EFEKTIVITAS PROGRAM PELATIHAN MENJAHIT DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN DI PKBM MERAH PUTIH MEDAN.

EFEKTIVITAS PROGRAM PELATIHAN MENJAHIT DALAM
MENUMBUHKAN SIKAP KEWIRUSAHAAN
DI PKBM MERAH PUTIH MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:
MARTAULI SINAGA
NIM. 1123371012

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

ABSTRAK
Martauli

Sinaga: Efektivitas Program Pelatihan Menjahit dalam

Menumbuhkan Sikap Kewirausahaan di PKBM Merah
Putih Medan. FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN,
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2017.

Masalah dalam penelitian ini adalah jumlah pengangguran yang meningkat
setiap tahun, disebabkan oleh perkembangan lapangan pekerjaan dan tenaga kerja
yang tidak seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif
program pelatihan menjahit di PKBM Merah Putih dalam menumbuhkan sikap
kewirausahaan kepada peserta pelatihan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tentang kewirausahaan
dan efektivitas. Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2001:1) “kewirausahaan adalah
hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian
dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar”. Menurut Hadayaningrat (dalam
Juniardi) “efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan
yang telah ditentukan”.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi sebanyak 21
orang peserta pelatihan. Sampel dalam penelitian ini diambil dari semua jumlah
keseluruhan populasi karena jumlahnya kurang dari 50. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuisioner atau angket. Teknik analisisi data menggunakan rumus
persentase

.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil persentase yang ditunjukkan dalam
efektivitas program pelatihan dengan menjumlahkan angka persentase SE dan CE
adalah 77,80% dengan keterangan sangat efektif, dan hasil persentase yang
ditunjukkan dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan pada peserta didik dengan
menambahkan angka Persentase SE dan CE adalah 85,20% dengan hasil sangat
efektif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa program pelatihan menjahit di PKBM Merah
Putih dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan adalah sangat efektif dengan
menghitung rata-rata angka persentase keduanya.

i

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
kasih dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Efektivitas Program

Pelatihan

Menjahit


dalam Menumbuhkan

Sikap

Kewirausahaan di PKBM Merah Putih Medan”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Negeri Medan. Dalam penyusunan skripsi ini,
Penulis mengalami kesulitan dan Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, Penulis sangat mengharapkan saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
Maka dalam kesempatan ini pula Penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Silvia Mariah Handayani, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada
Penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Penulis sangat berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, Penulis mengucapkan terima
kasih.

Medan,


Februari 2017

Martauli Sinaga
NIM. 1123371012

ii

UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan penuh kerendahan hati, Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada
Tuhan Yesus Yang Maha Kasih atas berkat dan cinta-Nya yang tak pernah habis
hingga saat ini dan kepada Bunda Maria yang mau mendengarkan doa dan
permohonan Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul skripsi ini adalah Efektivitas Program Pelatihan Menjahit dalam
Menumbuhkan Sikap Kewirausahaann di PKBM Merah Putih.
Pada kesempatan ini juga Penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FIP

UNIMED.
4. Bapak Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan FIP UNIMED sekaligus Dosen Penguji yang telah memberikan arahan,
kritik, dan saran kepada Penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
FIP UNIMED.
6. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan PLS sekaligus sebagai Dosen
Penguji yang telah memberikan arahan, kritikan, dan saran kepada Penulis dalam
menyempurnakan isi skripsi ini.

iii

7. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan PLS sekaligus sebagai
Dosen Pembibing Akademik saya selama perkuliahan.
8. Ibu Silvia Mariah Handayani, M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang selalu tulus
dan sabar meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, arahan, bantuan, dan
dukungan, serta senantiasa membalas pesan Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
arahan, kritikan, dan saran kepada Penulis dalam menyempurnakan isi skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu Dosen jurusan Pendidikan Luar Sekolah FIP UNIMED yang telah
mencurahkan Ilmunya kepada Penulis saat perkuliahan.
11. Kak Surya Indrawati, M.Pd selaku Pegawai Tata Usaha Jurusan PLS, dan semua
Pegawai Tata Usaha Fakultas yang telah membantu

