Mekanisme Penetapan Kawasan PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN

45 Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian

5.8. Sinkronisasi Rencana Pengembangan Lingkup Provinsi

Sebagai tindak lanjut dari proses penyusunan rencana aksi yang disusun di kabupatenkota, maka agar komponen program dan kegiatan yang tertuang dalam matriks rencana aksi dapat terselenggara dibutuhkan sinkronisasi perencanaan pada skala regional provinsi. Sinkronisasi di tingkat provinsi dimaksudkan sebagai upaya untuk menjamin konsistensi rencana aksi dengan dokumen perencanaan tingkat provinsi dan dokumen perencanaan tingkat kabupatenkota. Ruang lingkup dari aspek yang disinkronkan mencakup butir-butir rincian dalam rencana aksi, yaitu: 1 jenis kegiatan dan volume, 2 lokasi kecamatadesa, 3 jadwal pelaksanaan, 4 satuan kerja pelaksana, 5 proyeksi kebutuhan dan sumber pendanaan, 6 ouput dan outcome, dan 7 indikator keberhasilan. Proses dan metode sinkronisasi rencana pengembangan lingkup provinsi adalah sebagai berikut : 1. Tim Teknis KabupatenKota mengusulkan kegiatan pengembangan kawasan pertanian di kabupatenkota yang tidak dapat dibiayai oleh APBD KabupatenKota dan investasi masyarakat sesuai matriks rencana program sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Aksi. 2. Tim Teknis Provinsi memverifikasi dan membahas usulan yang disajikan Tim Teknis KabupatenKota. Usulan yang disetujui selanjutnya diproses lebih lanjut untuk diusulkan dalam perencanaan APBD Provinsi dan APBN sesuai disiplin program dan azas pembiayaan, urusan dan kewenangan masing- masing jenjang pemerintahan. 3. Tim Teknis Provinsi memproses lebih lanjut usulan Tim Teknis KabupatenKota dalam bentuk : 1 mengharmonisasikan usulan yang diajukan dengan program, kegiatan dan anggaran lintas SKPD Provinsi untuk pengembangan kawasan, 2 menggalang dukungan lintas sektor di tingkat provinsi untuk mendukung pengembangan kawasan dan 3 merumuskan alternatif solusi dalam mengatasi tumpang-tindih kewenangan antara provinsi dan kabupatenkota dalam perencanaan pengembangan kawasan. 4. Forum koordinasi yang dapat dimanfaatkan dalam mensinkronkan rencana aksi pengembangan kawasan komoditas unggulan di tingkat provinsi adalah Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah Forum SKPD lingkup pertanian provinsi dan rapat-rapat koordinasi teknis di tingkat provinsi.

5.9. Sinkronisasi Tingkat Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian

Sebagai tindak lanjut dari proses sinkronisasi rencana pengembangan kawasan pertanian di lingkup provinsi, maka agar komponen program dan kegiatan yang tertuang dalam Master Plan yang disusun di provinsi dan seluruh rencana aksi yang disusun oleh kabupatenkota dapat terselenggara dengan baik dibutuhkan sinkronisasi perencanaan pada skala nasional. Sinkronisasi di tingkat Eselon I 46 Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian lingkup Kementerian Pertanian dimaksudkan sebagai upaya untuk menjamin konsistensi Master Plan dan rencana aksi dengan dokumen perencanaan tingkat nasional dan dokumen perencanaan tingkat provinsi. Ruang lingkup dari aspek yang disinkronisasikan mencakup butir-butir rincian dalam rencana aksi masing-masing kabupatenkota, yaitu: 1 jenis kegiatan dan volume, 2 lokasi kecamatadesa, 3 jadwal pelaksanaan, 4 satuan kerja pelaksana, 5 proyeksi kebutuhan dan sumber pendanaan, 6 ouput dan outcome, dan 7 indikator keberhasilan. Proses dan metode sinkronisasi rencana pengembangan lingkup nasional adalah sebagai berikut : 1. Tim Teknis Provinsi mengusulkan kegiatan pengembangan kawasan pertanian di lingkup provinsi yang tidak dapat dibiayai oleh APBD Provinsi, APBD KabupatenKota dan investasi masyarakat sesuai matriks rencana program sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Aksi di masing-masing kabupatenkota. 2. Tim Teknis Pusat memverifikasi dan membahas usulan yang disajikan Tim Teknis Provinsi. Usulan yang disetujui selanjutnya diproses lebih lanjut untuk diusulkan dalam perencanaan APBN sesuai disiplin program dan azas pembiayaan, urusan dan kewenangan Kementerian Pertanian. 3. Tim Teknis Pusat memproses lebih lanjut usulan Tim Teknis Provinsi dalam bentuk: 1 mengharmonisasikan usulan yang diajukan dengan program, kegiatan dan anggaran lintas Eselon I lingkup Kementerian Pertanian yang diperuntukkan untuk pengembangan kawasan, 2 menggalang dukungan lintas sektor di tingkat Pusat untuk mendukung pengembangan kawasan dan 3 merumuskan alternatif solusi dalam mengatasi tumpang-tindih kewenangan antara Pusat, Provinsi dan KabupatenKota dalam perencanaan pengembangan kawasan. 4. Forum koordinasi yang dapat dimanfaatkan dalam mensinkronisasikan usulan rencana aksi pengembangan kawasan komoditas unggulan di tingkat provinsi adalah Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional dan rapat-rapat koordinasi teknis tingkat Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

