R
·
+ R
·
RR 3 Rohman dan Riyanto, 2004.
2. Inhibitor radikal bebas
Antiradikal merupakan senyawa dengan struktur polikonjugasi atau molekul cincin aromatik dan satu atau lebih gugus hidroksi Everett et al., 1996; Pezzuto and
Park, 2002. Antioksidan secara kimiawi adalah senyawa pendonor elektron electron donating yakni senyawa yang dapat memberikan elektron Sjahbana dan
Bahalwan, 2002, walaupun dalam jumlah kecil dibanding substrat mampu menunda atau menjaga terjadinya oksidasi dari substrat yang mudah teroksidasi Hafid, 2003.
Antioksidan secara biologis dapat menghambat radikal bebas melalui mekanisme penghambatan reaksi radikal berantai, pengkhelat metal, penghambatan enzim
oksidase, dan ko-faktor enzim antioksidan Huang et al., 2005. Antioksidan juga penting bagi kesehatan tubuh karena antioksidan membantu
melindungi tubuh dari kerusakan akibat serangan ROS reactive oksigen species. ROS adalah gabungan dari radikal bebas oksigen seperti O
2 -
, OH, RO
2
serta RO dan senyawa yang mengandung oksigen tetapi tidak merupakan radikal misalnya HOCl,
H
2
O
2
, O
3
, dan ONOO
-
Kardono dkk, 2004. Tubuh memiliki sistem pertahanan internal terhadap radikal bebas. Sistem pertahanan tersebut dikelompokkan menjadi
3 golongan : 1.
Antioksidan primer, antioksidan endogen atau antioksidan enzimatis. Contohnya superoksida dismutase SOD, katalase dan glutation peroksidase.
Enzim-enzim ini mampu menekan atau menghambat pembentukan radikal bebas dengan cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk lebih
stabil. Reaksi ini disebut sebagai chain-breaking-antioxidant.
2. Antioksidan sekunder antioksidan eksogen atau antioksidan non enzimatis.
Contoh antioksidan sekunder ialah vitamin E, vitamin C, β-karoten, isoflavon,
asam urat, bilirubin, dan albumin. Senyawa-senyawa ini dikenal sebagai penangkap radikal bebas scavenger free radical. Kemudian mencegah
amplifikasi radikal. 3.
Antioksidan tersier, misalnya enzim DNA-repair dan metionin sulfoksida reduktase yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang disebabkan oleh
radikal bebas Winarsi, 2005. Senyawa antioksidan sintetis seperti Butil Hidroksianisol BHA dan Butil
Hidroksitoluen BHT bukan merupakan solusi untuk kontrol positif yang baik, sebab pada pemaparan yang lama diketahui dapat mempengaruhi genetika sel-sel
tubuh Pourmorad et al., 2006.
3. Deteksi radikal bebas