ditunjukkan daTi beberapapenelitian dapat mencapai
lebih daTi 2 tlha (Sabran et al., 1996; Sabranet al.,
2001). Rendahnyabasil ini disebabkanbanyakmasalah

yang dihadapi baik berupa masalah fisiko-kimia,
biologis maupun sosia1ekonomi. Permasalahanutama
yang sering dibadapi di lahan sulfat masam adalah
tingginyatingkat kemasarnan
tanah(pH 3.5-5.0)sebagai
akibat adanyaoksidasi lapisan pirit yang menghasilkan
asam sulfat, kahat bara P, K, Ca clan adanya unsur
beracunFe/Al,(Widjaja-Adhi et al., 1992).Tingkat pH
optimum untuk pertumbuhan kedelai berkisar antara
5.5-6.0 clan batas kritis kejenuhan Al adalah 15%
(SartainclanKamprath, 1975;Ismail clanEffendi, 1985;
Arief, 1990). Umurnnya pada pH kurang daTi 5.5,
ketersediaanunsur Ca clan P rendah serta timbul
masalahkeracunanAI.
Kedelai termasuktanamankacang-kacangan
yang
rentan terhadapkeracunanAI. Akar merupakanorgan

luapan air yaitu tipe A, B, C clan D. Tidak semua tipe


perta~

tersebutdapat ditanami kedelai. Sesuai sifat tanarnan
kedelai yang tidak tahan genangan air, penanaman
kedelai diarahkan pada lahan-lahan yang jauh daTi
pengaruhair pasang yaitu tipe C clan B yang telah
diperbaikisistemdrainasenya(Saragih,1990).
Intensitas clan produktivitas kedelai di lahan
pasangsurut khususnyadi lahan sulfat masamrelatif

AI. Gejala yang umum dljumpal adalah pertumbuhan
akar terhambatmenjadi lebih pendek, tebal clan kaku
sertaada bagian yang terluka clanberwarnakecoklatan.
Pada tingkat keracunan yang tinggi menyebabkan
matinya titik tumbuh tanaman(Blum, 1988, Scott dan
Fisher, 1989;Kochian, 1995).Akar laterallebih sensitif
daripada akar primer (Ryan et al., 1992). Semakin

1


yang terkena peng~ruh la?gsung daTi keracunan

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
JI. Kebun Karet Kotak Pas 31, Loktabat-Banjarbaru (* Penulis untuk korespondensi)

KeragaanHasil clanDayaToleransiGenotipe...

33

,

,_CO""""

~

-

--~

-


.,-,..,

,
'1

Bol. Agron. (32) (2) 33 - 38 (2004)

~i
i:,
!I

'i

:
,!
ii

I


~

:
,I

.r

tinggi tingkat keracunanAI, kerusakanakar semakin
berat. Hal ini disebabkanterganggunyaserapan clan
translokasi hara terutama Ca clan P ke bagian atas
tanaman.Terhambamyapenyerapanhara akan mempengaruhimetabolismetanaman,terutamadi perakaran
(Sartain clan Kamprath, 1975) serta menurunkanbasil
kede1ai(Sumamoet al., 1989).
Untuk meningkatkanbasil kedelai di lahanpasang
surut dapat ditempuh melalui perbaikan lingkungan
tumbuh dengan pemberian bahan amelioran (pupuk,
kapur) maupunpenggunaanvarietastoleran. Perbaikan
lingkungantumbuhdenganpengapurandan pemupukan
bertujuan untuk memperbaiki sifat fisiko-kimia tanah,
sehinggalebih optimum untuk pertumbuhantanaman.

