PENYELENGGARAAN PROGRAM TRANSMIGRASI OLEH DINAS SOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN PRINGSEWU
ABSTRAK
PENYELENGGARAAN PROGRAM TRANSMIGRASI OLEH DINASSOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
KABUPATEN PRINGSEWU Oleh
ARDIAN DWI SAPUTRA
Program transmigrasi adalah salah satu program pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan berlandaskan pada Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi. Kabupaten Pringsewu pada awalnya merupakan daerah tujuan transmigrasi dari pulau jawa namun sekarang kabupaten pringsewu bukan lagi menjadi daerah tujuan transmigrasi tetapi justru menjadi daerah pengirim transmigran. Sehingga dari sinilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penyelenggaraan program transmigrasi oleh Dinas Sosial tenaga Kerja dan Transmigrasi di Kabupaten Pringsewu dan faktor penghambatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif dan empiris dengan sumber data primer dan sekunder dengan pengambilan data mengunakan studi kepustakaan dan wawancara. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu memiliki peran yang penting dalam penyelenggaraan program transmigrasi. Pelaksanaannya dilakukan mulai dari tahap pendaftaran, seleksi calon transmigrasi, legitimasi, pengumuman, pelatihan hingga pemberangkatan. Program ini diselenggarakan karena telah berkurangnya lahan dan tempat berusaha di kabupaten pringsewu. Pelaksanaan program transmigrasi di samping pemindahan penduduk juga dilaksanakan pemberian hak atas kepemilikan tanah yang merupakan sarana pelaksanaan ketentuan landreform Indonesia. Transmigrasi juga merupakan usaha dalam penataan kembali penggunaan tanah dan pemilikan tanah di daerah asal dan daerah tujuan transmigrasi. Hambatan – hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan transmigrasi yaitu dari pihak peserta terkendala oleh terbatasnya kuota yang disediakan dan rendahnya tingkat pendidikan peserta transmigrasi dan dari pihak pemerintah hambatan terdapat pada koordinasi lintas sektoral antar daerah dan terbatasnya anggaran dari pemerintah. Oleh karena itu penulis memberikan saran hendaknya dapat menambah kuota calon transmigrasi serta meningkatkan intensitas pelatihan yang nantinya berguna untuk menunjang kehidupan ekonomi di lokasi pemukiman. Selanjutnya bagi pemerintah disarankan untuk meningkatkan
(2)
koordinasi kerjasama antar daerah yang signifikan dan berkesinambungan, sehingga dapat mempermudah dalam pelaksanaan, pengawasan, pemantauan dan evaluasi program transmigrasi. Selanjutnya penulis menyarankan pemerintah agar dapat menambah anggaran dalam pelaksanaan transmigrasi, guna memaksimalkan pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada peserta transmigrasi.
Kata Kunci : Program Transmigrasi, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kabupaten Pringsewu.
(3)
PENYELENGGARAAN PROGRAM TRANSMIGRASI OLEH DINASSOSIAL TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
KABUPATEN PRINGSEWU
( SKRIPSI )
Oleh :
ARDIAN DWI SAPUTRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM
Pada
Jurusan Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG
(4)
(5)
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 13 januari 1991, sebagai anak kedua dari lima bersaudara, dari Bapak Drs. Abdul Roni dan Ibu Dra. Rohanna. Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Kartika II-28 Bandar Lampung diselesaikan tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 2 Sumur Batu, Bandar Lampung.
Pada tahun 2003, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTPN 25 Bandar Lampung pada tahun 2006 dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Yayasan Pembina UNILA Bandar Lampung tahun 2009.
Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Hukum Unila melalui jalur PKAB. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara Unila (HIMA HAN).
(7)
MOTTO
“Hiduplah dalam kebenaran, karena kebohongan hanya dapat membuat anda menjadi pribadi yang tidak lebih dari orang munafik”.
(Ardian Dwi Saputra)
Tidak peduli apakah saya lebih baik dari orang lain. Yang saya peduli, apakah saya lebih baik dari diri saya yang sebelumnya.
(8)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobil’aalamin puji syukur atas segala Rahmat dan Karunia Allah SWT yang
telah memberikan segala nikmat, kemudahan, kelacaran dan hikmah luar biasa dalam hidup. Semoga shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Karya ini aku persembahkan teruntuk:
Ayahanda tercinta Drs. Abdul Roni, Ibunda Dra. rohana, Kakakku Ria Rizky Desi lestari, adik-adiku Angga Satria, Anggi Satria dan M. Aldi Ardhana tersayang yang telah memberikan motivasi dan semangat, serta telah memberikan segala kasih sayang, serta
(9)
SANWACANA
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang
berjudul “Penyelenggaraan Program Transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu” tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung.
Dalam penulisan ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Elman Eddy Patra, S.H.,M.H. selaku Pembimbing Utama dan Bapak Agus Triono, S.H.,M.H. selaku Pembimbing Kedua yang telah meluangkan waktu guna memberikan bimbingan dan pengarahan. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan juga kepada pihak-pihak berikut:
1. Bapak Dr. Heryandi, S.H.,M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum;
2. Ibu Upik Hamidah, S.H.,M.H. selaku Ketua Jurusan Hukum Administrasi Negara dan selaku Dosen Pembahas satu dalam skripsi ini;
3. Bapak Satria Prayoga, S.H.,M.H. selaku Sekretaris Jurusan Hukum Administrasi Negara dan selaku Dosen Pembahas Dua dalam skripsi ini;
(10)
5. Ir. Ahmad Alwi Siregar selaku Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu;
6. Bapak Drs. Abdul Roni selaku Kepala Bidang Ketransmigrasian Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu;
7. Bapak Sulisiono, BBA. Selaku Kepala Seksi Pengarahan dan Penempatan calon transmigran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu 8. Bapak Buang Toyo, AR. Selaku Kepala Seksi Pengarahan Pendaftaran dan
Seleksi Transmigran Dinas Sosial Tenaga Kerja dan transmigrasi Kabupaten Pringsewu;
9. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung;
10. Seluruh keluargaku tercinta : untuk Ayahanda Drs. Abdul Roni dan Ibuku tercinta Dra. Rohana, kakak dan adik-adikku tersayang yang selalu memberikan doa dan semangat untuk keberhasilanku;
11. Sahabat-sahabat terbaik dan teman-teman seperjuangan yang selama ini telah memberi semangat dan warna yang berbeda di dunia perkuliahan : Aris munandar, Dono, Irvan Tegal, Ditto, Amri Batak, Sandi Tile, Yasir Toa, Billy Jhon, keluarga besar KKN Tematik 2012 Pekon Way Suluh, serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu, tanpa kalian dunia perkuliahan terasa membosankan.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.
