Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing

(1)

The Influence Of Market Orientation And Product To Competitive Advantage (survey of SME’s the craftsman Angklung at Padasuka Bandung)

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Univesitas Komputer Indonesia

Disusun oleh Andri Sutisna

21209140

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(2)

(3)

(4)

iv

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN MOTTO

ABSTRACT ABSTRAK

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...8

1.2.1 Identifikasi Masalah...8

1.2.2 Rumusan Masalah ...9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...10

1.3.1 Maksud Penelitian...10

1.3.2 Tujuan Penelitian ...10

1.4 KegunaanPenelitian ...10

1.4.1 Kegunaan Praktis ...10


(5)

v

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ...12

2.1.1 Definisi Orientasi Pasar ...12

2.1.1.1 Indikator Orientasi Pasar...13

2.1.2 Inovasi ...18

2.1.2.1 Pengertian Inovasi Produk ...18

2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Inovasi Produk...20

2.1.2.3 Indikator Inovasi Produk ...21

2.1.3 Keunggulan Bersaing...21

2.1.3.1 Rantai Nilai Keungglan Bersaing...22

2.1.3.2 Pencapaian Keunggulan Bersaing ...23

2.1.3.3 Indikator Keunggulan Bersaing...24

2.1.4 Penelitian Terdahulu ...26

2.2 Kerangka Pemikiran...29

2.2.1 Keterkaitan Antara Orientasi Pasar Dengan Keunggulan Bersaing ...32

2.2.2 Keterkaitan Antara Inovasi Produk Dengan Keunggulan Bersaing ...33

2.2.3 Keterkaitan Antara Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Dengan Keunggulan Bersaing ...33


(6)

vi

3.2 Metode Penelitian ...37

3.2.1 Desain Penelitian ...39

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian...41

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ...45

3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder)...45

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...46

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...47

3.2.4.1 Uji Validitas ...49

3.2.4.2 Uji Realibilitas ...50

3.2.4.3 Hasil Uji Validitas dan Validitas ...52

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...56

3.2.5.1 Rancangan Analisis...56

3.2.5.1.1 Rancangan Deskriptif...56

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)...57

3.2.5.1.2.1 Merancang Model Struktural ...58

3.2.5.1.2.2 Merancang Model Pengukuran ...59

3.2.5.1.2.3 Mengkontruksi Diagram Jalur ...59

3.2.5.1.2.4 Estimasi...62

3.2.5.1.2.5 Uji Kecocokan Model (Googness of Fit)...62


(7)

vii

4.1.1 Sejarah Perusahaan...66

4.2 Karakteristik Responden ...68

4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...68

4.2.2 Responden Berdasarkan Usia ...69

4.2.3 Responden Berdasarkan Status ...71

4.3 Pembahasan Penelitian...72

4.3.1 Analisis Deskriptif Tanggapan Responden ...72

4.3.1.1 Tanggapan Responden Mengenai Orientasi Pasar UKM Pengrajin Angklung di Padasuka Bandung ...72

4.3.1.1.1 Orientasi Pelanggan ...73

4.3.1.1.2 Orientasi Pesaing ...79

4.3.1.1.3 Koordinasi Antar Fungsi...87

4.3.1.2 Tanggapan Responden Mengenai Inovasi Produk UKM Pengrajin Angklung di Padasuka Bandung ...95

4.3.1.2.1 Perubahan Desain...95

4.3.1.2.2 Inovasi Teknis ...99

4.3.1.2.3 Pengembangan Produk...102

4.3.1.3 Tanggapan Responden Keunggulan Bersaing UKM Pengrajin Angklung di Padasuka Bandung...107

4.3.1.3.1 Keunikan Produk ...108


(8)

viii

Keunggulan Bersaing ...124

4.3.2.1 Model Pengukuran ...124

4.3.2.1.1 Model Pengukuran Variabel Orientasi Pasar ...126

4.3.2.1.2 Model Pengukuran Variabel Inovasi Produk ...130

4.3.2.1.3 Model Pengukuran Variabel Keunggulan Bersaing .134 4.3.2.2 Model Struktural...138

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...148

5.2 Saran ...149

DAFTAR PUSTAKA


(9)

i Assalamu’allaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya. Atas

rahmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan

penyusunan penelitian skripsi dengan tepat waktu.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh

jenjang S1 pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia, dengan judul “Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing (Survey pada UKM Pengrajin Angklung di Padasuka Bandung) perkembangan ilmu yang dinamis terus berkembang sehingga mengahasilkan ilmu baru yang lebih baik dari saat ini.

Masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini. Untuk itu, koreksi

dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis dalam pencapaian

kesempurnaan dalam penelitian ini.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini

perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas


(10)

ii

3. Ibu Dr. Raeni Dwisanti, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen

pembimbing yang telah membimbing serta mengarahkan penulis agar

terselesaikannya penyusunan Usulan Penelitian ini, terima kasih banyak

karena bimbingannya skripsi ini terselesaikan dengan tepat waktu dan masih

banyak hal lagi yang didapat melalui bimbingannya untuk menjadi yang

terbaik diantara yang baik melalui motivasi dan sarannya.

4. Untuk Ibu Dr.Rahma Wahdiniwaty, Dra.,M.si selaku Penguji I dan Ibu

Trustorini Handayani, SE., M.Si selaku penguji II, terima kasih atas saran dan

kritikan yang membangun penulis menjadi yang terbaik.

5. Dinas Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat serta Dinas

Perindustrian dan Perdagangan yang telah membantu memberikan data serta

ijin untuk melakukan Penelitian sehingga tersusunlah laporan Usulan

Penelitian ini.

6. Untuk Para Pengrajin Angklung di daerah Padasuka Bandung yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang tidak bisa

disebutkan satu persatunya.

7. Untuk Orang Tua tercinta bapak H.Kosidin dan Ibu Kokom yang selalu

memberikan doa dan semangat kepada saya sehingga skripsi ini bisa cepat

selesai, serta untuk kakak dan adiku tersayang Ade Saripudin dan Adi Putra

Setiawan semoga cepat menyusul menjadi sarjana yang terbaik dan istriku

tercinta Tita Yanita Dewi dan si kecil Alana Shanum Ananta yang telah


(11)

iii belajar dan belajar.

8. Untuk Ibu Windy Novianty SE., M.Si yang selalu memberikan motivasi dan

saran untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya, terima kasih banyak Buwin.

9. Untuk Ibu Trustorini Handayani SE. M.Si selaku dosen wali MN-4 yang

selalu memberikan dukungan, saran dan motivasi bagi penulis. Terima kasih

atas segala kabaikannya selama kurang lebih 4 (empat) tahun bersama dan

mendengarkan keluh kesah mn-4 yang selalu membuat peristiwa menarik.

10. Sahabat yang selalu membantu dan untuk seseorang yang tidak hentinya

memberikan dukungan doa dan motivasi serta perhatiannya, serta

teman-teman kelas Mn-4 yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada

penulis, terima kasih Gojas Gojlag Crew, Rossy, Renita, Andriani, Acep,

Agni, Hara, Cikal, Septia, Tri, Kiki, Firman, Adit, Hadi, Nia, Wulan, Yunita

dan yang lainnya yang tidak dapat disebutkan seluruhnya.

11. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan yang tidak

dapat penulis sebutkan. Semoga kebaikannya dapat dibalas oleh Allah SWT.

Akhirnya penulis panjatkan doa semoga Allah SWT memberikan Taufik

dan Hidayah-Nya kepada kita semua serta semoga usulan penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukan. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, Juli 2013


(12)

Ariyani Matius Maun. 2002. Hubungan Organizational Learning, Informasi Pasar, Inovasi Dan Kinerja Pasar. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Volume 1, Nomor 2, 182-197,

http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/jspi/article/viewFile/1052/865, (02 Maret 2012).

Asmuji. 2010. Pengaruh Kreativitas Terhadap Inovasi dan Kinerja Pemasaran Pada Pengusaha Kerajinan Bambu di Kabupaten Jember. Jurnal Aplikasi

Manajemen, Volume 8, Nomor 1, 24-29, ISSN 1639-5241,

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/81102429_1693-5241.pdf, (25 Februari 2012).

Atmanti, Hastarini Dwi. 2004. Analisis Efisiensi Dan Keunggulan Kompetitif Sektor Industri Manufaktur Di Jawa Tengah Sebelum Dan Selama Krisis.Jurnal Dinamika

Pembangunan, Volume 1, Nomor 1, 1-16, ISSN 1829-7617,

http://eprints.undip.ac.id/13945/1/Analisis_Efisiensi_dan_Keunggulan_Kompeti tif....by_Hastarini_Dwi_Atmanti_(OK).pdf, (02 Maret 2012).

Bagas Prakosa. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi Empiris Pada Industri Manufaktur Di Semarang). Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, Volume 2, Nomor 1, 35-57, (02 Maret 2012).

Eddi Suprayitno.Internal Marketing Dalam Mencapai Keunggulan Bersaing, melalui ( Http://Eddhies-Marketing.Blogspot.Com/2011/09/Internal-Marketing-Dalam-Mencapai.Html), 29 September 2011.

Eddi Suprayitno, Pengkajian Konsep Orientasi Pasar, melalui ( http://eddhies-marketing.blogspot.com/2011/10/pengkajian-konsep-orientasi-pasar.html), 06 Oktober 2011.

Ernani Hadiyanti. 2011. Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Volume 13, Nomor 1, 8-16,

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/18240/18108, (10 Maret 2012)


(13)

Ginanjar Suendro. 2010. Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran Untuk Mencapaian Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah Batik Pekalongan). Jurnal Fakultas Magister Manajemen UNDIP Semarang, 1-24.

Hair, J.F., Black, W.C., Babin, B.J., dan Anderson, R.E. 2010.Multivariate Data Analysis, 7thedition. NJ: PearsonPrentice Hall.

Mohamad Yusak Anshori.2008. Pengaruh Orientasi Pasar, Intelectual Capital dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Inovasi. Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 3 No.3, (317-329)

Muniya Alteza. 2004. Integrasi Orientasi Pasar, Inovasi dan Pembelajaran Dalam Organisasi Sebagai Strategi Meraih Keunggulan Kompetitif. Jurnal Studi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 61-76.

