Kajian teknik pengambilan contoh dalam pemeriksaan kesehatan buah segar impor

KAJIAN TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH
DALAM PEMERIKSAAN KESEHATAN
BUAH SEGAR IMPOR

FERl ASTUTI

SEKOLAHPASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

PERNYATAANMENGENAITESISDAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Teknik Pengambilan
Contoh dalam Pemeriksaan Buah Segar lmpor adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Dafiar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Bogor, Februari 2009

Feri Astuti

A451064154

ABSTRACT
FERl ASTUTI. Analysis of Sampling Technique in the Health Inspection of
Imported Fresh Fruits. Under direction of HERMANU TRlWlDODO and ALI
NURMANSYAH.
In order to fulfil domestic demand of fresh fruit, Indonesia hasn't even
been able to be self sufficient. Total volume of fresh fruit import increased
sharply between 2003-2006. Consequently, this f a d gives rise to higher risk of
pest regulated introduction which means a threat for local fruit production. Plant
health inspection is needed to suppress this risk. An appropriate and accurate
sampling technique is, thus critical point to run the inspection procedure. This
research is aimed to assess sampling technique in health inspection of imported
fresh fruit. Research was performed through various including fresh fruit import
situation and its check out procedure. The assess was done by simple random
sampling technique simulation using Computer Microsoft excel program. Data
showed that apple, oranges and pears, are respectively imported fresh fruit with
higher to lower volume and frequency. Highest frequency fresh fruit import

record resulted on Tanjung Priok harbour. Intercept data 2006 and 2007 showed
no plant pest occurred. Fresh fruit recorded on seaport were shipped using
container equipped with refrigerator. The general sampling technique is simple
random sampling technique. Simulation result suggested that sampling with
maximum size (39), yet couldn't give the best result in detecting target pest.
Assumtion on boxes with fruit flies in 0,25% container (3 box) within population of
1127, the probability to find pest based on sampel size 39 was 11%. Meanwhile,
assumption on boxes with fruit flies 5% (56 boxes) within population of 1127
boxes, the probability to find pest with maximum sample size 39 was 89%.
Keywords: computer simulation, simple random sampling, sample size, fruit fly

FERl ASTUTI.
Kajian Teknik Pengambilan Contoh dalam Pemeriksaan
Kesehatan Buah Segar Impor. Dibimbing oleh HERMANU TRlWlDODO dan ALI
NURMANSYAH.
lndonesia merupakan negara pengimpor produk-produk hortikultura
terutama buah segar. Tingginya volume impor buah segar akan mengancam
kelestarian produk buah segar lokal yaitu meningkatnya ancaman risiko
masuknya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (lalat buah) yang dapat
merusak buah segar lokal. Pemeriksaan kesehatan terhadap impor buah segar

dilakukan untuk meminimalisasi risiko masuknya OPTK tersebut. Dalam
pemeriksaan kesehatan diperlukan teknik sampling khusus yang tepat sehingga
dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan lalat buah dalam buah yang
diimpor. Teknik sampling acak sederhana (simple random sampling) merupakan
salah satu teknik sampling yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ukuran sampel dalam Pengambilan
contoh buah segar impor sehingga nantinya diharapkan dapat digunakan
sebagai protocol dalam penyusunan pedoman pengambilan contoh buah segar.
Penelitian dilakukan dengan beberapa kajian diantaranya kajian situasi buah
segar impor, kajian prosedur pemeriksaan kesehatan buah segar impor, dan
kajian teknik pengambilan contoh dengan simulasi komputer. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis buah yang mempunyai volume dan frekuensi tertinggi
pada tahun 2006 dan 2007 adalah buah apel, jeruk dan pir. Buah segar yang
masuk ke wilayah Indonesia terutama buah apel, jeruk dan pir sebagian besar
berasal dari negara Cina. Pintu pemasukan buah segar yang mempunyai
frekuensi impor buah segar tertinggi adalah melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
Buah segar diimpor menggunakan kontainer yang telah dilengkapi dengan
sarana pendingin (refrigerator). Hasil simulasi statistik dengan program Microsoft
excel menunjukkan bahwa ukuran sampel 1 sampai 39 belum dapat mendeteksi
kotak berlalat buah dalam kontainer dengan akurat. Untuk dapat mendeteksi

kotak berlalat buah diperlukan ukuran sampel yang lebih besar dari 39.
Pengambilan contoh dengan ukuran sampel 1-3 kotak setiap kontainer
memberikan peluang kotak berlalat buah terdeteksi sebanyak 0-1%. Ukuran
contoh optimum pada populasi 0,25% kotak berlalat buah dengan tingkat
kesalahan 1% adalah 96. Untuk dapa mendeteksi keberadaan kotak berlalat
buah yang populasinya rendah (0,25%) dengan tingkat kepercayaan 95% dan
ukuran contoh optimumyang diperlukan
batas kesalahan maksimum sebesar I%,
adalah 96 kotak. Ukuran contoh optimum yang diperlukan dalam pengarnbilan
sampel tergantung dari tingkat kesalahan yang diinginkan.
Keyword: simulasi komputer, teknik sampling acak sederhana, ukuran contoh
dan lalat buah

O Hak Cipta milik IPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang rnengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa rnencanturnkan
Pengutipan hanya untuk kepentingan
atau rnenyebutkan surnbernya.
pendidikan, penelitian, penulisan karya ilrniah, penyusunan laporan, penulisan
kritik, atau tinjauan suatu rnasalah; dan pengutipan tersebut tidak rnerugikan

kepentingan yang wajar 1PB
Dilarang rnengurnumkan dan rnernperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis
dalarn bentuk apapun tanpa izin IPB

KAJIAN TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH
DALAM PEMERIKSAAN KESEHATAN
BUAH SEGAR IMPOR

FERl ASTUTI

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains Pada
Program Studi EntomologilFitopatologi

SEKOLAHPASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009


Judul Tesis
Nama
NRP

: Kajian Teknik Pengambilan Contoh dalam Pemeriksaan
Kesehatan Buah Segar lmpor
: Feri Astuti
: A451064154

Disetujui:
Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Entomologi IFitopatologi


Tanggal ujian:

2 0 FEfi

ao9

n Sekolah Pasca Sarjana

Tanggal Lulus:

2 7 FEB 2009

PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SVVT atas segala rahmat dan
hidayah yang telah dikaruniakan dengan tiada terhingga kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penelitian ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Pasca
Sarjana, lnstitut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan di Badan Karantina
Pertanian, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok dan Departemen
Proteksi Tanaman, lnstitut Pertanian Bogor, dari Bulan Juli 2008 hingga Januari