Bandar Lampung, September 2013 Penulis
(11)
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ... 1
1. 1. Latar Belakang ... 1
1. 2. Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 6
1. 2. 1. Permasalahan ... 6
1. 2. 2. Ruang Lingkup ... 6
1. 3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7
1. 3. 1. Tujuan ... 7
1. 3. 2. Kegunaan ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2. 1. Tindakan Pemerintah ... 8
2. 2. Kependudukan ... 10
2. 3. Pengertian Transmigrasi ... 12
2.4. Peraturan Perundang-undangan sebagai Dasar Hukum dalam Penyelenggaraan Program Transmigrasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu ... 15
2. 5. Arah kebijakan dan tujuan Transmigrasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu ... 22
III. METODE PENELITIAN ... 24
3. 1. Jenis Penelitian ... 24
3. 2. Sumber Data ... 24
3. 2. 1. Bahan Hukum Primer ... 25
3. 2. 2. Bahan Hukum Sekunder ... 26
3. 3. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 26
3. 3. 1. Prosedur Pengumpulan Data ... 26
3. 3. 2. Prosedur Pengolahan Data ... 27
3. 4. Analisis Data ... 27
IV. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 28
4.1.Gambaran Umum dan Struktur Organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu ... 28
4.2.Penyelenggaraan Program Transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu ... 38
4.2.1. Kerjasama Antar Daerah (KSAD) dalam Penyelenggaraan Transmigrasi. ... 39
4.2.2. Hak dan Kewajiban Transmigran dalam Penyelenggaraan Transmigrasi ... 45
(12)
4.2.3. Prosedur Pendaftaran dan Seleksi Calon Transmigran ... 48
4.2.4. Pemantauan dan Evaluasi Penyelenggaraan Transmigrasi .... 56
4.3.Faktor Penghambat Penyelenggaraan Transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu ... 58
4.3.1. Hambatan dari Peserta Trasnmigrasi ... 58
4.3.2. Hambatan dari Pemerintah ... 59
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
5.1. Kesimpulan ... 60
5.2. Saran ... 61
Daftar Pustaka ... 62 Lampiran ...
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk terbesar ke empat dunia setelah China, India dan Amerika Serikat, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2012 sekitar 230 juta jiwa dan di tahun 2013 mencapai 250 juta jiwa dengan pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun.1 Jumlah penduduk yang besar ini tidak tersebar ke berbagai daerah secara merata. Tiap daerah di Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang tidak seimbang, baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan.
Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak, akan tetapi lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Jumlah penduduk yang besar ini menyebabkan tingkat kepadatan semakin tinggi dan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun tingkah laku masyarakat pada umumnya. Masalah lain yang muncul terkait dengan besarnya jumlah penduduk yang besar adalah penyedian lapangan pekerjaan.
1
(14)
2
Kenyataan menunjukan, bahwa jumlah penduduk dan angkatan kerja terus bertambah di setiap tahunnya, dengan laju pertumbuhan penduduk yang amat pesat dibandingkan dengan penyediaan lapangan kerja produktif, berakibat pada meningkatnya pengangguran dikota besar maupun daerah, kesempatan mencari pekerjaan produktif semakin sempit baik dalam bentuk pengangguran penuh, pengangguran terselubung di kota-kota, maupun pengangguran tidak kentara di pedesaan yang hidupnya banyak bergantung pada sektor pertanian (rural disguised unemployment).2 Apabila jumlah pengangguran ini terus mengalami peningkatan, maka rasio ketergantungan terhadap negara ikut meningkat, sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.
Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan tersebut adalah dengan program transmigrasi. Program transmigrasi memungkinkan pemerintah untuk melakukan penyebaran penduduk dari daerah padat penduduk ke daerah - daerah dengan tingkat kepadatan penduduk rendah. Dengan program transmigrasi diharapkan pemerintah mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
2
Siswono Yudhohusodo, 2003, Transmigrasi Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang. Edisi Khusus HBT ke 53. Jakarta : PT. Tema Baru. hlm. 19.
(15)
3
Program transmigrasi pada dasarnya adalah bagian dari pembangunan nasional yang merupakan sebuah pendekatan dalam pengelolaan dan pengembangan potensi sumber daya untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa yang secara tegas dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (UUD NRI
1945) pada alinea ke empat “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.3
Transmigrasi pertama kali di Indonesia dimulai pada jaman pemerintahan kolonial Belanda tahun 1905, program pemerintah ini telah melalui berbagai dinamika yang panjang, mulai dari sistem penyelanggaraan hingga peraturan perundang-undangannya. Dari berbagai dinamika perubahan tersebut dapat diperoleh suatu pemahaman, bahwa pembangunan transmigrasi harus didasarkan atas paradigma baru yang lebih relevan dengan tuntutan perubahan zaman dan perkembangan masyarakat. Pengaturan program transmigrasi dan penyelenggaraannya diatur pemerintah melalui Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian, dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi.