Nursya’bani Purmama dan Hery Setiawan. 2010. Analisis Pengaruh Sumber-sumber Keunggulan Bersaing Bidang Pemasaran Terhadap Kinerja. JSB No.8 Vol. 2, 105-130, ISSN: 0853-7665

Perminas Pangeran.2012. Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro Kecil Dan Menengah. Jurnal Riset Manajemen & Bisnis, Vol 7, No.1, 1-15, ISSN : 1907-7343.

Sensi Tribuana Dewi. (2006).Analisis Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Pada Industri Batik Di Kota Dan Kabupaten Pekalongan). Universitas Diponogoro Semarang, 1-80, (10 Maret 2012).

Suparyadi. 2003.Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil gila Merah Tebu : Kiat Bersaing di Pasar Ekspor. Jurnal Siasat Bisnis, Volume 2, Nomor 8,

131-154, ISSN 0853-7665,

http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12308289313.pdf, (25 Maret 2012). Tiona Evi. 2009.Kajian Teoritis Analisa Hubungan Pemberian Insentif Dengan

Semangat Kerja Karyawan.Seminar Nasional Informatika (SemnasIF 2009). E-65-E71, ISSN : 1979-2328.

Umi Narimawati, Dewi Sri Anggadini, Linna Ismawati. 2010. Paduan Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir.Jakarta : Genesis Press.


(14)

Kinerja (Suvey Pada Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sleman Yogyakarta).Buletin Ekonomi, Vol. 8, No.2, 70-170.

Wahyono. 2002. Orientasi Pasar dan Inovasi: Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran.Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Volume 1, Nomor 1, 25-45


(15)

12

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Orientasi Pasar

Orientasi pasar adalah merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan

sejalan dengan meningkatnya persaingan global dan perubahan dalam

kebutuhan pelanggan dimana perusahaan menyadari bahwa mereka harus selalu

dekat dengan pasarnya. Orientasi pasar adalah budaya organisasi yang

nilai-nilainya membantu mengembangkan perusahaan untuk mengikuti pasar

sehingga dapat menawarkan nilai yang lebih besar kepada pelanggan, dimana hal

ini merupakan kunci dari aksi perusahaan (Slater & Narver, 1994, craven &

piercy, 2006, zou et all; 2009, 2010).

Ada 3 komponen orientasi pasar : (1) Orientasi Pelanggan, (2) Orientasi

Pesaing, (3) Koordinasi Interfungsional. Orientasi pelanggan dan orientasi pesaing

menunjukan tekanan relative pada pengumpulan dan pemrosesan informasi untuk

pilihan pelanggan dan kemampuan bersaing, secara berturut-turut. Koordinasi

antar fungsi meliputi aplikasi koordinasi dari sumber daya organisasi dan

penyebaran kecerdasan pasar.

Wahyono (2002 : 28) dalam jurnal sains pemasaran Indonesia volume 1,


(16)

efekttif dan efisien untuk menciptakan perilaku yang dibutuhkan untuk

menciptakan “superior value” bagi pembeli dan “superior performance” bagi

perusahaan. Kemampuan menerapkan kedua orientasi ini, apalagi digabung

dengan ketiga yaitu koordinasi antar fungsi dalam perusahaan akan meningkatkan

daya tahan perusahaan terhadap pesaing sekaligus meningkatkan kepuasan

pelanggan.

Pentingnya orientasi pasar juga dibahas oleh Tatik Suryani dalam Ventura

(2001:38), orientasi pasar merupakan sumber keunggulan bersaing yang

berkelanjutan di tengah persainngan yang semakin klompetitif telah terbukti

nyata. Beberapa penelitian menunjukan bahwa orientasi pasar akan mendatangkan

manfaat baik dari sisi keuangan, pelanggan, karyawan, dan keinovasian

perusahaan. Oleh karena itu mau tidak mau perusahaan perlu memperhatikan

masalah tersebut tidak hanya sebagai slogan bahwa perusahaan memperhatikan

pasar tetapi mengembangkan orientasi pasar sebagai budaya perusahaan.

2.1.1.1 Indikator Orientasi Pasar

Dalam penelitian Narver dan Slater (1990) dalam Muniya Alteza

(2004:63), mengemukakan bahwa ada tiga indikator yang digunakan orientasi

pasar, begitu juga seperti yang dikemukakan oleh Kohli dan Jaworski (1990)

dalam Muniya Alteza (2004:64), yaitu 1). Orientasi pelanggan 2). Orientasi

pesaing 3). Koordinasi antar fungsi. Sehingga penulis disini menggunakan ketiga

indikator tersebut, tetapi penulis menggunakan penjelasan sesuai dengan apa yang


(17)

1. Orientasi Pelanggan

Melalui orientasi pelanggan, perusahaan memiliki peluang untuk membentuk

persepsi pelanggan atas nilai-nilai yang dibangunnya dan nilai-nilai yang

dirasakan itu dan pada gilirannya akan menghasilkan kepuasan pelanggan

(Customer Satisfaction). Kemampuan penjual dalam memahami kebuthan dan keinginan pelanggan akan membantu memahami siapa pelanggan potensial untuk

saat ini dan yang akan datang, apa yang mereka inginkan dan apa yang mungkin

mereka inginkan di masa yang akan datang, apa yang mereka rasakan saat ini dan

apa yang mungkin akan mereka rasakan dimasa yang akan datang sebagai pemuas

yang relevan dari keinginan-keinginan pelanggan (Slater dan Narver, 1990 dalam

Wahyono, 2002;p.23).

2. Orientasi Pesaing

Orientasi pesaing berarti bahwa perusahaan yang berorientasi pesaing

sering dilihat sebagai perusahaan yang mempunyai strategi bagaimana

membagikan informasi mengenai pesaing, bagaimana merespon tindakan pesaing

dan juga bagaimana manajemen puncak didalam mendiskusikan strategi pesaing

(Narver dan Slater, 1990, p.21)

Oleh karena itu tenaga penjualan harus berupaya untuk mengumpulkan

informasi mengenai pesaing dan membagi informasi itu pada fungsi-fungsi lain

dalam perusahaan dan mendiskusikan dengan pimpnan perusahaan bagaimana

kekuatan pesaing dan membagi informasi itu pada fungsi-fungsi lain dalam

perusahaan dan mendiskusikan dengan pimpinan perusahaan bagaimana kekuatan


(18)

Dalam kenyataannya orientasi pelanggan sering kurang mampu dijadikan

strategi memenangkan persaingan bisnis, sebab perusahaan cenderung hanya

bersifat reaktif terhadap permasalahan bisnis yang muncul dan tidak

mengembangkan sikap proaktif dalam mengungguli pesaing bisnisnya (Wahyono,

2002, p.26). oleh karena itu perlu keseimbangan dalam menjalankan kedua

orientasi ini agar di satu sisi mampu memenagkan persaingan dan disisi lain tetap

dapat memuaskan keinginan pelanggan. Bila perusahaan hanya menekankan pada

satu faktor saja secara ekstra daripada faktor lain yaitu pada persaingan, maka

tindakan ini dapat mengarah pada pengabdian kepentingan-kepentingan

pelanggan. Karena hal ini maka Day dan Wensley dalam Wahyono (2002;23)

mengajukan suatu campuran yang seimbang antara orientasi pelanggan dengan

orientasi pesaing sebagai suatu syarat dalam memepertahankan keungglan

bersaing.

3. Koordinasi Interfungsional

Koordinasi interfungsional dapat juga dikatakan sebagai koordinasi antar

dungsi. Koordinasi antar fungsi adalah komponen ketiga dari orientasi pasar.

Koordinasi antar fungsi ini menjadi sangat penting bagi kelangsungan perusahaan

yang ingin memberikan kepuasan pada pelanggan sekaligus memenangkan

pesaingan dengan cara mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan

dengan cermat. Langkah ini sekaligus merupakan kemampuan perusahaan dalam

menagkap umpan balikk dari pelanggan, merespon dan memberikan pelayanan

yang lebih prima di kemudian hari.

Keterbukaan dan komunikasi antar fungsi perlu dalam usaha memberikan


(19)

dibantu dengan ananlisis dan pemecahannya dari fungsi-fungsi lain secara

professional dan kopsepsional. Demikian pula terhadap masalah-masalah yang

tidak dapat dipecahkan pada salah satu bagian dapat didiskusikan dan diambil

langkah-langkah penyelesaian melalui koordinasi antar fungsi yang ada dalam

perusahanan.

Koordinasi antar fungsi yang efektif diharapkan mampu menggerakkan

partisipasi secara aktif masing-masing bidang untuk mencapai tujuan utama

perusahaan. Untuk itu diperlukan dukungan yang efektif dan kepemimpinan yang

andal dalam mengkoordinasikan antar fungsi, dukungan dan partisipasi antar

bidang fungsional dan sikap interpendensi (ketergantungan) antar fungsi. Hal ini

diarahkan agar masing-masing bidang fungsional mampu mengenali

kelebihan-kelebihannya dan dapat bekerjasama dengan bidang lainnya secara effektif.

Karena pasar adalah kunci dari kelangsungan hidup suatu perusahaan maka

dalam rangka mempertahankan tingkat pertumbuhan perusahaan di tengah

persaingan yang semakin kompleks, pasar harus dikelola dengan upaya-upaya

yang sistematis, dengan cara menggali informasi dan mengenali kebuthan

pelanggan sehingga produk dan jasa yang ditawarkan memberikan kepuasan bagi

pelanggan. Disamping itu pasar harus didekati dengan cara menggali informasi

mengenai karakteristik dan latar belakang pelanggan sehingga antisipasi terhadap

pasar dapat dilakukan secar proporsional. Utamanya pasar harus dilayani dengan

baik bila perusahaan secara menyeluruh bersifat responsive terhadap tuntutan

pelanggan dan pesaing dalam pasar. Berdasarkan hal tersebut, orientasi pasar

dipandang sebagai sebuah budaya perusahaan yang berdimensi orientasi


(20)

Orientasi pasar memiliki fokus jangka panjang dalam usahanya meraih

keuntungan dan juga dalam penerapan tiap-tiap komponen keperilakuannya.

