Faktor-faktor yang mempengaruhi pertimbangan investasi saham syariah

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTIMBANGAN
INVESTASI SAHAM SYARIAH

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)

Oleh:
FIKRI INDRA SILMY
NIM: 107046102077

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM

STUDI

MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
J AK A R T A

1432H/2011M

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 1 Juni 2011

Fikri Indra Silmy

i


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

Biodata Pribadi
1.

Nama Lengkap

: Fikri Indra Silmy

2.

Tempat / Tanggal Lahir

: Jakarta, 28 Juni 1988

3.

Alamat


: Perumnas II Parungpanjang,
Kab. Bogor, Jawa Barat

4.

Agama

: Islam

5.

Kewarganegaraan

: Indonesia

6.

Motto


: Everybody’s miracle in their own way

II.

Pendidikan Formal
1.

SD Negeri Pondok Pinang 06 Petang

(1994-1998)

2.

SD Negeri Parungpanjang 02

(1998-2000)

3.

MTs Darunnajah Cipining


(2000-2003)

4.

MA Darunnajah Cipining

(2003-2007)

5.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(2007-2011)

III.

Pendidikan Informal
1.


Lembaga Pendidikan Bahasa LIA Ciputat, Tangerang Selatan

ii

Abstract
The purpose of this research is to examine the impact of perception,
motivation, and learning and memory Sekolah Pasar Modal Participants to their
investment decision of sharia stocks.
This research was conducted by selecting 154 sample of Sekolah Pasar Modal
Participants which held in Indonesian Stock Exchange at 4, 5, and 11 Mei 2011. The
sample of this research collected by using simple random sampling and
proportionate random sampling. Analysis method which used in this research is
multiple regression method.
The result of this research showed that perception, motivation, and learning
and memory Sekolah Pasar Modal Participant impact simultaneously to their
investment decision of sharia stocks. Motivation is the most significant independent
variable to investment decision of sharia stocks of Sekolah Pasar Modal Participants.
Keywords: Perception, Motivation, Learning and Memory, Sharia Stocks Investment

iii


Abstrak

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh
persepsi, motivasi, dan belajar Peserta Sekolah Pasar Modal terhadap keputusan
investasi mereka di saham syariah.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 154 sampel dari Peserta
Sekolah Pasar Modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia pada 4, 5, dan
11 Mei 2011. Metode pemilihan sampel menggunakan simple random sampling dan
proportionate random sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi
berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara persepsi, motivasi, dan belajar terhadap keputusan investasi saham syariah.
Variabel motivasi merupakan variabel independen yang paling signifikan
mempengaruhi keputusan investasi saham syariah.
Kata kunci: Persepsi, Motivasi, Belajar, Investasi Saham Syariah

iv

Kata Pengantar


Bismilaahirrahmaanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan
Karunia yang telah diberikanNya, serta shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad
SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pertimbangan Investasi Saham Syariah” sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan program pendidikan strata satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan yang dapat dikoreksi. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan
skripsi ini bukan hanya semata-mata hasil jerih payah penulis sendiri, melainkan
berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tak ternilai
harganya.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis mengucapkan kepada Mimih dan
Bapak yang selalu memberikan kasih sayang dengan sepenuh hati untuk memberikan
dukungan baik moril maupun materiil yang tak terhingga. Kak Leli, Aam, dan
seluruh keluarga besar yang ada di Indramayu dan di Serang.
Atas dasar itu penulis dengan tulus ikhlas mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang penulis
hadapi dalam proses penyelesaian skripsi ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Amin Suma, SH, MH, MM selaku Dekan Fakultas Syariah.


v

2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, Sekretaris Program
Studi Bapak Mu’min Rauf yang telah memberikan keluasan kesempatan untuk
penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Iwan Pontjowinoto, MM., dan Bapak A. Chairul Hadi, MA yang
telah memberikan kesempatan berdiskusi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Tim Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, terutama Bapak Taufiq, Mbak
Yane, Linda, Sashi, dan Nina yang telah banyak membantu dalam penyebaran
kuesioner kepada peserta Sekolah Pasar Modal.
5. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, dan Pimpinan Perpustakaan
Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
menyediakan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.
6. Seluruh Staf pengajar beserta Asisten Dosen dan Karyawan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya Fakultas Syariah dan Hukum yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
7. Seluruh Staf pengajar di Laboratorium Bank Syariah yang telah memberikan
semangat kepada penulis, dan bersedia untuk diajak diskusi terkait penelitian

yang akan dilaksanakan penulis.
8. Teman-teman angkatan 2007 kelas PS B, rekan-rekan LiSEnSi dan FoSSEI, dan
rekan-rekan MES yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
9. Teman-teman kost, alumni Al-Ittihad dan Salsabila, dan langganan ojeg di
Mawar IX, terima kasih atas candaan, persahabatan, dan supportnya.
vi

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kepada pihak-pihak yang
telah disebutkan atas bantuan yang telah diberikan.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan skripsi ini
kepada semua pihak yang berkepentingan, dengan harapan skripsi ini dapat
bermanfaat.