Pemberian kapur pada tanah masam, selain akan
meningkatkan pH
tanah juga
meningkatkan
ketersediaanunsur Ca yang sangat diperlukan untuk
pembentukan polong clan pengisian biji sem
menurunkantingkat kelarutanAl (Widjaja-Adhi, 1985;
Koesrini et al., 2001).
.
~enggunaanvarietas toleran ya~g berdaya ~asil
nnggI mernpakansalah satu altemanf untuk memngkatkan basil kedelai di lahan sulfat masam. Sampai
tahun 2000 telah berhasil dilepas 43 varietas kedelai
yang memiliki keunggulan sifat beragam. Dua
diantaranyayaitu varietas Lawit clan Menyapa adalah
varietas yang dilepas untuk adaptasi di lahan pasang
surut. Keunggulan sifat dari kedua varietas tersebut
adalahhasilnyacukup tinggi yaitu 2.0 t/ha, sedangkan
kelemahannyaadalah mutu biji kurang sesuai selera
petani,yaitu ukuranbiji kecil (7-8 gi100 biji) dan warna
biji varietasMenyapakuning kehijauan (Sabranet al.,

2001). Petaniumurnnyalebih menyukaikedelai dengan
ukuran biji sedang-besar
(10-13 g/100 biji) clanwama
biji kuning. Oleh karena itu pada pengujian ini

Kondisi Lingku7Jgan
Pengujian

pe~lihan akan..~iarahkanpada clara to1eransi,daya
basIlda~mutubIJI.. .
..
Tu~uanpen~lInan mI .adalah m~nd~patkandaya

. Hasil analisis tanah a:-val ~enunjukkan ba~:-va
tmgkat kemasamantanah dl kenga lokasl penguJIan
tergolong sangat masam.KandunganAldd pada sulfat

toieransldaDbasIl 9 genonpekedeialdl lahansulfat

masamaktual(SMA) beratlebih tinggi daripadaSMA

sedangclanringan. Demikianjuga kandunganAlddpada

II

BAHAN DAN METODE
Pengujianclarabasil clantoleransigenotipekedelai
di1aksanakan
di tiga lokasi lahan sulfat masamyaitu di
Pindahan Baru-Batola mewakili tanah sulfat masam
aktual (SMA) berat, Jajangkit Timur-Batola mewakili
SMA sedangclanTalaran-Batolamewakili SMA ringan
pada MH 2003/04.RancanganAcak Kelompok dengan
3 ulangan digunakan untuk menata perlakuan. Lima
genotipe kedelai yaitu Msc 9234-D-3, B4F4HW-169160, B4F4HW-192-01-321,B4F4HW-192-01-333clan
Msc 9112-D-4 serta 4 varietas yaitu, Lawit, Menyapa,
Tanggamus clan Sibayak diuji clara basil dan
toleransinyadi tiga lokasi tersebut.

1


::
"
'i

BASIL

masam.

it'
1]
1t

!i
Ii
1

Penyiapanlahan dilakukan dengancangkul 2 kali,
kemudian dilanjutkan dengan pembuatan petak
percobaan.Masing-masinggenotipeditanampadapetak
percobaanukuran 4 m x 10 m, denganjarak tanam40
cm x 10 cm. SaattanamFuradan30 diberikanpadatiap
lubang tanam sesuai dosis anjuran. Benih ditanam
dengan jumlah 2 biji per lubang. Pupuk diberikaf\
dengantakaran1 ton dolomit + 45 kg N + 75 kg P2Os+
50 kg K2O per hektar. Dolomit diberikan saat
pengolabantanah, sedangkanpupuk NPK diberikan I
minggu setelahtanam (MST). Penyiangandilakukan 2
kali yaitu pada 3 clan6 MST, sedangkanpengendalian
hama/penyakitdilaksanakanpada3,5 dan 8 MST.
Pallen dilakukan apabila 95% polong telah
berwama kuning kecoklatan (80-90 HST). Prosesing
dilakukandenganmenjemurbrangkasankedelai,sampai
kering, kemodiandibijikan clandijemur sampaikering.
Parameteryang diukur adalah skoring pertumbuhan,
basil clankomponenbasil, seranganhamapenyakitserta
analisasifat kimia tanah.Nilai skor pertumbuhanantara
1-5 .yaitu skor 1 bi1a tana~.n tumbuh normal clan
bervIgor sem daunberwamahIJau,skor 2 hIla tanaman
t\Jmbuh normal tetapi kurang bervigor clan daun
berwama hijau, skor 3 hila tanamankurang bervigor
daD daun berwama kekuningan, skor 4 hila tanaman
terhambat pertumbuhannya clan daun berwama
kekuningan, sko( 5 hila tanaman sangat terhambat
pertumbuhannya.,dandaun berwama kecoklatan.Data
yang terkumpul selanjutkandianalisis clan apabila ada
heclanyatadilanjutkandenganuji TeratadenganDMRT.

