Pembedahan. Hanya dilakukan pada tumor tunggal yang belum Kemoterapi. Sitostatika kemoterapi mempunyai risiko tingkat

6 Keterangan tabel : T1s : carcinoma in situ adalah non infiltrating intraductal carcinoma dimana tak teraba tumor T0 : tumor tak teraba tapi terdapat edem pada mamografi T1 : tumor kurang dari 2 cm T2 : tumor antara 2-5 cm T3 : tumor lebih dari 5 cm T4 : tumor dengan segala ukuran dimana telah mencapai dinding dada, infiltras pada kulit N0 : tidak ada metastasis ke nodus limfa regional. N1 : metastasis ke nodus limfa aksilari ipsilateral yang dapat digerakkan N2 : metastasis ke nodus limfa aksilari ipsilateral yang tidak dapat digerakkan. N3 : metastasis ke nodus limfa ipsilateral supraklavikular atau ipsilateral intraklavikular. M0 : tidak terdapat metastase jauh M1 : sudah terdapat metastase jauh

d. Penanganan Kanker

Penanganan kanker ada bermacam-macam, antara lain dengan pembedahan, radioterapi, obat-obatan sitostatika kemoterapi, imunoterapi, pengobatan dengan hormon, dan hipertemi Tjay dan Rahardja, 2007.

1. Pembedahan. Hanya dilakukan pada tumor tunggal yang belum

menyebar dengan jalan mengeluarkan secara radikal. Risikonya adalah penyebaran sel-sel tumor ke jaringan dan pembuluh di sekitarnya akibat pemotongan Tjay dan Rahardja, 2007. 2. Radiasi. Dengan sinar radioaktif radioterapi “membakar” dan memusnahkan sel-sel tumor. Alat-alat megavolt 4-25 MV, SL- β5’, Racetract Microtron MM50. Radiasi intern menggunakan sumber radioaktif dua radio isotop iridium dan cesium. Cara ini memungkinkan radiasi langsung langsung “dari dalam” dengan dosis tinggi tanpa merugikan jaringan sekitarnya. Kedalam tumor dimasukkan dengan pembiusan tabung-tabung kecil yang diisi dengan elemen-elemen radio- aktif Tjay dan Rahardja, 2007. 7

3. Kemoterapi. Sitostatika kemoterapi mempunyai risiko tingkat

emetogenik yang bervariasi. Pasien yang menerima kemoterapi dengan tingkat emetogenik high, moderate, dan low, berarti mual-muntah terjadi pada 90, 30-90, dan 10-30 pasien Dipiro et al , 2005. 4. Imunodulator, Kelompok obat ini digunakan untuk menekan reaksi jaringan terhadap cangkokan dan untuk mengobati beberapa penyakit autoimun. Kerja obat ini tidak spesifik sehingga sel darah tepi harus dipantau, dan dosis harus disesuaikan. Contoh obat : Interferon a, Interferon , Interferon Tjay dan Rahardja, β007. 5. Anti Kanker hormonal antagonisnya. Terapi hormon memegang peranan penting dalam pengobatan kanker pada organ-organ yang pertumbuhannya sangat bergantung pada hormon, misalnya payudara, prostat, dan endometrium. Pengobatan ini bukan bersifat kuratif, tetapi bersifat paliatif yang kadang pada sebagian pasien menekan penyakit sampai bertahun-tahun. Respon klinik dan toksisitas harus dipantau ketat, dan bila penyakit berkembang atau timbul efek samping yang lebih merugikan dibanding manfaatnya, pengobatan harus dihentikan. Contoh obat : Dietilstillbestrol, Etinilestradiol, Megestrol acctate, Tamoxifen dan lain-lain Tjay dan Rahardja, 2007. 6. Hipertermi. Penanganan tumor dengan kalor sebagai terapi tambahan adjuvant therapy untuk memperkuat efek radiasi. Kalor dari 43-44 C bekerja mematikan langsung sel-sel tumor terutama dalam lingkungan asam dan kekurangan oksigen. Karena pemanasan lama dan seksama 8 secara tekhnis sulit sekali, maka hingga kini khusus digunakan pada tumor-tumor di permukaan kulit, mamma, kelenjar leher Tjay dan Rahardja, 2007. 7. Geneterapi. Inaktivasi dari gen-gen tertentu berperan penting pada pertumbuhan liar dari tumor. Pada binatang percobaan, gen p53 sudah dapat dimasukkan ke dalam sel tumor dengan efek terhentinya pertumbuhan. Geneterapi dewasa ini sedang dikembangkan di banyak Pusat Riset Kanker Tjay dan Rahardja, 2007.

2. KEMOTERAPI

Dokumen yang terkait

Evaluasi Penggunaan Antiemetika Pada Pasien Kanker Serviks Dengan Terapi Sitostatika Di Instalasi Rawat Inap Rindu B 1 Obstetrics Gynecology Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 49 78

ANALISIS BIAYA TERAPI DAN GAMBARAN PENGOBATAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI INSTALASI RAWAT Analisis Biaya Terapi Dan Gambaran Pengobatan Pada Pasien Kanker Payudara Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Di Surakarta Pada Tahun 20

0 2 11

PENDAHULUAN Analisis Biaya Terapi Dan Gambaran Pengobatan Pada Pasien Kanker Payudara Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Di Surakarta Pada Tahun 2011.

0 20 14

ANALISIS BIAYA TERAPI DAN GAMBARAN PENGOBATAN PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI INSTALASI RAWAT Analisis Biaya Terapi Dan Gambaran Pengobatan Pada Pasien Kanker Payudara Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Di Surakarta Pada Tahun 20

0 2 17

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2010.

0 0 15

PENDAHULUAN Evaluasi Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2010.

0 2 19

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KANKER NASOFARING DENGAN KEMOTERAPI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 200.

0 2 20

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM Evaluasi Penggunaan Obat Analgetik Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2010.

0 0 13

STUDI PENGGUNAAN ANTIEMETIKA PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DENGAN TERAPI SITOSTATIKA DI Studi Penggunaan Antiemetika Pada Pasien Kanker Payudara Dengan Terapi Sitostatika Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Surakarta Pada Tahun 201

0 0 15

View of EVALUASI PENGGUNAAN SITOSTATIKA PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI INSTALASI RAWAT INAP

0 2 8