Tinjuan Semantik Web dan Ontology

139 keputusan untuk melakukan perjalanan. Aplikasi teknologi informasi pariwisata Indonesia masih sebatas penampilan informasi, halaman teks, dan penyediaan gambar semata, tanpa adanya komunikasi interaktif antara supplier pariwisata dengan client. Pemanfaatan teknologi informasi saat ini belum dapat mengatasi beberapa permasalahan seperti 1 kerjasama sistem dalam hal informasi dan service, 2 heterogenitas informasi diantara perbedaan sistem, yang menyangkut class semantik dan class representasi, 3 kepekaan terhadap dampak perubahan data, yang mana struktur konflik harus membedakan antara fully mappable dan partially or nonmappable. Lebih jauh, permasalahan yang juga muncul adalah pada saat konsep yang dipilih memiliki memiliki standar yang baku, dan tidak memiliki pertalian dengan konsep yang lain, maka konsep tersebut tidak dapat dipetakan. Gambar 2 Nilai Perubahan Tradisional Pariwisata [4]

3. Tinjuan Semantik Web dan Ontology

Pada saat ini, Semantik Web telah mengantar evolusi WWW ke tingkat pemanfaatan yang lebih baik. Apalagi jika dikaitkan dengan visi pengembangan web kedepan yang menekankan pada dua hal yaitu: pertama membuat web semakin baik sebagai media kolaborasi, dan kedua web semakin dapat dipahami oleh mesin, yang lebih menekankan pada pemberian keterangan data maka akan membuat informasi tersebut dapat dipahami oleh mesin. Semantik Web merupakan perluasan dari web, yang lebih mendukung database agar dapat dibaca oleh mesin. Hal ini disebabkan karena web lebih menyandarkan diri pada rancangan manusia yang Semantik Web sebagai Solusi Pemecahan Masalah Tanaamah dan Wellem 140 Jurnal Teknologi Informasi - Aiti, Vol.6. No. 2, Agustus 2009:101-200 terkait dengan dokumen, halaman teks dan gambar. Sedangkan Semantik merupakan perluasan dari web, yang memiliki kemampuan daya dukung database serta kumpulan informasi besar dan dapat diproses oleh mesin. Oleh karena itu, Semantik Web memiliki kemampuan besar dalam menampung informasi yang besar serta dapat memberikan informasi tersebut secara efektif dan efisien berdasarkan kebutuhan pencari informasi. Untuk mengembangkan Semantik Web, maka beberapa hal dibutuhkan seperti 1 Mengembangkan bahasa dan terminologi, yang mana bahasa yang digunakan untuk mengeskpresikan sesuatu yang dapat membuat mesin lebih bisa memahami dengan meta informasi untuk dokumen; 2 Mengembangkan tool dan arsitektur baru yang menggunakan bahasa dan terminologi tersebut untuk mengakses, merubah dan integrasi informasi. Mengembangkan aplikasi yang memberikan sebuah tingkat pelayanan baru kepada pemakai dengan Semantik Web [6]. Awal pendekatan untuk pengintegrasian semantik adalah sebagian besar didasarkan pada penggunaan dari thesauri untuk menterjemahkan antar kosa kata vocabularies yang spesifik. Pendekatan ini akan tergantung pada domain dari thesauri, seperti masalah yang dinyatakan pada pengintegrasian ontology secara global. Suatu aspek yang rumit dari penciptaan Web Semantik adalah untuk memungkinkan para pemakai yang bukanlah ahli secara logika untuk menciptakan mesin yang mampu membaca isi yang lebih detil yang mendekati ke pemecahan dari semantik yang tidak sejenis untuk pengintegrasianinteraperabilitas semantik. Ontology merupakan penjelasan secara spesifik akan sebuah konsep yang saling berbagi pada domain khusus dalam sistem komputer. Oleh karena itu, ontology secara eksplisit mendefinisikan tipe konsep dan batasan yang digunakan dalam memberikan arti formal yang dipahami oleh mesin [6]. Pada dasarnya ontology memiliki bentuk dan tingkat yang sangat beragam dari yang memiliki tingkat semantik lemah sampai tinggi. Untuk memahami bentuk dan tingkatan ontology , maka dapat dilihat dalam Gambar 3, yang menunjukkan spekrum yang ditimbulkan oleh ontology. Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa Taksonomi taxonomy dipandang sebagai sebuah struktur dengan minimal informasi hirarki. Thesaurus merupakan memberikan dengan pengayaan vokabulary sebuah kata, seperti sinonim, antonim, homografi, hirarki, asosiatif, dan sebagainya. Conceptual model membawa tingkat thesaurus dan taksonomi ke bentuk formal dengan knowledge yang semakin kompleks sedangkan logical domain theory dilakukan penambahan fungsi dengan model yang semakin kaya, kompleks, konsisten dan pengertian yang detail dari knowledge. Model yang akan digunakan sebagai keterangan dalam Semantik Web dan ontology sebagai penunjang jaringan sistem produksi diawali dengan lapis 1 XML, XMLS dan lapis 2 RDF, RDFS. XML adalah sebenarnya bukan sebuah bahasa, lebih sesuai dikatakan sebagai sebuah aturan sintaks untuk membuat bahasa markup yang lebih semantik pada domain tertentu. Dengan kata lain, kita menggunakan XML untuk mengembangkan bahasa baru. XML Schema XMLS adalah sebuah definisi dari XML untuk memberikan aturan untuk sebuah dokumen XML seperti analoginya pada database konvensional, sebuah XMLS bagaikan data dictionary, sementara XML adalah data di Xbasenya. 141 Resources Description Framework RDF merupakan sebuah bahasa formal yang berbasiskan XML, URL dan unicode. Sedangkan RDF dipandang sebagai sebuah dasar untuk pemrosesan metadata, yang mana metadata dalam web dapat di kodekan, dipertukarkan dan dipergunakan. Oleh karena itu, RDF terdiri dari tiga jenis bagian triple subyek-predikat-obyek, dimana bisa disebut juga sebagai aResources adalah bagian dari sumber informasi, dalam era Internet di representasikan dalam alamat web atau URL, ini disebut subyek atau obyek. bProperty adalah sebuah karakteristik dari atribut atau relasi untuk menjelaskan sumber, ini disebut juga predikat. RDF tidak dapat dipandang sebagai langkah melakukan pendefinisian semantik secara langsung dari setiap sumber, tetapi lebih berfungsi untuk memberikan penjelasan agar dapat dipahami oleh mesin untuk mempermudah pertukaran data. Sedangkan RDF Schema RDFS merupakan sebuah lapisan diatas RDF dan merupakan sebuah set standard sederhana dari sumber RDF yang memungkinkan untuk membuat vokabulary RDF sendiri. Jika ditinjau dari sisi model, maka Model dari RDFS memiliki kemiripan dengan yang digunakan oleh object oriented, yaitu dengan memiliki class, relation, property dan instance. Gambar 3 Spekrum Ontology [6] Class adalah kumpulan dari obyek yang memiliki kesamaan karakter. Relation adalah sifat hubungan antar kelas. Property adalah karakter dari sebuah kelas. Instances adalah sebuah obyek yang merupakan anggota sebuah kelas. Jika ditinjau dari sisi proses interaperabilitas, ada tiga model untuk mengatasi perbedaan semantik dalam memanfaatkan ontology, yaitu Model pertama adalah dengan membuat ontology yang dipahami secara bersama oleh semua sumber informasi. Pendekatan ini sangat tersentral dan cocok untuk sumber informasi yang statis dan relasinya sangat tinggi, sering diistilahkan dengan merging ontology. Model kedua adalah, Semantik Web sebagai Solusi Pemecahan Masalah Tanaamah dan Wellem 142 Jurnal Teknologi Informasi - Aiti, Vol.6. No. 2, Agustus 2009:101-200 setiap sumber informasi memiliki ontology masing-masing dan dalam proses interaperabilitas akan dilakukan mapping dari satu ontology ke ontology lainnya. Model ini mendukung otonomi dari sumber informasi, tetapi membutuhkan banyak maping ontology yaitu sebanyak Ón-1, ini disebut model mapping ontology. Model ketiga adalah dengan mengembangkan ontology referensi common ontology, sehingga pemetaan hanya dilakukan antara sumber dan ontology referensi. Ini jelas sangat mengurangi jumlah maping menjadi sebesar n, tetapi permasalahannya adalah bagaimana membangun ontology referensi yang bisa menjadi acuan dari sebuah domain. Model ketiga ini disebut dengah model ontology hybrid, karena merupakan gabungan dari ide model ke satu dan ke dua [6].

4. Semantik Web sebagai Solusi Masalah Promosi Kepariwisataan di Indonesia