2009.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Hermanu Triwidodo,
MSc. dan Dr. Ir. Ali Nurmansyah MSi. selaku komisi pembimbing atas segala
bimbingannya dalam penyusunan tesis ini. Ucapan terima kasih juga kami
ucapkan kepada lbu lr. Ummu Salamah Rustiani, MSG dan rekan-rekan
rnahasiswa pasca sarjana program khusus S2 Karantina Pertanian yang telah
memberikan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan tesis ini.
Penghargaan penulis sampaikan kepada Kepala Badan Karantina
Pertanian yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti program
Magister Sains pada Program Studi Entomologi-Fitopatologi serta seluruh
jajaran Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB serta seluruh
petugas Karantina khususnya di kantor Karantina Tumbuhan Graha Segara atas
bantuan dan kerjasamanya. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan kepada
seluruh keluarga penulis atas doa, dukungan, perhatian dan kesabaran hingga
studi ini lancar.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2009

Feri Astuti


Riwayat Hidup
Penulis dilahirkan di Slernan, Yogyakarta pada tanggal 16 Desernber 1979
sebagai anak ketiga dari pasangan Trubus Purnomohadi (Alm) dan Lasinem.
Penulis merupakan putra ketiga dari tiga bersaudara.
Setelah tamat dari SMUN 10 Yogyakarta pada tahun 1998 penulis
rnelanjutkan ke Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada Jurusan Hama dan
Penyakit Turnbuhan, Fakultas Pertanian. Gelar Sarjana Pertanian diperoleh
pada tahun 2003.
Sejak tahun 2005, penulis rnenjadi Pegawai Negeri Sipil di Badan Karantina
Pertanian dan ditempatkan di Unit Pelaksana Teknis Stasiun Karantina
Tumbuhan Kelas I Pontianak, dan sekarang rnenjadi Balai Karantina Pertanian
Kelas I Pontianak. Pada tahun 2007, penulis rnernperoleh beasiswa pendidikan
Pasca Sarjana dari Badan Karantina Pertanian, Departernen Pertanian pada
Program Studi Entornologi-Fitopatologi, Sekolah Pasca Sarjana, lnstitut
Pertanian Bogor. Selarna rnenernpuh pendidikan 52, penulis ditugaskan sebagai
staf Sub Bidang Benih dan Benda Lain Irnpor, Bidang Impor, Pusat Karantina
Turnbuhan, Badan Karantina Pertanian.
Saat ini, penulis telah rnenikah dengan Budiyanto, dan telah dikaruniai satu
orang anak: Keisha Kayana Aqilabudi (2 bulan).


DAFTAR IS1

DAFTAR GAMBAR................. .
.
....................................................

Halaman
xi

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................

xii

PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................
Tujuan........................................................................................
Manfaat......................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Lalat buah..................................................................................
Metodologi pengambilan sampel.................. .

.
......................
Metodologi Pengambilan contoh di Karantina...........................
Metode sampling di USA dan Taiwan........................................
lmpor buah segar.......................................................................
Tempat dan Waktu .....................................................................
Metode......................................................................................
HASlL DAN PEMBAHASAN
Kondisi impor buah segar di Indonesia......................................
Prosedur irnpor buah segar Indonesia.......................................
Kajian teknik pengambilan contoh terhadap buah segar impor.
KESIMPULAN DAN SARAN......................

..............................
.
.

......................................................
DAFTAR PUSTAKA.............
.
LAMPIRAN......................................................................................

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Bagan prosedur simulasi teknik pengambilan contoh...............
Distribusi persentase frekuensi impor buah segar tahun 2006
(A, N=12.598) dan tahun 2007 (B, N=l5.198) ...........................
Distribusi persentase volume buah segar tahun 2006 (A, N=)
dan 2007 (B, N=308.784.226)...................................................
Persentase frekuensi pemasukan buah ape1 (A), jeruk (B),
dan Pir (C) berdasarkan negara pengekspor........................
Distribusi frekuensi impor buah segar berdasarkan pintu
pemasukan tahun 2006 (A) dan 2007 (B)............................
Kontainer 40 feet yang digunakan untuk impor buah segar
dan kontainer 20 feet .................................................................
Susunan kotak buah ape1 (A) dan buah pir (B) di dalam
kontainer....................................................................................
Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukan kotak
berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 0,25% pada
buah ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C)............................................
Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukan kotak
berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 0,5% pada
buah ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C) ............................................
Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukan kotak
berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 1% pada
buah ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C)............................................
Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukan kotak
berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 2,5% pada
buah ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C)............................................
Selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukan kotak
berlalat buah pada populasi kotak berlalat buah 5% pada
buah ape1 (A), jeruk (B) dan pir (C)............................................
Peluang ditemukan kotak berlalat buah pada apel, jeruk dan
pir pada populasi kotak berlalat buah 0,25% (A), 0,5% (B), 1%
(C), 2,5% (D)dan 5% (E)............................................................

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lalat buah yang masuk dalam daftar OPTK beserta daerah
sebar pada buah ape1 (Pyrus malus) ........................................

40

Lalat buah yang masuk dalam datlar OPTK beserta daerah
sebar pada buah jeruk (Citrus sp.) ............................................

42

Lalat buah yang masuk dalam daftar OPTK beserta daerah
sebar pada buah pir (Pyrus communis) ....................................

44

Frekuensi dan volume impor buah segar tahun 2006 dan
2007...........................................................................................

46

lmpor buah segar pada tujuh pintu pemasukan di Indonesia....

47

Jenis dan frekuensi buah segar lmpor berdasarkan negara
pengirim 2006 dan 2007............................................................

48

Rata-rata dan Galat baku kotak berlalat buah terambil pada
simulasi pengambilan contoh acak sederhana pada buah ape1

50

Rata-rata dan Galat baku kotak berlalat buah terambil pada
simulasi pengambilan contoh acak sederhana pada buah
jeruk ............................................................................................

51

Rata-rata dan Galat baku kotak berlalat buah terambil pada
simulasi pengambilan contoh acak sederhana pada buah pir...

52

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini dalam rangka memenuhi kebutuhan penduduk akan konsumsi
buah segar,

lndonesia masih mengimpor produk-produk hortikultura tersebut

(Sumarno 2005). Berdasarkan data dari Departernen Pertanian (2008), total
impor buah-buahan terus meningkat. Selama periode 2003-2006, volume impor
mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu dari 228.447.156 kg pada tahun
2003 menjadi 427.484.330 kg pada tahun 2006. Jenis-jenis buah impor yang
banyak masuk ke lndonesia antara lain adalah anggur, apel, kiwi, jeruk, dan
durian (Sulaevi 2000).
Peningkatan impor buah-buahan ke dalam wilayah Republik lndonesia
tersebut dapat meningkatkan risiko masuknya organisme pengganggu tumbuhan
(OPT) yang belum ada di lndonesia atau lebih dikenal dengan sebutan
organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK). Menurut Deptan (2006),
OPTK adalah organisme pengganggu tumbuhan yang belum ada di lndonesia
dan dicegah pemasukannya ke dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Masuknya OPTK tersebut dapat mengancam kelestarian produk hortikultura lokal
terutama buah-buahan segar. Jenis buah lokal yang mulai berkurang adalah
jeruk brastagi, ape1 malang dan durian petruk (Sulaevi 2000).
Lalat buah rnerupakan salah satu jenis OPT yang dilaporkan banyak
menimbulkan kerusakan pada tanaman hortikultura terutama buah-buahan dan
sayuran. Serangga tersebut menyerang buah pada saat masih dalam fase larva
dengan menggigit daging buah dan menyebabkan buah membusuk dan akhirnya
buah jatuh dari pohon sebelum matang. Lalat buah tersebut menyerang lebih
dari 100 jenis tanaman hortikultura (Kalshoven 1981). Beberapa jenis lalat buah
termasuk OPTK yang dicegah pemasukannya kedalam wilayah negara
Indonesia.

Lalat buah yang termasuk dalam daftar OPTK tersebut sangat

berbahaya. Lalat buah tersebut apabila masuk ke suatu area baru dan mampu
berkolonisasi (established) rnaka akan lebih berbahaya dan lebih tinggi daya
rusaknya dibandingkan dengan lalat buah lokal.
Tindakan perneriksaan dan pengawasan yang tepat terhadap buah segar
impor sangat diperlukan untuk mencegah masuknya lalat buah asing yang
termasuk dalam OPTK ke dalam wilayah negara lndonesia.

Pelaksanaan

pengawasan dan pemeriksaan terhadap impor buah segar saat ini dilaksanakan

oleh instansi pernerintah yaitu Pusat Karantina Turnbuhan, Badan Karantina
Pertanian, Departemen Pertanian. Pelaksanaan di pelabuhan dilakukan oleh
petugas Karantina Turnbuhan yang rnerupakan pegawai dari Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Karantina Tumbuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Pusat
Karantina Tumbuhan tersebut berpedornan pada Undang-undang No. 16 tahun
1992 teniang Karantina Hewan, lkan dan Turnbuhan serta Peraturan Pernerintah

(PP) No. 14 tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan. Salah satu tugas yang
diarnanatkan oleh Undang-undang tersebut adalah rnelakukan perneriksaan
kesehatan untuk rnernastikan bahwa buah yang masuk telah mernenuhi
persyaratan kesehatan yang telah ditentukan.
Selarna ini perneriksaan kesehatan buah segar irnpor tidak dikenakan
pada seluruh buah yang dikirirn rnelainkan dengan pengarnbilan contoh
(sampel). Beberapa alasan dilakukannya pengarnbilan contoh tersebut adalah
(a) populasi kotak buah dernikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak
mungkin seluruh kotak diperiksa; (b) keterbatasan waktu pemeriksaan, biaya,
dan sumber daya manusia, (c) bahkan kadang perneriksaan yang dilakukan
terhadap sarnpel dapat lebih dipercaya daripada terhadap seluruh populasi,
akibat dari kekeliruan yang disebabkan oleh kelelahan fisik dan mental petugas.
Untuk rnenjarnin kredibilitas hasil perneriksaan, pengambilan contoh harus
dilakukan menurut suatu prosedur baku dan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, sebagai akibatnya, dengan adanya prosedur pengarnbilan contoh
buah impor ini, pengarnbilan contoh buah di satu pintu pernasukan ke pintu
pernasukan lainnya dapat dilakukan secara seragarn. Namun dernikian, sarnpai
saat ini prosedur baku tentang teknik pengambilan contoh buah segar irnpor ini
masih belurn tersusun.
Tujuan Penelitian
Mengkaji rnetode pengambilan contoh buah dalam pemeriksaan
kesehatan buah segar irnpor dan rnenentukan ukuran contoh yang tepat dalam
mendeteksi keberadaan OPTK.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat rnemberikan informasi tentang teknik
pengambilan contoh yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalarn
penyusunan pedornan teknik pengambilan contoh buah segar impor.

TINJAUAN PUSTAKA
Lalat Buah
Lalat buah (ordo Diptera, farnili Tephritidae), terdiri dari 4000 spesies yang
terbagi dalarn 500 genus. Tephritidae rnerupakan farnili terbesar dari ordo
Diptera dan rnerupakan salah satu farnili yang penting karena secara ekonorni
sangat rnerugikan. Farnili Tephritidae rnerniliki beberapa subfamili. Dacinae
merupakan subfarnili yang terkenal sebagai harna lalat buah. Dacinae dibagi
rnenjadi dua genus yaitu Dacus (Fabricus) dan Bactrocera (Macquart) (Siwi et a1
2006). Sekitar 35% lalat buah menyerang buah yang berkulit lunak dan tipis.
Disarnping rnenyerang buah yang berkulit lunak sekitar 40% larva lalat buah
berkembang pada bunga Asteraceae.

Dan sebagian yang lain hidup pada

tanarnan farnili lainnya sebagai pengorok daun, batang dan akar. Kebanyakan
lalat buah ini bersifat fitofag (Ortiz et a1 1986).
Kebanyakan larva dari lalat buah yang rnernpunyai nilai ekonorni penting
berada pada daging buah yang rnasak atau setengah rnasak. Larva berwarna
putih kekuningan, berbentuk bulat panjang dan salah satu ujungnya runcing
(White & Harris 1992).

Larva yang kecil rnerupakan tipe belatung Diptera

dengan panjang tidak lebih dari 1 crn, dan lebih terkenal karena kernarnpuannya
rnelornpat. Lalat buah ini sering diternukan berada pada daun atau bunga pada
siang hari.

Penarnpilan dari lalat buah ini sering beraneka ragarn narnun

perbedaan khususnya seringkali sangat kecil dan sulit untuk diklasifikasikan.
Akhir-akhir ini berbagai jenis

lalat buah ini dapat diidentifikasi dengan kunci

identifikasi. Telur lalat buah umurnnya berwarna putih kekuningan berbentuk
bulat panjang (CAB1 2007). Telur seringkali diletakkan secara rnengelornpok di
bawah kulit atau didalarn kulit yang luka pada perrnukaan buah. Bekas luka
yang hitam secara urnurn dapat terlihat pada ternpat peletakan telur. Setelah
larva rnenggigit daging buah rnaka biasanya buah akan segera membus~kdan
selanjutnya akan rnenyebabkan buah jatuh

sebelurn rnatang. Seluruh

perkembangan larva berada didalarn buah dan hanya pada fase pupa yang
berada pada perrnukaan tanah. Secara urnurn jenis lalat buah ini berkernbang
selarna 18 hari (Kalshoven 1981).
Beberapa jenis lalat buah terrnasuk dalarn daftar OPTK kategori A l , yaitu
organisme pengganggu tumbuhan yang belurn ada didalarn wilayah negara
Indonesia dan dicegah pernasukannya ke dalam wilayah negara Republik

Indonesia.

Lalat buah yang termasuk OPTK kategori A1 tersebut antara lain
pada buah ape1 (Pyrus malus) adalah Anastrepha fraterculus, A. ludens, A.
serpentina, A. suspensa, Bactrocera jarvisi, B tryonii, Ceratitis capitata, C. rosa,
Rhagolestis cerasi, R. cingulata, R. fausta, R. pomonella, dan Rioxa pornia.
OPTK yang terdapat pada buah jeruk (Citrus sp.) adalah: Anastrepha fraterculus,
A. ludens, A. serpentina, A. suspensa, Bactrocera jarvisi, B. caryeae, B.
passiflorae, 5.kandiensis, B. curvipennis, 5.philipinensis, B. psidii, B tryonii, 5.
tsuneonis, Ceratitis capitata, C. cosyra, C. quinaria, C rosa, dan Rioxa pornia.
Sedangkan pada buah pir (Pyrus communis) adalah Anastrepha fraterculus, A.
ludens, A. suspensa, A. obligua, A. suspensa Bactrocera jarvisi, B. tryonii,
Ceratitis capitata,C. rosa, Rhagoletis cerasi, R. cingulata, R. fausta, R. pomonella
dan Rioxa pornia (Deptan 2006).
Farnili Tephritidae hampir ada di seluruh daerah di dunia kecuali
Antartica.

Genus utarna dari lalat buah yang harus dibatasi penyebarannya

diantaranya (White & Harris 1992):
a. Anastrepha spp. menyerang berbagai buah di wilayah Amerika selatan,
Tengah dan lndia Barat, spesies ini rnampu bertahan dan berkembang di
daerah diluar wilayah tersebut;
b.

Bactrocera spp. (sebelurnnya terdiri dari Dacus), rnerupakan lalat buah asli
Asia Tropik, Australia, dan daerah Pasifik Selatan. Salah satu dari genus
ini berasosiasi dengan bunga dan buah dalarn famili Cucurbitaceae, dan
genus yang lainnya berasosiasi dengan inang yang luas terutarna pada
hutan tropik yang lembab.

c. Ceratitis spp. rnenyerang inang yang luas pada buah dan merupakan lalat
buah asli

Afrika tropik. Ceratitis capitata telah berkembang di seluruh

penjuru dunia, kecuali Asia, dan pada saat meledak di Amerika Utara lalat
buah ini telah dieradikasi.
d. Harnpir seluruh spesies Dacus spp. berasosiasi dengan bunga dan buah
pada famili Cucurbitaceae. spesies ini banyak di ternukan di Afrika. D.
ciliatus rnenjadi berkembang di Subkontinen lndia dan Pulau India.
e. Rhagoletis spp. diternukan di Arnerika Selatan, Amerika Tengah, Eropa dan
Arnerika Utara. Kebanyakan dari spesies ini terdapat pada Solanaceae,
dimana kebanyakan spesies ini berasosiasi dengan buah yang masih satu
farnili dan jarang sekali satu genus. Yang paling penting dari spesies ini

adalah berasosiasi dengan Rosaceae dan mempunyai potensi untuk
berkembang di daerah baru.
Pemasukan jenis lalat buah baru sangat berbahaya bagi kelestarian buah
lokal di Indonesia. Salah satu jenis tersebut misalnya Mediterranean fruit fly
Ceratitis capitata.

Mediterranean fruit fly (Medfly),

Ceratitis capitata

(Diptera:Tephritidae) merupakan salah satu hama yang paling serius menyerang
buah di dunia. Lalat buah ini menyerang lebih dari 300 jenis tanaman.
Banyaknya populasi hama ini ditentukan oleh jumlah dan ketersediaan inang
serta ditentukan oleh kondisi lingkungan terutama suhu dan kelembaban (Ortiz et
a1 1986).
Metode Pengambilan Contoh
Teknik pengambilan contoh
Sampling (pengambilan contoh) adalah mengumpulkan informasi dari
sebagian unsur-unsur suatu populasi.

Secara umum, ada dua jenis teknik

pengambilan contoh yaitu, contoh acak (random sampling atau probability
sampling) dan contoh tidak acak (nonrandom sampling atau nonprobability
sampling) (Cochran 1977). Beberapa teknik yang termasuk dalam contoh acak
(random sampling) adalah contoh acak sederhana, contoh acak berlapis, contoh
gerombol,

contoh

sistematik,

dan

contoh wilayah.

Sedangkan teknik

pengambilan contoh yang termasuk dalam contoh tidak acak antara lain adalah
contoh yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan (convenience sampling),
contoh yang dipilih dengan maksud atau tujuan tertentu (purposive sampling),
bentuk dari contoh berlapis secara proporsional, namun tidak dipilih secara acak
melainkan secara kebetulan (quota sampling) dan snowball sampling (Usman
2006).
Diantara kelima teknik pengambilan contoh acak diatas, umumnya hanya
dua teknik yang paling banyak dipakai, yaitu contoh acak sederhana dan contoh
sistematis. Contoh acak sederhana adalah suatu teknik pemilihan contoh yang
sedemikian rupa sehingga setiap unsur dalam populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih, dan setiap ukuran contoh n mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih (Mulyono 2006). Sedangkan contoh sistematis adalah
metode pemilihan contoh yang mengambil setiap unsur ke-k dalam populasi
dengan titik awal ditentukan secara acak diantara k unsur yang pertama
(Walpole 1997).

Menurut Supranto (2001) terdapat dua kriteria untuk menentukan contoh
yang baik.

Kriteria pertama adalah akurasi atau ketepatan, yaitu tingkat

ketidakadaan bias (kekeliruan) dalam contoh. Kriteria yang kedua adalah presisi.
Dalam setiap pengambilan contoh senantiasa melekat kesalahan-kesalahan,
yang dikenal dengan nama sampling error Presisi diukur oleh simpangan baku
(standard error). Makin kecil perbedaan di antara simpangan baku yang
diperoleh dari contoh (S) dengan simpangan baku dari populasi makin tinggi pula
tingkat presisinya.
Menurut Cochran (1991) dalam survei contoh terdapat beberapa tahapan
penting adalah: tujuan survei yaitu dalam survei harus mengandung sebuah
pernyataan yang jelas sehingga dapat memudahkan pengambilan contoh,
populasi yang disampelkan yaitu kumpulan dari obyek yang akan diambil
contohnya, data yang dikumpulkan yaitu data yang sssuai dengan tujuan dan
tidak ada data pokok yang dihilangkan, tingkat ketelitian yang diinginkan, metode
pengukuran, kerangka (frame) yaitu sebelum dilakukan pengambilan contoh,
populasi harus dibagi dalam bagian-bagian yang disebut unit pengambilan
contoh, pemilihan contoh, uji pendahuluan, organisasi lapangan, ringkasan serta
analisis data, dan keterangan yang bermanfaat untuk survei mendatang.
Menurut Walpole (1997) dalam berbagai ilmu pengetahuan telah
dikembangkan berbagai cara untuk mensimulasi nilai-nilai suatu peubah acak
yang berkaitan dengan suatu percobaan statistik. Pensimulasian nilai-nilai suatu
peubah acak dapat dicapai dengan memberikan bilangan-bilangan pada nilai
peubah acak sehingga tidak mengubah peluang setiap kemungkinan hasil
percobaan. Sebaran pengambilan contoh adalah sebaran peluang suatu statistik.
Sebaran pengambilan contoh bergantung pada ukuran populasi, ukuran contoh,
dan teknik pengambilan contohnya.
Ukuran contoh

Untuk dapat memperoleh ukuran contoh yang tepat dalam pengambilan
ukuran contoh diperlukan pertimbangan antara lain (1) praktis, artinya bahwa
pertimbangan tersebut menyangkut unsur-unsur biaya, waktu, tenaga, dan
kemampuan. (2) ketepatan, yaitu semakin kecil kita memilih taraf signifikansi
atau a maka semakin banyak anggota contoh yang diperlukan (Usman 2006).
Selain itu terkait dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan, ada
beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan juga yaitu, (1) derajat

keseragaman, (2) rencana analisis, (3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia.
Makin tidak seragam sifat atau karakter setiap elemen populasi, makin banyak
contoh yang harus diambil. Jika rencana analisisnya mendetail atau rinci maka
jumlah contoh harus banyak juga (walpole 1977).
Metodologi Pengambilan Contoh d i Karantina
Metodologi sampling digunakan oleh NPPO (National plant Protection
convention) dalam ha1 ini Badan Karantina Pertanian dalam memilih contohuntuk
pemeriksaan kiriman suatu komoditas yang dilalulintaskan. Metodologi sampling
ini mengandung beberapa parameter diantaranya: acceptance level (tingkat
penerimaan), level of detection (tingkat deteksi),

confidence level

kepercayaan), efikasi dari deteksi dan ukuran contoh.

(tingkat

Aplikasi dari teknik

pengambilan contohberdasarkan statistik diantaranya adalah simple random
sampling (contohacak sederhana), systematic sampling (contohsisematik),
stratified sampling (contohstratifikasi), clustered sampling (contohkluster), akan
rnenghasilkan tingkat kepercayaan statistik. Metode sampling lain yang tidak
berdasarkan statistik diantaranya adalah convenience sampling, haphazard
sampling atau selective sampling, dapat menghasilkan data yang valid dalam
menentukan keberadaan atau ketiadaan OPTK (IPPC 2008).
Metode Pengambilan Contoh d i USA dan Taiwan
Pengambilan contoh terhadap buah segar impor di USA biasanya
dilakukan dengan teknik contohacak.

Untuk menentukan ukuran contoh

biasanya menggunakan tabel hipergeometri. Apabila jumlah karton yang dikirim
3,940 maka ukuran contoh yang diarnbil adalah sebanyak 29 karton. Contoh
tersebut diambil dari arah depan, tengah dan bagian belakang dari tumpukan. Di
Taiwan persyaratan pengambilan contoh buah segar yang diimpor dari Australia
harus diperiksa secara acak dari sernua buah segar yang dikirim dengan ukuran
contoh minimal 2% dari seluruh buah segar yang dikirim (Crowther 2006).
lmpor Buah segar
Buah segar merupakan salah satu produk tumbuhan yang menjadi media
pembawa OPTK.

Oleh karena itu, importasi buah segar harus memenuhi

beberapa persyaratan. Berdasarkan UU No. 16 Tahun 2002 tentang Karantina
Tumbuhan, tiga persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh,pihak pengimpor

adalah bahwa buah segar yang dikirim harus (a) dilengkapi Sertifikat Kesehatan
Tumbuhan dari negara asal dan negara transit, (b) melalui tempat-tempat
pemasukan yang telah ditetapkan,(c) dilaporkan dan diserahkan kepada Petugas
Karantina Tumbuhan di tempat-tempat pemasukan untuk keperluan tindakan
karantina tumbuhan (Deptan 2006).
Selain persyaratan umum, buah segar yang diimpor harus memenuhi
beberapa persyaratan khusus atau persyaratan teknis seperti yang tercantum
dalam Permentan No. 37 Tahun 2006 tentang Persyaratan Teknis dan Tindakan
Karantina Tumbuhan untuk Pemasukan Buah-buahan dan atau Sayuran Buah
Segar ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