dalam pengurusan

administrasi selama pembuatan skripsi ini.
12. Ayahanda tercinta Jisman Sinaga dan Ibunda tersayang Christina Nainggolan atas
kasih sayang yang tulus, doa yang tulus, dukungan moral dan materi, serta
bimbingannya yang diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan pendidikan hingga sejauh ini, terutama menyelesaikan skripsi ini.
13. Kakakku Aprillia Fransiska Sinaga, abangku Daniel Fransiskus Sinaga, dan
Adikku Herman M. T Sinaga untuk kasih sayang, doa, dan dukungan dalam
bentuk moral maupun materi yang kalian berikan selama ini.
14. Ibu Noni Karmila, SH selaku pengelola PKBM Merah Putih Medan, Kepada tutor
pelatihan menjahit, dan kepada Kak Susi yang sangat ramah selaku administrator

iv


di PKBM Merah Putih yang sangat banyak membantu Penulis dalam
menyelesaikan penelitian.
15. Sahabat-sahabatku yang terkasih Alesya, Winda, dan Putri yang selalu bertanya
“kapan sidang?”, dan teman-teman OMK Ernita, Pipin, Siska, Angel, Wesley,
Hendro, Gomgom, dan Rahmat. Terima kasih untuk dukungan semangat yang
kalian berikan. Semoga hubungan kita bisa tetap seperti ini.
16. Teman-teman seperjuangan PLS 2012 kelas Lika, Wina, Noni, Juni, Tiur, Fitri,
Muti, Yanti, Friska, Yovita, Osnalda, Irma, dll. Terima kasih untuk mau berjalam
bersama. Mungkin kita pernah saling menjatuhkan, tapi di satu sisi kita tetap
saling mendukung. Sukses buat kita semua!
17. Teman-teman Kos Manjorang, Kak Jelita, Kak Melita, Kak Banchin, Kak Yuni
yang mau berbagi pengalaman dan menjawab pertanyaan Penulis tentang skripsi.
18. Teman-teman minusku Alna dan Monalisa yang bersedia menjadi teman bermain
di sela-sela kesibukan selama kuliah dan penyusunan skripsi ini. Kemana kita
Say???
Kepada semua pihak yang telah ikut membantu dan terlibat dalam penulisan
skripsi ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu, Penulis mengucapkan
terimakasih atas dukungannya. Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua.

Medan,


Februari 2017

Martauli Sinaga
NIM. 1123371012

v

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………... ii
UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………...... iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN……...……………………………………….

1


A. Latar Belakang Masalah………………………………………....

1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………..

5

C. Batasan Masalah……..………………………………….….…....

6

D. Rumusan Masalah………………………………………………..

6

E. Tujuan Penelitian………………………………………………… 6
F. Manfaat Penelitian………………………………….…………....

7


BAB II KAJIAN TEORI…..….………................................................... 8
A. Kewirausahaan…………………………………………………… 8
1. Konsep kewirausahaan………………………………………. 8
2. Karakteristik Kewirausahaan………………………………… 9
3. Sikap Kewirausahaan………………………………………… 11
B. Efektivitas Program Pelatihan Menjahit………………………… 15
1. Pengertian Efektivitas……………………………………….. 15
2. Unsur-unsur Efektivitas……………………………………… 15
3. Program Pelatihan Menjahit…………………………………. 17
4. Efektivitas Program………………………………………….. 22
C. Pentingnya Kewirausahaan Bagi Peserta Pelatihan……………... 23
D. Kerangka Berpikir……………………………………………….. 25

vi

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………. 27
A. Metode Penelitian………………………………………………… 27
B. Populasi dan sampel……………………………………………… 27
1. Populasi………………………………………………………


27

2. Sampel………………………………………………………..

27

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...………………….. 28
1. Variabel Penelitian…………………………………………… 28
2. Devinisi Operasional…………………………………………. 28
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….

28

E. Teknik Analisis Data……………………………………………..

30

F. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………. 31
1. Tempat Penelitian…………………………………………….. 31
2. Waktu Penelitian……………………………………………... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 33
A. Deskripsi Lokasi Penelitian………………………………………. 33
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian………………………………….. 34
C. Pembahasan………………………………………………………

53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………… 55
A. Kesimpulan……………………………………………………….. 55
B. Saran……………………………………………………………… 56
DAFTAR PUSTAKA………………………...........................................

57

LAMPIRAN……………………………………………………………..

59

vii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Kisi-kisi angket…………….................................................…… 29
Tabel 2: Penafsiran Persentase…………………………………………… 30
Tabel 3: Jadwal pelaksanaan penelitian……………………….………….. 32
Tabel 4: Pekerjaan peserta sebelum mengikuti pelatihan………………… 34
Tabel 5: Sumber informasi mengenai pelatihanmenjahit………………… 35
Tabel 6: Alasan mengikuti pelatihan……………………………………… 36
Tabel 7: Bagaimana pemantauan pelatihan……………………………….. 36
Tabel 8: Tingkat pemahaman materi pelajaran…………………………… 37
Tabel 9: Sikap instruktur………………………………………………….. 38
Tabel 10: Keinovasian peserta…………………………………………… 38
Tabel 11: Jenis pakaian yang ingin dipelajari……………………………. 39
Tabel 12: Pakaian yang mudah dipelajari…………………………………. 39
Tabel 13: Kedisiplinan peserta……………………………………………. 40
Tabel 14: Seberapa sering peserta melakukan kesalahan…………………. 41
Tabel 15: Bagaimana peserta saat kesulitan menjahit…………………….. 41
Tabel 16: Pendapat peserta tentang membuat pola dasar………………… 42
Tabel 17: Penerapan materi pelatihan di luar kegiatan pelatihan………… 43
Tabel 18: Sikap terhadap mesin jahit yang bermaslah……………………. 43
Tabel 19: Bagaimana peserta menyelesaikan pola dasar………………… 44
Tabel 20: Bagaimana peserta menyelesaikan suatu jahitan……………… 44

viii

Tabel 21: Ketekunan dalam menyelesaikan suatu pakaian……………….. 45
Tabel 22: Yang diutamakan dalam menjahit suatu pakaian………………. 46
Tabel 23: Rencana selanjutnya setelah selesai pelatihan………………….. 46
Tabel 24: Sikap saat peserta lain meminta bantuan………………………. 47
Tabel 25: Seberapa sering peserta meminta bantuan……………………… 48
Tabel 26: Hubungan peserta degan peserta lainnya……………………… 48
Tabel 27: Hubungan peserta dengan instruktur……………………………. 49
Tabel 28: Efektivitas Program Pelatihan…………………………………. 50
Tabel 29: Rekapitulasi angket……………………………………………... 52

ix

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak
hal yang harus disiapkan dan dibekali pada diri kita sehingga tidak mengalami
kesulitan dalam menjalani hidup. Maka perlu adanya upaya dalam meningkatkan
kualitas diri agar mampu menghadapi kesulitan-kesulitan atau masalah yang
dihadapi dalam menjalankan hidup, termasuk masalah ekonomi, yang merupakan
salah satu masalah yang paling sering dialami oleh masyarakat. Hal ini dapat
dilihat dari perbandingan lapangan kerja dengan jumlah pencari pekerja sudah
tidak seimbang. Jumlah lapangan kerja peningkatan dan perkembangannya
sedemikian lambatnya. Pada sisi lain, jumlah tenaga kerja meningkat begitu pesat.
Hal ini menyebabkan jumlah pengangguran juga meningkat setiap tahunnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran pada
Agustus 2015 mencapai 7,6 juta orang dengan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) mengalami peningkatan dari 5,81 persen pada Februari 2015 menjadi 6,81
persen pada Agustus 2015. Pada Agustus 2015 TPT untuk pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 12,65 persen,
disusul oleh TPT Sekolah Menengah Atas sebesar 10,32 persen, sedangkan TPT
terendah diduduki oleh tingkat pendidikan SD ke bawah yaitu sebesar 2,74
persen.

