Bagian Keenam Peran Serta dan Pemaketan Pekerjaan Untuk Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil
Paragraf Pertama Peran Serta Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil
Pasal 45
1 Dalam proses perencanaan dan penganggaran proyekkegiatan, instansi pemerintah
mengarahkan dan menetapkan besaran pengadaan barangjasa untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil.
2 Departemen yang membidangi koperasi, pengusaha kecil, dan menengah ,
mengkoordinasikan pemberdayaan usaha kecil termasuk koperasi kecil dalam pengadaan barangjasa pemerintah.
3 Pimpinan instansi yang membidangi koperasi, pengusaha kecil dan menengah bersama
instansi terkait di PropinsiKabupatenKota menyebarluaskan informasi mengenai peluang usaha kecil termasuk koperasi kecil mengenai rencana pengadaan barangjasa pemerintah
di wilayahnya dan menyusun Direktori Peluang Bagi Usaha Kecil termasuk koperasi kecil untuk disebarluaskan kepada usaha kecil termasuk koperasi kecil.
Paragraf Kedua Pemaketan Pekerjaan Untuk Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil
Pasal 46
Nilai paket pekerjaan pengadaan barangjasa pemboronganjasa lainnya sampai dengan Rp1.000.000.000,00 satu miliar rupiah diperuntukkan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil,
kecuali untuk paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil termasuk koperasi kecil.
BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pertama Pembinaan
Pasal 47
1 Instansi pemerintah wajib mensosialisasikan dan memberikan bimbingan teknis secara
intensif kepada semua pejabat perencana, pelaksana, dan pengawas di lingkungan instansinya yang terkait agar Keputusan Presiden ini dapat dipahami dan dilaksanakan
dengan baik dan benar.
2 Instansi pemerintah bertanggung jawab atas pengendalian pelaksanaan pengadaan
barangjasa termasuk kewajiban mengoptimalkan penggunaan produksi dalam negeri, perluasan kesempatan berusaha bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil.
3 Pengguna barangjasa setiap triwulan wajib melaporkan realisasi pengadaan barangjasa
secara kumulatif kepada pimpinan instansinya. 4
Instansi pemerintah wajib mengumumkan secara terbuka rencana pengadaan barangjasa setiap awal pelaksanaan tahun anggaran.
5 Pemimpin instansi pemerintah wajib membebaskan segala bentuk pungutan biaya yang
berkaitan dengan perijinan dalam rangka pengadaan barangjasa pemerintah kepada usaha kecil termasuk koperasi kecil.
6 Instansi pemerintah dilarang melakukan pungutan dalam bentuk apapun dalam pengadaan
barangjasa pemerintah kecuali pungutan perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua Pengawasan
Pasal 48
1 Pengguna barangjasa segera setelah pengangkatannya, menyusun organisasi, uraian
tugas dan fungsi secara jelas, kebijaksanaan pelaksanaan, rencana kerja yang menggambarkan kegiatan yang harus dilaksanakan, bentuk hubungan kerja, sasaran yang
harus dicapai, tata laksana dan prosedur kerja secara tertulis, dan disampaikan kepada atasan langsung dan unit pengawasan intern instansi yang bersangkutan.
2 Pengguna barangjasa wajib melakukan pencatatan dan pelaporan keuangan dan hasil kerja
pada setiap kegiatanproyek, baik kemajuan maupun hambatan dalam pelaksanaan tugasnya dan disampaikan kepada atasan langsung dan unit pengawasan intern instansi
yang bersangkutan.
3 Pengguna barangjasa wajib menyimpan dan memelihara seluruh dokumen pelaksanaan
pengadaan barangjasa termasuk berita acara proses pelelanganseleksi. 4
Instansi pemerintah wajib melakukan pengawasan terhadap pengguna barangjasa dan panitiapejabat pengadaan di lingkungan instansi masing-masing, dan menugaskan kepada
aparat pengawasan fungsional untuk melakukan pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku.
5 Unit pengawasan intern pada instansi pemerintah melakukan pengawasan kegiatanproyek,
menampung dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan masalah atau penyimpangan dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa, kemudian melaporkan
basil pemeriksaannya kepada menteripimpinan instansi yang bersangkutan dengan tembusan kepada Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP.
6 Pengguna barangjasa wajib memberikan tanggapaninformasi mengenai pengadaan
barangjasa yang berada di dalam batas kewenangannya kepada peserta pengadaanmasyarakat yang mengajukan pengaduan atau yang memerlukan penjelasan.
7 Masyarakat yang tidak puas terhadap tanggapan atau informasi yang disampaikan oleh
pengguna barangjasa dapat mengadukan kepada MenteriPanglima TNIKapolriFemimpin Lembaga GubernurBupatiWalikotaDewan Gubernur BIPemimpin BHMN Direksi BUMN
BUMD.
Bagian Ketiga Tindak Lanjut Pengawasan
Pasal 49
1 Kepada para pihak yang ternyata terbukti melanggar ketentuan dan prosedur pengadaan
barangjasa, maka: a.
dikenakan sanksi administrasi; b.
dituntut ganti rugidigugat secara perdata; c.
dilaporkan untuk diproses secara pidana. 2
Perbuatan atau tindakan penyedia barangjasa yang dapat dikenakan sanksi adalah a.
berusaha mempengaruhi panitia pengadaanpejabat yang berwenang dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung guna memenuhi
keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam dokumen pengadaankontrak, dan atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. melakukan persekongkolan dengan penyedia barangjasa lain untuk mengatur harga
penawaran di luar prosedur pelaksanaan pengadaan barangjasa sehingga mengurangimenghambatmemperkecil danatau meniadakan persaingan yang sehat
danatau merugikan pihak lain;
c. membuat danatau menyampaikan dokumen danatau keterangan lain yang tidak
benar untuk memenuhi persyaratan pengadaan barangjasa yang ditentukan dalam dokumen pengadaan;
d. mengundurkan diri dengan berbagai alasan yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
danatau tidak dapat diterima oleh panitia pengadaan; e.
tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan kontrak secara bertanggung jawab.
3 Atas perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2, dikenakan sanksi
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang didahului dengan tindakan tidak mengikutsertakan penyedia barangjasa yang terlibat dalam kesempatan
pengadaan barangjasa pe2nerintah yang bersangkutan.
4 Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 3, dilaporkan oleh pengguna
barangjasa atau pejabat yang berwenang lainnya kepada a.
MenteriPanglima TNIKepala PolriPemimpin Lembaga GubernurBupati WalikotaDewan Gubernur BIPemimpin BHMN Direksi BUMNBUMD;
b. Pejabat berwenang yang mengeluarkan izin usaha penyedia barangjasa yang
bersangkutan. 5
Kepada perusahaan non usaha kecil termasuk non koperasi kecil yang terbukti menyalahgunakan kesempatan danatau kemudahan yang diperuntukkan bagi usaha kecil
termasuk koperasi kecil dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.
BAB VI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PENGADAAN BARANGJASA PEMERINTAH