SMA sedanglebih tinggi daripada SMA ringan. Pada
SMA berat clan SMA sedang, tingkat kejenuhanAI
sangattinggi yaitu 69.79% dan 61.59%, sedangkandi
SMA ringan tingkat kejenuhanAl lebih rendah yaitu
20.86%. Kandunganbara makro Ca, Mg, K dan Na
pada SMA berat tergolong sangat rendah sampai
sedang,pada SMA sedangclanringan tergolongsangat
rendah sampai tinggi. KandunganP total pada ketiga
lokasi pengujiantergolong tinggi sampaisangattinggi,
tetapi P tersediatergolongrendahsampaisedang(Tabel
1). Berdasarkannilai pH clan kandunganAldd, ketiga
lokasi pengujiandigolongkanmenjadi3 yaitu, Pindahan
Barn tergolong memiliki cekaman berat, Jajangkit
Timur memiliki cekamansedangdan Talaran memiliki
cekamanringan.

I
!!

i.II.l'

34

'-"

cC:"

~t~

Koesrinidan Eddy William

---

Bul. Agron. (32) (2) 33 - 38 (2004)

,

:'~

Tabel 1. Hasil analisis tanah percobaan di lahan sulfat masam Pindahan Barn, Jajangkit Timur daD Talaran-Barito
Kuala, pada MH 2003/04.

I

Sifat kirnia tanah

SMA berat

SMA sedang

SMA ringan

pH
C-organik
(H2O) (%)

9.27
3.60 (ST)
(SM)

3.56
19.42(SM)
(ST)

4.18
21.89(SM)
(ST)

N-total (%)
KTK (me/l00gr)
Ca(me/l00gr)
Mg(me/l00gr)
K (me/l00gr)
Na (me/l00gr)
Al (me/l00gr)

0.46 (S)
44.0 (ST)
1.38 (SR)
1.85(S)
0.40 (S)
0.18 (R)
8.80

0..26 (S)
30.0 (T)
0.76 (SR)
2.18(T)
0.38 (S)
0.11 (R)
5.50

0.47 (S)
36.5 (T)
1.86 (SR)
3.17(T)
0.56 (S)
0.10 (R)
1.50

P-Bray(ppmP)
P2O5(mgiiOO gr)
K2O (mg/l00 gr)
Kejenuhan Al (%)

15.13(R)
53.99 (T)
33.60 (S)
69.79 (ST)

23.18(S)
77.08 (ST)
27.67 (S)
61.59 (ST)

24.41(S)
84.19 (ST)
34.85 (S)
20.86 (R)

Analisis tanah akhir :
pH (H2O)
Aldd (me/l00 g)

4.02 (SM)
3.55

3.65 (SM)
1.60

4.47 (SM)
1.1

Analisistanahawal:

I

l

Keterangan: SMA = sulfat masam aktual; SMA berat = Pinciahan Barn; SMA sedang = Jajangkit Timur; SMA ringan =
Talaran-Sidomakmur; SR = sangat rendah; R =:rendah; S = sedang; T = tinggi; ST = sangat tinggi
Hasil Pengujian
H .1 b
.
d 2 MST
.ukk
asl 0 servasl pa a
menunJ an, rata-

perturnbuhan
bervigor.
B d

rata
daya
89 8 97 9

balk

.- .

tumbuh
0/
d

tanaman
.1 .

.
tInggl
boo

cukup

enganm al sk or pertu m

/0

.

.
yaltu
b

er

antara.
..

an ervanasl.

k

subur

daD seragam serta

h I b ...

