ADB kata korupsi didefinisikan sebagai tindakan yang merugikan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
pribadi. Korupsi menimbulkan masalah yang signifikan bagi perusahaan untuk berkembang.
Sedangkan kriminalitas dapat berdampak bagi perusahaan untuk tetap menjauh dari kompetitor dan juga dapat
membuat market share perusahaan kecil mikro ini menjadi tidak berkembang. Kriminalitas juga dapat membuat tingkat
keamanan dari investasi menjadi lebih buruk, yang dapat membuat perekonomian menjadi merosot dan tidak dapat
membantu perusahaan mikro kecil untuk berkembang. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran entrepreneur leadership dan hambatan usaha Usaha Mikro Kecil di Jawa Timur?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain:
1. Mendeskripsikan entrepreneur leadership Usaha
Mikro Kecil di Jawa Timur 2.
Mendeskripsikan hambatan yang dialami Usaha Mikro Kecil di Jawa Timur
3. Mendeskripsikan
gambaran entrepreneur
leadership dan hambatan usaha Mikro Kecil di wilayah Jawa Timur
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono 2012 metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Menurut Sugiyono 2012 populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri
atas obyeksubjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang
tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objeksubjek
yang dipelajari melainkan seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subjekobjek.
Menurut Sugiyono 2012 sampel didefinisikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi baik
itu karena keterbatasan dana, waktu, tenaga, maka sampel yang digunakan diambil dari populasi tersebut. Untuk itu
sampel yang diambil bersifat representatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
peneltian ini adalah sampling purposive nonprobability
sampling. “Purposive adalah teknik menentukan sampel dengan
pertimbangan tertentu”
Sugiyono,2012. Sedangkan
nonprobability sampling
adalah teknik
pengambilan sampel
yang tidak
memberikan peluangkesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Sugiyono, 2012. Sehingga dapat ditarik kesimpulan purposive
nonprobability sampling adalah teknik pengamnbilan sampel secara teratur. Dan kriteria dari penentuan sampel
adalah: 1. Usaha mikro dan kecil di daerah Jawa Timur
2. Memiliki omzet antara Rp 0-Rp2.500.000.000,00 3. Memiliki tenaga kerja kurang dari 30 orang
Definisi Operasional Berdasarkan teori yang ada peneliti menggunakan
variabel-variabel antara lain: Hambatan Pertumbuhan Usaha
Hambatan dalam pertumbuhan usaha dibagi menjadi dua indikator yaitu internal dan eksternal.indikator internal
adalah faktor dalam lingkungan suatu perusahaan yang sebagian besar dikontrol oleh perusahaan. Faktor internal
meliputi :
1. Kemampuan manajerial
Pengetahuan responden tentang kondisi pasar saat ini
Pengalaman yang relevan untuk usaha Pengalaman sebelumnya dalam mengelola
jenis usaha Pengalaman
untuk menarik
dan mempertahankan staf yang sesuai
Pengalaman dalam manajemen usaha kecil 2.
Lokasi dan Jaringan Seberapa tinggi pengaruh lokasi yang
ditempati sekarang ini Jaringan responden terhadap lingkungan
sekitar usaha Indikator eksternal adalah faktor luar lingkungan
perusahaan yang mempengaruhi kinerja perusahaan tersebut, lingkungan eksternal perusahaan meliputi hal-hal
sebagai berikut :
1. Financial
Kesulitan memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan
Tingginya suku bunga kredit dari lembaga keuangan
Kurangnya bantuan
keuangan dari
pemerintah 2.
Ekonomi dan Teknologi Ketidakstabilan harga bahan baku
Daya beli masyarakat terhadap produk terkait Kesulitan untuk mendapatkan peralatan
produksi 3.
Kejahatan dan Korupsi Banyaknya pungutan liar terhadap usaha
Penyuapan untuk mendapatkan kontrak dari pemerintah
Suap untuk mendapatkan kredit usaha Tingginya tingkat kriminalitas
4. Infrastruktur
Tingginya biaya listrik dan air Tingginya biaya pendaftaran dan izin usaha
Buruknya kondisi jalan 5.
