METODE PENELITIAN ANALISA ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN HAMBATAN PERTUMBUHAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI JAWA TIMUR | Tjandra | Agora 1155 2097 1 SM

ADB kata korupsi didefinisikan sebagai tindakan yang merugikan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Korupsi menimbulkan masalah yang signifikan bagi perusahaan untuk berkembang. Sedangkan kriminalitas dapat berdampak bagi perusahaan untuk tetap menjauh dari kompetitor dan juga dapat membuat market share perusahaan kecil mikro ini menjadi tidak berkembang. Kriminalitas juga dapat membuat tingkat keamanan dari investasi menjadi lebih buruk, yang dapat membuat perekonomian menjadi merosot dan tidak dapat membantu perusahaan mikro kecil untuk berkembang. Rumusan Masalah Bagaimanakah gambaran entrepreneur leadership dan hambatan usaha Usaha Mikro Kecil di Jawa Timur? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain: 1. Mendeskripsikan entrepreneur leadership Usaha Mikro Kecil di Jawa Timur 2. Mendeskripsikan hambatan yang dialami Usaha Mikro Kecil di Jawa Timur 3. Mendeskripsikan gambaran entrepreneur leadership dan hambatan usaha Mikro Kecil di wilayah Jawa Timur

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono 2012 metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Menurut Sugiyono 2012 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objeksubjek yang dipelajari melainkan seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subjekobjek. Menurut Sugiyono 2012 sampel didefinisikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi baik itu karena keterbatasan dana, waktu, tenaga, maka sampel yang digunakan diambil dari populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil bersifat representatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah sampling purposive nonprobability sampling. “Purposive adalah teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu” Sugiyono,2012. Sedangkan nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluangkesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Sugiyono, 2012. Sehingga dapat ditarik kesimpulan purposive nonprobability sampling adalah teknik pengamnbilan sampel secara teratur. Dan kriteria dari penentuan sampel adalah: 1. Usaha mikro dan kecil di daerah Jawa Timur 2. Memiliki omzet antara Rp 0-Rp2.500.000.000,00 3. Memiliki tenaga kerja kurang dari 30 orang Definisi Operasional Berdasarkan teori yang ada peneliti menggunakan variabel-variabel antara lain: Hambatan Pertumbuhan Usaha Hambatan dalam pertumbuhan usaha dibagi menjadi dua indikator yaitu internal dan eksternal.indikator internal adalah faktor dalam lingkungan suatu perusahaan yang sebagian besar dikontrol oleh perusahaan. Faktor internal meliputi : 1. Kemampuan manajerial  Pengetahuan responden tentang kondisi pasar saat ini  Pengalaman yang relevan untuk usaha  Pengalaman sebelumnya dalam mengelola jenis usaha  Pengalaman untuk menarik dan mempertahankan staf yang sesuai  Pengalaman dalam manajemen usaha kecil 2. Lokasi dan Jaringan  Seberapa tinggi pengaruh lokasi yang ditempati sekarang ini  Jaringan responden terhadap lingkungan sekitar usaha Indikator eksternal adalah faktor luar lingkungan perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut, lingkungan eksternal perusahaan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Financial  Kesulitan memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan  Tingginya suku bunga kredit dari lembaga keuangan  Kurangnya bantuan keuangan dari pemerintah 2. Ekonomi dan Teknologi  Ketidakstabilan harga bahan baku  Daya beli masyarakat terhadap produk terkait  Kesulitan untuk mendapatkan peralatan produksi 3. Kejahatan dan Korupsi  Banyaknya pungutan liar terhadap usaha  Penyuapan untuk mendapatkan kontrak dari pemerintah  Suap untuk mendapatkan kredit usaha  Tingginya tingkat kriminalitas 4. Infrastruktur  Tingginya biaya listrik dan air  Tingginya biaya pendaftaran dan izin usaha  Buruknya kondisi jalan 5. Kompetisi  Mudahnya pemain baru masuk ke usaha yang sama  Adanya barang pengganti  Kebanyakan pesaing merupakan usaha besar 6. Tenaga kerja  Kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja yang ahli  Permintaan upah yang tinggi  Produktivitas karyawan yang rendah  Permintaan fasilitas oleh karyawan yang tinggi Entrepreneurial Leadership Entrepreneurial Leadership yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai entrepreneur yang bisa menciptakan perubahan dan pengembangan budaya kewirausahaan dan penggabungan proses-proses entrepreneur, serta inisiatif-inisiatif baru yang karena dengan adanya perubahan akan menjadikan perusahaan lebih berkembang dan berjalan mengikuti trend pasar yang berlaku sebagaimana digambarkan dalam : 1. Able to Motivate Seorang entrepreneurial leader dapat memotivasi orang lain untuk tidak hanya bekerja secara benar tetapi juga dapat bekerja secara baik, sebagaimana digambarkan dalam:  Dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.  Dapat memacu semangat kerja orang di lingkungan kerja agar dapat menghasilkan kinerja terbaiknya.  Dapat mengarahkan orang untuk bekerja sesuai dengan keinginan entrepreneurial leader. 