Untuk mencegah pesaing mengungguli superioritas nilai yang telah diciptakannya

maka perusahaan harus selalu menemukan dan memberikan nilail tambah yang

baru untuk pelanggannya. Secara implisit disini terkandung pula upaya cutomer

relationship marketing. Perusahaan tidak hanya menciptakan transaksi pelanggan

pada satu waktu, tetapi juga berupaya mempertahankan hubungan dengan

pelanggan secara berkesinambungan. Profitabilitas menjadi tujuan utama yang

ingin dicapai dalam orientasi pasar melalui superior customer value yang dapat

memberikan kepuasaan dan akhirnya dapat menimbulkan loyalitas pelanggan

seumur hidup. Perusahaan mengharapkan adanya perolehan pendapatan yang

mencukupi untuk mennutup biaya dalam jangka panjang. Oleh karena itulah maka

semakin tinggi orientasi pasar perusahaan maka diharapkan semakin tinggi pula

profitabilitas yang diperoleh. Secara keseluruhan, komponen orientasi pasar

tersebut dapat digambarkan seperti dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Komponen Orientasi Pasar

Orientasi Pesaing

Koordinasi Antar Fungsi Orientasi

Pelanggan

Target Market

Long term Profit


(21)

Sumber : John C. Narver dan Stanley F.Slater, “The Effect of a Market Orientation on Business Profitability, Journal of Marketing, Vol.54 (October),pp.23.

2.1.2 Inovasi

Menurut amabile (1996) dalam Ariyani Matius Maun. (2002 : 188)

mengatakan bahwa “inovasi sebagai penerapan yang berhasil dari gagasan kreatif

dalam perusahaan”.

Sedangkan menurut Hurley dan Hult (1998) dalam Bagas Prakosa (2005 :

45) “inovasi adalah suatu mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dengan

lingkungan yang dinamis”.

Berdasarkan definisi diatas yang telah dijelaskan maka dapat disimpulakn

bahawa inovasi adalah suatu ide atau gagasan yang yang dihasilkan oleh

perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis.

2.1.2.1 Pengertian Inovasi Produk

Inovasi produk adalah elemen yang penting dalam sebuah perusahaan,

termasuk perusahaan yang bergerak dalam bisnis kuliner. Setiap pembaruan

dalam hal peroduk yang ada di perusahaan akan menentukan keputusan pembelian

dari konsumen, dan akan meningkatkan angka penjualan dari perusahaanm dan

berujunga pada daya saing perusahaan dalam industry yang digeluti oelh

perusahaan tersebut. Definisi mengenai pengertian inovasi produk menurut

Crawford dan De Benedetto (2009:9) inovasi produk adalah “ inovasi yang

digunakan dalam keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk baru

diciptakan dan dipasarkan termasuk inovasi disegala proses


(22)

inovasi sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam

lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu

menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dan menawarkan

produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang memuaskan pelanggan.

Dalam sisi lain produk inovasi menurut Galbraith, 1973;Schon,1967

(dalam Lukas dan Ferrel, 2000:240) didefinisikan sebagai proses dari penggunaan

teknologi baru kedalam suatu produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai

tambah. Inovasi dapat dilakukan pada barang, pelayanan, atau gagasan-gagasan

yang diterima oleh seseorang sebagai sesuatu yang baru, sehingga mungkin saja

suatu gagasan telah muncul dimasa lampau, tetapi dapat dianggap inovatif bagi

konsumen yang baru mengetahuinya.

Seringkali orang berpendapat bahwa dengan melakukan inovasi pada suatu

hal maka seseorang telah melakukan perubahan yang bersifat positif yang

mengarah pada kemajuan. Pendapat tersebut memang benar adanya, tetapi

perubahan (dalam bentuk apapun) tersebut bagi sebagian konsumen sesuatu yang

sulit diterima begitu saja.

Dari berbagai pendapat yang tersaji diatas, maka penulis menarik

kesimpulan sementara terkait dengan definisi inovasi produk, yaitu “usaha yang

dilakukan oleh perusahaan untuk membuat gagasan baru yang berkenaan dengan

produk yang ditawarkan kepada konsumen yang bertujuan untuk menambah

keuntungan perusahaan, dan meningkatkan daya saing daripada perusahaan itu


(23)

perusahaan melakukan inovasi, maka akan memberi keleluasaan bagi konsumen

untuk memilih produk yang disediakan.

2.1.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovasi Produk

Inovasi produk yang menjadi upaya menaikan daya saing daripada

perusahaan di dalam industri memiliki beberapa faktor yang berpengaruh, antara

lain :

Menurut Kotler (2002;405). Proses penerimaan konsumen terhadap

inovasi produk memerlukan waktu proses penerimaan konsumen berfokus pada

proses mental yang dilaluli seseorang mulai saat pertama mendengar tentang

inovasi tersebut sampai akhir penerimaan. Berikut adalah faktor yang

mempengaruhi proses penerimaan dari suatu inovasi produk :

1. Kesadaran(awareness)

Konsumen menyadari adanya inovasi tersebut tapi masih kekurangan

informasi mengenai hal tersebut.

2. Minat(interest)

Konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai inovasi tersebut.

3. Evaluasi(evaluation)

Konsumen mempertimbangkan untuk mencoba inovasi tersebut.

4. Percobaan(trial)

Konsumen mencoba inovasi tersebut untuk memperbaiki perkiraannya atas

nilai inovasi tersebut.


(24)

2.1.2.3 Indikator Inovasi Produk

Menurut Thomas W.Zimmerer dkk (2008:57) inovasi produk merupakan

satu hal yang potensial untuk menciptakan pemikiran dan imajinasi orang yang

pada akhirnya menciptakan pelanggan. indikator dari inovasi produk yaitu :

1. Perubahan desain

2. Inovasi teknis

3. Pengembangan produk

2.1.3 Keunggulan Bersaing

Semakin dinamis dan ketatnya persaingan diapsar menuntut perusahaan

untuk dapat mengembangkan kapabilitas strategiknya melalui penciptaan dan

penyampaian superior customer value bagi pelanggannya sehingga akkhirnya menjadi suatu keunggulan bersaing.

Menurut Porter (1994) dalam Supayardi (2003:146), “keunggulan bersaing

tidak dapat dipahami dengan cara memandang sebuah perusahaan sebagai suatu

keseluruhan, tetapi harus dari asal keunggulan bersaing itu, yaitu berbagai

aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain,

memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya”.

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan

bahawa keunggulan bersaing berkaitan dengan cara bagaimana perusahaan

memilih dan benar-benar dapat melaksanakan strategi kedalam praktik sehingga


(25)

2.1.3.1 Rantai Nialai Keunggulan Bersaing

Guna mengetahui sumber keunggulan bersaing, perlu dilakukan analisis

terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan

alat yang diperkenalkan oleh Porter (1994) dalam Suparyadi (2003:146) yaitu

rantai nilai yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Infrastruktur Perusahaan

Manajemen sumber daya manusia Pengembangan Teknologi

Pembelian

Logistik Operasi Logistik Pemasaran Pelayanan

Aktivitas Primer

Gambar 2.2 Rantai Keunggulan Bersaing

Sumber: Porter, Michael E, Rantai Nilai (1994:37) dalam Suparyadi (2003:146)

Nilai yang dimaksudkan disini adalah suatu jumlah tertentu yang dibayarkan

oleh pembeli atas apa yang diberikan oleh perusahaan kepada mereka. Analisis

rantai nilai lebih tepat untuk meneliti keunggulan bersaing daripada nilai tambah

(harga jual dikurangi biaya pembelian bahan baku), karena analisis ini dapat Aktivitas


(26)

mengetahui nilai-nilai yang dimiliki semua aktivitas, sehingga dapat diketahui

asal atau sumber dari keunggulan bersaing itu.

2.1.3.2 Pencapaian Keunggulan Bersaing

Menurut Eddy Suprayitno (2011) untuk mencapai keunggulan

bersaing berkelanjutan, diperlukan hal-hal berikut ini, yaitu :

1. Tingkat keterlibatan yang tinggi oleh para anggota organisasi dalam

kontak personal dengan pelanggan.

2. Wawancara dan survey reguler dengan pekerja untuk mengukur iklim

dan budaya pelayanan internal dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas

dan mengidentifikasikan tindakan-tindakan yang akan dilakukan yang

didasarkan pada hasil survey pelanggan.

3. Pengukuran kinerja distribusi tiap fungsi terhadap pencapaian tujuan.

4. Pelayanan jasa individual dalan tim swakelola dan didanai oleh

badan peningkatan kualitas yang beroperasi diberbagai level organisasi

secara keseluruhan.

5. Komunikasi ditargetkan dan disesuaikan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kepada kelompok dan menentukan apa yang diharapkan dari

mereka dengan menetukan apa yang diharapkan dari mereka dengan

menentukan perilaku tertentu yang diharapkan.

6. Imbalan untuk semua orang didasarkan pada tercapainya tujuan


(27)

7. Diakuinya model peran kualitas pelayanan yang baik melalui

saluran-saluran komunikasi internal dan media eksternal seperti iklan.

8. Karyawan didorong untuk berkomunikasi melalui dialog dengan

pelanggan dalam keadaan terbebas dari tugas-tugas rutinnya.

9. Pengembangan dan training pribadi dipusatkan pada kompetensi

kualitas pelayanan dan dengan menggunakan data kinerja yang dikumpulkan

yang bertujuan untuk meninjau ulang asumsi-asumsi peran dan tuntutan

pelanggan.

10. Fokus pada pembinaan hubungan kerja yang saling mendukung yang

melewati batas-batas departemen yang didasarkan pada kepercayaan

(komunikasi yang baik dan janji yang realistis) dan bukan hanya pada

pelanggan eksternal.