Jakarta, 1 Juni 2011

Fikri Indra Silmy

vii

DAFTAR ISI


BAB I

BAB II

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang

1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

6

D. Review Studi Terdahulu

7

E. Kerangka Pemikiran

9

F. Sistematika Penulisan

11

LANDASAN TEORI

12

A. Investasi Saham Syariah

12

1. Landasan Investasi Syariah

15

2. Kesesuaian Syariah dalam Saham

17

3. Jenis Saham

19

4. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham

20

5. Proses Investasi Saham

22

B. Perilaku Konsumen

27

1. Persepsi

29

2. Motivasi

37

3. Proses Belajar

43

viii

BAB III

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

50

A. Jenis Penelitian

50

B. Pendekatan Penelitian

50

C. Jenis dan Sumber Data

53

D. Teknik Pengumpulan Data

53

E. Teknik Analisis Data

54

a. Analisis Kualitatif

54

b. Uji Validitas

55

c. Uji Reliabilitas

55

d. Uji Asumsi Klasik

56

e. Uji Hipotesis

57

PEMBAHASAN
A. Sekilas Profil Sekolah Pasar Modal

61

B. Objek Penelitian Menurut Klasifikasi

63

C. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

66

1. Uji Validitas

66

2. Uji Reliabilitas

71

D. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
1. Variabel Independen

72
72

a. Persepsi

72

b. Motivasi

77

c. Belajar

81
ix

BAB V

2. Variabel Dependen

85

E. Analisis dan Pembahasan

89

1. Hasil Uji Asumsi Klasik

89

2. Hasil Pengujian Hipotesis

92

KESIMPULAN DAN SARAN

99

A. Kesimpulan

99

B. Keterbatasan

100

C. Saran

101

DAFTAR PUSTAKA

102

LAMPIRAN

114

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Daftar Efek Syariah

3

Tabel 2.1

Beberapa Daftar Motif-motif Sosial

42

Tabel 3.1

Proporsi Sampel

53

Tabel 3.2

Ukuran Korelasi

57

Tabel 3.3

Pengukuran Variabel

60

Tabel 4.1

Usia

63

Tabel 4.2

Kelamin

64

Tabel 4.3

Pendidikan Terakhir

64

Tabel 4.4

Pekerjaan

65

Tabel 4.4

Pendapatan Per Bulan

66

Tabel 4.6

Hasil Tryout Variabel Persepsi

67

Tabel 4.7

Hasil Tryout Variabel Motivasi

68

Tabel 4.8

Hasil Tryout Variabel Belajar

69

Tabel 4.9

Hasil Tryout Variabel Investasi Saham Syariah

70

Tabel 4.10

Uji Reliabilitas Responden

71

Tabel 4.11

Statistik Deskriptif Persepsi

72

Tabel 4.12

Hasil Kuesioner Variabel Persepsi

73

xi

Tabel 4.13

Statistik Deskriptif Motivasi

77

Tabel 4.14

Hasil Kuesioner Variabel Motivasi

78

Tabel 4.15

Statistik Deskriptif Variabel Belajar

81

Tabel 4.16

Hasil Kuesioner Variabel Belajar

82

Tabel 4.17

Statistik Deskriptif Investasi Saham Syariah

85

Tabel 4.18

Hasil Kuesioner Variabel Investasi Saham Syariah

86

Tabel 4.19

Uji Multikolinearitas

91

Tabel 4.20

Model Summary

92

Tabel 4.21

Hasil Uji F

93

Tabel 4.22

Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

94

Tabel 4.23

Pearson Correlation

97

Tabel 4.24

Coefficients

98

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

10

Gambar 2.1

Motivation Process

39

Gambar 2.2

Consumer Learning by Operant Conditioning

45

Gambar 4.1

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

90

Gambar 4.2

Uji Heteroskedastisitas

91

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Investasi merupakan suatu kegiatan yang sangat dianjurkan Islam.
Peningkatan lapangan pekerjaan akan berbanding lurus dengan tingkat investasi
negara tersebut. Jika investasi di suatu negara kecil maka lapangan pekerjaan pun
akan minim, sehingga mendorong pengangguran masyarakat. Kemudian jika
banyak yang menganggur, angka kriminalitas juga akan meningkat. Allah SWT
dalam Al-Qur’an (9:34) mengancam orang-orang yang menimbun hartanya dan
tidak memutarnya dalam investasi.
Menurut Iwan (2010) dalam kuliah umumnya, investasi memiliki dua
unsur. Pertama, pengeluaran sumber daya sekarang yang bersifat pasti. Kedua,
ketidakpastian besaran hasil dan risiko. Beliau menganalogikan investasi saham
seperti kisah sapi betina. Sapi betina memiliki empat hal yang dapat
dimanfaatkan, yaitu susu, pupuk, anak, dan daging. Untuk mendapatkan sapi,
investor mengorbankan sumber daya dana untuk membeli sapi tersebut.
Selanjutnya ia akan mendapatkan hasil berupa susu, pupuk (dari kotoran sapi),
anak, dan dagingnya. Namun, investor juga belum tentu mendapatkan hasil
tersebut, karena sapi bisa jatuh sakit sehingga tidak dapat menghasilkan susu,
pupuk, anak atau daging yang baik.

1

2

Di sisi lain minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi sangat minim,
khususnya investasi yang berkaitan dengan pasar modal. Entah karena
ketidakkenalan masyarakat dengan perusahan sekuritas, kekurangberanian dalam
menghadapi risiko saham, budaya masyarakat yang mencari aman, atau karena
untuk membuka rekening efek membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Pada akhir September 2010 proporsi kepemilikan saham oleh investor asing
tercatat menurun dibanding tahun sebelumnya. Di akhir bulan tersebut tercatat
sebesar 66,7% lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yaitu 67,8%.1 Hal itu
dinyatakan analisis karena lebih dipicu aktivitas investor domestik di lantai bursa
efek Indonesia.
Meski dana-dana lokal mengalami peningkatan signifikan, kepemilikan
pemodal domestik dari ritel masih sangat kecil, sekitar 11,7 miliar dollar AS, per
September 2010. Jumlah tersebut hanya sekitar 9,58 persen dari keseluruhan dana
yang masuk di bursa Tanah Air.
Rendahnya kepemilikan investor ritel dalam negeri itu tidak terlepas dari
minimnya jumlah subrekening efek yang terdaftar di Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI). “Estimasi bursa saja baru mencapai 1 juta investor. Nilai itu
kecil sekali dibandingkan jumlah penduduk kita,” jelas Felix Shindunata,
pengamat pasar modal, di Jakarta, Senin (18/10) pada Koran Jakarta.