3
(16)
4
Sejalan dengan arah pembangunan nasional, transmigrasi mempunyai arti sebagai perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain di dalam wilayah Indonesia yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menetap yang berguna dalam kepentingan pembangunan nasional. Perpindahan penduduk yang melatarbelakangi pembangunan merupakan suatu kesadaran bersama untuk memanfaatkan, mengolah, dan mengembangkan seluruh potensi sumberdaya bangsa sebagai pengamalan pancasila yang didasarkan pada kesadaran atas besarnya potensi dan keragaman sumberdaya bangsa sebagai modal dasar untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Program transmigrasi sekarang dikenal tidak hanya sekadar memindahkan penduduk dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang masih kekurangan penduduk, lebih dari itu Transmigrasi dilaksanakan melalui pembentukan komunitas – komunitas baru berskala desa, komunitas yang dibangun umumnya merupakan entitas kehidupan sosial yang terbuka dan reseptif terhadap berbagai intervensi pembangunan yang dilakukan melalui pengaturan dan pelayanan perpindahan penduduk, pemanfaatan sumber daya alam atau pengembangan wilayah, dan pemberdayaan masyarakat pendatang serta penduduk lokal.4 Dengan demikian, komunitas transmigrasi bukanlah suatu komuniti yang terisolir melainkan komunitas terbuka yang
4
Erman Suparno, 2011, Transmigrasi Menyongsong 2025, Jakarta :PT Pustaka Sinar Harapan, hlm.13
(17)
5
terrbentuk melalui proses akulturasi dan pembaharuan nilai-nilai budaya modern.5
Kabupaten pringsewu adalah salah satu daerah di provinsi Lampung yang pada awalnya, merupakan daerah tujuan program transmigrasi. Dengan mendatangkan masyarakat dari Pulau Jawa untuk tinggal dan menetap di Kabupaten Pringsewu. Akan tetapi pertumbuhan penduduk yang begitu pesat menyebabkan lahan untuk berusaha sudah tidak ada lagi. Sejalan dengan perkembangannya kini, Kabupaten Pringsewu bukan lagi menjadi daerah tujuan transmigrasi tetapi justru menjadi pengirim transmigran ke daerah lain.
Program transmigrasi diselenggarakan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu pada tanggal 27 Juli 2011 diikuti oleh 20 (dua puluh) kepala keluarga dengan jumlah penduduk sebanyak 68 (enam puluh delapan) jiwa dengan daerah tujuan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat dan tanggal 20 November 2012 sebanyak 25 (dua puluh lima) kepala keluarga yang berjumlah 95 (sembilan puluh lima) jiwa diberangkatkan dengan tujuan Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimatan Tengah. Pelaksanaan program transmigrasi di kabupaten pringsewu bertujuan untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang diharapkan dapat memperoleh kehidupan yang lebih layak di pemukiman baru.
Berdasarkan hal tersebut program transmigrasi yang dilaksanakan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu, telah menunjukan
5
Priono, 2008, Transmigrasi Prakarsa Daerah Membangun Wilayah Jakarta: PT. Bangkit Daya Insana hlm. 2-3
(18)
6
bahwa ada permasalahan dalam pelaksanaan transmigrasi yang terdahulu dimana daerah kabupaten pringsewu yang tadinya menjadi daerah tujuan transmigrasi justru sekarang menjadi daerah pengirim.
Berdasarkan hal tersebut bahwa penyelenggaraan program transmigrasi di kabupaten pringsewu tidaklah semudah merancang dan menuliskannya di atas kertas, dimana daerah yang tadinya merupakan daerah tujuan transmigrasi menjadi daerah pengirim transmigran. Sehingga dari sinilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penyelenggaraan Program Transmigrasi oleh DinasSosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.
1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian 1.2.1. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :
a. Bagaimanakah penyelenggaraan program transmigrasi yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu ?
b. Apakah yang menjadi faktor penghambat dalam penyelenggaraan transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu ?
1.2.2. Ruang Lingkup penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini di batasi pada pelaksanaan dan hambatan penyelenggaraan program transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu. Dengan penelitian ini diharapkan penulis
(19)
7
dapat memberikan masukan dari sisi ilmiah dan menambah ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum khususnya Hukum Administrasi Negara.
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tujuan penelitian adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pelaksanaan penyelenggaraan program transmigrasi
oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.
b. Untuk mengetahui apa saja faktor penghambat dalam penyelenggaraan program transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoretis, memberikan tambahan wawasan bagi penulis mengenai penyelenggaraan transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu dan faktor penghambatnya, serta sebagai salah satu sumbangan pemikiran dan informasi dalam melengkapi dan mengembangkan perbendaharaan ilmu hukum khususnya Hukum Administrasi Negara Universitas Lampung dan memperluas wawasan di dunia empirik.
b. Kegunaan Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai penyelenggaraan transmigrasi yang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, memperluas kesempatan kerja, meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
(20)
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tindakan Pemerintah
Pemerintah atau administrasi negara merupakan subjek hukum, sebagai dragger van de rechten en plichten atau pendukung hak-hak dan kewajiban - kewajiban. sebagai subjek hukum lainnya melakukan berbagai tindakan, baik tindakan nyata (feitelijkhandelingen) maupun tindakan hukum (rechtshandelingen). Tindakan nyata adalah tidak ada relevansinya dengan hukum dan oleh karenanya tidak menimbulkan akibat – akibat hukum, sedangkan tindakan hukum menurut menurut R.H.J.M. Huisman tindakan - tindakan yang berdasarkan sifatnya dapat menimbulkan akibat hukum, atau
“Een rechtshandeling is gericht op het scheppen van rechten of plichten,” (Tindakan hukum adalah tindakan yang dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban).1
Berdasarkan pengertian tersebut terdapat beberapa unsur di dalamnya. Muchsan menyebutkan unsur – unsur tindakan hukum pemerintahan adalah sebagai berikut :
a. Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintahan dalam kedudukannya sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuursorganen) dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri.
1
(21)
9
b. Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan.
c. Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat hukum di bidang hukum administrasi.
d. Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan kepentingan negara dan rakyat.2
Dalam kaitannya dengan negara hukum yang mengedepankan asas legalitas tindakan hukum administrasi negara harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, pada prinsipnya tindakan hukum administrasi negara hanya dapat dilakukan dengan cara yang telah diatur dan diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan.3
Sebagai salah satu bentuk pelaksanaan dari amanat konstitusi, pemerintah memiliki kewajiban untuk melaksanakan program transmigrasi, sebagai satu program pembangunan. Transmigrasi bertujuan sebagai suatu pendekatan pembangunan guna mencapai tujuan kesejahteraan, pemerataan pembangunan daerah, serta perekat persatuan dan kesatuan bangsa. Transmigrasi juga menjadi salah satu bentuk perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar manusia (human rights), yaitu perlindungan negara atas hak-hak warga negara untuk berpindah dan menetap di dalam batas-batas wilayah negara.
2.2 Kependudukan
2
Muchsan, 1981, Beberapa Catatan tentang Hukum Administrasi Negara ke Peradilan Administrasi Negara, Yogyakarta : Liberty. hlm. 18 - 19
3
(22)
10
Menurut Jonny Purba, penduduk adalah orang yang matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu. Sedangkan Srijanti & A. Rahman menyatakan bahwa penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh orang tersebut. Pendapat lain juga datang dari Dr. Kartomo yang menyatakan penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu, terlepas dari warga negara atau bukan warga negara. Selanjutnya P.N.H Simanjuntak memberikan pernyataan bahwa penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah Negara.4
Drs. C.S.T. Kansil, S.H. berpendapat lain mengenai penduduk dan bukan penduduk, bahwa penduduk ialah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan diperkenankan mempunyai tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu sedangkan bukan penduduk yaitu mereka yang berada diwilayah Negara untuk sementara waktu dan tidak bermaksud untuk bertempat tinggal diwilayah negara itu.5
Dari pengertian penduduk yang dinyatakan diatas, selanjutnya penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa “penduduk merupakan semua orang yang
mendiami suatu wilayah tertentu tanpa melihat status kewarganegaraan yang
4
http://carapedia.com/pengertian_definisi_penduduk_info2150.html. diunduh tanggal 18 Maret
2013
5
http://www.dukcapil.kemendagri.go.id/article/ Administrasi Kependudukan dari Aspek Hak Keperdataan. diunduh tanggal 25 April 2013
(23)
11
merupakan diri pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang mendiami suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu”.
Dalam kehidupan bernegara, besarnya jumlah penduduk di suatu wilayah merupakan kekuatan bagi suatu daerah, karena penduduk merupakan modal dasar yang dominan bagi pembangunan, oleh karena itu kesejahteraan penduduk merupakan tujuan utama dari pembangunan nasional, namun dalam mencapai kesejahteraan tersebut pemerintah dihadapkan pada masalah besarnya jumlah penduduk dan tidak meratanya penyebaran penduduk.
Untuk mencapai pemerataan dan keseimbangan dalam penyebaran penduduk maka, salah satu jalan dalam mengatasi masalah kependudukan ialah dengan mengadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Pemerataan penduduk melalui transmigrasi dianggap penting mengingat kekayaan alam yang merupakan modal pokok dalam pembangunan nasional, yang masih terpendam dalam bumi Indonesia belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
2.3. Pengertian Transmigrasi
Secara umum transmigrasi ialah perpindahan, dalam bahasa latin: trans – yang berarti seberang, dan migrare – yang berarti pindah, merupakan suatu program
(24)
12
yang dibuat oleh pemerintah untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk (kota) ke daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia.6
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa “Transmigrasi”
masuk dalam kelas kata benda (nomina) yang memiliki arti perpindahan penduduk dari satu daerah (pulau) yang berpenduduk padat ke daerah (pulau) lain yang berpenduduk jarang.7
Sedangkan menurut Heeren, “transmigrasi ialah perpindahan, dalam hal ini memindahkan orang dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya dalam batas negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya penyebaran penduduk yang lebih seimbang”.8
Siswono Yudohusodo dalam bukunya Transmigrasi Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen dengan Persebaran Yang Timpang menyatakan bahwa transmigrasi merupakan kebutuhan bagi negara kepulauan berpenduduk heterogen dengan persebaran yang timpang, alasannya adalah untuk membangun komunitas yang berasal dari lintas daerah dan lintas etnik melalui proses pembangunan pemukiman terintegrasi dengan penataan persebaran penduduk, sehingga akan mampu mengubah laut yang semula menyekat antar pulau menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa.9
6
http://id.wikipedia.org/wiki/pengertianTransmigrasi/, diunduh 10 Februari 2013
7
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008 , Jakarta : Hak Cipta Pusat Bahasa
8
H.J. Hereen, 1979, Transmigrasi di Indonesia : Hubungan transmigrasi dan penduduk asli, dengan titik berat sumatera selatan dan tengah, Jakarta : Gramedia, hlm 15.
9
(25)
13
Berdasarkan penjelasan Wikipedia mengenai transmigrasi di jelaskan bahwa tujuan resmi program ini adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.Namun di jaman sekarang Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down dari Jakarta, melainkan berdasarkan kerjasama antar daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi.10
Transmigrasi di Indonesia diatur dan didanai sepenuhnya oleh pemerintah melalui APBN, paradigma penyelenggaraan transmigrasi yang dibangun sekarang ini adalah kegiatan penataan dan persebaran penduduk melalui perpindahan ke wilayah pengembangan transmigrasi dan lingkungan pemukiman transmigrasi yang sudah direncanakan sedemikian rupa sebelumnya dengan maksud tujuan meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya diwujudkan melalui penyediaan kesempatan kerja dan peluang usaha, pemberian kepemilikan hak atas tanah, pemberian pemodalan dan atau memenuhi sarana/prasarana produksi di daerah lokasi pemukiman transmigrasi.
Pelaksanaan transmigrasi dapat dibedakan atas beberapa kategori, yaitu transmigrasi umum, transmigrasi swakarsa berbantuan, dan transmigrasi swakarsa mandiri.
10
(26)
14
1. Transmigrasi umum adalah program transmigrasi yang disponsori dan di biayai secara keseluruhan oleh pihak pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
2. Transmigrasi Swakarsa Berbantuan adalah jenis transmigrasi yang dirancang oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan mengikutsertakan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran bagi penduduk yang berpotensi berkembang untuk maju.
3. Transmigrasi Swakarsa Mandiri adalah jenis transmigrasi yang merupakan prakarsa transmigran yang bersangkutan atas arahan, layanan, dan bantuan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi penduduk yang telah memiliki kemampuan.
Dengan adanya program transimgrasi membantu pemerintah dalam pengembangan daerah. Baik daerah asal transmigran maupun daerah tujuan, di daerah asal dapat dilaksanakan program pembangunan yaitu pelaksanaan proyek-proyek pembangunan, pelestarian alam dan lingkungan hidup, pengurangan kepadatan penduduk, dan pengurangan urbanisasi. Sedangkan di daerah tujuan dapat dilaksanakan program penambahan tenaga pembangunan, perubahan dana-dana dan sarana pembangunan, transfer teknologi, pelaksanaan landreform secara konsekuen, pembudidayaan potensi alam, dan pembaharuan pola pembangunan.
