SOSIOLOGI 004
LEMBAGA SOSIAL
DALAM MASYARAKAT
(2)
TUGAS SOSIOLOGI
NAMA KELOMPOK 1.CHERIL DWI. A (04) 2.FARIZAL ALWAN. S (13) 3.FUADMAWATI (14)
4.M. NASIRUDDIN (25)
(3)
LEMBAGA PENDIDIKAN
Selama ini lembaga pendidikan identik dengan lembaga formal, yaitu sekolah, padahal pendidikan tidak terbatas pada kegiatan di sekolah. Menurut Ki Hajar Dewantara, tiga pilar pendidikan yang harus di laksanakan, yaitu pendidikan dilingkungan keluarga, pendidikan di lingkungan sekolah, dan pendidikan dalam masyarakat. Salah satu tujan pendidikan agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya. Upaya pembentukan kekuatan spiritual keagamaan ,pengendalian diri ,kepribadian ,kecerdasan ,akhlak mulia ,serta keterampilan yang di perlukan oleh individu.
(4)
A. Sistem pendidikan
Kurikulum pendidikan adalah suatu rencana yang di susun untukmelancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
(5)
1) Kurikulum sekolah dasar diterapkan pada tahun 1968.
Merupakan suatu peralihan menuju integritas kurikulum mulai dari tingkat taman kanak kanak sampai ke perguruan tinggi. Kurikulum SD 1968 terbagi dalam 3 kelompok besar, yaitu kelompok pembinaan jiwa pancasila, kelompok pembinaan pengetahuan dasar, dan kelompok pembinaan percakapan khusus.
kelebihan:
Mempertingkat moral, mental, budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama.
Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan.
2) Kurikulum proyek perintis sokolah pembangunan di terapkan pada tahun 1973.
3) Kurikulum sekolah dasar di terapkan pada tahun 1975.
(6)
4) Kurikulum 1984 diterapkan pada tahun 1984. Pendekatan proses belajar mengejar yang
diarahkan agar murid memiliki kemampuan yang memproses perolehannya mengacu pada 3
aspek yaitu aspek pengembangan, yaitu ranah kognitif yang berisi kemampuan berpikir, ranah afektif, dan ranah spikomotor.
Kelebihan:
Mendidik murid agar menjadi manusia yang
seutuhnya berdasarkan pancasila, mampu
membangun diri sendiri dan bertanggung jawab terhadap bangsa.
Kekurangan:
Kurangnya kegiatan yang berhubungan dgn
(7)
5) Kurikulum 1994 diterapkan pada tahun 1997.
Merupakan hasil upaya untuk memajukan kurikulum2 sebelumnya, kuikulum 1975 dan
1984, dan kurikulum 1994 disusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang sama.
Kelebihan:
Mencerdakan kehidupan banga dan
mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa.
Menggunakan sistem catur wulan yang
membagi waktu belajar 1 tahun menjadi 3 bagian waktu.
(8)
6) Revisi Kurikulum 1994 di terapkan pada tahun 1997. Dikembangkan pada kurikulum baru yang dikenal
dengan kurikulum SD 1975 yang merupakan tonggak pembaharuan yang lebih nyata dan lebih mantap
dalam sistem pendidikan nasional. Kelebihan:
Memiliki sifat sifat dasar sbg warga negara yang baik. Sehat jasmani dan rohani.
Memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dasar.
Bekerja di masyarakat dan mengembangkan diri
sesuai asas pendidikan seumur hidup. Kekurangan:
Sekolah ternyata dipandang kurang sesuai dengan
(9)
7) Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi diterapkan pada tahun 2004
Pada kurikulum 2004 ini para siswa dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTEK tanpa meninggalkn kerja sama dan
solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi.
Kelebihan:
Dalam kegiatan dikelas para siswa bukan lagi objek,
namun subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.