1

Koran Jakarta, Persentase Dominasi Asing Menurun, artikel diakses tanggal 26 Oktober
2010 dari http://mediakit.koran-jakarta.com/print-berita.php?id=65429

3

Perlu adanya sebuah terobosan yang dapat meningkatkan minat masyarakat
Indonesia untuk berinvestasi di lantai bursa. Jika minat rakyat untuk membeli
saham minim, dapat dimungkinkan mayoritas saham perusahaan-perusahaan
dalam negeri akhirnya akan dimiliki oleh asing.
Belum lagi, saat ini banyak saham-saham yang masuk dalam golongan
Daftar Efek Syariah. Data menunjukkan proporsi saham syariah dalam persen
mencapai 48% di bulan Mei 2010. Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah
muslim, seharusnya ini merupakan berita gembira dan pendorong agar dapat
berinvestasi di saham yang tergolong syariah.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Daftar Efek Syariah
Periode

Tanggal Terbit

Saham Syariah

Jumlah Saham

%

I

30-Nov-07

164

383

43%

II

30-May-08

180

390

46%

III

30-Nov-08

185

396

47%

IV

29-May-09

177

396

45%

V

30-Nov-09

186

402

46%

VI

27-May-10

194

401

48%

181

395

46%

Average
Sumber: www.idx.co.id

Alfahmi (2008) berpendapat bahwa perusahaan (dalam hal ini sekuritas)
dalam memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan harus dapat menetapkan

4

harga dengan etis, promosi dengan sentuhan simpatik, hingga komunikasi di jalur
distribusi, dan materi-materi promosi di tempat-tempat penjualan atau outlet.
Hawkins, Best, dan Coney (1995) menyatakan, “The marketing mix is the
product, price, communication, distribution, and services provide to the target
market”. Menurut mereka produk yang dikeluarkan suatu perusahaan harus
cocok dengan kebutuhan pelanggan (investor). Kemudian harga yang ditetapkan
harus cocok dengan fasilitas yang ada. Distribusi harus baik, karena dengan
salahnya strategi distribusi akan berdampak dengan kegagalan produk.
Komunikasi dengan konsumen juga harus baik. Kemudian yang terakhir menurut
mereka adalah servis, penyediaan servis adalah suatu hal yang urgent tapi
perusahaan harus memilih servis mana yang paling penting untuk mengenai
sasaran konsumen.
Dari sisi konsumen, Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa ada dua
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan budaya dan
kekuatan psikologis. Hal ini sesuai dengan pendapat William J. Santon (1981:
105) yang menyatakan, “sosiocultural and psychological force which influence
consumer’s buying behavior”.
Solomon (1993) berpendapat bahwa terdapat empat hal yang mempengaruhi
perilaku konsumen secara individu, yaitu persepsi, motivasi, pembelajaran, dan
sikap. Sedangkan menurut Hawkins, Best, Coney (1995) terdapat faktor-faktor
internal

konsumen

yang

mempengaruhi

consumer

behavior-nya,

pembelajaran (memori), persepsi, motif, kepribadian, dan emosi.

yaitu

5

Wikipedia (2011) tertulis terdapat empat faktor internal konsumen yang
relevan terhadap proses pembuatan keputusan membeli produk:
1. Motivasi, merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi, merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap kejadian yang
diterimanya berdasarkan infomasi dan pengalaman terhadap rangsangan
tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude), merupakan penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka pada suatu hal.
4. Integrasi, merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Perasaan suka
mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan
membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
Penelitian ini mencoba mengkolaborasikan beberapa teori di atas tentang apa
yang harus dilakukan perusahaan sekuritas sehingga penelitian ini nantinya akan
menghasilkan titik temu antara keduanya. Oleh karena itu, penulis mengambil
tiga variabel yang menurut peneliti dapat mewakili variabel-variabel lainnya,
yaitu persepsi, motivasi, dan proses belajar..
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini saya berikan judul
“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Investasi Saham
Syariah”.

6

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Adapun pembatasan dan rumusan masalah yang akan diangkat adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh persepsi peserta sekolah pasar modal terhadap
pertimbangan investasi saham syariah?
2. Bagaimana pengaruh motivasi peserta sekolah pasar modal terhadap
pertimbangan investasi saham syariah?
3. Bagaimana pengaruh proses belajar peserta sekolah pasar modal terhadap
pertimbangan investasi saham syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan
1. Mengetahui pengaruh persepsi peserta sekolah pasar modal terhadap
pertimbangan investasi saham syariah.
2. Mengetahui pengaruh motivasi peserta sekolah pasar modal terhadap
pertimbangan investasi saham syariah.
3. Mengetahui pengaruh pembelajaran peserta sekolah pasar modal terhadap
pertimbangan investasi saham syariah.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Sumbangan pemikiran untuk memperkaya khazananah keilmuan berinvestasi
khususnya investasi saham.

7

2. Bagi Praktisi
Dapat mengetahui kecenderungan masyarakat sehingga bisa membuat strategi
agar masyarakat domestik tertarik untuk berinvestasi di saham syariah.
3. Bagi Masyarakat Umum
Sebagai penambah khazanah keilmuan di bidang saham syariah.

D. Review Studi Terdahulu
1. Analisis Pengaruh Celebrity Endorse, Brand Image, dan Persepsi Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Sabun Lux (Studi Kasus Mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta), oleh Putri Apriliana, Mahasiswi Jurusan Manajemen –
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun
2010. Pada penelitian tersebut penulis mencoba untuk meneliti ada tidaknya
pengaruh celebrity endorse, brand image, dan persepsi konsumen terhadap
keputusan pembelian keputusan pembelian sabun Lux. Metode analisis yang
digunakan adalah uji asumsi klasik, dan uji hipotesis pada regresi linear
berganda. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel
independen mempengaruhi keputusan pembelian produk sabun Lux secara
bersama, tetapi secara parsial variabel persepsi tidak signifikan mempengaruhi
keputusan pembelian produk. Perbedaan dengan penelitian yang penulis
laksanakan adalah penulis menggunakan variabel persepsi, motivasi, dan
pembelajaran masyarakat peserta sekolah pasar modal bersama-sama dan
secara parsial mempengaruhi pertimbangan investasi di saham syariah.

8

2. Perilaku Masyarakat dalam Memilih Pembiayaan (Studi Pada Masyarakat
Kelurahan Sumber – Cirebon), oleh Maesaro, Mahasiswi Konsentrasi
Perbankan Syariah – Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Tahun 2010. Pada penelitian tersebut penulis mencoba meneliti
bentuk pembiayaan yang dipilih oleh masyarakat kelurahan Sumber –
Cirebon, dan meneliti ada tidaknya pengaruh kebudayaan, faktor sosial faktor
pribadi, faktor psikologis, dan faktor agama terhadap pemilihan pembiayaan.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, dan uji
hipotesis pada regresi linear berganda. Hasil penelitian yang didapat adalah
mayoritas responden memilih pembiayaan lembaga keuangan konvensional
yaitu 91,9% responden, dan terdapat pengaruh simultan antara seluruh
variabel independen terhadap pemilihan pembiayaan. Variabel independen
yang paling dominan dalam penelitian ini adalah faktor individu. Korelasi (R)
variabel independen terhadap variabel dependen adalah 0,468 atau 46,8%
yaitu terdapat korelasi yang sedang, sedangkan koefisien determinasinya (R2)
adalah 0,219 atau 21,9% yang berarti terdapat 78,1% dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Perbedaan dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah
faktor consumer behavior yang penulis teliti adalah persepsi, motivasi, dan
belajar masyarakat sekolah pasar modal sebagai variabel independen dan
investasi saham syariah sebagai variabel dependen.
3. Analisis Pengaruh Persepsi dan Motivasi Terhadap Keputusan Pembelian
(Studi kasus pada Restauran Bakmi Langgara Cab. Persahabatan,

