Bahan Pendalaman Alkitab 2 maret

Bahan Pendalaman Alkitab STT-HKBP Pematangsiantar, 2 Maret 2017
1. Bernyanti KJ. 10 :1-2 “Pujilah Tuhan, Sang Raja”
Pujilah Tuhan, Sang Raja yang Mulia
Segenap hati dan Jiwaku, Pujilah Dia!
Datang berkaum, b’rilah musikmu Bergaung,
Angkatlah Puji-pujian.
Pujilah Tuhan, segala kuasa padaNya!
Sayap kasihNya yang aman mendukung anakNya!
Tiada terp’ri yang kepadamu dib’ri;
Tidakkah itu kau rasa?
2. Doa Pembuka
3. Pendalaman Alkitab
Hidup dalam Berpengharapan Tuhan Allah
Roma 8:23-24
(Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yaang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga
mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana
orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?)
Surat Roma ini ditulis oleh rasul Paulus yang bertujuan untuk memberikan suatu pengaharapan
kepada anak-anak Allah. Dalam perikop ini dikatakan bahwa Hiduplah dalam pengharapan yang dimana


Rasul Paulus mengajak kita memahami bahwa selama kita hidup di dunia ini, pastilah mengalami
penderitaan, tetapi menurut iman percaya kita, penderitaan yang sedang kita alami sekarang, “Tidak
dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”. Oleh karena itu kita
sebagai manusia yang percaya dan yang taat kepada Tuhan Allah kita harus setia dalam
pengharapan kepada Tuhan Allah seperti yang telah Rasul Paulus jelaskan bahwa “Seluruh ciptaan
menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan” (Ay.19).
Kita mengetahui bahwa sampai sekarang seluruh ciptaan sama-sama merintih dan merasa
sakit bersalin ay. 22. Dalam artian Ciptaan Allah dikiaskan seperti seorang ibu yang bersalin artinya
bersakit-sakit menunggu pengharapan akan kedatangan Tuhan, karena penderitaan yang dialami
dalam kehidupan lama itu memang adalah susah dan sulit. Tetapi di dalamnya ada tujuan dan
harapan yang indah, sama seperti pengalaman seorang ibu yang mau melahirkan. Artinya, kita harus
percaya, bahwa dibalik penderitaan itu, masih tersedia sukacita. Si Ibu yang merasa sakit bersalin
itu, setelah ia melahirkan seorang bayi, pastilah ia tersenyum, wah, luar biasa, ia mendapatkan
seorang bayi yang membawa sukacita dalam kehidupan keluarga.
Orang percaya yang “hidup menurut Roh” memang merintih dalam hati dan menantikan
kedatangan Raja kita yang sangat kita kasihi. Paulus tidak menyebut orang percaya yang tidak mau
“Menderita dengan Dia”, tetapi kita sudah tahu bahwa mereka sama sekali tidak memikirkan dan
merindukan kedatangan Tuhan Yesus Kristus.
Pada hakikatnya pengharapan adalah merupakan sesuatu yang belum dilihat atau belum dialami.
Jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun (ay. 25). Dalam

ay. 23, Paulus telah menjelaskan, bahwa kita yang memiliki buah sulung Roh Allah yang
mengartikan “Menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu penebu-san tubuh kita”. Kita telah

disapa Firman Allah, dan kita didorong supaya tetap memiliki sifat tekun pada waktu kita
menantikannya.
-

Bahan diskusi.
1. Menurut saudara-saudara sekalian apa yang dimaksud dengan hidup dalam pengharapan
dari Tuhan Allah dan mengapa kita harus hidup dalam pengharapan dari pada Tuhan
Allah ?
2. Sebagai manusia yang percaya kepada Tuhan Allah, bagaimana cara kita menantikan
pengharapan yang dari pada Tuhan Allah ?

4. Bernyanyi KJ. 332 :1
Kekuatan serta penghiburan diberikan Tuhan padaku.
Tiap hari aku dibimbingNya; tiap jam dihibur hatiku.
Dan sesuai dengan Hikmat Tuhan ‘ku dibrikan apa yang perlu.
Suka dan derita bergantian memperkuat imanku.
5. Doa Syafaat + Doa Bapa Kami

6. Bernyanyi KJ. 407 :1-2
Tuhan, Kau Gembala kami, tuntun kami, domba Mu.
B’rilah kami menikmati hikmat pengurbananMu.
Tuhan Yesus, Juruselamat, kami ini milikMu,
Tuhaan Yesus, Juruselamat, kami ini milikMu.
Kau pengawal yang setia, Kawan hidup terdekat
Jauhkan kami dari dosa, panggil pulang yang sesat.
Tuhan Yesus, Jurus’lamat, kami mohon b’ri berkat.
Tuhan Yesus, Jurus’lamat, kami mohon b’ri berkat.