mental dan tingkah laku. Jadi, dapat dikatakan bahwa psikologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan makhluk
hidup. Ilmu jiwa, oleh Sujanto 1995:1 diartikan sebagai ilmu yang mempelajari atau menyelidiki pernyataan-pernyataan jiwa.
Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan Minderop, 2010:54.
Dalam menelaah suatu karya psikologis, hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan
pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan.
Secara kategori, sastra berbeda dengan psikologi, sebab sebagaimana sudah kita pahami sastra berhubungan dengan dunia fiksi,
drama, puisi, esai yang diklasifikasikan ke dalam seni
art
sedang psikologi merujuk kepada studi ilmiah tentang perilaku manusia dan
proses mental. Meski berbeda, keduanya memiliki titik temu atau kesamaan, yakni keduanya berangkat dari manusia dan kehidupan
sebagai sumber kajian Siswantoro, 2005:29. Jadi psikologi bisa dihubungkan dengan sastra karena keduanya berangkat dari manusia dan
kehidupan sebagai sumber kajiannya.
4. Teori Konflik Batin
Konflik batin merupakan ranah dari psikologi. Irwanto dkk 1994:209 mendefinisikan konflik sebagai suatu keadaan munculnya dua
kebutuhan atau lebih pada saat yang bersamaan. Walgito 2010:260-261
mengatakan bahwa konflik timbul karena individu menghadapi keadaan adanya bermacam-macam motif yang timbul secara berbarengan, dan
motif-motif itu tidak bisa dikompromikan satu dengan yang lain, melainkan harus memilih dari bermacam-macam motif tersebut. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI offline revisi 1.4, konflik batin diartikan sebagai konflik yg disebabkan oleh adanya dua gagasan atau
lebih atau keinginan yg saling bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku.
Jadi, jika merunut pengertian konflik menurut Irwanto dkk, Walgito, dan KBBI, dapat diambil kesimpulan bahwa konflik batin
adalah konflik yang disebabkan oleh munculnya dua atau lebih motif, gagasan, atau kebutuhan pada saat yang bersamaan dan saling
bertentangan dan tidak bisa dikompromikan satu dengan yang lain melainkan harus memilih dari bermacam-macam motif tersebut untuk
menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah laku. Kurt Lewin dalam Walgito, 2010:261 membagi konflik batin ke
dalam beberapa bentuk sebagai berikut ini. a.
Konflik angguk-angguk
appoarch-appoarch conflict
yaitu konflik yang timbul jika suatu ketika terdapat dua motif yang kesemuanya
positif menyenangkan,
menguntungkan, sehingga
muncul kebimbangan untuk memilih satu diantaranya. Memilih satu motif
berarti mengorbankan atau mengecewakan motif lain yang tidak dipilih.
b. Konflik geleng-angguk
approach-avoidance conflict
, yaitu konflik yang timbul dari dua motif yang berlawanan mengenai objek. Motif
yang satu positif dan yang lain negatif. Karena itu ada kebimbangan apakah akan mendekati atau menjauhi objek tersebut.
c. Konflik geleng-geleng
avoidance- avoidance conflict
, yaitu konflik yang terjadi apabila pada saaat yang bersamaan timbul dua motif
yang negatif, dan muncul kebimbangan karena menjauhi motif yang satu berarti harus memenuhi motif yang lain yang juga negatif.
Dalam kehidupan nyata, permasalahan tidak pernah terlepas dari kehidupan seseorang baik dari permasalahan yang kecil, sampai pada
permasalahan yang besar. Konflik masalah yang dialami seseorang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan orang itu sendiri tergantung dari
besar kecilnya masalah yang dihadapinya.
5. Pembelajaran Sastra di Sekolah