9

Rawamangun), oleh Idawati, Mahasiswi Jurusan Manajemen – Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2008. Pada
penelitian tersebut penulis mencoba meneliti pengaruh persepsi dan motivasi
terhadap keputusan pembelian di Restauran Bakmi Langgara secara bersama
maupun secara parsial. Metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi
klasik, dan uji hipotesis pada regresi linear berganda. Hasilnya adalah terdapat
pengaruh antara variabel persepsi dan motivasi terhadap keputusan pembelian
dengan variabel motivasi yang paling dominan. Korelasi (R) variabel
independen dengan variabel dependen adalah 0,597 atau 59,7% korelasi yang
sedang, sedang koefisien determinasinya adalah 0,336 atau 33,6% yang
berarti terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhinya yaitu 56,4%.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis laksanakan
terletak pada variabel independen dan dependennya. Variabel independen
yang digunakan penulis adalah persepsi, motivasi, dan belajar sedangkan yang
penelitian sebelumnya hanya menggunakan variabel persepsi dan motivasi.
Variabel dependennya pun berbeda, yaitu pertimbangan investasi saham
syariah dengan keputusan pembelian di sebuah restoran.
E. Kerangka Pemikiran
Solomon dalam teorinya menyatakan bahwa persepsi, motivasi, belajar,
dan sikap seseorang mempengaruhi perilaku investasinya. Hal ini juga sejalan
dengan yang tertulis dalam Wikipedia, yaitu terdapat empat hal yang

10

mempengaruhi pertimbangan konsumen sebagaimana yang diteorikan Solomon.
Sedangkan Hawkin, Best, dan Coney menyatakan bahwa terdapat lima faktor
internal yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu pembelajaran, persepsi,
motif, kepribadian, dan emosi.
Penelitian yang penulis laksanakan akan mencoba membuktikan teori
mereka untuk dapat diaplikasikan dalam investasi di saham syariah. Namun
demikian dengan segala keterbatasan, penulis hanya menguji tiga variabel yang
diungkapkan mereka, yaitu persepsi, motivasi, dan pembelajaran. Hal tersebut
dapat digambarkan dalam Gambar 1.1 berikut:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Perception
Consumer Behavior

Motivation
Learning and
Memory

Sumber: Solomon, Hawkin, Best dan Coney, dan Wikipedia

Investment Decision

11

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian yang saya ajukan merujuk pada Buku
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Uraian sistematika penulisan dituliskan dalam bentuk uraian yang
menggambarkan alur pembahasan skripsi yang berurutan. Adapun sistematika
penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
review studi terdahulu, kerangka pemikiran, metodologi penelitian, dan
sistematika penelitian.
Bab II menyajikan Landasan Teori atau Kajian Kepustakaan, yang
menjelaskan seluruh variabel dalam penelitian ini.
Bab III menyajikan data hasil penelitian, berupa deskripsi data berkenaan
dengan variabel yang diteliti secara objektif.
Bab IV memaparkan analisa dan pembahasan dari penelitian. Dalam bab ini
akan dibahas temuan penelitian dan peneliti akan mencoba memodifikasi teori
yang telah ada.
Bab V merupakan bab penutup yang menerangkan tentang kesimpulan
penelitian, keterbatasan, dan saran-saran yang berguna bagi para peneliti
selanjutnya.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Investasi Saham Syariah
Manan menyatakan, investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire
(memakai), sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan investment.1 Fitsgeral
dalam Manan mengartikan investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha
penarikan sumber-sumber (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal
pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran produk baru
di masa yang akan datang.2
Bodie, Kane, dan Marcus mengemukakan, “An Investment is the current
commitment of money or other resources in the expectation of reaping future
benefit. For example, an individual might purchase share on stock anticipating
that the future proceeds from the share will justify both the time that her money is
tied up as well as the risk of the investment.”3
(Investasi adalah sebuah komitmen dari uang atau sumber daya lainnya dalam
harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Sebagai contoh, seseorang akan

1

Abdul Manan, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 183
2
Ibid, h. 183
3
Bodie, Kane, Marcus. Essentials of Investment, (New York: McGraw Hill, 2004), h. 3

12

13

membeli saham dengan harapan saham tersebut akan memberikan keuntungan
berikut juga dengan risikonya)
Ismanthono mendefinisikan investasi adalah tindakan menanamkan uang
dalam bentuk uang tunai, aset, dan surat-surat berharga lainnya dengan harapan
akan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai pendapatan dari
investasi tersebut.4
Definisi investasi adalah menanamkan modal atau menempatkan aset, baik
berupa harta maupun dana, pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil
pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Atau secara
sederhana, investasi berarti mengubah cashflow agar mendapatkan keuntungan
atau jumlah yang lebih besar di kemudian hari.5
Sedangkan saham menurut Z. Alwi dalam Fauzi, saham adalah surat tanda
bukti kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual
beli di bursa efek, saham atau sering disebut share merupakan instrumen yang
paling dominan diperdagangkan.6
Saham syariah menurut fatwa DSN MUI No. 40 tahun 2003 adalah bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria sebagaimana
tercantum dalam pasal 3, yaitu jenis usaha; produk barang; jasa yang diberikan

4

Henricus W Ismanthono., Kamus Istilah Ekonomi Populer, (Jakarta: Kompas Media
Nusantara, 2006), h. 121
5
Dr. Muhammad Firdaus NH. Sistem Keuangan & Investasi Syariah. (Jakarta: Renaisan,
2005), h. 12
6
Fahmi Fauzi. Dampak Pengumuman Deviden Meningkat dan Deviden Menurun Terhadap
Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum Dan Sesudah Ex-Dividend Rate”, (Skripsi FEIS,
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009), h. 15