2.4. Peraturan Perundang – Undangan Sebagai Dasar Hukum dalam Penyelenggaraan Program Transmigrasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.
Dengan diberlakukannya Undang - Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
(27)
15
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan pemerintahan daerah, serta memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.11 Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola pembangunan menjadi lebih akurat, tepat dan bermanfaat bagi masyarakat, Menurut Suwandi, filosofi dari otonomi daerah adalah adanya :
(i) Eksistensi pemerintah daerah untuk menciptakan kesejahteraan secara demokratis;
(ii) Setiap kewenangan yang diserahkan ke daerah harus mampu menciptakan kesejahteraan dan demokrasi;
(iii)Kesejahteraan dicapai melalui pelayanan publik;
(iv) Pelayanan pubik dapat bersifat pelayanan dasar maupun bersifat pengembangan sektor unggulan.12
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, daerah mempunyai hak, sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
a. mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya; b. memilih pimpinan daerah;
c. mengelola aparatur daerah; d. mengelola kekayaan daerah;
e. memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
f. mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah;
g. mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan
11
Bagian menimbang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
12
Hardjosoekarto, 2008, Sudarsono. Hubungan Pusat dan Daerah dalam KerangkaKebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta : PT Cempaka Putih. Hlm. 27
(28)
16
h. mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam Peraturan perundangundangan
Sebagai konsekuensi dari hak pemerintahan daerah diatas, daerah memiliki kewajiban yang harus dipenuhi yaitu sebagaimana diatur dalam pasal 22 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
a. melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. meningkatkan kualitas kehidupan, masyarakat;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi; d. mewujudkan keadilan dan pemerataan; e. meningkatkan pelayanan dasar pendidikan; f. menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;
g. menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak; h. mengembangkan sistem jaminan sosial;
i. menyusun perencanaan dan tata ruang daerah; j. mengembangkan sumber daya produktif di daerah; k. melestarikan lingkungan hidup;
l. mengelola administrasi kependudukan; m. melestarikan nilai sosial budaya;
n. membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya; dan
o. kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.13 Penyelengaraan program transmigrasi merupakan salah satu kewenangan pemerintah daerah berdasarkan amanat dari UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, khususnya dalam menetapkan urusan pemerintahan di bidang ketransmigrasian mulai dari perencanaan, penyediaan kawasan, pembangunan kawasan, pengawasan sampai dengan pengembangan kawasan transmigrasi.
Selanjutnya hak dan kewajiban daerah dalam hal pengelolaan keuangan daerah diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintah daerah dan dijabarkan melalui pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam system pengelolaan keuangan daerah yang harus dilakukan secara efisien,
13
(29)
17
efektif, transnparan, dan akuntabel, yang diatur dalam ketentuan Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Asas umum dalam pengelolaan keuangan daerah adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 66 Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004, yaitu sebagai berikut :
(1) Keuangan Daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, danbertanggung jawab dengan memperhatikan keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
(2) APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(3) APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, dan distribusi.
(4) Semua Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD.
(5) Surplus APBD dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran Daerah tahun anggaran berikutnya.
(6) Penggunaan surplus APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) untuk membentuk dana cadangan atau penyertaan dalam perusahaan Daerah harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari DPRD.
Semua urusan pemerintahan yang sudah diserahkan menjadi kewenangan pemerintah daerah harus didanai dari APBD, sedangkan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah harus didanai dari APBN melalui bagian anggaran kementerian/lembaga negara.
Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan atas penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan. Perimbangan keuangan dilaksanakan sejalan dengan pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah dan pemerintahan daerah, yang dalam sistem
(30)
18
pengaturannya tidak hanya mencakup aspek pendapatan daerah, tetapi juga aspek pengelolaan dan pertanggungjawaban.
Hal ini diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintahan daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan atas penyelenggaraan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
Sesuai dengan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan penyelenggaraan transmigrasi dilaksanakan sebagai upaya untuk lebih meningkatkan kesejahteraan dan peran serta masyarakat, pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa melalui persebaran penduduk yang seimbang dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan serta nilai budaya dan adat istiadat masyarakat.14
Tujuan dan arah penyelenggaraan transmigrasi tertuang dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian.
Pasal 2
Penyelenggaraan transmigrasi berasaskan: a. kepeloporan;
b. kesukarelaan; c. kemandirian; d. kekeluargaan; e. keterpaduan; dan f. wawasan lingkungan.
14
Bagian menimbang Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian
(31)
19
Pasal 3
Penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Pasal 4
Sasaran penyelenggaraan transmigrasi adalah meningkatkan kemampuan dan produktivitas masyarakat transmigrasi, membangun kemandirian dan mewujudkan integrasi di permukiman transmigrasi sehingga ekonomi dan sosial budaya mampu tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
Pasal 5
Penyelenggaraan transmigrasi diarahkan pada penataan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan perwujudan integrasi masyarakat.15
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi.
Pasal 1 ayat 2 Penyelenggaraan Transmigrasi adalah kegiatan penataan dan persebaran penduduk melalui perpindahan ke dan di Wilayah Pengembangan Transmigrasi dan Lokasi Permukiman Transmigrasi untuk meningkatkan kesejahteraan dengan kegiatan penyiapan permukiman, pengarahan dan penempatan serta pembinaan masyarakat transmigrasi dan pembinaan lingkungan permukiman transmigrasi.
Sebagai bagian integral dari sistem penyelenggaraan pemerintahan negara, maka sistem penyelenggaraan transmigrasi perlu disesuaikan yang mencakup tiga hal pokok sebagai berikut:
1. Pengaturan mengenai tanggung jawab pemerintah daerah dalam pelaksanaan transmigrasi sebagai pemrakarsa pembangunan transmigrasi di daerahnya.
2. Pengaturan mengenai peran serta masyarakat dalam pelaksanaan transmigrasi.
15
(32)
20
3. Pengaturan pelaksanaan jenis-jenis transmigrasi yang berdampak pada perbedaan perlakuan dan bantuan.
Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 mengatur tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk memberikan pembagian urusan pemerintahannya dijelaskan.
Pasal 17 ayat 2 bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi yang penyelenggaraannya ditugaskan kepada pemerintahan daerah kabupaten/kota berdasarkan asas tugas pembantuan, secara bertahap dapat diserahkan untuk menjadi urusan pemerintahan kabupaten/kota yang bersangkutan apabila pemerintahan daerah kabupaten/kota telah menunjukkan kemampuan untuk memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang dipersyaratkan.
