BAB I PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH TERHADAP KUALITAS MINYAK KAYU PUTIH

1

1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan minyak kayu putih di Indonesia telah lama dilakukan dalam
skala industri baik industri rumah tangga maupun industri besar. Selama ini jenis
Melaleuca cajuputi ssp cajuputi merupakan jenis utama yang dikembangkan sebagai
bahan baku minyak kayu putih di Indonesia disebabkan kadar sineolnya yang tinggi
(Leksono, 1996 dalam Leksono, 1998). Padahal beberapa jenis tumbuhan yang
berada satu genus bahkan satu famili (Myrtaceae) dengan jenis M. cajuputi
diperkirakan memiliki potensi minyak kayu putih pula. Sebagaimana menurut
Guenther (1972) dalam Siagian dan Adinugraha (2001) bahwa beberapa jenis kayu
putih mengandung minyak atsiri sehingga dapat diusahakan secara komersil seperti
jenis Melaleuca leucadendron, M. cajuputi dan Melaleuca viridifloria.
Kayu putih dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas
kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah
sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah
berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohon, tinggi 1020 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan
kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan
percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit,
bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset,
panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang

daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau
kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih.

2

Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota
warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan.
Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua.
Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat
tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada
yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius
membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas
yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya,
melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak
kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan
dengan biji atau tunas akar.
Kawasan Dusun Paser putih yang terletak di Kecamatan Kepulauan Manipa
Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan salah satu Dusun yang memiliki potensi
tipe vegetasi yang beragam dan didominasi oleh jenis tumbuhan yang berasal dari
famili Myrtaceae.

Kegiatan masyarakat melalui penyulingan minyak kayu putih secara
tradisioal telah dilakukan yaitu menyuling daun jenis Asteromyrtus symphiocarpa
atau M.symphiocarpa. namun hingga saat ini aktifitas tersebut mengalami penurunan
disebabkan oleh rendahnya rendemen yang dihasilkan.
Meskipun penyulingan minyak kayu putih secara tradisional (skala rumah
tangga) telah dilakukan di Dusun Pasir Putih, namun potensi minyak kayu putih dari
beberapa jenis Meulaleuca tersebut belum terpublikasikan sehingga diperlukan

3

sebuah penelitian mengenai potensi kualitas minyak kayu putih serta potensi
sebarannya di dalam kawasan Dusun Pasir Putih sebagai bahan pertimbangan
pemilihan jenis yang lebih ekonomis dan peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat
Dusun Pasir Putih
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana daerah tempat tumbuh pohon kayu putih di Dusun Pasir Putih
Kecamatan Kepulaua Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat ?
2. Bagaimana Tingkat Kualitas, Kualitas Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif,
Dominansi, Indeks Nilai Penting ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui seberapa besar jenis pohon kayu putih yang tumbuh dan
penyebarannya pada daerah ketinggian tempat tumbuh di Dusun Pasir Putih
Kecamatan Kepulauan Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat.
2. Untuk mengetahui tingkat kualitas, Kualitas Relatif, Frekuensi, Frekuensi
Relatif Dominansi, Indeks Nilai Penting Kualitas Minyak Kayuputih.

Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat untuk meningkatkan produksi minyak
kayuputih.
2. Pengembangan ilmu pengetahuan karena hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan dan informasi bagi pemerintah daerah mengenai upaya
peningkatan produksi minyak kayu putih.

4

METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di dusun pasir putih Kecamatan Kepulauan Manipa
Kabupaten seram Bagian Barat.

2.2 Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi:
Daun Kayu Putih. Penelitian ini menggunakan daun kayu putih berumur 5 bulan
dengan pembuatan minyak kayu putih yang diperoleh dari Dusun Pasir Putih
Kecamatan Kepulauan Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat. Pemanenan Daun
Kayu Putih dilakukan pada pagi hari antara pukul 8 – 12 WIT dan dibawa dari
tempat pemanenan daun kayu putih ke tempat penyulingan minyak kayuputih.

Alat
Peralatan yang dipakai untuk percobaan ini dapat dibagi atas beberapa bagian, yaitu
peralatan penyulingan dan peralatan pengujian minyak kayu putih. Peralatan
penyulingan minyak kayu putih yaitu alat penyuling kukus (Water and Steam
Distillation). Sedangkan peralatan pengujian minyak kayu putih terdiri dari

5

timbangan analitik, piknometer 50 ml, gelas ukur 10 ml, pipet, alat penyuling,18
pemanas, refaktometer, tabung reaksi, gelas piala 400 ml, pengaduk dari kaca,
lemari es, gelas piala 1 liter, cawan kaca masir, vacum / pompa isap, labu cassia, dan

termometer
2.3 Metode Penelitian
Penyulingan
Penyulingan dilakukan dengan pengisian daun ke dalam ketel yang berumur tunas 5
bulan dengan kerapatan pengisian daun masing-masing sebesar 0,17 gr/cm3, 0,26
gr/cm3, 0,35 gr/cm3 dengan volume air masing masing 3 liter dan menggunakan dua
ketel, dimana masing-masing penyulingan dengan bobot yang sama. Pemisahan
antara air dan minyak dengan menggunakan corong pemisah dan air yang masih
tertinggal di minyak diambil menggunakan pipet.
2.4 Analisis Data
Data dianalisis secara kuantitatif dan deskriptif dengan melihat kecenderungan
(trend) data dalam bentuk tabel dan grafik dari nilai rata-rata. Analisis data
menggunakan program SPSS untuk menghitung nilai rata-rata kualitas minyak kayu
putih.

6

DRAF PROPOSAL
PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH TERHADAP KUALITAS
MINYAK KAYU PUTI


7

ABAS MAKASAR
NPM : 200806001

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON
2014