14

dan akad serta cara pengelolaan perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik yang
menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan Prinsip-prinsip
Syariah, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak istimewa.
Sedangkan kriteria saham syariah menurut Peraturan Nomor II.K.1 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, kriteria saham syariah adalah:
a) tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 2

huruf a Peraturan Nomor IX.A.13;
b) tidak melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan

barang dan atau jasa;
c) tidak melakukan perdagangan dengan penawaran atau permintaan palsu;

dan
d) tidak melebihi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

-

total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total
ekuitas tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga
dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45%:55%);
dan

-

total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari
10%;

Dengan demikian investasi saham syariah adalah suatu aktivitas yang
berkaitan dengan penarikan sumber dana yang dimasukkan ke dalam sebuah

15

share (saham) yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah yang
memberikan keuntungan berikut juga risikonya.
1. Landasan Investasi syariah
Investasi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sebuah usaha
untuk tujuan mengembangkan harta. Selain itu, tujuan investasi merupakan
suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan
pada saat sekarang, dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan di
masa yang akan datang.7
Tujuan tersebut sejalan dengan firman Allah dalam QS. Yusuf: 47 –
49, yang menerangkan bahwa untuk mempersiapkan masa paceklik yang akan
datang selama tujuh tahun, rakyat mesir harus dapat menghemat
konsumsinya, dan bertani dengan bersungguh-sungguh. Dengan demikian
mereka akan dapat menghadapi masa sulit yang digambarkan Nabi Yusuf.
Allah SWT Berfirman:

‫آ ن‬
/ () ‫ن‬

‫إ‬
&

‫رو‬
‫ إ‬$'( )
() ‫ون‬0 1*

!‫ دأ‬$

%

$ ‫ اد * آ‬, %
‫ ث ا( س و‬4*

‫ر ن‬

-(‫ ذ‬$
‫م‬

‫ل‬

* / ()

-(‫ ذ‬1! $

*

Artinya: Yusuf berkata: “Supaya kamu bertanam tujuh tahun
(lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah
kamu biarkan ditangkainya kecuali sedikit yang kamu makan.
7

Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.28

16

Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun
sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.
Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia
diberikan hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras
anggur.
Investasi dilihat dari sudut kerohanian merupakan sebuah amal saleh
yang menjadi bekal manusia untuk hari perhitungan kelak. Karena tidak ada
seorang pun di dunia ini yang mengetahui masa depan, sehingga Allah
memerintahkan untuk melakukan investasi sebagai bekal dunia akhirat.8 Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam Alqur’an Surat Al-Hasy: 18, yaitu:

! 0 = ;‫ و ا < ا ا; إن ا‬, 4( 6

789 0: )(‫ا ا < ا ا; و‬

‫ أ‬$* (‫* *' ا‬
() ‫ن‬

1

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Investasi sangat dianjurkan agar harta yang dimiliki tidak habis
dengan zakat. Harta yang tidak berputar (idle) merupakan harta yang menjadi
objek zakat. Dengan demikian agar harta tersebut tidak habis karena zakat
maka perlu diinvestasikan. Hadits Rasulullah Saw:

8

Ibid, h. 30

17

) (‫أ ال ا‬

‫وا‬0> ‫ =@ ب ل ا‬$! 0

‫ أن‬4 ! 9‫ أ‬-( $ A&* B*
9

( 9 D(‫آ ا( آ ة )روا ا‬

Artinya: Hadits Yahya dari Malik yang menyampaikannya dari Umar
Bin Khattab berkata: berdaganglah (berinvestasilah) dalam harta anak
yatim (agar harta tersebut) tidak habis oleh zakat (HR. Syaibani).

2. Kesesuaian Syariah dalam Saham
Saham ditinjau dari prinsip ekonomi Islam merupakan konsep yang
memiliki banyak kesamaan dengan syirkah.10 Syirkah merupakan suatu akad
antara dua pihak atau lebih untuk bersama-sama memberikan kontribusi,
seperti dana, keahlian, pekerjaan, dan reputasi. Kemudian akad syirkah juga
diawali dengan kesepakatan pembagian hasil ketika mendapat keuntungan dan
juga pembagian rugi.
Adapun pola syirkah yang dapat dilakukan di saham adalah dalam
bentuk musyarakah dan mudharabah. Perbedaan keduanya terletak pada
pemberian modal, dalam akad musyarakah shahibul mal terdiri dari seluruh
partner, tetapi dalam mudharabah hanya satu pihak yang memberikan modal
pihak yang lainnya bertugas untuk memproduktifkan usaha kemitraan mereka.
Selain akad yang dijalankan, produk yang menjadi usaha perusahaan
tempat berinvestasi harus sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dalam pasar
9

Muhammad al-Zurqani, Syarh al-Zarqani ‘ala Muwatta al-Imam Malik, Juz: 2, (Beirut: Daar
al-Fikr, 1411 H), hlm. 103
10
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait, Cet: 4
(Jakarta: PT RajaGrafindo, 2004), h. 219

18

modal. Ketentuan tersebut di antarannya; usaha yang dijalankan tidak
melanggar ketentuan syariah, utang perusahaan tidak melebihi ekuitas yang
ada di perusahaan tersebut. Seperti ketentuan yang tertulis dalam Peraturan
Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

Saham dapat mengakomodir masyarakat yang memiliki peluang usaha
namun tidak memiliki modal dengan masyarakat yang memiliki modal tetapi
tidak memiliki peluang usaha. Mereka berkumpul untuk mencapai kesuksesan
bersama. Tentunya seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,
selama tidak ada yang berkhianat – misalnya dengan memberikan informasi
yang menyesatkan atau dengan menipu atau dengan korupsi, maka Allah akan
selalu bersama mereka.11 Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang
diriwayatkan Abu Dawud:

9‫ ( *< ل أ‬1 ;‫ل ر ل ا; ص م إن ا‬
‫روا‬

' ! $ 6K0= ‫ذا = ن‬L

;‫ ا‬AE‫ة ر‬0*0‫ أ! ه‬$

H ‫ أ ه‬$I* (

$ J*0, B( /

‫&& ا(& آ‬H ‫أ! داود و‬
Artinya: Dari Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw Bersabda:
Sesungguhnya Allah SWT Berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari
kedua orang yang berserikat selama salah satu dari mereka tidak
mengkhiyanati temannya. Jika (di antara mereka) berkhiyanat, maka

11

Iwan P. Pontjowinoto, Kaya & Bahagia Cara Syariah, (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2010),
Cet. Pertama, h. 182

19

Aku keluar dari keduanya. (HR: Abu Dawud dan Disahihkan
Hakim)
3. Jenis Saham
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa
pemegangnya

mempunyai

kepemilikan

atas

asset

perusahaan.