Kabupaten Pringsewu terbentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 48 Tahun 2008 tanggal 28 November 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Wilayah Provinsi Lampung. Pembentukan kabupaten pringsewu bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, serta memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah.
Pada tanggal 3 April 2009, kabupaten pringsewu dibentuk dengan memperhatikan kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah, kependudukan dan pertimbangan dari aspek sosial politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan serta meningkatnya beban tugas serta volume kerja di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan di Kabupaten Tanggamus.
Pasal 3 ayat 1 yaitu Kabupaten Pringsewu berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Tanggamus yang terdiri atas cakupan wilayah:
(33)
21
a. Kecamatan Pringsewu; b. Kecamatan Gading Rejo; c. Kecamatan Ambarawa; d. Kecamatan Pardasuka; e. Kecamatan Pagelaran; f. Kecamatan Banyumas; g. Kecamatan Adiluwih; dan h. Kecamatan Sukoharjo.
Adanya aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, dipandang perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat sehingga dipandang perlu membentuk Kabupaten Pringsewu di wilayah Provinsi Lampung.
Dengan dibentuknya daerah otonom baru Kabupaten Pringsewu diwajibkan untuk membentuk organisasi dan tata kerja dinas-dinas daerah kabupaten/kota pringsewu yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 04 tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Pringsewu Rincian tugas dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Pringsewu diatur dalam peraturan Bupati Pringsewu Nomor 39 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pringsewu.
2.5. Arah kebijakan dan Tujuan Penyelenggaraan Transmigrasi oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.
Program trasnmigrasi diarahkan untuk menjawab tantangan yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional, arah kebijakan dalam pelaksanaan program transmigrasi meliputi :
A. Menciptakan Peluang Berusaha dan Kesempatan Kerja
(34)
22
berikut :
1. Memanfaatkan sumberdaya terbarukan sesuai kapasitas lestari dengan teknologi yang tidak menimbulkan kerusakan lingkungan (ramah lingkungan).
2. Mengelola sumberdaya di kawasan transmigrasi dengan system agribisnis untuk meningkatkan produktivitas dan kontinuitas ketersediaan hasil produksi sehingga mencapai skala usaha yang ekonomi dan efisien menciptakan nilai tambah dan membangun profesionalitas dan kemampuan masyarakat dalam menjalin kemitraan 3. Mengembangkan investasi di kawasan transmigrasi dengan prinsip demokrasi untuk peningkatkan pengembangan produksi, pengolahan hasil usaha agar memiliki nilai tambah, memperlancar pemasaran hasil dan distribusi barang dan jasa. Prinsip demokrasi diaplikasikan guna membangun kemitraan antara masyarakat/kelompok masyarakat dengan investor yang saling menguntungkan serta transparan dalam pengelolaan usaha.
4. Mendukung pengembangan energi alternatif melalui pemanfaatan sumberdaya terbarukan untuk memenuhi sebagian kebutuhan rumah tangga dan kawasan.
B. Meningkatkan Produktivitas Masyarakat Transmigrasi
kebijakan penyelenggaraan transmigrasi diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia yang kreatif dan inovatif dalam mengelola dan mengembangkan potensi sumberdaya alam yang
(35)
23
tersedia melalui pelatihan, memberikan akses terhadap informasi dan memperkuat kelembagaan masyarakat untuk meningkatkan ketrampilan dan daya saing.
2. Menumbuhkembangkan nilai-nilai kearifan dengan mengembangkan pendidikan, pelatihan dan pendampingan serta memperkenalkan teknologi ramah lingkungan.
C. Mengembangkan Kawasan Transmigrasi sebagai Pusat Pertumbuhan yang memiliki Fungsi Perkotaan
Kebijakan penyelenggaraan transmigrasi diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut :
1. Membangun dan mengembangkan pusat pertumbuhan baru atau mendukung pusat pertumbuhan yang sudah ada dan sedang berkembang. Pembangunan pemukiman transmigrasi sejak awal dirancang menjadi pusat pertumbuhan melalui pengelolaan komoditas unggulan secara berkelanjutan yang didukung infrastruktur dan failitas perkotaan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan.
2. Melaksanakan pembangunan kawasan transmigrasi terintegrasi dengan restrukturisasi dan revatilisasi sebagai kawasan ekonomi produktif untuk mendukung prioritas pembangunan daerah.
3. Mendorong transformasi bertahap dalam pembangunan ekonomi di kawasan transmigrasi dari perekonomian berbasis keunggulan komparatif SDA ke prekonomian berbasis kompetitif
D. Mempercepat Pemerataan Pembangunan Wilayah
(36)
24
berikut :
1. Memanfaatkan potensi sumber daya wilayah dan daerah melalui pengembangan kawasaan terintegrasi dengan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang dengan daya dukung lingkungan dengan memperhatikan keragaman etnik dan budaya serta pembangunan berkelanjutan.
2. Memfasilitasi perencanaan dan pengembangan potensi wilayah, pembangunan infrastruktur dasar yang melampaui batas-batas wilayah alternatif untuk mewujudkan efisiensi pembangunan dan menciptakan keseimbangan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan yang ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata rantai proses industri dan distribusi serta potensi sumberdaya alam pada masing-masing wilayah.
3. Membangun dan mengembangkan pusat pertumbuhan di wilayah – wilayah strategis yang dapat meningkatkan daya tarik investasi dengan memfokuskan pemberian fasilitas Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) dan Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB).
4. Membangun dan mengembangkan pusat pertumbuhan di wilayah – wilayah tertinggal melalui penyediaan sarana dan prasarana dasar untuk memperkuat keterkaitan wilayah tertinggal dengan wilayah-wilayah cepat tumbuh dan strategis dalam satu system wilayah pengembangan ekonomi serta pemberdayaan masyarakat. Pembangunan Transmigrasi difokuskan pada Transmigrasi umum (TU).
(37)
25
5. Membangun dan mengembangkan pusat pertumbuhan wilayah – wilayah perbatasan diarahkan untuk merubah wilayah tersebut dari daerah belakang yang kurang diperhatikan menjadi daerah yang dapat berkembangyang sekaligus berfungsi sebagai peningkatan pertahanan dan keamanan wilayah NKRI.