Kompetisi Mudahnya pemain baru masuk ke usaha
yang sama Adanya barang pengganti
Kebanyakan pesaing merupakan usaha besar 6.
Tenaga kerja Kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja
yang ahli Permintaan upah yang tinggi
Produktivitas karyawan yang rendah
Permintaan fasilitas oleh karyawan yang tinggi
Entrepreneurial Leadership Entrepreneurial Leadership yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah sebagai entrepreneur yang bisa menciptakan perubahan dan pengembangan budaya
kewirausahaan
dan penggabungan
proses-proses entrepreneur, serta inisiatif-inisiatif baru yang karena
dengan adanya perubahan akan menjadikan perusahaan lebih berkembang dan berjalan mengikuti trend pasar yang
berlaku sebagaimana digambarkan dalam : 1. Able to Motivate
Seorang entrepreneurial leader dapat memotivasi orang lain untuk tidak hanya bekerja secara benar tetapi juga
dapat bekerja secara baik, sebagaimana digambarkan dalam:
Dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Dapat memacu semangat kerja orang di lingkungan kerja agar dapat menghasilkan kinerja
terbaiknya. Dapat mengarahkan orang untuk bekerja sesuai
dengan keinginan entrepreneurial leader. 2. Visionary
Seorang Entrepreneurial
leader harus
mampu menggambarkan dan menjelaskan tentang masa depan
usahanya dimana digambarkan dalam item dibawah ini: Memiliki gambaran tentang usaha di
masa depan Mengkomunikasikan visi kepada karyawan
secara jelas Mampu menceritakan kepada orang lain usaha yang
digeluti 3. Proactiveness
Seorang entrepreneurial leader memiliki sikap proaktif dalam guna menghadapi perubahan bisnis dimana
digambarkan dalam item dibawah ini:
Memberikan respon positif terhadap peristiwa yang terjadi
Mampu melihat dan membaca peluang-peluang yang terjadi di pasar
Bertindak cepat dalam merespon perubahan yang terjadi
Melakukan tindak lanjut dari setiap eksekusi peluang bisnis yang ada
4. Innovativeness Seorang entrepreneurial leader harus menjadi seorang
yang kreatif dalam pengembangan bisnisnya dimana digambarkan dalam item di bawah ini:
Aktif dalam mencari ide tentang produk atau proses bisnis yang baru
Mengajak orang lain untuk bersama-sama berpikir guna menemukan produk atau proses bisnis yang
baru Memberikan kebebasan orang lain untuk
menciptakan produk atau proses bisnis yang baru Mendorong seseorang untuk menjadi kreatif dalam
menciptakan produk atau proses bisnis yang baru 5. Risk Taking
Seorang entrepreneur merupakan seorang yang berani dalam mengambil keputusan dimana digambarkan dalam
item dibawah ini:
Memperhitungkan resiko kerugian materiil Memperhitungkan kerugian finansial
Memperhitungkan resiko social 6. Achievement Oriented
Keberhasilan seorang entrepreneurial leader tidak dapat dilepaskan dar hasil pencapaian usahanya, seperti dapat
dilihat dalam indikator berikut:
Memberikan perhatian yang lebih dalam bisnis atau usaha yang digelutinya untuk meraih hasil
yang maksimal Mampu mendelegasikan tugas dengan baik
sekaligus mengawasi prosesnya Mau untuk terjun secara langsung untuk
mengawasi proses kerja bisnis agar dapat berjalan secara efektif dan efisien
7. Persistent Seorang entrepreneurial leader mampu bertahan dalam
setiap tantangan yang ada dan tidak mudah menyerah pada keadaan dimana dilihat pada indikator berikut:
Daya tahan terhadap stress tinggi Bertindak konkrit saat ada hambatan
Gigih dalam melewati segala hambatan Tidak mudah berganti pekerjaan saat ada
tantangan
Sumber data Sumber data yang digunakan oleh penulis merupakan
sumber data primer. Sumer primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data
Sugiyono, 2012. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik
menyebarkan kuisioner.