Pemegangnya memiliki hak suara dalam RUPS. Dalam referensi lainnya
dijelaskan, saham (biasa) dalah surat berharga sebagai bukti penyertaan
atau kepemilikan individu maupun institusi yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).12
Terdapat dua jenis saham biasa, yaitu:
1) Saham atas nama, yaitu saham yang nama pemilik saham tertera di
atas saham tersebut.
2) Saham atas unjuk, yaitu saham yang nama pemilik saham tersebut
tidak tertera di atas saham.
b. Saham Preferensi (Preferred Stock)
Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi
karakteristik obligasi dan saham biasa. Pemegang saham prefensi
memiliki beberapa hak yang unik, antara lain:
12

Sunariyah, S.E., MSi. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. (Yogyakarta: UPP STIM
YKPN, 2011), h. 73

20

1) Pemegang saham preferensi memiliki hak dividen yang ditentukan
dan disetujui oleh pemegang saham dan emiten.
2) Dalam pembagian dividen, pemegang saham preferensi memiliki hak
mendapatkan dividen lebih dahulu dibandingkan dengan pemegang
saham biasa.
3) Ketika keadaan likuidasi, pemegang saham preferensi memiliki hak
klaim terlebih dahulu sebelum pemegang saham biasa.
4) Pemegang saham preferensi tidak memiliki hak suara.

4. Keuntungan dan Risiko Investasi Saham
Dividen merupakan keuntungan yang didapat oleh pemegang saham
yang berasal dari presentase keuntungan suatu perusahaan. Jadi, setiap akhir
tahun dividen akan diberikan kepada pemegang saham yang besarnya
disesuaikan dengan porsi kepemilikan saham investor.13
Selanjutnya, dalam membuat keputusan investasi sebenarnya investor
tidak mengetahui tingkat keuntungan instrumen investasinya secara pasti.
Ketidakpastian tingkat keuntungan yang diperoleh investor berkaitan dengan
adanya risiko dalam setiap aktivitas investasi. Dalam kondisi normal risiko
investasi dapat diprediksi melalui kinerja perusahaan. Jika perusahaan
menunjukkan kinerja yang positif maka harga sahamnya akan mengalami
13

Natan Adri. Investasi Mudah & Murah. (Jakarta: Penebar Plus+, 2010), h 73

21

kenaikan. Investor akan mendapatkan capital gain dengan kenaikan harga
saham tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika kinerja perusahaan memiliki tren
yang negatif maka harga sahamnya akan mengalami penurunan dan investor
akan mendapatkan capital loss. Fluktuasi saham inilah yang menjadi risiko
investasi saham karena menjadikan ketidakpastian tingkat keuntungan atau
kerugian.
Sharpe (1963) dalam Silistyastuti (2002) menyederhanakan proses
penilaian investasi model Markowitz yaitu menjadi Konsep Model Indeks
Tunggal. Model Indeks tunggal menjelaskan bahwa risiko investasi saham
terdiri dari risiko tidak sistematis dan risiko sistematis.14
Risiko tidak sistematis adalah risiko yang terkait dengan fluktuasi dan
siklus bisnis dari industri tertentu. Setiap industri memiliki karakteristik risiko
khusus yang dipengaruhi variabel-variabel ekonomi secara spesifik. Sehingga
perusahaan-perusahaan yang jenis usahanya sama akan mendapatkan risiko
tidak sistematis yang sama. Risiko ini juga biasa disebut dengan risiko bisnis.
Risiko bisnis dapat dikurangi dengan diversifikasi. Sedangkan risiko
sistematis merupakan risiko eksternal dari sebuah bisnis, seperti inflasi,
keadaan ekonomi global, dan sebagainya.

14

Dyah Ratih Sulistyastuti. Saham dan Obligasi: Ringkasan Teori dan Soal Jawab.
(Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2002), h.10

22

Risiko-risiko di atas menurut Adri (2010) dapat diklasifikasikan
menjadi empat hal:
a. Tidak mendapatkan dividen,
b. Kerugian saat penjualan saham (capital loss),
c. Risiko likuiditas, yaitu likuiditas perusahaan yang minim. Sehingga saat
dividen harus dibagikan, investor tidak mendapatkan dividen karena
likuditas perusahaan yang minim, dan
d. Delisting atau penghapusan saham-saham yang dinilai tidak produktif.
Hal ini disebabkan karena tidak lakunya saham di bursa saat akan dijual.

5. Proses Investasi Saham
a. Penentuan Kebijakan Investasi
Penentuan kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investor
dan kemampuannya/kekayaannya yang dapat diinvestasikan.15 Karena
hubungan risiko dan return yang positif, maka kuranglah tepat jika
investor hanya ingin mencari keuntungan dalam berinvestasi saham.
Investor yang tepat adalah yang memiliki tujuan untuk mendapatkan
keuntungan yang besar, tapi juga memahami bahwa ada kemungkinan
terjadinya kerugian.

15

Willian F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffery V. Bailey; Alih Bahasa, Henry
Njooliangtik, Agustiono. Investasi. (Jakarta: Prenhlindo, 1999), h. 11

23

Selanjutnya adalah melihat kekayaan/kemampuan keuangan
investor tersebut. Irwan Abdallah, Head of Marketing Development,
Bursa Efek Indonesia, menyatakan bahwa yang paling penting saat masuk
investasi saham adalah dana yang diinvestasikan haruslah dana yang
memang diniatkan untuk berinvestasi. Karena jika tanpa diniatkan untuk
beinvestasi nantinya akan menjadi blunder dan akan menggangu cash
flow investor sendiri.
b. Analisis Sekuritas
Analisis sekuritas meliputi penilaian sekuritas secara individual
atau beberapa kelompok yang masuk dalam kategori luas dari aset
finansial yang telah diidentifikasi sebelumnya. Terdapat dua pendekatan
dalam menganalisa sekuritas, yaitu pendekatan analisis teknikal
(Technical Analysis) dan analisis fundamental (Fundamental Analysis)
1) Analisis Teknikal
Analisis ini meliputi studi harga pasar saham dalam upaya
meramalkan gerakan harga pada masa depan untuk saham
perusahaan tertentu. Mula-mula, harga-harga masa lalu dianalisis
menentukan trend atau pola gerakan harga. Lalu harga saham
sekarang dianalisis untuk mengidentifikasikan pola yang muncul dan
mirip dengan pola masa lalu. Jadi dengan mengidentifikasikan pola