6. Menyelenggarakan pembangunan transmigrasi dengan memperhatikan potensi sumber daya alam dan keunggulan setiap wilayah dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan untuk mendukung kebijakan pengembangan energi alternatif.
E. Menerapkan Tata Kepemerintahan yang baik (Good Governance dan Clean Government)
Kebijakan penyelenggaraan transmigrasi diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Melaksanakan dan mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian secara murni dan konsekuen serta regulasi pelaksanaannya secara konsisten, akuntabel, transparan dan efisien.
2. Mengembangkan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan transmigrasi untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan.
3. Mendorong penyelenggaraan transmigrasi melalui kerjasama antar-Daerah (KSAD) dalam rangka pemanfataan keunggulan komparatif dan
(38)
26
kompetitif setiap daerah. Melalui kerjasama antar Daerah (KSAD) yang telah disepakati pembagian peran dan tanggung jawab pembiyayaan secara proposional, sehingga program transmigrasi sebagai program Nasional yang melibatkan lintas sector terkait dan pemerintah menjadi tanggung jawab dan milik segenap komponen bangsa Indonesia.16
Secara umum maksud dan tujuan diadakannya program transmigrasi adalah untuk melaksanakan penataan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitar, serta peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Adapun tujuan program transmigrasi sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya dengan diwujudkan melalui penyediaan kesempatan kerja peluang usaha, pemberian hak milik atas tanah, pemberian bantuan prasarana/sarana produksi, memfsilitasi pengurusan administrasi dengan badan usaha, peningkatan, pendapatan, pendidikan dan pelatihan, pelayanan kesehatan, pemantapan ideologi, mental spiritual, sosial dan budaya.
16
(39)
27
3. Meningkatan dan pemerataan pembangunan daerah melalui pembangunan pusat pertumbuhan wilayah baru atau mendukung pusat pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang berkembang. 4. Memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa diwujudkan melalui
pengelolaan temu budaya, tata nilai dan perilaku transmigran dan masyarakat sekitarnya untuk pemantapan rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
(40)
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dan empiris, penelitian normatif yaitu penelitian hukum yang di dalamnya mengkaji ketentuan perundang – undangan (interabstracto) serta penerapannya pada peristiwa hukum (in concerto). Menurut Abdulkadir Muhammad, penelitian yang bersifat normatif adalah penelitian yang dilakukan melalui studi kepustakaan dalam mencari data dan sumber teori yang berguna untuk memecahkan masalah.1 Selanjutnya penelitian ini juga menggunakan metode penelitian empiris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan penelitian lapangan (field research) melalui wawancara dengan informan.
3.2Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber pada data primer dan data sekunder, dan tersier. Data primer adalah data yang diperoleh dari studi lapangan, yaitu hasil wawancara dengan informan yaitu Kepala Dinas, Kepala Bidang Transmigrasi dan Kepala Seksi Transmigrasi di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu, sedangkan data sekunder terdiri dari :
1
Abdulkadir Muhammad. 1999, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : Citra aditya abadi. hlm. 133 - 134
(41)
29
3.2.1 Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan-bahan yang bersifat mengikat berupa Peraturan Perundang-Undangan yaitu :
1) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 2) Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
3) Undang – Undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu Di Provinsi.
4) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang ketransmigrasian.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi
6) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
7) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
8) Peraturan Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 04 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Pringsewu
3.2.2 Bahan Hukum Sekunder
Dalam penelitian ini terdiri dari yaitu bahan hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan, yang terdiri dari buku ilmu pengetahuan hukum dan buku-buku yang berkaitan dengan transmigrasi.
(42)
30
Dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum tersier yaitu bibliografi, ensiklopedia dan buku teks bacaan. Ensiklopedia dan buku teks adalah contoh bahan yang mencakup bahan hukum tersier, yang menyajikan pada satu sisi komentar dan analisis, dan pada sisi lain mencoba menyediakan rangkuman bahan yang tersedia untuk suatu topik.
3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan (library research), yaitu melakukan serangkaian kegiatan seperti membaca, menelaah dan mengutip dari berbagai buku serta melakukan pengkajian terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kajian penelitian.
b. Studi lapangan (field research) yang dilakukan melalui wawancara (interview) adalah sebagai usaha mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada informan penelitian yang meliputi Kepala Bidang Transmigrasi yang menangani Program Transmigrasi pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.
(43)
31
3.3.2 Prosedur Pengolahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan data sehingga data yang diperoleh dapat mempermudah permasalahan yang diteliti. Adapun pengolahan data yang dimaksud meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Seleksi Data
Data yang terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kelengkapan data selanjutnya data dipilih sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
b. Klasifikasi Data
Penempatan data menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh data yang benar-benar diperlukan dan akurat untuk kepentingan penelitian.
c. Penyusunan Data
Penempatan data yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang bulat dan terpadu pada sub pokok bahasan menurut sistematika yang telah ditetapkan sehingga mempermudah interpretasi data.
3.4 Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan cara analisis dekritif kualitatif, yaitu dengan cara menginterpretasikan data dan memaparkan dalam bentuk kalimat untuk menjawab permasalahan pada bab-bab selanjutnya dan melalui pembahasan tersebut diharapkan permasalahan tersebut dapat terjawab sehingga memudahkan untuk ditarik kesimpulan dari permasalahan tersebut.
(44)
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu memiliki peran yang penting dalam penyelenggaraan program transmigrasididasarkan pada Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian, dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi. Program ini diselenggarakan karena telah berkurangnya lahan dan tempat berusaha di kabupaten pringsewu. Pada pelaksanaan program transmigrasi di samping pemindahan penduduk juga dilaksanakan pemberian hak atas kepemilikan tanah yang merupakan sarana pelaksanaan ketentuan landreform Indonesia. Transmigrasi juga merupakan usaha pemerintah dalam penataan kembali penggunaan tanah dan pemilikan tanah di daerah asal dan daerah tujuan transmigrasi. Pelaksanaan program transmigrasi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu mulai dari tahap pendaftaran, seleksi calon transmigrasi, legitimasi, pengumuman, pelatihan hingga pemberangkatan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(45)
61
2. Setelah dilakukan penelitian dalam penyelenggaraan transmigrasi terdapat faktor penghambat dari peserta transmigrasi, yaitu terbatasnya kuota yang disediakan dan rendahnya pendidikan peserta transmigrasi, selanjutnya hambatan dari pemerintah dalam penyelenggaraan program transmigrasi adalah masalah koordinasi kegiatan lintas sektoral antar daerah dan terbatasnya anggaran yang diberikan pemerintah, sehingga pelayanan dan fasilitas yang didapat transmigran kurang maksimal.