11. Kerangka konsep dan ketrampilan harus dibuat dan digunakan

untuk meningkatkan proses organisasi yang berdampak pada output

pelayanan sehingga juga mempengaruhi persepsi pelanggan tentang kualitas.

2.1.3.3 Indikator Keunggulan Bersaing

Dalam penelitian yang telah dilakukan Droge dan Vickery (1994) dalam

Sensi Tribuana Dewi (2006 : 27) ada tiga indikator yang digunakan untuk

mengukur keunggulan bersaing adalah 1). Keunikan produk 2). Kualitas produk

3). Harga yang bersaing. Sedangkan menurut Porter (1994) dalam Suparyadi

(2003 : 146) mengemukakan bahwa keunggulan bersaing mempunyai tiga


(28)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator sesuai apa yang

dikemukakan oleh Droge dan Vickery (1994) dalam Sensi Tribuana Dewi

(2006 : 27), yaitu :

1. Keunikan produk

Adalah keunikan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan perusahaan

sehingga membedakannya dari produk pesaing atau produk umum di pasaran.

Sebagai sebuah terobosan yang dihasilkan perusahaan dalam menuangkan hasil

ide-ide atau gagasan sehingga menciptakan sesuatu yang berbeda atau unik

dari yang lain (pesaing) sehingga mampu memiliki daya tarik bagi pelanggan.

2. Kualitas produk

Adalah kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh perusahaan. Pintar

dalam memilih bahan baku yang bermutu tinggi, sehingga menghasilkan produk

yang berkualitas atau lebih dibandingkan pesaing.

3. Harga bersaing

Adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk dengan harga yang

mampu bersaing di pasaran. Dengan terciptanya suatu produk yang unik dan

berkualitas, perusahaan harus bisa menyesuaikan harga supaya harga tersebut

sesuai dengan daya beli pelanggan (terjangkau) dalam kata lain tidak


(29)

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1 Muniya Alteza (2004) Integrasi Orientasi Pasar, Inovasi dan Pembelaja ran dalam organisasi sebagai strategi meraih keunggulan kompetitif Keunggulan kompetitif melalui penciptaan superior customer value, dgn demikian perusahaan perlu mengemba ngkan kapabilitas strategiknya yang berupa orientasi pasar, inovasi dan pembelajaran dalam organisasi Sama-sama menggunakan variabel orientasi pasar dan inovasi Mengguna kan empat variabel, yaitu orientasi pasar, inovasi, dan pembelaja ran terhadap keunggulan kompetitif 2 Bagas Prakosa (2005) Pengaruh orientasi pasar, inovasi dan Orientasi pembelaja ran terhadap kinerja Perusahaan untuk mencapai keunggulan Bersaing perusahaan manufaktur perlu meningkat kan kinerjanya agar memiliki keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Namun hal tersebut tidak akan terlepas dari peranan variabel sebelumnya yaitu orientasi pasar, orientasi Sama-sama menggun kan variabel orientasi pasar dan inovasi, dan keunggulan bersaing Mengguna kan lima variabel, yaitu : orientasi pasar, inovasi, dan orientasi pembelajaran terhadap kinerja perusahaa n untuk mencapai keunggulan bersaing


(30)

pembelajar an dan inovasi.

3 Wahyono

(2002)

Orientasi

Pasar dan Inovasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran Pengetahuan tentang Orientasi pasar dan inovasi produk akan yang unggul akan menciptakan kinerja pemasaran yaitu pertumbuh an penjualan, pertumbuhan pelanggan dan ROI Sama-sama menggun akan variabel orientasi pasar dan inovasi produk Mengguna kan tiga variabel dimana variabel Y yaitu kinerja pemasaran 4 Akimova, Irina (2001) Devalopment of market orientation and competitiv eness of ukrainian firms Adanya pengaruh antara perusahaan– perusahaan yang menerapkan orientasi pasar dengan keunggulan bersaing perusahaan tersebut. Sama-sama menggun akan variabel orientasi pasar dan keunggul an bersaing Menggunakan dua variabel yaitu, orientasi pasar, keunggulan bersaing 5 Meike Supranoto (2002) Strategi mencitakan keunggulan bersaing produk melalui orientasi pasar, inovasi, dan orientasi kewirausahaan dalam rangka meningkatkan kinerja pemasaran. Orientasi pasar ternyata memiliki pengaruh paling kuat terhadap keunggulan bersaing dibandingka n dengan inovasi dan orientasi kewirausaha an Menggunakan Variabel yang sama Menggunakan variabel keunggulan bersaing, orientasi pasar, inovasi dan orientasi kewirausahaan


(31)

6 Gianjar Suendro (2001) Analisis pengaruh inovasi produk melalui kinerja pemasaran untuk mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan Orientasi pelanggan memiliki pengaruh positif terhadap inovasi. Orientasi pesaing memiliki pengaruh positif terhadap inovasi produk. Koordinasi lintas fungsi memiliki pengaruh positif terhadap inovasi produk. Inovasi produk memiliki pengaruh positif terhadap kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran meiliki pengaruh positif dengan keunggulan bersaing berkelanjutan Menggunakan variable yang sama. Orientasi pasar dan inovasi produk Penelitian dilakukan pada industry kecil dan menengah batik pekalongan 7 Mohamad Yusak Anshori (2008) Pengaruh Orientasi Pasar, Intelectual Capital dan Orientasi Pembelajaran terhadap Inovasi Bahwa orientasi pasar dan orientasi pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap inovasi Variable orientasi pasar, variable inovasi, dan skala ordinal Variable dependen yang digunakan berbeda 8 Nursya’ba ni Purnama dan Hery Setiawan (2010) Analis pengaruh Sumber-sumber Keunggulan Bersaing bidang pemasaran terhadap kinerja Bahwa strategi keunggulan bersaing berpengaruh terhadap kinerja perusahaan manufaktur di Indonesia Variabel keungulan bersaing , skala ordinal sama Indicator keunggulan bersaing yang digunakan berbeda


(32)

2.2 Kerangka Pemikiran

Banyaknya UKM yang berdiri saat ini lebih melihat kepada kebutuhan pada

perkembangan yang ada, karena lebih melihat prospek kedepannya yang bagus.

Harusnya mereka melihat bahwa warisan nenek moyang yang dulu harusnya

masih bisa dipertahankan. Salah satunya adalah alat musik tradisional angklung

yang merupakan warisan nenek moyang yang sudah tidak asing bagi telinga

rakyat Indonesia. Alat musik tradisional ini telah banyak digunakan oleh banyak

orang, tidak ada petunjuk kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk

primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di

nusantara sampai awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan

bagian dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara.

Seperti yang terjadi di UKM pengrajin angklung di padasuka Bandung.

Pengrajin angklung di Padasuka Bandung sudah ada sejak tahun 1968. Sampai

saat ini pengrajin angklung disana telah memiliki sekitar 35 pengrajin yang

bertugas membuat alat musik angklung, dan juga memiliki koperasi simpan

pinjam bagi para pengrajin alat musik angklung untuk membantu mereka dalam

mencari modal untuk usahanya.

Orientasi pasar telah menjadi konsep penting yang menjadi fondasi bagi

praktek pemasaran yang berkualitas. Perusahaan yang memiliki orientasi pasar

akan berusaha memberikan superior value yang tertinggi pada konsumennya. Dengan demikian perusahaan tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif


(33)

orientasi pasar adalah sebagai budaya yang meliputi (1) menempatkan

prioritas tertinggi pada usaha menciptakan dan memelihara superior costumer

dengan memperhatikan kepentingan berbagai pihak lain, dan (2) menyediakan

norma perilaku sebagai respon terhadap informasi pasar”.

Ada tiga indikator dalam orientasi pasar, yaitu :

1. Orientasi pelanggan

Adalah pemahaman perusahaan terhadap target buyer sehingga dapat

menciptakan superior value kepada mereka secara terus meneruss. Untuk itu dibutuhkan pemahaman pemasar terhadap keseluruhan rantai nilai konsumen,

tidak hanya saat ini tetapi juga dalam perkembangannya seiring dinamika

kondisi internal pasar. Melalui orientasi pelanggan perusahaan berusaha

memahami pelanggannya sekarang maupun pelanggan potensial di masa

depan serta apa yang dapat ditawarkan untuk memuaskan keinginan tersebut

sekarang atau di masa depan.

2. Orientasi Pesaing

Adalah sebagai pemahaman akan kekuatan dan kelemahan jangka pendek

serta kapabilitas dan strategi jangka panjang dari para pesaing yang ada

maupun pesaing potensial. Penerapan orientasi pesaing mempunya dua tujuan,

yaitu dalam jangka pendek perusahaan berusaha memahami kekuatan dan

kelemahan baik dari pesaing sekarang atau pesaing potensial dimasa

mendatang. Sedngkan dalam jangka panjang perusahaan harus mengerti

kapabilitas dan strategi apa yang mereka gunakan. Melalui orientasi pasar ini

perusahaan berusaha untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu siapa saja pesaing


(34)

pesaing mewakili sebuah alternative yang menarik dari sudut pandang target costumer.

3. Koordinasi antar fungsi

Adalah mereflesikan pendayagunaan secara terkoordinasi dari seluruh sumber

daya yang ada dalam perusahaan dalam rangka menciptakan superior costumer value bagi pembeli sasaran. Untuk dapat memberikan respon yang reoat kepada pelanggan dibutuhkan adanya koordinasi pemanfaatan sumber

daya dalam perusahaan antar berbagai departemen, koordinasi dalam rangka

integrasi sumber daya tersebut terkait erat dengan orientasi pelanggan dan

pesaing.

Orientasi pasar yang berubah-ubah menuntut para pengrajin angklung lebih

inovatif lagi dalam menciptakan atau menghasilkan produknya.

Inovasi produk diartikan sebagai suatu terobosan yang berkaitan dengan

penciptaan produk-produk baru”. Ada tiga indikator inovasi produk, yaitu :

1. Perubahan desain

2. Inovasi teknis

3. Pengembangan produk

Sebagaimana telah dijelaskan bahawa keunggulan bersaing merupakan

kunci untuk menghadapi persaingan yang ada. Berbagai penelitian menunjukan

ada dua faktor penting yang mendukung terbentuknya keunggulan bersaing yaitu

orientasi pasar dan inovasi produk.

Keunggulan bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menciptakan

nilai unggul dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimilikinya Ada


(35)

1. Keunggulan produk

Adalah keunikan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan perusahaan

sehingga memberdakannya dari produk pesaing atau produk umum di pasaran.

Sebagai sebuah terobosan yang dihasilkan perusahaan dalam menuangkan

hasil ide-ide atau gagasan sehingga menciptakan sesuatu yang berbeda atau

unik dari yang lain (pesaing) sehingga mampu memiliki daya tarik bagi

pelanggan.

2. Kualitas produk

Adalah kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh perusahaan. Pintar

dalam memilih bahan baku yang bermutu tinggi, sehingga menghasilkan produk

yang berkualitas atau lebih dibandingkan pesaing.

3. Harga bersaing

Adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk dengan harga

yang mampu bersaing di psaran. Dengan terciptanya suatu produk yang unik

dan berkualitas, perusahaan harus bias menyesuaikan harga supaya harga

tersebut sesuai dengan daya beli pelanggan (terjangkau) dalam kata lain tidak

membebankan pelanggan.

2.2.1 keterkaitan Antara Orientasi Pasar Dengan Keunggulan Bersaing

Perusahaan yang akan memenangkan persaingan dengan meraih keunggulan

bersaing adalah perusahaan yang dapat menyampaikansuperior valuekepada pelanggan.Superior valueini dapat diciptakan apabila perusahaan memahami dengan baik siapa pelanggan mereka, apa kebutuhan mereka dan bagaimana


(36)

Dengan demikian perusahaan tersebut akan memiliki keunggulan

kompetitif sehingga akan sulit bagi para pesaing untuk merebut pangsa pasarnya,

oleh karena itulah “dibutuhkan orientasi pasar yang merupakan implementasi

dari konsep pemasaran agar terciptanya keunggulan bersaing”menurut Kohli dan

Jaworski (1990) dalam Muniya Alteza (2004 : 63).

2.2.2 Keterkaitan Antara Inovasi Produk Dengan Keunggulan Bersaing

Inovasi merupakan sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam

lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu

menciptakan penilaian serta ide-ide baru dan menawarkan produk yang inovatif.

Munculnya inovasi atau produk inovasi merupakan salah satu yang dapat

digunakan sebagai keunggulan bersaing perusahaan, menurut Gana (2003) dalam

Bagas Prakosa (2005 : 40) “perusahaan yang melakukan inovasi berkelanjutan

dipandang sebagai sumber keunggulan bersaing”.

Keunggulan bersaing merupakan nilai yang mampu diciptakan oleh

perusahaan untuk konsumennya secara terus menerus “Keunggulan bersaing ini

dapat dilihat dari ketepatan perusahaan dalam menyediakan produk dipasar

dan respon terhadap keluhan konsumen seperti kualitas produk, kebutuhan

konsumen, pengusaha pasar baru serta adanya inovasi produk secara terus

menerus”menurut Helmi Aditya (2004: 311) dalam Gianjar Suendro (2010 : 13).

2.2.3 Keterkaitan Antara Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Dengan Keunggulan Bersaing

Guna mencapai keunggulan bersaing harus maka maka kapabilitas

strategik yang dimiliki perusahaan menjadi hal yang vital, kapabilitas strategik


(37)

dan tingkah laku yang bersifat saling melengkapi dan diwujudkan dalam proses

organisasional yang memungkinkan sebuah bisnis, mengantisipasi perubahan

kondisi dan merespon kebutuhan pasar.

Agar dapat menjadi sumber keunggulan bersaing maka kapabilitas itu

harus memiliki beberapa sifat yaitu memberikan superior value kepada

pelanggan, sulit untuk ditiru dan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi,

diketahui kapabilitas strategik tersebut diantaranya adalah “orientasi pasar

yang didalamnya perlu didukung oleh inovasi atau inovasi produk dan

pembelajaran dalam organisasi agar terciptanya keunggulan bersaing” menurut

Day dan Wensley (1988) dalam Muniya Alteza (2004 : 62).

Sesuai dengan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan diatas, maka dapat

digambarkan paradigm penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.3 Paradigma Penelitian

Orientasi pasar :

1. Orientasi Pelanggan 2. Orientasi Pesaing 3. Koordinasi antar fungsi Kohli dan Jaworski (1990) dalam Muniya Alteza (2006:64)

Inovasi Produk : 1. Perubahan desain 2. Inovasi teknis

3. Pengembangan produk Thomas W.Zimmerer dkk (2008:57)

Keunggulan Bersaing : 1. Keunggulan Produk 2. Kualitas Produk 3. Harga yang Bersaing

Droge dan Vickery (1994) dalam Sensi Tribuana Dewi (2006 : 27)


(38)

2.3 Hipotesis

Umi Narimawati (2007:73), “Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan

sementara mengenai hubungan agar variable yang akan di uji kebenarannya.

Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang

lebih jelas terhadap pengujian hubungan dinyatakan”. Adapun hipotesis yang

peneliti simpulkan dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis Utama : Terdapat pengaruh antara orientasi pasar dan inovasi

produk terhadap keunggulan bersaing.

Sub Hipotesis : Terdapat pengaruh antara orientasi pasar terhadap

keunggulan bersaing.

: Terdapat pengaruh antara inovasi produk terhadap


(39)

Dosen Pembimbing

Dr.Raeni Dwi Santy. SE., M.Si

Dosen Penguji :


(40)

(Survey Pada UKM Pengrajin Angklung Di

Padasuka Bandung)

Andri Sutisna

21209140


(41)

Orientasi pasar merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan sejalan

dengan meningkatnya persaingan global dan perubahan dalam kebutuhan

pelanggan dimana perusahaan menyadari bahwa mereka harus selalu dekat

pasarnya.

Selain orientasi pasar, inovasi produk juga dapat dijadikan sebagai salah satu

strategi dalam mencapai keunggulan bersaing. Inovasi produk pada saat ini

sangat diperlukan untuk meningkatkan tingkat penjualan dan ketertarikan

konsumen untuk memiliki produk

Keunggulan bersaing tersebut tidak lepas dari pengembangan produk inovasi

yang dihasilkan sehingga akan mempunyai keunggulan dipasar yang

selanjutnya akan menang dalam persaingan.

Sama halnya pada alat tradisonal angklung, pada saat ini angklung juga sudah

memiliki inovasi untuk meningkatkan penjualannya.


(42)

Dalam penelitian kali ini penulis

mengadakan penyebaran kuisioner awal

yang dimana mempunyai tujuan untuk

mengetahui fenomena yang terjadi


(43)

permintaan konsumen (orientasi pasar)

2.Apakah anda merasa kesulitan memenuhi

permintaan pasar/konsumen (orientasi pasar)

21

70%

9

30%

3. Apakah anda mengalami kesulitan dalam

hal bahan baku (Orientasi pasar)

18

60%

12

40%

4. Apakah anda menggunakan teknologi

dalam memproduksi produk anda (inovasi

produk)

4

13%

26

87%

5. Apakah anda melakukan inovasi produk

selain memproduksi produk yang anda buat

seperti biasa untuk bersaing dengan pengrajin

yang lain (inovasi produk)

11

37%

19

63%

6. Apakah anda merasa penjualan produk

anda terhambat oleh adanya pesaing

(keunggulan bersaing)

10

33%

20

67%

7. Apakah anda merasa bisa bersaing dengan

pesaing di bidang industry yang sama

(keunggulan bersaing)


(44)

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan,terhadap 30 orang responden,

diperoleh hasil Hal ini didukung dengan hasil wawancara terhadap salah satu

pengrajin yaitu bapak kurnia, beliau mengatakan bahwa masih merasa sulit dalam

memenuhi permintaan konsumen dikarenakan kurang tersedianya bahan baku.

Dan Kondisi tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan dengan salah

satu pengrajin bahwa para pengrajin angklung belum melakukan inovasi produk

untuk meningkatkan penjualan mereka, termasuk dalam memakai teknologi dalam

pembuatan angklung oleh para pengrajin untuk meningkatkan keunggulan

bersaing secara kompetitif.

Kondisi tersebut didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan oleh salah satu

pengrajin bahwa para pengrajin angklung belum dapat bersaing dengan para

pesaing dikarenakan kebutuhan bahan baku yang sulit sehingga menyulitkan

mereka dalam penjualan produk hasil dari pekerjaan mereka dan juga banyaknya

para pengrajin baru yang terjun dalam bidang usaha yang sama.


(45)

2.

Bagaimana Inovasi produk pada UKM Pengrajin Angklung di Padasuka Bandung

3.

Bagaimana Keunggulan bersaing pada UKM Pengrajin Angklung di Padasuka

Bandung

4.

Seberapa Besar pengaruh Orientasi pasar dan Inovasi produk terhadap

keunggulan bersaing baik secara simultan dan secara parsial pada UKM Pengrajin

Angklung di Padasuka Bandung

Tujuan Penelitian :

1.

Untuk mengetahui Orientasi pasar pada UKM Pengrajin Angklung di Padasuka

Bandung

2.

Untuk mengetahui Inovasi produk pada UKM Pengrajin Angklung di Padasuka

Bandung

3.

Untuk mengetahui Keunggulan bersaing pada UKM Pengrajin Angklung di

Padasuka Bandung

4.

Untuk mengetahui seberapa Besar pengaruh Orientasi pasar dan Inovasi produk

terhadap keunggulan bersaing baik secara simultan dan secara parsial pada UKM

Pengrajin Angklung di Padasuka Bandung


(46)

Orientasi Pasar

Orientasi pasar adalah budaya organisasi yang nilai-nilainya

membantu mengembangkan perusahaan untuk mengikuti pasar

sehingga dapat menawarkan nilai yang lebih besar kepada

pelanggan, dimana hal ini merupakan kunci dari aksi perusahaan

(Slater & Narver, 1994, craven & piercy, 2006, zou et all; 2009,

2010).