'

agar

antar

tanaman

;

-ukk

_

an

galur

asl
yang

IJI menunJ
. ..
dIUJI,
antarlokasl

..

d
an

a
...

anya
daD

vanasl

-

mteraksl

.
1I
. 19 ( I
k
I
)
yaltu antara . sarnpal .
to eran-aga to elan .
Pertum buhan tanaman dI. SMA b erat reI atI.f kur ang b al.k

galur x lokasl (Tabel 2). Pada umumnya, keragaan basIl
..
.
.
galur semakm
balk dengan semakm
.
.. rendahnya tIngkat

.
~npada

cekaman
Imgkungan.
B4F4HW-192-01-321

-

.
perturnb~.an

tanaman

dl

~MA

sedang

?an

SMA

nngan. Pada kondlsl SMA berat terhhat adanya geJala
kl
. (d
k kun
.
)
d
kur
OTOSIS

aun

e

mgan

an

tanaman

d
se

ang

Akan
dan

tetapl
keragaan
B4F4HW-192-01-333

I b .h b .k d .
e

I

al

d h

anpa

a

basIl

di

.1d. SMA

asl

I

galur

'
nngan.

ang

bervigor. Pada kondisi SMA sedang dan SMA ringan
Tabel 2. lnteraksi galur/varietas kedelai pada 3 kondisi lingkungan pengujian SMA berat, SMA sedang dan SMA
ringan, MH 2003/04
.
Galur/vanetas

,

Hasil biji (kgiha)
SMA

berat

SMA

sedang

Rataan basil
SMA

ringan

(kgiha)

lndek
toleransl

1. Msc9234-D-3

1363.3e-k

1461.7 d-l

1893.4a-e

1572.8ab

0.72

2. B4F4HW-169-160
3.B4F4HW-192-01-321
4. B4F4HW-192-01-333
5. Msc 9112-D-4
6. Lawit
7. Menyapa
8. Tanggamus
9. Sibayak

1081.5 h-k
912.5ijk
889.9jk
1037.5 h-k
834.2 k
1 054.2 h-k
959.2 ijk
1061.7h-k

1265.9 f-k
1845.9a-e
1882.5 a-e
1273.3 f-k
1 105.9 g-k
1 538.4 c-h
1 155.9 f-k
2064.2abc

1692.5 b-f
1396.7d-j
1645.0b-g
1913.4 a-d
2086.7 ab
1 886.7 a-e
1 3~.6 e-k
2325.0a

1346.7 bc
1385.0bc
1472.5 b
1408.1 bc
1 342.3 bc
1 493.1 b
1 155.9 c
1816.9a

0.64
0.65
0.54
0.54
0.40
0.56
0.71
0.46

Rataan

1021.6 c

1510.4 b

1799.1 a

1443.7

0.57

CV (%)

.

15.0

KeragaanHasil clanDayaToleransiGenotipe...

35

..

T:"~'~"C.3~-~~~:;;;';~--"

--C:"-:':~
':~- c:o7c:

",~~:_:c
c:~;;:~£~'-~i'.tL...
-- -"',::)-

Bul. Agron. (32) (2) 33 - 38 (2004)

Berdasarkanuji rata-rata menunjukkanbahwa di
SMA berat semuagalur yang diuji merniliki daya basil
sarnadenganvarietascek (Lawit, Menyapa,Tanggamus
daDSibayak).Pada SMA sedang,keragaanbasil galur
B4F4HW-192-01~321daD B4F4HW-192-01-333lebih
tinggi daripada basil varietas Lawit, Menyapa daD
Tanggamus.Pada SMA ringan semuagalur menunjuk-

diperoleh dari membandingkanantara basil di SMA
berat dengan basil di SMA ringan. Nilai tersebut
merupakan ukuran relatif tingkat toleransi suatu
genotipe.Sernakintinggi nilai indek toleransi,sernakin
toleran genotipe tersebut.Diantara varietas yang diuji
varietas Tanggamus merniliki nilai indek toleransi
tertinggi. Varietas Tanggamus adalah varietas yang

kecuali galur B4F4HW-192-01-321lebih rendah daTi
varietas Lawit. Hasil biji di SMA berat secaranyata
lebih rendah daripada basil biji di SMA sedangdaD
ringan. Pada kondisi SMA berat rataan basil kedelai
hanya 1 022 kg/ha, di SMA sedang1 510 kg/ha daDdi

Tinggi tanarnanmenunjukkanadanyavariasi baik
antargaluryang diuji, antarlokasidaD interaksi galur x
lokasi (Tabel 3). Tinggi tanarnandi SMA berat secara
nyata lebih rendah daripada tinggi tanarnandi SMA
sedangdan ringan. Tinggi tanarnandi SMA berathanya
59.8Cm,di SMA sedang71.6 cm daDdi SMA ringan
72.3 cm. Tinggi tanarnanvarietas Menyapa tergolong
tinggi yaitu 77.5 cm daD secara nyata lebih tinggi
daripada galur B4F4HW-169-160 daD B4F4HW-19201-333. Varietas Menyapa merupakan varietas yang
dilepasuntuk adaptasidi lahanpasangsurut.

kanbasilsarnadenganvarietascekLawitdaDMenyapa,

dilepasuntukadaptasi
di lahankeringrnasam.