2. Visionary Seorang Entrepreneurial leader harus mampu menggambarkan dan menjelaskan tentang masa depan usahanya dimana digambarkan dalam item dibawah ini:  Memiliki gambaran tentang usaha di masa depan  Mengkomunikasikan visi kepada karyawan secara jelas  Mampu menceritakan kepada orang lain usaha yang digeluti 3. Proactiveness Seorang entrepreneurial leader memiliki sikap proaktif dalam guna menghadapi perubahan bisnis dimana digambarkan dalam item dibawah ini:  Memberikan respon positif terhadap peristiwa yang terjadi  Mampu melihat dan membaca peluang-peluang yang terjadi di pasar  Bertindak cepat dalam merespon perubahan yang terjadi  Melakukan tindak lanjut dari setiap eksekusi peluang bisnis yang ada 4. Innovativeness Seorang entrepreneurial leader harus menjadi seorang yang kreatif dalam pengembangan bisnisnya dimana digambarkan dalam item di bawah ini:  Aktif dalam mencari ide tentang produk atau proses bisnis yang baru  Mengajak orang lain untuk bersama-sama berpikir guna menemukan produk atau proses bisnis yang baru  Memberikan kebebasan orang lain untuk menciptakan produk atau proses bisnis yang baru  Mendorong seseorang untuk menjadi kreatif dalam menciptakan produk atau proses bisnis yang baru 5. Risk Taking Seorang entrepreneur merupakan seorang yang berani dalam mengambil keputusan dimana digambarkan dalam item dibawah ini:  Memperhitungkan resiko kerugian materiil  Memperhitungkan kerugian finansial  Memperhitungkan resiko social 6. Achievement Oriented Keberhasilan seorang entrepreneurial leader tidak dapat dilepaskan dar hasil pencapaian usahanya, seperti dapat dilihat dalam indikator berikut:  Memberikan perhatian yang lebih dalam bisnis atau usaha yang digelutinya untuk meraih hasil yang maksimal  Mampu mendelegasikan tugas dengan baik sekaligus mengawasi prosesnya  Mau untuk terjun secara langsung untuk mengawasi proses kerja bisnis agar dapat berjalan secara efektif dan efisien 7. Persistent Seorang entrepreneurial leader mampu bertahan dalam setiap tantangan yang ada dan tidak mudah menyerah pada keadaan dimana dilihat pada indikator berikut:  Daya tahan terhadap stress tinggi  Bertindak konkrit saat ada hambatan  Gigih dalam melewati segala hambatan  Tidak mudah berganti pekerjaan saat ada tantangan Sumber data Sumber data yang digunakan oleh penulis merupakan sumber data primer. Sumer primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data Sugiyono, 2012. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik menyebarkan kuisioner. Dimana kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk menjawabnya. Metode ini merupakan metode yang lebih efisien dalam pengukurannya bergantung pada variabel yang diketahui. Teknik Analisa Data Statistik Deskriptif Alat statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan:  Mean Mean merupakan nilai yang diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai data dan membaginya dengan jumlah data. Mean merupakan nilai yang menunjukkan pusat dari nilai data dan merupakan nilai yang dapat mewakili keterpusatan data Purwanto S.K., 2012. X = rata-rata ∑xi = jumlah total N = jumlah sampel  Distribusi Frekuensi Distribusi frekuensi adalah distribusi matematik yang bertujuan untuk memperoleh jumlah dari respon yang berkaitan dengan nilai yang berbeda dari satu variable dan untuk menampilkan perhitungan tersebut dalam persentase Malhotra, 2010. Kelas Interval Analisis deskriptif menggunakan alat ukur mean, yang digunakan untuk mengetahui bobot rata-rata jawaban dari responden terhadap masing-masing pertanyaan pada tiap total variabel maupun pada tiap dimensi dan indikator dari variabel tersebut. nterval kelas nilai tertinggi nilai terendah banyak kelas interval Cross Tabulation Menurut Santoso 2003 Cross Tabulation merupkan sebuah table silang yang terdiri atas 1 baris atau lebih. Cross Tabulation adalah membantu memahami sebuah variable. Cross tabulation menghasilkan tabel-tabel yang mencerminkan distribusi gabungan 2 atau lebih variabel dengan jumlah kategori atau nilai pembeda yang terbatas. Dimana cross tabulation sekedar menampilkan kaitan antara 2 atau lebih variabel, sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara baris dan kolom. Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian Skala Likert Menurut Sugiyono 2008, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator variabel dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Data yang diperoleh dari skala likert tersebut adalah berupa data interval. Validitas Uji validitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur sesuai dengan apa yang hendak diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen, validitas dapat diart ikan sebagai suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur Riduwan, 2004. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu instrumen, maka instrumen tersebut akan semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukan apa yang seharusnya diukur. Penggunaan skalanya juga bersifat tetap sepanjang uji, maka setiap pertanyaan yang diuji harus memiliki jawaba n yang sudah seragam dari awal sampai akhir. Untuk menguji validitas, dihitung dengan uji-t dengan rumus: T hitung = r√ n-2 √ 1-r 2 Keterangan : t = nilai t hitung r = koefisien korelasi r hitung n= jumlah responden Distribusi tabel t untuk α 0.05 dan derajat kebebasan dk = n-2 Kaidah keputusan : Jika t hitung t tabel berarti valid Jika t hitung t tabel berarti tidak valid Realibilitas Menurut Umar 2004 Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali. Asumsinya, tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal. a. Reliabilitas Eksternal Secara garis besar, reliabilitas eksternal adalah reliabilitas yang diperoleh dengan membandingkan hasil dua kelompok data. Ada dua jenis cara untuk menguji reliabilitas eksternal, yaitu teknik pararel dan teknik ulang. b. Reliabilitas Internal Reliabilitas internal diperoleh dengan menganalisa data yang berasal dari satu kali pengujian kuisioner. Adapun teknik reliabilitas internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Alpha. Setelah semua butir-butir pertanyaan dalam suatu variabel dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut Santoso, 2003: • Jika r Alpha positif dan r Alpha r tabel , maka butir atau variabel tersebut reliabel • jika r Alpha negatif dan r Alpha r tabel , maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel • Jika r Alpha r tabel tetapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas

Dokumen yang terkait

ANALISA FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN USAHA MIKRO DAN KECIL PADA SEKTOR FORMAL DI JAWA TIMUR | Yuwono | Agora 1161 2109 1 SM

0 0 9

ENTREPRENEURIAL MOTIVATION DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEMAMPUAN BERINOASI PADA USAHA MIKRO DAN KECIL DI JAWA TIMUR | Wijaya | Agora 1153 2093 1 SM

0 0 3

Enterpreneurial Leadership dan Hubungannya dengan Kinerja Bisnis pada Usaha Mikro Kecil di Wilayah Jawa Timur | Wijaya | Agora 1148 2085 1 SM

0 0 3

ANALISA MODAL SOSIAL DAN ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP PENGUSAHA MIKRO DAN KECIL DI JAWA TIMUR | Binarto | Agora 1120 2030 1 SM

0 0 8

ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP PADA PENGUSAHA MIKRO DAN KECIL DI JAWA TIMUR | Suwignyo | Agora 1118 2026 1 SM

3 5 8

ENTREPRENEURIAL MOTIVATION DAN PERSEPSI TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN USAHA MIKRO DAN KECIL PADA SEKTOR INFORMAL DI WILAYAH JAWA TIMUR | Alfiyanti | Agora 1086 1968 1 SM

0 0 9

ANALISA DESKRIPTIF ENTREPRENEURIAL LEADERSHIP DAN INOVASI PRODUK PADA PENGUSAHA MIKRO DAN KECIL DI JAWA TIMUR | tanutama | Agora 1084 1964 1 SM

0 0 8

ANALISA ENTREPRENEURIAL MOTIVATION DAN INOVASI PRODUK PADA PELAKU USAHA MIKRO DAN KECIL DI JAWA TIMUR PADA SEKTOR INFORMAL | Gunawan | Agora 1081 1960 1 SM

0 0 13

ENTREPRENEURIAL MOTIVATION PENGUSAHA SEKTOR FORMAL TERHADAP KINERJA BISNIS USAHA MIKRO DAN KECIL DI JAWA TIMUR | Wardhana | Agora 1633 3009 1 SM

0 0 10

ENTREPRENEURIAL MOTIVATION DAN PERSEPSI TERHADAP HAMBATAN PERTUMBUHAN USAHA MIKRO DAN KECIL PADA SEKTOR FORMAL DI JAWA TIMUR | Sundoro | Agora 1408 2585 1 SM

1 1 4