Kekurangan:
Pada kurikulum ini para siswa hanya belajar pada isi
materi pelajaran belaka, yakni menerima materi hanya dari guru saja.
(10)
8) Kurikulum tingkat satuan pendidikan diterapkan tahun 2006.
KTSP tahun 2006 adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan di masing masing satuan
pendidikan di indonesia. Kelebihan:
Pendidikan tingkat satuan pendidikan. Struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
Kalender pendidikan.
9) Kurikulum 2013 di terapkan secara bertahap pada tahun 2013.
(11)
B. Satuan pendidikan
Pendidikan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas diri memiliki satuan pendidikan, yaitu kelompok layanan pendidikan yang
meyelenggarakan pendidikan pada jalur
formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
(12)
1. Pendidikan formal, yaitu jalur
pendidikan terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Contoh pendidikan formal adalah sekolah dasar (SD) dan perguruan tinggi (PT).
(13)
2. Pendidikan nonformal, yaitu jalur perdidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secarar terstruktur
dan berjenjang. Contoh pendidikan
nonformal adalah Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK).
(14)
3. Pendidikan informal, yaitu pendidikan yang dilakukan dalam
lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar. Contoh pendidikan informal adalah sosoalisasi oleh orang tua.
(15)
C. Tipe – tipe pendidikan
menurut Randall Collins, ada 3 tipe pendidikan sebagai berikut.
1. Pendidikan ketrampilan dan praktis, yaitu
pendidikan yang dilaksanakan untuk memberikan keterampilan dan
kemampuan tertentu yang dapat diaplikasikan dalam masyarakat. Contohnya:
Para tukang menampilkan keterampilan
mereka kepada calon calon baru.
Pekerjaan seperti dokter, insinyur,
(16)
2. Pendidikan kelompok status, yaitu
pendidikan yang dilakukan oleh kelompok untuk mempertahankan hak-hak istimewa suatu kelompok.
Contohnya:
Contoh di CINA: hal masa lampau, orang-orang
terdidik pertama ialah peramal, menulis puisi, dan melukis.
Contoh di INDIA: sejak awal, baca tulis dikenal
pendidikan erat kaitannya dengan prestise kelompok status.
Penulisan puisi dan kiasan-kiasan bagi orang
orang klasik merupakan tanda-tanda prestise dalam kehidupan social sehari-hari.
(17)
3. Pendidikan birokrasi, yaitu pendidikan yang dilakukan untuk memenuhi kualifikasi khusus yang
diperlukan oleh suatu lembaga, misalnya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan
Kementrian Keuangan/ lembaga ekonomi lain.
Contohnya:
Contoh dinegara eropa yang kuat tidak
bergantung pada gereja katolik.
Contoh negara prusia secara ketat dan
(18)
D. Peran dan fungsi lembaga
pendidikan
Setiap lembaga pendidikan yang
berjenjang memiliki fungsi manifes dan
fungsi laten. Fungsi manifes lembaga pendidikan sebagai berikut.
1. Mempersiapkan anggota masyarrakat untuk mencari nafkah. Lembaga
pendidikan formal atau nonformal
memberikan keterampilan kepada siswa agar mampu mencari nafkah untuk
(19)
2. Menanamkan keterampilan dalam
demokrasi. Pendidikan menjadi salah satu cara untuk mewujudkan partisipasi aktif untuk mewujudkan demokrasi.
3. Mengajarkan peranan sosial. Sekolah
mengajarkan siswa mengenai peran dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam masyarakat.
4. Menyediakan tenaga pembangunan.
Pendidikan perperan dalam menyediakan tenaga terlatih, terdidik, dan terampl
sehingga dapat menyukseskan program pembangunan.
(20)
5. Membuka kesempatan untuk
memperbaiki nasib. Melalui pendidikan seseorang dapat meraih pekerjaan agar dapat menyejahterakan dirinya sendiri dan orang lain.