5.10. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Kawasan

Pelaksanaan pengembangan kawasan pertanian merupakan tahap implementasi Master Plan dan rencana aksi. Secara umum pelaksanaan pengembangan kawasan merupakan bentuk manajemen operasional dari rencana yang telah disusun untuk menjamin setiap tahapan kegiatan yang tertuang dalam rencana aksi dapat terlaksana sesuai agenda dan jadwal yang telah ditetapkan serta melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dinamika yang terjadi di lapangan. 47 Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Secara garis besar pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan dapat dibagi ke dalam dua tahap, yaitu persiapan dan pelaksanaan. Kegiatan-kegiatan pada tahap persiapan yang mencakup : 1 penyusunan jadwal pelaksanaan, 2 seleksi calon lokasi dan calon penerima manfaat, dan 3 fasilitasi dan pendampingan. Aspek terpenting dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan adalah : 1. Bagaimana mengharmonisasikan realisasi keterpaduan sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan yang pembiayaannya berasal dari sumber dan satuan kerja yang berbeda APBN, APBD Provinsi, APBD KabupatenKota dan investasihibah masyarakat. 2. Bagaimana mengharmonisasikan realisasi keterpaduan lokasi kegiatan yang pembiayaannya berasal dari sumber dan satuan kerja yang berbeda APBN, APBD Provinsi, APBD KabupatenKota dan investasihibah masyarakat. 3. Bagaimana mengidentifikasi dan menyeleksi target kelompok calon penerima manfaat yang akan mendapat fasilitasi bantuan sosial dan fasilitasi lainnya yang pembiayaannya berasal dari sumber dan satuan kerja yang berbeda APBN, APBD Provinsi, APBD KabupatenKota dan investasihibah masyarakat. 4. Bagaimana mendorong berfungsinya kelembagaan pelayanan dan pembinaan pemerintah dan masyarakat. Kelembagaan pelayanan diantaranya: sertifikasi, perijinan, proteksi, perbenihanperbibitan, permodalan, teknologi, statistik dan pelayanan lainnya. Kelembagaan pembinaan seperti penyuluhan, pelatihan teknis dan pembinaan lainnya. Proses dan metode pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan pertanian adalah sebagai berikut : 1. Tim Teknis KabupatenKota mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan pertanian di lingkup kabupatenkota sesuai dengan tahapan tertuang dalam matrik program rencana aksi. 2. Tim Teknis Provinsi mengkoordinasikan pembinaan pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan pertanian di lingkup provinsi sesuai Master Plan pengembangan kawasan pertanian di lingkup provinsi. 3. Tim Teknis Pusat mengkoordinasikan pembinaan pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan pertanian di lingkup nasional.

5.11. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan

A. Pemantauan dan Evaluasi Secara umum pelaksanaan pemantauan dimaksudkan untuk menjamin pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan dapat berjalan sesuai dengan