1

2

Hal ini juga disebabkan beberapa hal lainnya. Salah satunya adalah banyak
lulusan

sekolah

menengah

atas

atau

sederajatnya

tidak

melanjutkan

pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu banyak anak yang putus
sekolah dan tidak mendapatkan pendidikan dari jalur formal, sehingga sulit
memperoleh pekerjaan. Namun, masalah yang tidak jarang juga ditemui adalah
seseorang tetap sulit memperoleh pekerjaan meskipun telah memiliki status
sebagai lulusan sarjana. Hal ini disebabkan karena seseorang tersebut kurang
memiliki kemampuan di bidangnya. Sehingga seseorang tersebut sulit dalam
menemukan pekerjaannya. Hal tersebut juga diakibatkan dengan pola pikir para
lulusan perguruan tinggi yang disebut sanlaritis, yaitu bermental buruh atau ingin
selalu menjadi pegawai negeri maupun swasta. Hal ini diungkapkan oleh Max
Gunther (dalam Kasmir, 2013). Untuk mengatasi hal itu, maka pola pikir yang
sudah tertanam kuat tersebut harus diubah, yaitu dari orang yang gajian
(karyawan) menjadi pemberi gaji (pemilik usaha).
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatifnya. Menyadari hal tersebut, pemerintah
semakin serius dalam menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem
pendidikan yang baik, diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang
berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Menurut Jamal (2009), keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari
kemampuan lulusannya menggunakan hasil pendidikannya untuk hidup. Artinya
dengan memperoleh pendidikan seseorang dapat memperoleh kehidupan yang
baik atau seperti yang diharapkan.

Sehingga pendidikan diharapkan mampu

3

menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Selain itu
pendidikan juga diharapkan mampu mengubah kehidupan manusia, mulai dari
sikap dan tingkah laku, ilmu pengetahuan, hingga status sosial yang lebih baik.
Selanjutnya pemerintah telah membagi jalur pendidikan menjadi tiga,
Pendidikan Non Formal, Pendidikan Formal, dan Pendidikan Informal.
Mengingat salah satu fungsi pendidikan nonformal sebagai penambah,
diperuntukkan bagi mereka yang putus sekolah dan memerlukan pengetahuan
serta keterampilan. Upaya ini dikaitkan dengan keterampilan kerja dan berusaha.
Pendidikan luar sekolah sebagai penambah ini diarahkan untuk membekali para
lulusan dan/atau mereka yang putus sekolah untuk memasuki dunia kerja.
Maka orang-orang yang bertanggung jawab di dunia Pendidikan Non
Formal pun memiliki andil untuk dapat terus memotivasi serta membelajarkan
warga belajar agar mau tetap belajar, hal ini menjadi tanggung jawab pamong
belajar selaku motivator dalam pendidikan non formal Untuk itu, rasanya tidak
terlalu muluk, jika diadakan pendidikan dan pelatihan untuk para pamong belajar,
agar dapat terus meningkatkan kualitasnya sebagai motivator, fasilitator di dunia
luar sekolah. Melihat kondisi demikian, maka pemerintah berusaha untuk
mengatasi salah satu jalan yaitu mengembangkan pendidikan diantaranya
pendidikan non formal. Sistem pendidikan formal yang sesuai untuk
meningkatkan produktivitas, mutu dan efisien kerja generasi muda diantaranya,
LPK, kursus-kursus serta lembaga yang dikelola oleh pemerintah, salah satunya
yaitu balai latihan kerja (BLK), dan ada juga yang dikelola oleh pihak swasta,
yaitu salah satunya PKBM. PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) adalah