Indikator Orientasi Pasar

1.

Orientasi pelanggan

2.

Orientasi pesaing


(47)

Inovasi Produk

inovasi

produk

adalah

inovasi

yang

digunakan

dalam

keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk baru

diciptakan dan dipasarkan termasuk inovasi disegala proses

fungsionil/kegunaannya (Crawford dan De Benedetto (2009:9).

Indikator Inovasi Produk

1.

Perubahan desain

2.

Inovasi teknis


(48)

Keunggulan Bersaing

keunggulan bersaing tidak dapat dipahami dengan cara

memandang sebuah perusahaan sebagai suatu keseluruhan,

tetapi harus dari asal keunggulan bersaing itu, yaitu berbagai

aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam

mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan

mendukung

produknya .(Porter

(1994)

dalam

Supayardi

(2003:146)

Indikator Keunggulan Bersaing

1.

Keunikan Produk

2.

Kualitas Produk

3.

Harga Bersaing


(49)

Keterkaitan Antara Orientasi Pasar (X1) Dengan

Keunggulan Bersaing (Y)

dibutuhkan orientasi pasar yang merupakan implementasi dari

konsep pemasaran agar terciptanya keunggulan bersaing”

menurut Kohli dan Jaworski (1990) dalam Muniya Alteza (2004 :

63).


(50)

Keterkaitan Antara Inovasi Produk (X2)

Terhadap Keunggulan Bersaing (Y)

Keunggulan bersaing ini dapat dilihat dari ketepatan

perusahaan dalam menyediakan produk dipasar dan respon

terhadap keluhan konsumen seperti kualitas produk, kebutuhan

konsumen, pengusaha pasar baru serta adanya inovasi produk

secara terus menerus menurut Helmi Aditya (2004: 311) dalam

Gianjar Suendro (2010 : 13).


(51)

Keterkaitan Antara Orientasi Pasar (X1) dan

Inovasi Produk (X2) Terhadap Keunggulan

Bersaing (Y)

orientasi pasar yang didalamnya perlu didukung oleh inovasi

atau inovasi produk dan pembelajaran dalam organisasi agar

terciptanya keunggulan bersaing menurut Day dan Wensley

(1988) dalam Muniya Alteza (2004 : 62)

.


(52)

Orientasi pasar :

Orientasi Pelanggan

Orientasi Pesaing

Koordinasi antar fungsi

Kohli dan Jaworski (1990) dalam

Muniya Alteza (2006:64)

Inovasi Produk :

Perubahan desain

Inovasi teknis

Pengembangan produk

Thomas W.Zimmerer dkk (2008:57)

Keunggulan Bersaing :

1.

Keunggulan Produk

2.

Kualitas Produk

3.

Harga yang Bersaing

Droge dan Vickery (1994) dalam Sensi

Tribuana Dewi (2006 : 27)

Kohli dan Jaworski (1990) dalam

Muniya Alteza (2004 : 63).

Helmi Aditya (2004: 311) dalam

Gianjar Suendro (2010 : 13).

Day dan

Wensley (1988)

dalam Muniya

Alteza (2004 :

62).


(53)

Objek Penelitian

Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing

Metode penelitian

Deskriptif

Kuantitatif

Desain penelitian

Sumber masalah, perumusan masalah, konsep, pengajuan hipotesis,

metode penelitian, menyusun instrumen penelitian, kesimpulan

Operasional variabel

Variabel (X1) Orientasi Pasar 3 Indikator

Variabel (X2) Inovasi Produk 3 indikator

Variabel (Y) Keunggulan Bersaing 3 indikator

Sumber data

Data primer dan data sekunder

Teknik penentuan data

Populasi, sensus

Teknik pengumpulan data

Observasi, wawancara, angket (kuesioner)

Unit penelitian

UKM pengrajin Angklung di Padasuka Bandung


(54)

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan uji hipotesis sebagai berikut:

Pengujian Secara Simultan/Total

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variable bebas secara

simultan terhadap variable terikat.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas

secara bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini

dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai F.

Pengujian Secara Parsial

Pengujian secara parsial, melakukan uji-t untuk menguji pengaruh

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.


(55)

Jenis

Kelamin

Frekuensi (F)

%

Pria

32

91,4%

Wanita

3

8,6%

Total

35

100%

Usia Frekuensi (F) Persentase (%)

21-25 3 8,6%

26-30 6 17,1%

31-35 5 14,3%

>35 21 60%

Total 35 100%

Status

Frekuensi (F)

Presentasi (%)

Lajang

2

5,77 %

Menikah

33

94,23 %

Total

35

100 %

Responden berdasarkan kelamin

Responden berdasarkan usia


(56)

No Indikator

Skor Aktua

l

Skor Ideal

%Skor Aktual

1 Berusaha untuk memuaskan pelanggan 162 175 92.57

2

Memberi semangat kepada karyawan untuk menghasilkan angklung sesuai permintaan pelanggan

163 175 93.14

3 Menceritakan keunggulan angklung

yang dihasilkan kepada pelanggan 152 175 86.86

4 Memahami perubahan kebutuhan dan

keinginan pelanggan 146 175 83.43

5 Memahami tingkat daya beli setiap

pelanggan 139 175 79.43

Total 762 875 87.09

Skor / Total Skor dalam %

762 762 x 100% = 87.09% 5x5x35

Interval Kriteria 20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36,01% - < 52% Tidak Baik

52,01% - < 68% Cukup Baik

68,01% - < 84% Baik

84,01% - 100% Sangat Baik

Skor responden tentang orientasi pelanggan


(57)

No Indikator Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual 1 Mengamati kondisi persaingan dan

lingkungan pelanggan 150 175 85.71

2 Kecepatan bereaksi pada saat ada produk

dari perusahaan lain 145 175 82.86

3 Kemampuan mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan perusahaan lain 150 175 85.71

4 Kemampuan mengidentifikasi arah yang ingin

dicapai perusahaan lain 151 175 86.29

5

Kemampuan mengidentifikasi kelompok pelanggan yang dikuasai oleh perusahaan lain

147 175 84.00

6 Kemampuan mengidentifikasi kekuatan cara

memasarkan produk 137 175 78.29

Total 880 1050 83.81

Skor / Total Skor dalam %

880 880 x 100% = 83.81% 5x6x35

Interval Kriteria 20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36,01% - < 52% Tidak Baik

52,01% - < 68% Cukup Baik

68,01% - < 84% Baik 84,01% - 100% Sangat Baik

Skor responden tentang Orientasi Pesaing


(58)

No Indikator Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual

1

Mendiskusikan kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan para

pengrajin/karyawan

140 175 80.00

2

mendiskusikan dan mengecek seluruh karyawan tentang pelaksaan rencana yang telah ditetapkan

145 175 82.86

3

Mendiskusikan dengan seluruh karyawan tentang apa yang diharapkan pelanggan dalam membeli

153 175 87.43

4

Penyebaran informasi keseluruhan karyawan tentang suasan perkembangan pasar

142 175 81.14

Total 580 700 82.86

Skor / Total Skor dalam %

580 580 x 100% = 82.86% 5x4x35

Interval Kriteria 20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36,01% - < 52% Tidak Baik

52,01% - < 68% Cukup Baik

68,01% - < 84% Baik 84,01% - 100% Sangat Baik

Skor responden tentang Koordinasi Antar Fungsi


(59)

orientasi pasar

Indikator Skor Aktual Skor Ideal % Skor Aktual Kategori Komitmen kepuasan pelanggan 162 175 92,57 Sangat Baik

Semangat kepada karyawan 163 175 93,14 Sangat Baik

Memberi harapan positif 152 175 86,86 Sangat Baik

Memahami perubahan dan keinginan pelanggan 146 175 83,43 Baik

Memahami tingkat daya beli pelanggan 139 175 79,43 Baik

Pengamatan terhadap kondisi persaingan dan lingkungan bisnis

150 175 85,71 Sangat Baik

Merespon aktivitas pesaing 145 175 82,86 Baik

Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing 150 175 85,71 Sangat Baik

Analisis focus/arah yang dicapai pesaing 151 175 86,29 Sangat Baik

Analisis pengsa pasar pesaing 147 175 84,00 Baik

Analisis kekuatan strategi pemasaran pesaing 137 175 78,29 Baik

Diskusi kebutuhan pelanggan dengan bagian produksi 140 175 80,00 Baik

Interaksi semua bagian dalam implementasi strategi 145 175 82,86 Baik

Komunikasi dengan setiap bagian 153 175 87,43 Sangat Baik

Penyebaran informasi kondisi 142 175 81,14 Baik

Total 2222 2625 84,65 Sangat Baik

dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar UKM pengrajin angklung di

padasuka Bandung sudah sangat baik.


(60)

Perubahan Desain

No Indikator Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual 1 Mencoba melakukan modifikasi bentuk

dari produk yang dipasarkan 140 175 80.00

2

Menggunakan inovasi dalam hal desain baik dari komponen maupun dari corak produk yang dibuat

146 175 83.43

Total 286 350 81.71

Skor / Total Skor dalam %

286 286 x 100% = 81.71% 5x2x35

Interval Kriteria 20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36,01% - < 52% Tidak Baik

52,01% - < 68% Cukup Baik

68,01% - < 84% Baik 84,01% - 100% Sangat Baik

Skor responden tentang Perubahan Desain


(61)

No Indikator Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktua

l 1 Menggunakan standar jumlah produksi sesuai

dengan permintaan konsumen terhadap produk 125 175 71.43

2 Menghasilkan produk yang bervariatif agar lebih

diminati 131 175 74.86

Total 256 300 85.33

Skor / Total Skor dalam %

256 256 x 100% = 85.33% 5x2x35

Interval Kriteria 20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36,01% - < 52% Tidak Baik

52,01% - < 68% Cukup Baik

68,01% - < 84% Baik

84,01% - 100% Sangat Baik

Skor responden tentang Inovasi Teknis


(62)

No Indikator Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual 1 Melakukan penambahan jenis angklung

baru yang belum diproduksi oleh pesaing 113 175 64.57

2

Melakukan perubahan pada ukuran angklung agar menciptakan produk baru dipasar

128 175 73.14

Total 241 300 80.33

Skor / Total Skor dalam %

241 241 x 100% = 80.33 5x2x35

Interval Kriteria 20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36,01% - < 52% Tidak Baik

52,01% - < 68% Cukup Baik

68,01% - < 84% Baik 84,01% - 100% Sangat Baik

Skor responden tentang pengembangan produk


(63)

Inovasi Produk

Indikator Skor Aktual Skor Ideal % Skor Aktual Kategori Tingkat perubahan bentuk anklung 140 175 80,00 Baik

Tingkat perubahan desain angklung 146 175 83,43 Baik

Tingkat menghasilkan angklung sesuai dengan permintaan konsumen

125 175 71,43 Baik

Tingkat menghasilkan produk yang bervariatif 131 175 74,86 Baik

Tingkat penambahan jenis angklung 113 175 64,57 Ragu-ragu

Tingkat perubahan ukuran angklung 128 175 73,14 Baik

Total 783 1050 74,57 Baik

dapat disimpulkan bahwa inovasi produk pada UKM pengrajin

angklung di padasuka Bandung baik.