Persyaratan teknis

tersebut adalah bahwa: ( 1 ) buah-buahan berasal dari area produksi yang bebas
dari infestasi OPT, (2) buah-buahan yang berasal dari area produksi yang tidak
bebas dari infestasi OPT harus diberi perlakuan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, (3) buah-buahan dikemas menggunakan karton dan atau plastik, dan
diangkut dengan peti kemas yang diberi

pendingin, dilakukan pemeriksaan

kesehatan di tempat pemasukan untuk memastikan buah-buahan tersebut bebas
OPTK dan (5) harus melalui salah satu dari ketujuh pintu masuk berikut:
Pelabuhan Laut (PL) Tanjung Priok, Jakarta, (PL) Tanjung Perak, Surabaya,
(PL)Belawan Medan, (PL) Batu Ampar, Batam, Bandar udara (BU) SoekarnoHatta, Jakarta, (BU) Ngurah Rai, Denpasar, dan (PL) Makassar.
Perlakuan karantina terhadap buah-buahan dan atau sayuran buah segar
impor terdiri dari tiga jenis, yaitu pendinginan (cold treatment), vapour heat
treatment, dan fumigasi dengan Metil Bromide (CH3Br). Perlakuan pendinginan
digunakan untuk membunuh lalat buah sasaran: Mediterranean fruitfly (Ceratitis
capitata wied), Anastrepha spp., dan Rhagoletis spp., Queensland fruiffly
(Bactrocera tryoni Frogg), Bactrocera spp., dan Rioxa spp. Perlakuan vapour
heat treatment digunakan untuk membunuh lalat buah sasaran Mediterranean
fruiffly (Ceratitis capitata) dan Bactrocera spp. poda suhu 44,4'

C dan

Anastrepha spp. dengan suhu 44,3 O C. Perlakuan fumigasi digunakan untuk
membunuh semua species lalat buah (Deptan 2006).

METODOLOGI
Tempat dan Waktu
Penelitian di laksanakan di Badan Karantina Pertanian, Balai Besar
Karantina Tumbuhan Tanjung Priok, dan Departemen Proteksi Tanaman, lnstitut
Pertanian Bogor pada bulan Juli 2008 hingga Januari 2009.
Metode Penelitian
Kajian Situasi Buah Segar lmpor
Kajian ini bertujuan untuk melihat jenis-jenis buah segar yang diimpor,
frekuensi dan volume, negara pengirim, pintu pemasukan, alat angkut dan data
intersepsi impor buah segar ke dalam wilayah Indonesia. lnformasi tentang
keenam ha1 di atas diperoleh dari Laporan Tahunan Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Karantina Pertanian untuk tahun 2006 dan 2007. Laporan Tahunan tahun
2008 tidak tersedia pada saat kajian ini dilaksanakan.

UPT yang ditunjuk

sebagai pintu pemasukan resmi bagi pemasukan buah dan sayuran buah segar
adalah seperti yang terdaftar dalam Permentan No. 37 Tahun 2006.
Kajian Prosedur Pemeriksaan Kesehatan Buah Segar lmpor
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengkaji prosedur yang dilakukan
dalam pemeriksaan terhadap kiriman buah segar yang masuk ke wilayah
Indonesia. Kajian ini dilaksanakan dengan melakukan survei di Kantor Karantina
Tumbuhan Graha Segara, Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok.
Survei dilakukan dengan mengamati secara langsung pemeriksaan kesehatan
buah segar impor oleh petugas Karantina Tumbuhan.

Selain prosedur

pemeriksaan kesehatan, informasi lain yang dicatat dalam kegiatan ini adalah
penerapan persyaratan umum dan persyaratan khusus impor buah segar,
perlakuan buah s e g x impor, jumlah kotak buah dalam kontainer, metode
pengambilan contoh, dan ukuran sampel yang digunakan dalam pengambilan
contoh.
Kajian Teknik Pengambilan Contoh
Kajian teknik pengambilan contoh dilakukan dengan simulasi komputer
menggunakan piranti lunak Microsoft Excel. Simulasi pengambilan contoh
dilakukan menggunakan metode pengambilan contoh acak sederhana, dengan

mencoba 20 macam ukuran contoh (n), yaitu n= 1, 3,5,7,9,11, 13,15,17,19,

21, 23, 25, 27, 29, 31, 33, 35, 37, 39. Pengambilan contoh pada berbagai
ukuran contoh tersebut diambil dari 5 macam kondisi populasi, yaitu 0,25%,

0,5%, I%, 2,5% dan 5% kotak buah yang mengandung lalat buah. Kelima
macam kondisi populasi kotak buah ini dibuat melalui pembangkitan bilangan
acak dari sebaran Poisson sebanyak seratus kali untuk setiap populasi. Pada
setiap kali pengambilan contoh dicatat jumlah kotalc berlalat buah dan tidak
berlalat buah. Setelah seratus kali pengambilan, kemudian dihitung rata-rata
dan simpangan baku dari banyaknya kotak berlalat buah yang terpilih.
Disamping itu, juga dihitung besarnya peluang mendapatkan kotak berlalat buah
pada berbagai ukuran contoh yang dianalisis.

Bias dari masing-masing

pengambilan contoh ditentukan dari 100 kali pengambilan contoh. Dari 100 kali
pengambilan contoh kemudian dapat ditentukan untuk mendapatkan besarnya
bias dari masing-masing ukuran contoh tersebut. Bagan dari prosedur simulasi
diatas dapat dilihat pada Gambar 1. Simulasi dilakukan pada 3 jenis buah yang
mempunyai frekuensi dan volume tertinggi.
Berdasarkan data rata-rata dan simpangan baku banyaknya kotak
berlalat buah, grafik selang kepercayaan 95% bagi rata-rata ditemukannya kotak
berlalat buah di buat untuk ke-20 ukuran contoh yang dianalisis.

Grafik ini

dimaksudkan untuk melihat perbedaan hasil pendugaan jumlah kotak berlalat
buah pada berbagai ukuran contoh yang dianalisis. Keakuratan contoh dalam
menduga jumlah kotak berlalat buah ditentukan dengan melihat besarnya bias
dari setiap ukuran contoh. Bias adalah perbedaan antara hasil dugaan contoh
dengan nilai populasinya (jumlah kotak berlalat buah sesungguhnya).

Uji

terhadap perbedaan hasil dengan contoh dengan nilai populasi ini dilakukan
dengan uji Z menggunakan Minitab versi 14.0
Disamping ketiga analisis diatas, dalam penelitian ini juga dianalisis
besarnya ukuran contoh optimum yang diperlukan untuk dapat menduga
keberadaan OPTK lebih tepat.