24

yang muncul, analisis itu berharap dapat meramalkan dengan tepat
gerakan harga pada masa depan untuk saham tersebut.
2) Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari
hal-hal

yang

berhubungan

dengan

kondisi

keuangan

suatu

perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui sifat-sifat dasar dan
karakteristik

operasional

dari

perusahaan

publik.16

Analisis

fundamental dimulai dengan pernyataan bahwa nilai intrinsik dari
asset finansial sama dengan present value dari semua aliran tunai
yang diharapkan diterima dari pemilik aset.
Sebelum melakukan analisis fundamental investor melakukan
analisa sebagai berikut:
a) Analisa Ekonomi
Analisa ekonomi adalah analisa yang mempelajari keadaan
ekonomi saat ini secara umum dan pengaruhnya di waktu
yang akan datang. Dalam melakukan analisa tersebut,
investor menggunakan beberapa ukuran aktivitas ekonomi,
di antaranya PDB (Produk Domestik Bruto), inflasi,
tingkat bunga, dan fluktuasi nilai tukar suatu negara.
16

Anonimous, Modul Sekolah Pasar Modal Bursa Efek Indonesia Kelas Intermidiate,
(Jakarta: Bursa Efek Indonesia, 2010), h. 67

25

b) Analisa Industri
Analisa industri adalah analisa yang mempelajari keadaan
kompetitif suatu perusahaan serta memproyeksikan potensi
perusahaan di masa yang akan datang. Beberapa indikator
penting analisis industri antara lain penjualan, laba,
dividen, struktur modal, regulasi dan inovasi.
c) Analisa Keuangan Perusahaan
Untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan, pertamatama calon investor meneliti laporan keuangan perusahaan
yang valid. Selanjutnya perhatikan neraca (balance sheet)
perusahaan. Kesanggupan perusahaan dalam membayar
hutangnya ketika jatuh tempo merupakan satu hal yang
harus diperhatikan.
Untuk

melakukan

analisa

keuangan

perusahaan

biasanya dilakukan dengan menggunakan analisa rasio:17
-

Rasio

Likuiditas,

kemampuan

perusahaan

untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek.
-

Rasio Aktivitas, kemampuan serta efisiensi perusahaan
dalam memanfaatkan aset-aset yang dimiliki.

17

Rr Tini Anggraeni, ST, M.Si, Analisis dan Penilaian Surat Berharga, Modul Kuliah
Manajemen Investasi Syariah, 2010, slide, 16

26

-

Rasio Rentabilitas, menunjukkan seberapa besar tingkat
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

-

Rasio Solvabilitas, kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut
rasio leverage.

-

Rasio Pasar, menunjukkan informasi penting dari
perusahaan yang diungkapkan dalam bentuk kinerja
saham.

c. Konstruksi Portofolio
Tahap ketiga adalah membentuk portofolio. Dalam tahap ini
selektifitas, penentuan waktu, dan diversifikasi perlu menjadi
perhatian para investor.
d. Merevisi Portofolio
Revisi portofolio berhubungan dengan tiga tahap sebelumnya.
Sejalan dengan waktu, kemungkinan investor mengubah tujuan
investasinya. Oleh karena itu, investor menjual portofolio yang
dimilikinya dan membeli portofolio lain yang belum ia miliki.
Motivasi yang memungkinkan investor melakukan hal itu adalah
perjalanan waktu, perubahan harga sekuritas yang membuat sekuritas
yang sebelumnya tidak menarik sekarang membuat investor tertarik

27

untuk memiliki sekuritas itu. Keputusan semacam ini tergantung
antara lain pada besarnya biaya transaksi yang dilakukan investor
untuk melakukan perubahan tersebut dan juga besarnya peningkatan
pendapatan investasi portofolio baru.
e. Mengevaluasi Portofolio
Tahap terakhir adalah evaluasi portofolio. Tahap ini meliputi
penentuan kinerja portofolio secara periodik dengan mengevaluasi
return yang didapatkan dari portofolio dan juga risiko yang harus
dibebani dari portofolio yang telah dipilih.
B. Perilaku Konsumen
James F. Engel (1968: 8) dalam Anwar P. Mangkunegara (2002)
berpendapat bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan
individu secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan
barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.18

18

Anwar Prabu Mangkunegara. Perilaku Konsumen. (Bandung: Refika Aditama, 2002), h. 3

28

Michael R. Solomon menjelaskan:
“Consumer Behavior covers a lot of ground: It is the study of the
processes involved when individual or group select, purchase, use, or dispose of
products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires”.19
(Perilaku konsumen mencakup berbagai aspek: Ini adalah belajar tentang
proses seseorang atau kelompok memilih, membeli, menggunakan atau
menentukan produk, servis, ide, atau pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya.)
David L. Loudon dan Albert J. Della (1984: 6) mengemukakan bahwa:
“Consumer behavior may be defined as decision process and physical
activity individuals engage in when evaluating, acquiring, using or disposing of
goods and services”20
(Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan
keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barangbarang dan jasa.)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat kita simpulkan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan individu atau kelompok yang berhubungan
19
20

Michael R. Solomon. Consumer Behavior. (Massachusetts: Allyn and Bacon, 1994), h. 7
Mangkunegara, Perilaku Konsumen, h. 3

29

dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan dan menggunakan
jasa atau barang yang dapat memenuhi segala kebutuhan dan keinginan seorang
pelanggan atau kelompok.
1. Persepsi
Persepsi menurut Solomon adalah proses dipilih, diatur, dan
ditafsirkannya suatu rangsangan

seperti

harga

produk,

warna,

dan

sebagainya.21 Menurut Solomon persepsi dimulai dengan sensasi yang
direspon oleh alat sensor rangsangan (seperti mata, telinga, hidung, dan lain
lain.
a. Proses Persepsi
Persepsi menurut Philip Kotler diartikan sebagai proses di
mana individu memilih merumuskan dan menafsirkan masukan
informasi untuk menciptakan gambaran yang berarti mengenai
dunia.22 Menurut Philip Kotler persepsi memiliki tiga proses:
1) Perhatian yang selektif (Eksposur Selektif)
Setiap orang banyak mendapatkan rangsangan tiap
harinya. Tetapi hanya rangsangan yang kuatlah yang dapat
memikat persepsi orang. Sehingga jika suatu produk ingin masuk
21
22

12

Solomon, Consumer Behavior, h. 49
Bilson Simamora. Panduan Riset Perilaku Konsumsi. (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2008), h.

