Pengertian Bahan Beton S e m e n

Hal - 10 Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titikgaris diatas lapisan pasir alas. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut. Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celahnaat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian pasir halus. Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang sudah terpasang. Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan segera dilanjutkan dengan pemadatan paving. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang mempunyai plat area 0,35 sd 0,50 m2 dengan17 gaya sentrifugal sebesar 16 sd 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 sd 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk memadatkan pasir alas dengan penurunan 5 - 15 mm pasir yang dipakai.Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celahnaat block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan. f. Hasil akhir Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat , tidak cacat, pecah patah terbagi . Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama. Siar terisi penuh dengan pasir halus mortar. Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal 2 . Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan kotoran lainnya. Pasal 6 PEKERJAAN BETON

6.1 Pengertian

Beton merupakan hasil suatu adukan yang merata dari bahan-bahan : air, semen pc dan agregat pasir dan kerikilbatu pecah. Adukan tersebut akan mengeras beberapa jam sesuai dengan usia beton tersebut. Hal - 11

6.2 Bahan Beton

6.2.1 A i r Air yang digunakan dalam air yang bersih, tidak mengandung minyak, garam, kotoran organik atau bahan–bahan lain yang dapat merusak beton dan besi. 6.2.2 S e m e n Semen merupakan bahan yang terpenting untuk membuat beton. Semen merupakan bahan yang dapat menjadi keras apabila diberi air. Dengan demikian maka semen menjadi bahan yang mempersatukan butir-butir pasir pasir dan kerikil menjadi satu kelompok. Semen yang akan digunakan sebagai bahan pembuat beton bertulang dan diisyaratkan memenuhi ketentuan yang tercantum dalam N I 18. 6.2.3 Agregat terdiri dari agregat halus yaitu pasir dan agregat kasar kerikil atau batu pecah. 6.2.4 P a s i r Penggunaan pasir untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut : Pasir halus mempunyai tekanan hancur yang lebih besar dari pada tekanan hancur semen yang telah menjadi keras. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5 ditentukan terhadap berat kering. Tidak mengandung bahan–bahan organik. Butiran pasir mempunyai diameter antara 0 – 5 mm dan memenuhi analisa kerja PBI-1971. 6.2.5 Kerikil dan Batu Pecah Penggunaan kerikil dan batu pecah untuk beton harus memenuhi syarat sebagai berikut : Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dengan besar butir lebih dari 5 mm. Dimensi maksimum kerikil tidak lebih dari 2,5 mm dan tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan. Tidak mengandung lumpur lebih dari 1 ditentukan terhadap berat kering. Tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat-zat yang reaktif alkali. Besar butir beraneka ragam dan memenuhi analisa kerja PBI – 1971.

6.3 S e m e n

6.3.1 Semen yang dipakai adalah semen portland type I dari merk yang setara Gresik dan mendapat persetujuan Direksi dan memenuhi syarat PBI - 1971. 6.3.2 Selama pengangkutan dan penyimpanan, semen tidak boleh kena air dan kantongnya harus asli dari pabriknya dan tetap utuh dan tertutup rapat. 6.3.3 Semen yang sudah membeku, tidak dibenarkan dipakai dalam pekerjaan ini. Semen disimpan pada tempat yang beralas dari kayu yang tingginya tidak kurang dari 30 cm dari lantai. Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2,00 meter. Pengeluaran semen dari tempat penyimpanan berurutan sesuai dengan datangnya semen ditempat penyimpanan. Hal - 12 6.3.4 Untuk pekerjaan beton yang berhubungan langsung dengan tanah, dimana air tanah mengandung kadar sulfat lebih dari 300 ppm, maka harus digunakan semen khusus yang memiliki ketahanan terhadap sulfat Semen Type V

6.4 Pasir dan Kerikil Beton