6. Mengajarkan nilai dan norma di
lingkungannya. Pendidikan sebagai agen sosialisasi sekunder melaksanakan
proses sosialisasi nilai dan norma dalam masyarakat agar terinternalisasi dalam diri siswa.
(21)
Adapun fungsi laten ( tersembunyi ) lembaga pendidikan sebagai berikut :
1) Mengurangi pengendalian orang tua. Hal
tersebut dikarenakan pada saat anak berada di lingkungan sekolah, anak merupakan
tanggung jawab sekolah. Oleh karena itu, sekolah memiliki kewenangan sendiri untuk mendidik anak.
2) Memperpanjang masa rermaja dan menunda
masa dewasa siswa karena adanya pola sosialisasi dengan teman sebaya.
3) Mengajarkran siswa bersikap kritis untuk
menciptakan perbedaan pola pikir yang bersifat positif.
(1)
2. Pendidikan kelompok status, yaitu
pendidikan yang dilakukan oleh kelompok untuk mempertahankan hak-hak istimewa suatu kelompok.
Contohnya:
Contoh di CINA: hal masa lampau, orang-orang
terdidik pertama ialah peramal, menulis puisi, dan melukis.
Contoh di INDIA: sejak awal, baca tulis dikenal
pendidikan erat kaitannya dengan prestise kelompok status.
Penulisan puisi dan kiasan-kiasan bagi orang
orang klasik merupakan tanda-tanda prestise dalam kehidupan social sehari-hari.
(2)
3. Pendidikan birokrasi, yaitu pendidikan yang dilakukan untuk memenuhi kualifikasi khusus yang
diperlukan oleh suatu lembaga, misalnya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan
Kementrian Keuangan/ lembaga ekonomi lain.
Contohnya:
Contoh dinegara eropa yang kuat tidak bergantung pada gereja katolik.
Contoh negara prusia secara ketat dan eksparsif secara militer memimpin jalan.
(3)
D. Peran dan fungsi lembaga
pendidikan
Setiap lembaga pendidikan yang
berjenjang memiliki fungsi manifes dan
fungsi laten. Fungsi manifes lembaga pendidikan sebagai berikut.
1. Mempersiapkan anggota masyarrakat untuk mencari nafkah. Lembaga
pendidikan formal atau nonformal
memberikan keterampilan kepada siswa agar mampu mencari nafkah untuk
(4)
2. Menanamkan keterampilan dalam
demokrasi. Pendidikan menjadi salah satu cara untuk mewujudkan partisipasi aktif untuk mewujudkan demokrasi.
3. Mengajarkan peranan sosial. Sekolah
mengajarkan siswa mengenai peran dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam masyarakat.
4. Menyediakan tenaga pembangunan.
Pendidikan perperan dalam menyediakan tenaga terlatih, terdidik, dan terampl
sehingga dapat menyukseskan program pembangunan.
(5)
5. Membuka kesempatan untuk
memperbaiki nasib. Melalui pendidikan seseorang dapat meraih pekerjaan agar dapat menyejahterakan dirinya sendiri dan orang lain.
6. Mengajarkan nilai dan norma di
lingkungannya. Pendidikan sebagai agen sosialisasi sekunder melaksanakan
proses sosialisasi nilai dan norma dalam masyarakat agar terinternalisasi dalam diri siswa.
(6)
Adapun fungsi laten ( tersembunyi ) lembaga pendidikan sebagai berikut :
1) Mengurangi pengendalian orang tua. Hal
tersebut dikarenakan pada saat anak berada di lingkungan sekolah, anak merupakan
tanggung jawab sekolah. Oleh karena itu, sekolah memiliki kewenangan sendiri untuk mendidik anak.
2) Memperpanjang masa rermaja dan menunda
masa dewasa siswa karena adanya pola sosialisasi dengan teman sebaya.
3) Mengajarkran siswa bersikap kritis untuk
menciptakan perbedaan pola pikir yang bersifat positif.