30

dalam proses pertama ini, produk harus memiliki pesan yang
lebih menonjol dibandingkan dengan produk lainnya.
2) Gangguan yang selektif (Distorsi Selektif)
Proses distorsi selektif menggambarkan kecenderungan
orang untuk menafsirkan sesuatu sesuai dengan keinginan
pribadinya, biasanya yang lebih mendukung kecenderungan
pribadinya. Dengan demikian, pemasaran harus berusaha untuk
dapat memahami susunan pemikiran konsumen produk yang
akan dipromosikan.
3) Mengingat kembali yang selektif (Retensi Selektif)
Orang cenderung melupakan segala yang menurut
mereka tidak menarik atau yang tidak mendukung kepentingan
pribadi mereka. Mereka akan mengingat keunggulan produk dan
melupakan kekurangan yang disampaikan oleh pesaingnya.
Sedangkan menurut Hawkin, Best, dan Coney persepsi
memiliki tiga proses ditambah dengan memori.23

23

Hawkins, Best, Coney. Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth
Edition). (United State Of America: Richard D. Irwin, Inc), h. 237

31

1) Exposure
Exposure terjadi ketika rangsangan (stimulus) datang ke
syaraf-syaraf receptor manusia. Namun demikian menurut
mereka, sebenarnya individu tidak membutuhkan exposure
dalam proses persepsi. Secara umum, sebenarnya individu akan
memberi perhatian lebih kepada produk yang menurut individu
bermanfaat bagi mereka atau akan memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka.
Konsumen sebenarnya tidak membutuhkan iklan atau
promosi yang ditujukan untuk mereka. Mereka akan mencari
dengan sendirinya produk yang menurut mereka dapat
memenuhi target atau kebutuhan yang mereka ingin dapatkan.
Sehingga yang perlu diperhatikan sekuritas adalah bukan
hanya promosi tetapi lebih memperhatikan segala yang kira-kira
dibutuhkan investor sehingga dapat bersinergi dengan mereka.
2) Attention
Perhatian terjadi ketika stimulus mengaktifkan satu atau
lebih saraf sensorik reseptor kemudian sensasi yang ia dapatkan
pergi ke otak untuk diproses. Sehingga untuk dapat memberikan
persepsi baik untuk konsumen, pemasar harus dapat memilih

32

materi yang kira-kira berguna untuk memberikan persepsi baik
bagi produk yang disampaikan. Selektif dalam memberikan
materi memiliki implikasi yang sangat besar bagi persepsi yang
akan muncul dari konsumen.
Hawkin, Best, dan Coney memberikan sebuah contoh
bahwa di tahun 1984 Departemen Pertanian (FCIC) di USA
menghabiskan $ 13,5 juta selama empat tahun pada kampanye
iklan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan di
kalangan petani dari program asuransi tanaman federal.
Namun menurut direktur urusan publik FCIC, J. W. Ellis,
mengatakan, “It was very good and very effective advertising.
The trouble is that we had a hard time getting people to read it”24
(itu adalah program yang bagus dan sangat efektif, tetapi kami
memiliki kesulitan untuk memperoleh orang yang mau
membacanya).
Dengan demikian, sangat penting bagi sekuritas atau
bahkan Bursa Efek Indonesia yang akan mengiklankan
produknya harus dapat menyeleksi produknya. Sehingga biaya
yang dikeluarkan untuk mengiklankan produk tersebut tidak
menjadi sia-sia.
24

________, Consumer Behavior: Implication for Marketing Strategy (Sixth Edition), h. 241

33

3) Interpretation
Interpretasi atau penafsiran dari sensasi yang didapatkan.
Interpretasi merupakan fungsi yang terbentuk oleh karakteristik
dari stimulus, individu, dan situasi. Interpretasi melibatkan dua
hal kognitif (fakta) dan tanggapan afektif (emosi). Interpretasi
kognitif merupakan suatu proses yang interaktif sedangkan
tanggapan afektif merupakan suatu tanggapan emosional yang
dipicu oleh stimulus (misalnya iklan).
4) Memory
Memori memainkan peranan penting dalam proses
persepsi. Memori memiliki komponen jangka panjang dan
jangka pendek. Terkait dengan memori akan lebih banyak di
pembahasan proses belajar.
b. Consumer Imagery
Image atau gambaran suatu produk sangat penting di mata
konsumen. Konsumen akan memilih produk atau jasa yang menurut
mereka cocok dengan image dalam diri mereka dan sebaliknya mereka
akan “menutup mata” terhadap jasa yang mereka anggap tidak cocok
dengan mereka.

34

Sebagai contoh, saat ini di Indonesia banyak bermunculan halhal yang berlabelkan ‘syariah’. Dari asuransi syariah, bank syariah,
hingga Daftar Efek Syariah. Semua terasa berlomba-lomba ingin
terlibat dalam industri syariah tersebut. Bank Syariah misalnya,
walaupun belum mampu mencapai market share yang direncanakan
Bank Indonesia yaitu 5% tetap saja tiap tahun lahir pemain baru dalam
industri tersebut. Tercatat hingga akhir 2010 terdapat 11 Bank Umum
syariah. Saham pun seakan tidak mau ketinggalan, sejak periode I (30
November 2007) hingga periode IV (30 Mei 2010) saham syariah
memiliki pangsa pasar 46% dari total saham yang beredar di Bursa
Efek Indonesia.
Menurut Schiffman dan Kanuk, saat ini mayoritas perusahaan
fokus dalam pembentukan image perusahaan tersebut. Mereka
berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan sudah sadar betapa
pentingnya suatu image untuk