xiv •
Pertukaran udara didalam tanah menjadi lebih baik, gas-gas racun hilang. •
Penyebab penyakit berkurang, karena terkena sinar matahari. •
Gulma mati, karena tertimbun tanah. •
Dikemudian hari akar tanaman akan mudah menembus tanah yang gembur.
• Air mudah meresap kebawah, sehingga tidak mudah tergenang air.
• Pada musim kemarau bisa mengurangi penguapan air tanah. Tanah
menjadi gembur sehingga dapat berfungsi sebagai mulsa. •
Memudahkan penanaman dan pemupukan. •
Jasad renik mikroorganisme yang aerob tumbuh dengan baik, sehingga bisa menyuburkan tanaman.
Pengolahan tanah bertujuan mengubah struktur tanah yang bergumpal-gumpal menjadi struktur tanah yang gembur remah, sesuai untuk
perkembangan akar tanaman cabai, menstabilkan peredaran air, udara, dan suhu dalam tanah. Untuk menjadikan struktur tanah yang bergumpal-gumpal
keras menjadi struktur yang remah diperlukan beberapa proses, yaitu pembajakan dan penggaruan, dan akhirnya pembuatan bedengan kasar
Prajnata, 2004. Apabila tanah untuk pertanaman cabai mempunyai derajat keasaman
pH rendah maka tanah ini perlu dikapur. Dikapur yang digunakan adalah kapur pertanian yang alamiah dengan kandungan kalsium dan atau
magnesium. Kapur pertanian itu merupakan hasil tambang yang termasuk jenis kapur atau kalsit, misalnya kapur karbonat, kulit kerang dan kerak baja.
Namun, untuk keperluan pengapuran tanah menetralkan tanah asam biasanya digunakan kapur mentah, yaitu kapur karbonat atau dolomite Setiadi, 2002.
F. Penanaman
Cara penanaman bibit adalah sebagai berikut. Permukaan media semai agak sedikit dipadatkan, kemudian polybag dibuka secara perlahan
kalau perlu dirobek. Jaga jangan sampai media semai pecah karena bila
xv pecah maka akar dipaksa beradaptasi dengan tanah dilahan penanaman
sehingga tanaman dapat mengalami stres dan mati. Bibit dan medianya kemudian dimasukkan kelubang tanam.
Permukaan tanah disekitar bibit diratakan. Jaga jangan sampai ada rongga antara tanah media dengan tanah pada lubang media tanah. Tutuplah lubang
tanam dengan tanah sehingga rata dengan mulsa PHP untuk sementara sebagian mulsa PHP ikut tertutup tanah. Hal ini bertujuan agar udara panas
tidak masuk kedalam perakaran tanaman muda. Adanya udara panas yang masuk kedalam mulsa menyebabkan tanaman muda mati kepanasan.
Tegakkan posisi bibit dilubang tanam, hindarkan organ tanaman seperti batang atau daun, menempel dimulsa PHP karena dapat terbakar. Sirami permukaan
tanah pada lubang tanam agar suhunya tidak terlalu panas Prajnata, 2004.
G. Pengairan
Bila menanam cabai pada musim kemarau dan tanahnya cepat kering, maka harus dilakukan penyiraman. Tanaman cabai yang terlalu lama
kekeringan, pertumbuhannya akan kerdil. Untuk menghindari kekeringan dapat juga diberi mulsa. Mulsa dapat dari plastik hitam perak, kertas
alumunium, daun bambu, jerami, dan daun kelapa Pracaya, 1993. Penyiraman tidak dilakukan bila musim hujan tiba dan curah
hujannya tinggi. Sebaliknya, saat musim kemarau tiba, terlebih lagi didaerah- daerah kering, penyiraman mesti dilakukan. Menurut Setiadi 2002 ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengairan, yaitu : •
Biasanya pada saat tanaman dalam proses pertumbuhan, tanaman memerlukan penyiraman setiap hari terutama pada pagi hari sebab
tanaman cabai peka terhadap sinar matahari. •
Merujuk pada hasil kerja para peneliti, tanaman cabai dalam sehari paling tidak harus mendapat jatah air sebanyak 5-10 mm. Perkiraannya, tanah
dalam luasan satu meter persegi disiram air sebanyak kurang lebih 5-10 liter tergantung dari tingkat kekeringan tanahnya. Takaran ini bisa untuk
2 kali pemberian.
xvi •
Hindarkan air berlebihan sebab bisa mengundang penyakit busuk akar. Juga, jangan sampai tanah menjadi kering betul sebab berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman misalnya bunga mudah rontok dan pertumbuhan buah tidak sempurna.
• Penyiraman dilakukan dengan cara seluruh tajuk tanaman diguyur sampai
basah kuyup dengan menggunakan gembor atau alat semprot, sedangkan tanah dibawah tajuk diguyur sampai basah merata.
H. Pemupukan