(64)

Keunikan Produk

No Indikator Skor

Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual 1 Keunikan produk yang ditawarkan 127 175 72.57

2 Keunikan layanan pembelian yang ditawarkan 126 175 72.00

3 Keunikan layanan purna jual yang diberikan 124 175 70.86

Total 377 475 79.37

Skor / Total Skor dalam %

377 377 x 100% = 79.37% 5x3x35

Interval Kriteria 20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36,01% - < 52% Tidak Baik

52,01% - < 68% Cukup Baik

68,01% - < 84% Baik 84,01% - 100% Sangat Baik

Skor responden tentang keunikan produk


(65)

No Indikator Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual 1 Tingkat kualitas bahan baku 161 175 92.00

Total 161 175 92.00

Skor / Total Skor dalam %

161 161 x 100% = 92.00% 5x1x35

Interval Kriteria 20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36,01% - < 52% Tidak Baik

52,01% - < 68% Cukup Baik

68,01% - < 84% Baik

84,01% - 100% Sangat Baik

Skor responden tentang Kualitas Produk


(66)

No Indikator Skor Aktual

Skor Ideal

%Skor Aktual 1 Harga produk yang dijual 105 175 60.00

2 Potongan harga/diskon yang diberikan 107 175 61.14

3 Biaya yang dikeluarkan untuk membeli

produk 106 175 60.57

4 Waktu yang digunakan dalam membeli

produk 104 175 59.43

5 Besarnya tenaga yang dikeluarkan 100 175 57.14

6 Tingkat kepuasan konsumen 137 175 78.29

Total 659 1050 62.76

Skor / Total Skor dalam %

659 659 x 100% = 62.76% 5x6x35

Interval Kriteria 20% - < 36% Sangat Tidak Baik

36,01% - < 52% Tidak Baik

52,01% - < 68% Cukup Baik

68,01% - < 84% Baik

84,01% - 100% Sangat Baik

Skor responden tentang Harga Bersaing


(67)

keunggulan bersaing

Indikator Skor Aktual Skor Ideal % Skor Aktual Kategori

Keunikan produk 127 175 72.57 Baik

Keunikan layanan pembelian 126 175 72.00 Baik

Keunikan pembelian/pembayaran 124 175 70.86 Baik

Tingkat kualitas bahan baku 161 175 92.00 Sangat Baik

Tingkat harga produk 105 175 60.00 Ragu-ragu

Tingkat potongan harga yang diberikan 107 175 61.14 Ragu-ragu

Tingkat biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk 106 175 60.57 Ragu-ragu

Tingkat waktu yang digunakan dalam membeli produk 104 175 59.43 Ragu-ragu

Besarnya tenaga yang dikeluarkan 100 175 57.14 Ragu-ragu

Tingkat kepuasan pelanggan 137 175 78.29 Baik

Total 1197 1750 68.40 Baik

dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing UKM pengrajin

angklung di padasuka Bandung sudah baik.


(68)

Pada penelitian ini terdapat 12 variabel laten dengan jumlah variabel manifes sebanyak 31. Variabel laten

orientasi pasar terdiri dari 15 variabel manifes, inovasi produk terdiri dari 6 variabel manifes dan keunggulan

bersaing terdiri dari 10 variabel manifes.

OP1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 OP2 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 OP3 X1.13 X1.14 X1.15 OP IP1 X2.1 X2.2 IP2 X2.3 X2.4 IP3 X2.5 X2.6 IP 0.720 Y1 Y2 Y3

KB Y4

Y5 ζ KB1 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 KB2 KB3 0.719 0.811 0.692 0.803 0.751 0.733 0.643 0.792 0.669 0.715 0.812 0.778 0.794 0.652 0.908 0.904 0.898 0.911 0.892 0.903 0.815 0.809 0.822 1.000 0.765 0.574 0.777 0.777 0.727 0.594 0.482 0.484 0.343 0.521 0.356 0.436 0.463 0.587 0.373 0.553 0.489 0.340 0.395 0.370 0.575 0.176 0.184 0.193 0.170 0.204 0.185 0.336 0.346 0.324 0.000 0.414 0.671 0.396 0.397 0.471 0.647 0.916 0.815 0.857 0.935 0.901 0.899 0.829 0.751 0.936 0.621 0.267 0.371 0.420

selanjutnya dapat dinilai validitas dari masing-masing indikator serta menguji

reliabilitas dari konstruk variabel yang diteliti. Indikator yang memiliki

loading factor

kurang dari 0,50 akan direduksi dari model, sedangkan

composite reliability

yang


(69)

OP1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 OP2 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 OP3 X1.13 X1.14 X1.15 OP 0.720 0.719 0.811 0.692 0.803 0.751 0.733 0.643 0.792 0.669 0.715 0.812 0.778 0.794 0.652 0.482 0.484 0.343 0.521 0.356 0.436 0.463 0.587 0.373 0.553 0.489 0.340 0.395 0.370 0.575 0.916 0.815 0.857 Indikator Loading Faktor R 2 Error

variance t-values CR AVE X1.1 0,720 0,518 0,482 8,201 0,865 0,563

X1.2 0,719 0,516 0,484 5,679

X1.3 0,811 0,657 0,343 19,346

X1.4 0,692 0,479 0,521 7,024

X1.5 0,803 0,644 0,356 11,172

X1.6 0,751 0,564 0,436 10,986 0,865 0,517

X1.7 0,733 0,537 0,463 6,305

X1.8 0,643 0,413 0,587 4,350

X1.9 0,792 0,627 0,373 9,757

X1.10 0,669 0,447 0,553 4,805

X1.11 0,715 0,511 0,489 6,569

X1.12 0,812 0,660 0,340 11,070 0,846 0,580

X1.13 0,778 0,605 0,395 13,471

X1.14 0,794 0,630 0,370 11,394

X1.15 0,652 0,425 0,575 4,433

Dimensi Loading Faktor R2 Error variance

t-values CR AVE

OP1 0,935 0,873 0,127 40,600

0,937 0,832

OP2 0,901 0,813 0,187 33,023

OP3 0,899 0,808 0,192 28,393

Hasil uji validitas order pertama model

pengukuran variabel orientasi pasar

Hasil uji validitas order kedua model

pengukuran variabel orientasi pasar


(70)

IP

1 X2.1 X2.2

IP

2 X2.3 X2.4

IP

3 X2.5 X2.6

IP

0.908 0.904 0.898 0.911 0.892 0.903 0.176 0.184 0.193 0.170 0.204 0.185 0.935 0.901 0.899 Indikator Loading Faktor R2 Error variance

t-values CR AVE

X2.1 0,908 0,824 0,176 31,956 0,901 0,820

X2.2 0,904 0,816 0,184 28,764

X2.3 0,898 0,807 0,193 20,559 0,900 0,818

X2.4 0,911 0,830 0,170 41,422

X2.5 0,892 0,796 0,204 31,894 0,892 0,806

X2.6 0,903 0,815 0,185 33,737

Dimensi Loading Faktor R2 Error variance

t-values CR AVE

IP1 0,916 0,839 0,161 39,245

0,898 0,746

IP2 0,815 0,664 0,336 11,876

IP3 0,857 0,734 0,266 27,579

Hasil uji validitas order pertama model

pengukuran variabel inovasi produk

Hasil uji validitas order kedua model

pengukuran variabel inovasi produk


(71)

Y1

Y2

Y3

KB Y4

Y5 KB1 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 KB2 KB3 0.815 0.809 0.822 1.000 0.765 0.574 0.777 0.777 0.727 0.594 0.336 0.346 0.324 0.000 0.414 0.671 0.396 0.397 0.471 0.647 0.829 0.751 0.936 Indikator Loading Faktor R2 Error variance

t-values CR AVE

Y1 0,815 0,664 0,336 13,593 0,856 0,665

Y2 0,809 0,654 0,346 8,404

Y3 0,822 0,676 0,324 15,856

Y4 1,000 1,000 0,000 - 1,000 1,000

Y5 0,765 0,586 0,414 5,949 0,856 0,501

Y6 0,574 0,329 0,671 4,747

Y7 0,777 0,604 0,396 12,928

Y8 0,777 0,603 0,397 11,480

Y9 0,727 0,529 0,471 6,599

Y10 0,594 0,353 0,647 3,233

Dimensi Loading Faktor R2 Error variance

t-values CR AVE

KB1 0,829 0,688 0,312 17,656

0,880 0,711

KB2 0,751 0,564 0,436 11,733

KB3 0,938 0,880 0,120 38,821

Hasil uji validitas order pertama model

pengukuran variabel keunggulan bersaing

Hasil uji validitas order kedua model

pengukuran variabel keunggulan bersaing


(72)

endogenous atau hubungan variabel endogenous dengan variabel endogenous lainnya.