SMA ringan 1799 kg/ha. Keragaanbasil varietas
SibayakdaDgalur Msc 9234-D-3 tergolong paling baik
diantaragalur/varietaslainnya.
Nilai indek toleransigenotipeyang diuji bervariasi
antara0.40-0.72.Ni1ai tertinggi ditunjukkan oleh galur
Msc 9234-D-3 yaitu 0.72. Nilai indek toleransi

j
0;'
:

Tabel3. lnteraksigalur/varietas
kedelaipada3 kondisilingkunganpengujianSMA berat,SMA sedangdaDSMA
ringan,MH 2003/04

~,

1
'1

.
Galur/vanetas

i
I

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

f
I

Msc 9234-D-3
B4F4HW-169-160
B4F4HW-192-01-321
B4F4HW-192-01-333
Msc 9112-D-4
Lawit
Menyapa
Tanggamus
Sibayak

Rataan

SMA b
erat

Tinggi tanarnan(cm)
SMA d
Se ang

605 c-f
53.4 ef
51.6 f
55.0def
69.9 a-f
55.6 c-f
67.6b-f
54.9 def
69.8 a-f

64.1 c-f
65.0 c-f
75.1.a-e
57.1 c-f
74.9 a-e
87.8 ab
73.8 a-f
73.2 a-f
78.1 abc

59.8b

71.6a

CV (%)

i
!

SMA

Rataan(cm)

'

nngan

71.3 a-f
58.4 c-f
70.6 a-f
,76.7a-d
70.2

65.3 abc
58.9 c
65.8 abc
62.9bc

a-f

71.1ab

71.7 a-f
91.2 a
72.1 a-f
68.7 b-f

70.6 ab
77.5 a
66.7 abc
72.2 ab

72.3a

67.9

'12.7

Jumlah polong isi hanya berbeda diantara galur
yang diuji, sedangkanantarlokasidaDinteraksinyatidak
berbedanyata (Tabel 4). Hasil analisisuntuk berat 100
biji berbedabaik antargalur yang diuji dan antarlokasi,

sedangkaninteraksinya tidak nyata (Tabel 4). Galur
Msc 9234-D-3 merniliki berat 100 biji lebih bobot
daripadaberat varietascek daDberat semuagalur yang
diuji.

Tabel4. Jumlahpolong isi dan bobot 100biji 9 galur/varietaskedelaipada3 kondisi lingkunganpengujianSMA berat,
SMA sedangdaDSMA ringan, MH 2003/04
Galur/varietas
Jumlah alan isi
Bobot 100bi'i

..f'

i
.1:

1. Msc9234-D-3

23.6b

12.1a

n'

2. B4F4HW-169-160

31.2 ab

7.9 cd

1t

3. B4F4HW-192-01-321

32.8 ab

8.1 bcd

11

4.B4F4HW-192-01-333

25.7 ab

8.4 bc

31.3
ab

7.4de

If

.

5.Msc9112-D-4

23.5 b

6.Lawit

:;

7. Menyapa
8. Tanggamus

29.6ab
34.9a

6.8e
8.6bc

9. Sibayak
Rataan
CV(%\

32.6 ab
29.5

8.9 b
8.6

'!
!i

il

~'\'UJ

.

8.9 b

it
:~

'

34.2

J~.-

9.8
J.~

:r

j

36

Koesrinidan Eddy William

,
j !
!'

1:

'

.;
,-

~~

;;,~--

---~;;;f

~"-,,;:t;

Bul. Agron. (32) (2) 33 - 38 (2004)

i

~W"ff

PEMBAHASAN

!

;

I
I

i

Tingkat kemasaman tanah di ketiga lokasi
pengujiantergolongsangatmasam(pH