Penentuan ukuran contoh optimum tersebut dilakukan dengan rumus:

dimana:

n = Ukuran contoh optimum;
P = Proporsi kotak berlalat buah sesungguhnya didalam kontainer;
E = Tingkat kesalahan yang diinginkan;
Z = Tingkat kepercayaan yaitu 95%.

Asumsi populasi kotak berlalat buah dalam kontainer:
0,25%, 0,5%,1%, 2,5% dan 5%

Pengambilan contoh dengan berbagai ukuran contoh
1,3,5,7,9,11,13,15,17,19
21,23,25,27,29,31,33,35,37,39

Jumlah kotak berlalat buah untuk masingmasing ukuran contoh

n
Rata-rata dan Galat baku
Peluang kotak berlalat buah terdeteksi

Gambar 1 Bagan prosedur simulasi teknik pengambilan contoh

HASlL DAN PEMBAHASAN
Situasi Buah Segar lrnpor di Indonesia.
Berdasarkan data impor buah segar dari tujuh pintu pemasukan yang
ditunjuk diperoleh bahwa jenis buah segar yang diimpor pada tahun 2006 dan
2007 adalah apel, jeruk, pir, anggur, durian, kelengkeng, buah naga, longan, leci,
mangga, kiwi, almond, stroberi, nanas, melon, tamarind, lawang, arbei, aprikot,
jambu air, ceri, dan mentimun.

Dari ke-22 jenis buah impor diatas, terdapat 3

jenis buah mempunyai frekuensi impor tertinggi yaitu apel, jeruk dan pir masingmasing dengan persentase frekuensi impor sebesar 29%, 19%, dan 18% dari
sebanyak 12.598 kali impor pada tahun 2006 (Gambar 2A) dan sebesar 32%,
20%, dan 20% dari sebanyak 15.198 kali impor pada tahun 2007 (Gambar 28).
Buah segar lain
7%
Lonsan

Buah segar lain

-

Loman

4%

Durian
6%
Anggur
9%

20%

(B)
Gambar 2 Distribusi persentase frekuensi impor buah segar tahun 2006 (A, N=
12.598) dan tahun 2007 (B, N= 15.198)

Serupa dengan frekuensi impor, jenis buah dengan volume impor
tertinggi juga adalah apel, jeruk dan pir baik pada tahun 2006 (Gambar 3A)
maupun tahun 2007 (Gambar 3B). Volume impor ape1 mencapai 34%, jeruk
26%, dan pir 21% dari total volume impor buah segar sebesar 308.784,2 ton
pada tahun 2006, sedangkan pada tahun 2007, volume impor ape1 mencapai
37%, jeruk 22%, dan pir 20% dari total volume sebesar 420.387,7 ton.
Dunan

Durian

-".

Longan

Buah r q a r lain

Buah segar lain
3%

Gambar 3 Distribusi persentase volume impor buah segar pada tahun 2006 (A,
N=308.784,2 ton) dan 2007 (B, N=420.387,7 ton)
Buah ape1 yang masuk ke wilayah Indonesia kebanyakan berasal dari
negara: Cina, Amerika Serikat, Cili, Selandia Baru, Perancis, Afrika Selatan,
Malaysia, Australia, Jepang, Brazil, Singapura, Kolombia, Korea Selatan dan
Togo. Negara utama pengekspor ape1 ke wilayah Indonesia adalah Cina yaitu
frekuensi tertinggi mencapai 52% dan posisi kedua terbesar ditempati Amerika
Serikat dengan persentase frekuensi impor sebesar 34% (Gambar 4A).
Berdasarkan SK Mentan No. 38 Tahun 2006, USA merupakan negara yang tidak
bebas dari beberapa jenis OPTK lalat buah khususnya buah apel. Oleh karena
itu pemeriksaan kesehatan maupun persyaratan teknis bagi buah ape1 yang
diimpor dari USA sebaiknya lebih ketat. Pada buah jeruk, impor berasal dari
negara: Cina, Pakistan, Australia, Tailand, Amerika Serikat, Argentina, Afrika

Selatan, Mesir, Brazil, Malaysia, Uruguay, Korea selatan, Afrika, Yunani, Turki
dan Singapura.

Sama dengan buah ape1

Cina juga merupakan negara

pengekspor buah jeruk tertinggi dengan persentase frekuensi sebesar 51%.
Untuk impor buah pir, negara pengekspornya adalah Cina, Afrika Selatan, Korea
Selatan, Australia, Amerika Serikat, Cili, Argentina, Malaysia, Tailand, Singapura
dan Hongkong. Persentase frekuensi pemasukan buah pir paling tinggi berasal
dari negara Cina yaitu mencapai 92%

(C)
Gambar 4

Persentase Frekuensi pemasukan buah ape1 (A), jeruk (B), dan
Pir (C) berdasarkan negara pengekspor

Buah segar impor masuk ke wilayah Indonesia melalui 5 pelabuhan iaut
(PL) yaitu Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, Batu Ampar, dan Makassar
dan 2 bandar udara (BU) yaitu Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai.

Diantara

ketujuh pintu pemasukan tersebut, pintu pemasukan yang sering dilalui impor
buah segar adalah Pelabuhan Tanjung Priok. Persentase frekuensi impor buah
yang masuk melalui pelabuhan ini pada tahun 2006 adalah berkisar 82%-90%
untuk ketiga jenis buah impor utama (Gambar 5A) dan pada tahun 2007
mencapai 66% - 80% (Gambar 5B) dari total frekuensi buah yang masuk di tujuh
pintu pemasukan buah. Pada Gambar 5 juga dapat dilihat bahwa impor ketiga
buah utama tersebut tidak pernah masuk melalui pelabuhan Makassar

pintu pemasukan buah

U
m Apel
e Jeruk
o Pir

Pintu pemasukan buah

(B)
Gambar5

Distribusi frekuensi impor buah segar
pemasukan tahun 2006 (A) dan 2007 (B)

berdasarkan pintu

Prosedur Pemeriksaan Kesehatan Buah Segar lmpor
Buah segar yang diimpor ke Indonesia sebagian besar melalui pelabuhan
laut. Kiriman buah segar yang masuk melalui pelabuhan laut tersebut biasanya
dimasukkan ke dalam kontainer berukuran 40 feet (Gambar 6), yang dapat
menampung buah maksimal sebanyak 22.000 kg.
kontainer biasanya seragarn.

Jenis buah dalam satu

Kontainer yang digunakan untuk impor buah

segar dilengkapi dengan alat pendingin (refrigerator) untuk memberi perlakuan
pendinginan pada buah selama dalam perjalanan dengan suhu bewariasi
tergantung dari OPTK sasaran khususnya lalat buah.