Dimana kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden
untuk menjawabnya. Metode ini merupakan metode yang lebih efisien dalam pengukurannya bergantung pada
variabel yang diketahui. Teknik Analisa Data
Statistik Deskriptif Alat statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan:
Mean
Mean merupakan nilai yang diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai data dan membaginya dengan
jumlah data. Mean merupakan nilai yang menunjukkan pusat dari nilai data dan merupakan nilai yang dapat
mewakili keterpusatan data Purwanto S.K., 2012.
X = rata-rata
∑xi = jumlah total
N = jumlah sampel
Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah distribusi matematik yang bertujuan untuk memperoleh jumlah dari respon yang
berkaitan dengan nilai yang berbeda dari satu variable dan untuk menampilkan perhitungan tersebut dalam persentase
Malhotra, 2010. Kelas Interval
Analisis deskriptif menggunakan alat ukur mean, yang digunakan untuk mengetahui bobot rata-rata jawaban dari
responden terhadap masing-masing pertanyaan pada tiap
total variabel maupun pada tiap dimensi dan indikator dari variabel tersebut.
nterval kelas nilai tertinggi nilai terendah
banyak kelas interval
Cross Tabulation
Menurut Santoso 2003 Cross Tabulation merupkan sebuah table silang yang terdiri atas 1 baris atau lebih.
Cross Tabulation adalah membantu memahami sebuah variable. Cross tabulation menghasilkan tabel-tabel yang
mencerminkan distribusi gabungan 2 atau lebih variabel dengan jumlah kategori atau nilai pembeda yang terbatas.
Dimana cross tabulation sekedar menampilkan kaitan antara 2 atau lebih variabel, sampai dengan menghitung apakah
ada hubungan antara baris dan kolom. Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
Skala Likert Menurut Sugiyono 2008, skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian
indicator variabel dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan. Data yang diperoleh dari skala likert tersebut adalah berupa data interval.
Validitas Uji validitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menunjukan sejauh mana alat ukur sesuai dengan apa yang hendak diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas
instrumen, validitas dapat diart ikan sebagai suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu
alat ukur Riduwan, 2004. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu instrumen, maka instrumen tersebut
akan semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukan apa yang seharusnya diukur. Penggunaan
skalanya juga bersifat tetap sepanjang uji, maka setiap pertanyaan yang diuji harus memiliki jawaba n yang sudah
seragam dari awal sampai akhir.
Untuk menguji validitas, dihitung dengan uji-t dengan rumus:
T
hitung
= r√ n-2
√ 1-r
2
Keterangan : t = nilai t
hitung
r = koefisien korelasi r
hitung
n= jumlah responden Distribusi tabel t untuk α 0.05 dan derajat kebebasan dk
= n-2 Kaidah keputusan : Jika t
hitung
t
tabel
berarti valid Jika t
hitung
t
tabel
berarti tidak valid Realibilitas
Menurut Umar 2004 Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali. Asumsinya, tidak terdapat
perubahan psikologis pada responden. Ada dua jenis reliabilitas, yaitu
reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.
a. Reliabilitas Eksternal
Secara garis besar, reliabilitas eksternal adalah reliabilitas yang diperoleh dengan membandingkan
hasil dua kelompok data. Ada dua jenis cara untuk menguji reliabilitas eksternal, yaitu teknik pararel dan
teknik ulang. b.
Reliabilitas Internal Reliabilitas internal diperoleh dengan menganalisa
data yang berasal dari satu kali pengujian kuisioner. Adapun teknik reliabilitas internal yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik Alpha.
Setelah semua butir-butir pertanyaan dalam suatu variabel dinyatakan valid, maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut Santoso, 2003:
• Jika r
Alpha
positif dan r
Alpha
r
tabel
, maka butir atau variabel tersebut reliabel
• jika r
Alpha
negatif dan r
Alpha
r
tabel
, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel
• Jika r
Alpha
r
tabel
tetapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak
reliabel.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas