Konsep Luas Konsepsi T1 202010073 Full text

3 dengan konsep luas segitiga, maka cara pemotongan persegi panjang secara diagonal akan lebih sesuai. Konsepsi siswa terkait segitiga khususnya pada jenis segitiga dan unsur- unsurnya telah dilakukan oleh Sartika 2012 pada siswa kelas V SD, diperoleh siswa dapat dengan mudah menentukan gambar dari jenis-jenis segitiga dan unsur-unsurnya. Siswa dapat memilih jawaban benar dengan mudah melalui gambar dan contoh, namun mereka lemah saat diminta memilih jawaban benar dari pengertian secara verbal melalui kata-kata. Hal ini menunjukkan bahwa membentuk konsep dalam diri siswa itu tidak mudah, karena konsep yang mereka miliki terbentuk dari benda nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan mereka kurang bisa memilih konsep jenis-jenis segitiga dan unsur- unsurnya dalam kata-kata yang tepat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, akan dilakukan penelitian lanjutan terkait konsepsi siswa terhadap luas segitiga pada siswa SMP. LANDASAN TEORI 1. Konsep Dahar 2011 mengartikan konsep sebagai batu pembangun berpikir. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Flavell Sagala, 2010 menyatakan bahwa konsep-konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi yaitu atribut, struktur, keabstrakan, keinklusifan, generalitas, ketepatan dan kekuatan. Ausubel Purwanto, 2012 mengemukakan bahwa konsep-konsep diperoleh dengan dua cara, yaitu formasi konsep concept formation dan asimilasi konsep concept assimilation .

2. Konsep Luas

Walle 2008 berpendapat bahwa luas adalah spasi dua dimensi dalam daerah. Luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi bangun datar tersebut. Luas bangun datar adalah banyaknya satuan luas yang dapat digunakan untuk menutup secara rapat daerah tersebut Farida dkk, 2012.

3. Konsepsi

Setiap orang akan mempunyai penafsiran tersendiri mengenai suatu konsep Sartika, 2012. Tafsiran perorangan dari suatu konsep ilmu inilah yang disebut konsepsi Berg, 1991. Sutriyono 2012 menyatakan bahwa bagi siswa, konsepsi mereka tentang matematika adalah tidak salah karena 4 konsepsi mereka adalah berdasarkan skim tindakan mereka sendiri. Konsepsi yang dimiliki seseorang belum tentu semuanya benar. Hewson dan Throley Purniati, dkk, 2007 mengatakan bahwa pemahaman adalah konsepsi yang bisa dicerna atau dipahami oleh pembelajar sehingga dia mengerti apa yang dimaksudkan, mampu menemukan cara untuk mengungkapkan konsepsi tersebut, serta dapat mengeksplorasi kemungkinan yang terkait.

4. Segitiga