8 Untuk mengukur perbedaan tingkat cost stickiness pada masing-masing
perusahaan, variabel pembanding yang digunakan yaitu asset intensity. Sehingga model yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Model 2 :
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun
2009-2011. Dari data yang sudah terkumpul, kemudian dipilih data yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Untuk daftar nama perusahaan dan kodenya
dapat dilihat pada lampiran 1.
Tabel 1. Hasil Pemilihan Sampel
Kriteria-Kriteria Sampel Jumlah Data
Daftar perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011
288 Data perusahaan manufaktur yang jumlah biaya
operasinya lebih dari jumlah penjualannya 4
Jumlah sampel yang tidak lengkap 14
Jumlah sampel yang digunakan 270
Sumber : Data sekunder yang diolah
4.2 Statistik Deskriptif
Berikut ini adalah statistik deskriptif untuk perubahan penjualan dan biaya operasional dari tahun 2009-2010 dan tahun 2010-2011.
9
Tabel 2. Statistik Deskriptif
Rata-rata kenaikan dalam
Rp Rata-rata
penurunan dalam Rp
Jumlah sampel yang mengalami
kenaikan Jumlah sampel
yang mengalami penurunan
Perubahan biaya operasional
dari tahun 2009-2010 112.108.087.719
45.731.917.228 103
32 Perubahan biaya
operasional dari tahun 2010-2011
88.735.609.713 27.634.953.327
102 33
Perubahan penjualan dari tahun 2009-2010
1.042.890.218.949 629.821.988.548
103 32
Perubahan penjualan dari tahun 2010-2011
1.261.591.033.177 55.652.923.213
118 17
Sumber : Data sekunder yang diolah Dari tabel di atas dapat dijelaskan mengenai peningkatan dan penurunan
biaya operasional dan penjualan perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2009-2011. Rata-rata kenaikan penjualan selama tahun 2009-2010 sebesar
Rp 1.042.890.218.949 dan rata-rata penurunan penjualan sebesar Rp 629.821.988.548. Dari total 135 perusahaan, jumlah perusahaan yang mengalami
kenaikan penjualan sebanyak 103 dan yang mengalami penurunan penjualan sebanyak 32 perusahaan. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2009-2010
perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan mencapai 76 dan sebesar 24 perusahaan mengalami penurunan penjualan. Sedangkan selama tahun 2009-2010,
biaya operasional mengalami rata-rata kenaikan sebesar Rp 112.108.087.719 dan penurunan sebesar Rp 45.731.917.228. Jumlah perusahaan yang mengalami
kenaikan biaya operasional sebanyak 103 dan yang mengalami penurunan sebanyak 32 perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2009-2010,
perusahaan yang mengalami kenaikan biaya operasional sebesar 76 dan yang mengalami penurunan sebesar 24 dari total 135 perusahaan. Dari persentase
jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan dengan persentase jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan biaya operasional, dapat ditunjukkan bahwa
kenaikan penjualan pada tahun 2009-2010 diikuti juga dengan kenaikan biaya operasional.
Selama tahun 2010-2011, rata-rata kenaikan penjualan perusahaan sebesar Rp 1.261.591.033.177 dan penurunan sebesar Rp 55.652.923.213. Jumlah
perusahaan yang mengalami kenaikan sebanyak 118 dan yang mengalami
10 penurunan penjualan sebanyak 17 dari total 135 perusahaan. Dapat ditunjukkan
bahwa perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan pada tahun 2010-2011 mencapai 87 dan sebesar 13 mengalami penurunan penjualan. Sedangkan
untuk biaya operasional tahun 2010-2011, rata-rata kenaikan sebesar Rp 88.735.609.713 dan penurunan sebesar Rp 27.634.953.327. Jumlah perusahaan
yang mengalami kenaikan biaya operasional sebanyak 102 dan yang mengalami penurunan sebanyak 33 perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
yang mengalami kenaikan biaya operasional sebesar 76 dan yang mengalami penurunan sebesar 24 dari total 135 perusahaan. Dari persentase kenaikan
penjualan dengan persentase kenaikan biaya operasional menunjukkan bahwa pada tahun 2010-2011, kenaikan penjualan tidak diikuti dengan kenaikan biaya
operasional. Untuk rata-rata kenaikan aset tetap yang dimiliki perusahaan pada tahun
2009-2010 dan 2010-2011, masing-masing sebesar Rp 551.604.611.699 dan Rp 940.884.696.728. Selama tahun 2009-2010, total aset dari perusahaan yang
mengalami kenaikan berjumlah 103 dan yang mengalami penurunan sebanyak 32 perusahaan. Jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan total aset tetap selama
tahun 2010-2011 sebanyak 110 perusahaan dan yang mengalami penurunan dalam jumlah aset tetap sebanyak 25 perusahaan.
4.3 Pengujian Hipotesis