Jalur

Koefisien

t

hitung

*

R-Square

Orientasi pasar

Keunggulan Bersaing

0,267

2,610

0,580

Inovasi produk

Keunggulan Bersaing

0,621

5,212

Orientasi pasar dan inovasi produk secara bersama-sama memberikan

pengaruh sebesar 58,0% terhadap keunggulan bersaing, sedangkan

sisanya sebesar 42,0% merupakan pengaruh faktor-faktor lain yang

tidak diteliti.

Endegenous Constructs

Exogenous Constructs Error variance

Orientasi pasar Inovasi produk

Kinerja 0,267 0,621

(2,610) (5,212)

0,420

Rangkuman hasil uji statistik

Model struktural pengaruh orientasi pasar dan inovasi produk keunggulan produk


(73)

OP1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 OP2 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 OP3 X1.13 X1.14 X1.15 OP IP1 X2.1 X2.2 IP2 X2.3 X2.4 IP3 X2.5 X2.6 IP 0.720 Y1 Y2 Y3

KB Y4

Y5 ζ KB1 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 KB2 KB3 0.719 0.811 0.692 0.803 0.751 0.733 0.643 0.792 0.669 0.715 0.812 0.778 0.794 0.652 0.908 0.904 0.898 0.911 0.892 0.903 0.815 0.809 0.822 1.000 0.765 0.574 0.777 0.777 0.727 0.594 0.482 0.484 0.343 0.521 0.356 0.436 0.463 0.587 0.373 0.553 0.489 0.340 0.395 0.370 0.575 0.176 0.184 0.193 0.170 0.204 0.185 0.336 0.346 0.324 0.000 0.414 0.671 0.396 0.397 0.471 0.647 0.916 0.815 0.857 0.935 0.901 0.899 0.829 0.751 0.936 0.621 0.267 0.371 0.420


(74)

Pengaruh tidak langsung Orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing karena hubungannya dengan

inovasi produk =

 

= (0,267)

(0,371)

(0,621) = 0,062

(6,2%).

Jadi total pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing = 7,1% + 6,2% =

13,3%

dengan arah positif, artinya 13,3% peningkatan keunggulan bersaing pada Sentra UKM pengrajin bambu

pembuat angklung di padasuka Bandung dapat dijelaskan atau disebabkan oleh orientasi pasar .

Besar pengaruh Inovasi produk terhadap keunggulan bersaing dihitung sebagai berikut:

Pengaruh langsung inovasi produk terhadap keunggulan bersaing = = (0,621)

(0,621) = 0,385

(38,5%)

Pengaruh tidak langsung inovasi produk terhadap keunggulan bersaing karena hubungannya dengan

orientasi pasar =

 

= (0,621)

(0,371)

(0,267) = 0,062

(6,2%).

Jadi total pengaruh inovasi produk terhadap keunggulan bersaing = 38,5% + 6,2% =

44,7%

dengan arah positif, artinya 44,7% peningkatan keunggulan bersaing pada Sentra UKM pengrajin bambu

pembuat angklung di padasuka Bandung dapat dijelaskan atau disebabkan oleh inovasi produk .

Diantara kedua variabel independen, inovasi produk memberikan pengaruh

yang paling besar terhadap keunggulan bersaing pada Sentra UKM pengrajin

bambu pembuat angklung di padasuka Bandung dibanding orientasi pasar.


(75)

Pengujian hipotesis tersebut dilakukan melalui statistik uji F dengan ketentuan tolak

Ho jika F

hitung

lebih besar dari F

tabel

, atau sebaliknya terima Ho jika F

hitung

lebih kecil

atau sama dengan F

tabel

. Melalui nilai koefisien determinasi (nilai R

2

) dapat dihitung

nilai F dengan rumus sebagai berikut.

F

hitung

=

Dari tabel F untuk tingkat signifikansi 0.05 dan derajat bebas (2;32) diperoleh nilai F

tabel sebesar 3,295. Karena dari hasil penelitian diperoleh nilai F

hitung

(22,070) lebih

besar dibanding F

tabel

(3,295), maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk

menolak H

0

sehingga H

a

diterima. Jadi berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan

bahwa orientasi pasar dan inovasi produk secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap keunggulan bersaing pada Sentra UKM pengrajin bambu pembuat

angklung di padasuka Bandung .

1 2

1 2

2

Y ( X X ) 2

Y ( X X )

( n - k - 1 ) R

k ( 1 - R

)

h i t u n g

( 3 5 - 2 - 1 ) × 0 , 5 8 0

F

=

2 × ( 1 - 0 , 5 8 0 )

= 2 2 , 0 7 0


(76)

Hasil pengujian pengaruh orientasi pasar terhadap

keunggulan bersaing

Koef. Jalur

t

hitung

t

kritis

Ho

Ha

0,267

2,610

1,96

ditolak

diterima

Dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar secara parsial berpengaruh terhadap

keunggulan bersaing pada Sentra UKM pengrajin angklung di padasuka

Bandung. Secara langsung orientasi pasar memberikan pengaruh sebesar

7,1% terhadap keunggulan bersaing. Kemudian secara tidak langsung karena

hubungannya dengan inovasi produk memberikan pengaruh sebesar 6,2%

sehingga total pengaruh orientasi pasar terhadap keunggulan bersaing sebesar

13,3 persen.


(77)

keunggulan bersaing

Koef. Jalur

t

hitung

t

kritis

Ho

Ha

0,621

5,212

1,96

ditolak

diterima

Dapat disimpulkan bahwa inovasi produk secara parsial berpengaruh terhadap

keunggulan bersaing pada Sentra UKM pengrajin bambu pembuat angklung di

padasuka Bandung. Secara langsung inovasi produk memberikan kontribusi sebesar

38,5% terhadap keunggulan bersaing. Kemudian secara tidak langsung karena

hubungannya dengan orientasi pasar memberikan pengaruh sebesar 6,2% sehingga

total pengaruh inovasi produk terhadap keunggulan bersaing sebesar 44,7 persen.


(78)

1.

Tanggapan responden terhadap Orientasi Pasar pada UKM pengrajin Angklung di Padasuka Bandung

dinilai sangat setuju. dari 3 indikator yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing, dan koordinasi antar

fungsi Skor tertinggi terdapat pada indikator orientasi pelanggan dan skor terendah terdapat pada

indikator koordinasi antar pesaing. Namun secara umum semua ukuran orientasi pasar masuk ke dalam

kategori baik. Hal ini mengindikasikan bahwa secara keseluruhan orientasi pasar yang telah dilakukan

oleh para pengrajin di Padasuka Bandung sudah berjalan dengan sangat baik.

2.

Inovasi Produk pada UKM pengrajin Angklung di Padasuka Bandung sebagian besar berada di kategori

setuju. Terdiri dari 3 indikator yaitu Perubahan desain, Inovasi teknis dan Pengembangan produk. Skor

tertinggi terdapat pada indikator inovasi teknis dan skor terendah terdapat pada indikator

pengembangan produk. Secara umum semua ukuran masuk kedalam kategori Baik. Dan inovasi produk

yang dilakukan oleh para pengrajin angklung sudah baik.

3.

Keunggulan Bersaing pada UKM pengrajin Angklung di Padasuka Bandung sudah Baik. Keunikan produk,

Kualitas produk dan Harga bersaing Skor tertinggi terdapat pada indikator kualitas bahan baku dan skor

terendah terdapat pada indikator harga bersaing. Hal ini mengidentifikasikan bahwa keunggulan

bersaing para pengrajin angklung di Padasuka Bandung sudah berjalan dengan baik.

4.

Pengaruh orientasi pasar dan inovasi produk secara bersama-sama terhadap Keunggulan Bersaing.

Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel orientasi pasar dan inovasi produk

terhadap keunggulan bersaing pada UKM pengrajin angklung di Padasuka Bandung. Dan ini diperkuat

oleh adanya orientasi pasar secara parsial berpengaruh terhadap keunggulan bersaing dan inovasi

produk secara parsial berpengaruh terhadap keunggulan bersaing pada UKM pengrajin angklung di

padasuka Bandung.


(1)

17

Tabel 4.6


(2)

18


(3)

19

Tabel 4.9


(4)

20

Tabel 4.11


(5)

21

Tabel 4.13


(6)

22

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2010. Pengaruh Kreativitas Terhadap Inovasi dan Kinerja Pemasaran Pada Pengusaha Kerajinan Bambu di Kabupaten Jember. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 8, Nomor 1, 24-29, ISSN 1639-5241, http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/81102429_1693-5241.pdf, (25 Februari 2012).

Bagas Prakosa. 2005. Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Kinerja Perusahaan Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing (Studi Empiris Pada Industri Manufaktur Di Semarang). Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, Volume 2, Nomor 1, 35-57, (02 Maret 2012).

Eddi Suprayitno. Internal Marketing Dalam Mencapai Keunggulan Bersaing, melalui

(Http://Eddhies-Marketing.Blogspot.Com/2011/09/Internal-Marketing-Dalam-Mencapai.Html), 29 September 2011.

Ernani Hadiyanti. 2011. Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Volume13, Nomor 1, 8-16,

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewFile/18240/18108, (10 Maret 2012)

Ginanjar Suendro. 2010. Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran Untuk Mencapaian Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah Batik Pekalongan). Jurnal Fakultas Magister Manajemen UNDIP Semarang, 1-24.

Muniya Alteza. 2004. Integrasi Orientasi Pasar, Inovasi dan Pembelajaran Dalam Organisasi Sebagai Strategi Meraih Keunggulan Kompetitif. Jurnal Studi Bisnis, Volume 2, Nomor 1, 61-76

Sensi Tribuana Dewi. (2006). Analisis Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Pada Industri Batik Di Kota Dan Kabupaten Pekalongan). Universitas Diponogoro Semarang, 1-80, (10 Maret 2012).

Umi Narimawati, Dewi Sri Anggadini, Linna Ismawati. 2010. Paduan Penulisan Skripsi Dan Tugas Akhir.Jakarta : Genesis Press.

Wahyono. 2002. Orientasi Pasar dan Inovasi: Pengaruhnya Terhadap KinerjaPemasaran.Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Volume 1, Nomor 1, 25-45