Gambar 6

(A)
(B)
Kontainer 40 feet yang digunakan untuk impor buah segar (A) dan
kontainer 20 feet

Buah segar yang diimpor biasanya menggunakan kemasan kotak karton,
namun beberapa jenis buah lain tidak menggunakan kotak karton. Buah yang
tidak rnenggunakan kemasan kotak karton tersebut adalah buah anggur dikemas
menggunakan stereoform dan buah kelengkeng dikemas menggunakan
keranjang plastik.

Kotak buah disusun secara berurutan didalam kontainer.

Susunan kotak buah dalam kontainer bewariasi tergantung dari jenis buah yang
dikirim serta ukuran kotak karton yang digunakan.
Berdasarkan suwei di pelabuhan Tanjung Priok diketahui bahwa dalam
satu kontainer dapat menampung buah ape1 sebanyak 1127 kotak (Gambar 7A),
untuk buah jeruk berkisar 1300 sampai

2160, dan untuk buah pir dapat

menampung kotak buah sebanyak 1260 kotak (Gambar 7B).

Namun jumlah

kotak dalam tiap kiriman buah tidak selalu sama tetapi tergantung dari ukuran
kotak yang digunakan.

(A)
(B)
Gambar 7 Susunan kotak buah ape1 (A) dan buah pir (B) di dalam Kontainer
Berdasarkan survei diperoleh bahwa prosedur pemeriksaan buah segar
di Pelabuhan Tanjung Priok telah sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
Undang-undang tersebut adalah UU No. 16 tahun 1992 dan PP No. 14 tahun
2002. Persyaratan umum untuk pemasukan buah segar sesuai dengan UU No.
16 tahun 1992 (pasal 5) dan PP No. 14 tahun 2002 (pasal 2) adalah (1)
dilengkapi Sertifikat Kesehatan (Phytosanifary Certificate) dari negara asal dan
negara transit, (2) melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan, dan
(3) dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina turnbuhan di tempat-

tempat pemasukan.
Persyaratan khusus buah segar juga telah diterapkan untuk impor buah
segar

sesuai

dengan

Permentan

No.

37/KptslHK.060/1/2006 tentang

persyaratan teknis dan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan buah
segar ke dalam wilayah negara Republik Indonesia. Buah segar yang masuk di
pelabuhan akan dikenakan beberapa tindakan pemeriksaan, diantaranya adalah
pemeriksaan dokumen untuk melihat kesesuaian dokumen dengan persyaratan
yang telah ditentukan. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik oleh petugas
karantina bersama-sama dengan petugas bea cukai dan pemilik barang.
Pengambilan sampel buah segar dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan
fisik.

Pemeriksaan kesehatan selanjutnya dilakukan di laboratorium UPT

setempat. Hasil pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan tindakan karantina
selanjutnya. Tindakan tersebut dapat berupa pembebasan apabila hasil
pemeriksaan menunjukkan bahwa pada buah segar yang dikirim bebas dari

OPTK.

Tindakan perlakuan dilakukan apabila hasil pemeriksaan kesehatan

menunjukkan bahwa buah segar yang dikirim ditemukan OPT atau OPTK
golongan II yaitu OPT yang dapat dibebaskan dari media pembawanya dengan
cara perlakuan. Tindakan penolakan atau pemusnahan dilakukan apabila hasil
pemeriksaan kesehatan menemukan OPTK golongan I yaitu OPT yang tidak
dapat dibebaskan dari media pembawanya dengan cara perlakuan.
Pengambilan contoh yang dilakukan terhadap buah segar dipilih secara
acak. Ukuran sampel yang digunakan adalah 1 hingga 2 kotak setiap kontainer.
Berdasarkan hasil laporan intersepsi OPTK dari tujuh pintu pemasukan buah
pada tahun 2006 dan 2007 menunjukkan bahwa OPTK sasaran pada buah
impor, yaitu lalat buah tidak pernah ditemukan terbawa

dalam buah yang

dikirim.
Kajian Teknik Pengambilan Contoh dalam Pemeriksaan Kesehatan Buah
Segar lmpor
Simulasi pengambilan contoh untuk setiap ukuran contoh (n= 1,3,5, ...39),
dilakukan pada 3 macam populasi buah impor utama, yaitu buah apel, jeruk dan
pir. Asumsi ukuran populasi dari ketiga jenis buah tersebut adalah 1127 kotak
buah pada apel, 2160 kotak buah pada jeruk dan 1260 kotak pada pir.
Secara umum hasil simulasi pada asumsi populasi kotak berlalat buah
0,25% pada ketiga jenis buah tersebut menunjukkan bahwa rata-rata kotak
berlalat buah yang terdeteksi semakin meningkat dengan semakin besarnya
ukuran contoh (Gambar 8A-C).

Akan tetapi sampai dengan ukuran sampel 39,

rata-rata kotak berlalat buah tertinggi yang ditemukan ini masih jauh dari jumlah
kotak berlalat buah yang sesungguhnya. Hasil tersebut terlihat pada rata-rata
kotak berlalat buah tertinggi pada ape1 yaitu adalah 0,11 kotak dibandingkan
jumlah kotak sesungguhnya adalah 3 kotak (Gambar 8A), pada jeruk rata-rata
kotak berlalat b ~ l a hyang ditemukan tertinggi adalah 0,l kotak dibandingkan
jumlah kotak berlalat buah sesungguhnya adalah 5 kotak (Gambar 8B), dan pada
pir rata-rata kotak berlalat buah tertinggi adalah 0,l kotak dibandingkan jumlah
kotak berlalat buah sesungguhnya adalah 3 kotak (Gambar 8C).

Hal ini

mengindikasikan bahwa untuk dapat menduga kepadatan OPTK yang lebih
akurat diperlukan ukuran contoh yang besar (lebih besar dari 39 kotak).
Berdasarkan analisis uji Z terhadap hasil dugaan kepadatan kotak
berlalat buah dari ke-20 ukuran contoh diperoleh angka signifikansi (P-Value)

sebesar 0.000. Angka ini menunjukkan bahwa pada taraf kepercayaan 99%
hasil dugaan kepadatan kotak berlalat buah dari pengambilan contoh dengan n=

1 sampai 39 kotak berbeda nyata dengan jumlah kotak berlalat buah
sesungguhnya.

Hal ini berarti bahwa pengambilan contoh dengan n