4

lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk masyarakat yang bergerak dalam
bidang pendidikan yang salah satu cakupannya adalah program pelatihan kerja.
Salah satunya adalah PKBM Merah Putih yang berada di Jl. Adi Sucipto Medan.
Salah satu program pendidikan di PKBM Merah Putih adalah program
pelatihan menjahit. Program pelatihan menjahit ini merupakan kerja sama antara
pengelola lembaga dengan pemerintah, sehingga pelatihan yang diberikan kepada
peserta didik bebas biaya. Upaya ini dilakukan untuk memberikan kesempatan
bagi calon-calon peserta pelatihan untuk dapat mengikuti pelatihan dan untuk
menumbuhkan minat pada peserta didik dalam mengikuti pelatihan menjahit
tersebut, terutama bagi mereka yang masih berusia produktif namun tidak
memiliki keahlian dan pekerjaan.
Peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan menjahit di PKBM tersebut
tidak dibatasi oleh usia. Namun pada umumnya orang-orang yang menjadi peserta
pelatihan menjahit tersebut adalah orang-orang yang masih di usia produktif yang
tentunya masih bisa bekerja dan berkarya. Selain itu, peserta pelatihan yang
berstatus ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan, pada usia yang masih
produktif, disamping tugasnya mengurus rumah tangga, sebaiknya mereka juga
dapat membuat suatu usaha dengan keterampilan menjahit yang diperolehnya.
Pendidikan keterampilan menjahit yang diberikan kepada peserta didik
akan lebih efektif jika peserta didik diberi wawasan kewirausahaan yang andal
dan holistik. Untuk dapat memperoleh orang-orang tersebut, tentunya pendidikan
yang diberikan harus berorientasi kepada jiwa entrepreneurship atau jiwa
kewirausahaan, yaitu jiwa yang berani dan mampu menghadapi problema hidup

5

dan kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi
masalah yang dihadapi tersebut, serta jiwa mandiri dan tidak tergantung pada
orang lain.
Maka, melihat semakin tingginya tingkat tuntutan hidup pada zaman ini,
pengelola PKBM Merah Putih dalam program pelatihan menjahit tersebut tidak
hanya memberikan pengetahuan tentang menjahit, tetapi juga menanamkan sikap
dan wawasan kewirausahaan. Dengan kata lain, lulusan pelatihan menjahit
tersebut diharapkan tidak hanya mampu menjahit, tetapi juga produktif, kreatif
dan inovatif dalam berkarya. Sehingga karya yang dihasilkan dapat dijual, dan
menghasilkan keuntungan bagi mereka.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Merah Putih tentunya
memilik cara tertentu untuk menjalankan program pelatihan menjahitnya untuk
menumbuhkan sikap kewirausahaan kepada peserta didiknya. Oleh sebab itu,
penulis tertarik mengadakan penelitian tentang “Efektivitas Pelatihan Menjahit
dalam Menumbuhkan Sikap Kewirausahaan di PKBM Merah Putih”. Melalui
penelitian ini, dapat diketahui apakah program pelatihan di PKBM Merah Putih
sudah efektif dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan kepada peserta
pelatihannya.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang diungkapkan di atas, maka dapat
dikemukakan identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Angka pengangguran yang semakin meningkat setiap tahunnya.

6

2. Masih banyak konsep pemikiran mencari pekerjaan, bukan menciptakan
pekerjaan.
3. Peserta didik yang mengikuti pelatihan di PKBM Merah Putih sebagian besar
merupakan orang-orang dengan usia produktif, namun tidak memiliki
pekerjaan.

C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, tidak semua masalah yang diidentifikasi kan akan
diteliti. Maka, peneliti memberi batasan, dimana akan dilakukan penelitian,
variabel apa yang akan diteliti. Oleh sebab itu, batasan Masalah dalam penelitian
ini adalah efektivitas program pelatihan menjahit dalam menumbuhkan sikap
kewirausahaan di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Merah Putih
Medan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah seberapa efektifkah program pelatihan menjahit di
PKBM Merah Putih dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan kepada peserta
pelatihan?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui seberapa efektif program pelatihan menjahit di PKBM Merah Putih
dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan kepada peserta pelatihan.

