PEMBERHENTIAN TATA KERJA Ditlantas Polda Sumut

Pasal 12 Penasihat Ahli Kapolri diangkat untuk masa jabatan paling lama sama dengan masa jabatan Kapolri yang bersangkutan.

BAB IV PEMBERHENTIAN

Pasal 13 1 Penasihat Ahli Kapolri diberhentikan apabila masa jabatannya berakhir. 2 Selain karena berakhirnya masa jabatan, Penasihat Ahli Kapolri dapat diberhentikan apabila: a. meninggal dunia; b. mengundurkan diri dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kapolri melalui Koorsahli Kapolri; c. terbukti terlibat kasus pidana; d. tidak dapat melaksanakan tugasnya secara kumulatif melebihi 3 tiga bulan; e. tidak lagi memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai anggota Penasihat Ahli Kapolri; dan f. menjadi pengurus pada organisasi partai politik. 3 Pemberhentian Penasihat Ahli Kapolri ditetapkan dengan Keputusan Kapolri. Pasal 14 1 Pemberhentian anggota Penasihat Ahli Kapolri sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat 2 ditentukan dalam sidang gabungan Staf Ahli Kapolri dengan Penasihat Ahli Kapolri. 2 Hasil sidang sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dituangkan dalam bentuk berita acara yang ditandatangani oleh pimpinan dan anggota sidang, dan diserahkan kepada Koorsahli Kapolri. 3 Koorsahli Kapolri setelah menerima berita acara hasil sidang sebagaimana dimaksud pada ayat 2, mengajukan kepada Kapolri. Pasal 15 1 Koorsahli Kapolri dapat mengajukan usulan pengangkatan anggota Penasihat Ahli Kapolri pengganti kepada Kapolri, untuk menggantimengisi kekosongan anggota Penasihat Ahli Kapolri yang diberhentikan. 2 Penasihat ….. 2 Penasihat Ahli Kapolri pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berasal dari disiplin ilmu yang sama dengan Penasihat Ahli Kapolri yang diberhentikan. 3 Penasihat Ahli Kapolri pengganti diangkat untuk masa jabatan selama sisa waktu masa jabatan anggota Penasihat Ahli Kapolri yang digantikan.

BAB V TATA KERJA

Pasal 16 1 Saran dan pertimbangan Penasihat Ahli Kapolri disampaikan kepada Kapolri dalam bentuk tertulis. 2 Saran dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan hasil kajian kelompok atau hasil kajian perorangan, meliputi: a. saran dan pertimbangan hasil kajian kelompok dalam sidang anggota Penasihat Ahli Kapolri, yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris; b. sidang anggota Penasihat Ahli Kapolri dilakukan bersama Staf Ahli Kapolri, saran dan pertimbangan ditandatangani oleh Ketua dan sekretaris Penasihat Ahli Kapolri serta Koorsahli Kapolri; c. saran dan pertimbangan hasil kajian perorangan, ditandatangani oleh Penasihat Ahli Kapolri yang bersangkutan dan tembusannya diberikan kepada Ketua, Sekretaris Penasihat Ahli Kapolri, dan Koorsahli Kapolri; d. dalam hal saran dan pertimbangan sangat penting dan mendesak, Penasihat Ahli Kapolri dapat bertemu langsung dengan Kapolri; dan hasilnya disampaikan kepada Ketua Penasihat Ahli Kapolri dan Koorsahli Kapolri. 3 Saran dan pertimbangan Penasihat Ahli Kapolri baik hasil perorangan maupun kelompok, berupa naskah yang bersifat umum atau saran terbatas, dapat disebarluaskan kepada masyarakat dengan seizin keputusan Sidang Anggota Penasihat Ahli dan Sahli Kapolri. Pasal 17 1 Dalam mendukung kelancaran pelaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Penasihat Ahli Kapolri dapat melakukan kegiatan: a. pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pembinaan dan operasional Polri; b. studi kepustakaan; c. kerja sama dengan kementerianlembaga terkait melalui Koorsahli Kapolri; d. pencarian informasi di jajaran Polri, kementerianlembaga, instansi, masyarakat danatau pihak lain yang dipandang perlu, bersama-sama dengan Sahli Kapolri. 2 Kegiatan….. 2 Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan sesuai lingkup kewenangan dan disiplin ilmunya. 3 Hasil kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibawa dalam sidang anggota Penasihat Ahli Kapolri sebagai bahan masukan kepada Kapolri guna menetapkan arah kebijakan teknis Polri di bidang pembinaan dan operasional Polri. Pasal 18 1 Sidang Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 3 dilaksanakan secara berkala sekurang-kurangnya 1 satu kali dalam 1 satu bulan oleh Penasihat Ahli Kapolri bersama-sama dengan Sahli Kapolri. 2 Sidang Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat mengundang internal fungsi di lingkungan Polri, pimpinan instansi, danatau pihak lain terkait melalui Koorsahli Kapolri, guna mendapatkan masukan dan pertimbangan sesuai dengan materi pembahasan dalam sidang. Pasal 19 1 Topik bahasan dalam sidang anggota Penasihat Ahli Kapolri disesuaikan dengan saran anggota Penasihat Ahli Kapolri, saran Koorsahli Kapolri maupun permintaan Kapolri. 2 Anggota Penasihat Ahli yang berhalangan hadir dalam sidang anggota Penasihat Ahli Kapolri supaya memberitahukan ketidakhadirannya secara tertulis, dilampiri tanggapan atau pendapat atas topik yang akan dibahas. Pasal 20 1 Anggota Penasihat Ahli Kapolri, sebagai perorangan sesuai keahliannya dapat diperbantukan pada salah satu Satuan Kerja Polri, atas permintaan Kepala Satuan Kerja yang bersangkutan. 2 Anggota Penasihat Ahli Kapolri yang diperbantukan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, wajib memberitahukan kepada Ketua dan Sekretaris Penasihat Ahli Kapolri, Koorsahli Kapolri dan Kapolri.

BAB V KEANGGOTAAN