7

F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan, maka dapat diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti, diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk menambah
dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang program
pelatihan menjahit dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan.
b. Bagi lembaga, diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan bagi
lembagayang

menyediakan

program

pelatihan

menjahit

dalam

menumbuhkan sikap kewirausahaan kepada peserta didiknya.
2. Manfaat konseptual
a. Secara teoritis mengungkapkan rumusan konseptual tentang efektivitas
program pelatihan menjahit dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan.
b. Untuk memperkaya khasanah tentang efektivitas program pelatihan
menjahit dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai
Efektivitas Pelatihan Menjahit dalam Menumbuhkan Sikap Kewirausahaan di PKBM
Merah Putih, diperoleh hasil bahwa pelatihan menjahit di PKBM Merah Putih dalam
menumbuhkan sikap kewirausahaan adalah sangat efektif, yaitu dengan menghitung
rata-rata antara angka persentase efektivitas program prlatihan menjahit dan angka
persentase menumbuhkan sikap kewirausahaan, sehingga memperoleh hasil 81,50%.
Oleh sebab itu, peneliti mengambil kesimpulan bahwa adanya kesesuaian harapan
dengan hasil program pelatihan menjahit di PKBM Merah Putih. Jika demikian, maka
tujuan program dalam menghasilkan jiwa-jiwa kewirausahaan seperti yang
diharapkan dapat tercapai.
Meskipun

demikian,

efektivitas

program

pelatihan

menjahit

dalam

menumbuhkan sikap kewirauasahan di PKBM Merah Putih harus tetap ditingkatkan.
Untuk itu, peneliti bermaksud memberi saran guna menyempurnakan tingkat
efektivitas program pelatihan di PKBM Merah Putih baik untuk pengelola, instruktur,
maupun peserta pelatihan. Diharapkan nantinya saran-saran yang diberikan oleh
peneliti dapat diterapkan. Kemudian, setelah diterapkan akan semakin tumbuh sikapsikap kewirausahan paa setiap peserta pelatihan di PKBM Merah Putih. Maka PKBM
Merah Putih dapat dijadikan sebagai penghasil jiwa-jiwa entrepreneurship atau jiwa
kewirausahaan yang andal.

55

56

B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan untuk meningkattkan
efektivitas pelatihan menjahit dalam menumbuhkan sikap kewirausahaan di PKBM
Merah Putih adalah sebagai berikut:
1. Saran untuk pengelola
a. Frekuensi kedatangan pengelola untuk memantau program pelatihan
sebaiknya

ditambah

lagi.

Selain

itu,

pengelola

sebaiknya

ikut

berpartisipasi langsung dalam kegiatan pelatihan. Pengelola bisa
melakukan pendekatan memberikan motivasi kepada setiap peserta.
b. Pengelola juga harus membangun komunikasi dan hubungan yang dekat
dengan setiap peserta. Dengan demikian, pengelola dapat mengetahui
kebutuhan setiap peserta pelatihan.
c. Pengelola juga harus lebih memperhatikan fasilitas dalam menjalankan
program pelatihan. Fasilitas yang disediakan harus dalam keadaan baik,
sehingga peserta merasa nyaman saat pelaksanaan kegiatan pelatihan.
2. Saran untuk instruktur
a. Instruktur pelatihan sebaiknya memiliki strategi khusus dan metode
belajar yang bervariasi dalam menyampaikan materi pelatihan, agar
peserta dapat mengerti lebih cepat dan mudah.
b. Instruktur sebaiknya membangun hubungan yang lebih dekat dengan
setiap peserta secara merata. Dengan demikian, instruktur dapat mengenal

56

pribadi setiap peserta, sehingga instruktur dapat mengetahui kebutuhan
dari setiap peserta pelatihan.
3. Saran bagi peserta pelatihan
a. Peserta sebaiknya harus lebih disiplin lagi, terutama dari segi waktu, agar
semua materi pelatihan yang diberikan oleh instruktur dapat tersampaikan
secara merata. Dan waktu yang digunakan menjadi lebih efektif.
b. Peserta juga sebaiknya menerapkan materi pelajaran di rumah. Hal ini
akan membuat semakin mahir dan melatih kerapian.
c. Setiap peserta juga harus menjalin hubungan yang dekat baik dengan
instruktur maupun dengan peserta lainnya, sehingga peserta dapat merasa
lebih nyaman saat pelatihan berlangsung.