5.2 Saran
Dari hasil pembahasan penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan program transmigrasi selanjutnya diharapkan pemerintah melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu dapat menambah kuota peserta transmigrasi serta melakukan penambahan intensitas pelatihan guna meningkatkan ilmu pengetahuan peserta transmigrasi yang nantinya berguna untuk menunjang kehidupan ekonomi di lokasi pemukiman transmigrasi. 2. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu
diharapkan dapat meningkatkan koordinasi kerjasama antar daerah dengan memperhatikan materi perjanjian kerjasama antar daerah dengan signifikan dan berkesinambungan. Kemudian penulis menyarankan agar pemerintah meningkatkan anggaran transmigrasi, untuk memaksimalkan pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada peserta transmigrasi.
(46)
DAFTAR PUSTAKA
Hardjosoekarto, Sudarsono. 2008, Hubungan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Jakarta : PT Cempaka Putih Hereen, H.J. 1979, Transmigrasi di Indonesia : Hubungan transmigrasi dan
penduduk asli, dengan titik berat sumatera selatan dan tengah, Jakarta : Gramedia.
HR, Ridwan. 2006, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Jakarta : Hak cipta Pusat Bahasa
Muchsan. 1981, Beberapa Catatan tentang Hukum Administrasi Negara ke Peradilan Administrasi Negara, Yogyakarta : Liberty.
Muhammad, Abdulkadir. 1999, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : PT Citra Aditya Abadi,
Pemerintah Kabupaten Pringsewu. 2011, dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.Pringsewu.
Priono. 2008, Transmigrasi Prakarsa Daerah Membangun Wilayah , Jakarta : PT. Bangkit Daya Insana
Suparno, Erman. 2011, Transmigrasi Menyongsong 2025, Jakarta : PT Pustaka Sinar
Harapan,
Yudhohusodo, Siswono. 2003, Transmigrasi Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang. Edisi Khusus HBT ke 53. Jakarta : PT. Tema Baru
Peraturan Perundang-Undangan.
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Undang – Undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu Di Provinsi.
(47)
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang ketransmigrasian.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan.
Peraturan Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 04 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Pringsewu
Penelusuran Web.
http/detik.com/jumlah-penduduk-indonesia diunduh pada 01 April 2013
http://carapedia.com/pengertian_definisi_penduduk_info2150.html diunduh tanggal 18 Maret 2013
http://www.dukcapil.kemendagri.go.id/article/ Administrasi Kependudukan dari Aspek Hak Keperdataan. Diunduh pada tanggal 25 April 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/pengertianTransmigrasi/, diunduh 10 Februari 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Transmigrasi diunduh tanggal 16 juli 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pringsewu diunduh pada 13 Februari 2013 www.rapemdapringsewu.com : Jumlah Penduduk Pringsewu Dekati Setengah Juta Jiwa. diunduh pada 13 februari 2013
(1)
Dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum tersier yaitu bibliografi, ensiklopedia dan buku teks bacaan. Ensiklopedia dan buku teks adalah contoh bahan yang mencakup bahan hukum tersier, yang menyajikan pada satu sisi komentar dan analisis, dan pada sisi lain mencoba menyediakan rangkuman bahan yang tersedia untuk suatu topik.
3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan (library research), yaitu melakukan serangkaian kegiatan seperti membaca, menelaah dan mengutip dari berbagai buku serta melakukan pengkajian terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kajian penelitian.
b. Studi lapangan (field research) yang dilakukan melalui wawancara (interview) adalah sebagai usaha mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada informan penelitian yang meliputi Kepala Bidang Transmigrasi yang menangani Program Transmigrasi pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu.
(2)
31
3.3.2 Prosedur Pengolahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya dilakukan pengolahan data sehingga data yang diperoleh dapat mempermudah permasalahan yang diteliti. Adapun pengolahan data yang dimaksud meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Seleksi Data
Data yang terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui kelengkapan data selanjutnya data dipilih sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
b. Klasifikasi Data
Penempatan data menurut kelompok-kelompok yang telah ditetapkan dalam rangka memperoleh data yang benar-benar diperlukan dan akurat untuk kepentingan penelitian.
c. Penyusunan Data
Penempatan data yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang bulat dan terpadu pada sub pokok bahasan menurut sistematika yang telah ditetapkan sehingga mempermudah interpretasi data.
3.4 Analisis Data
Data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan menggunakan cara analisis dekritif kualitatif, yaitu dengan cara menginterpretasikan data dan memaparkan dalam bentuk kalimat untuk menjawab permasalahan pada bab-bab selanjutnya dan melalui pembahasan tersebut diharapkan permasalahan tersebut dapat terjawab sehingga memudahkan untuk ditarik kesimpulan dari permasalahan tersebut.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu memiliki peran yang penting dalam penyelenggaraan program transmigrasididasarkan pada Undang - Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian, dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi. Program ini diselenggarakan karena telah berkurangnya lahan dan tempat berusaha di kabupaten pringsewu. Pada pelaksanaan program transmigrasi di samping pemindahan penduduk juga dilaksanakan pemberian hak atas kepemilikan tanah yang merupakan sarana pelaksanaan ketentuan landreform Indonesia. Transmigrasi juga merupakan usaha pemerintah dalam penataan kembali penggunaan tanah dan pemilikan tanah di daerah asal dan daerah tujuan transmigrasi. Pelaksanaan program transmigrasi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu mulai dari tahap pendaftaran, seleksi calon transmigrasi, legitimasi, pengumuman, pelatihan hingga pemberangkatan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4)
61
2. Setelah dilakukan penelitian dalam penyelenggaraan transmigrasi terdapat faktor penghambat dari peserta transmigrasi, yaitu terbatasnya kuota yang disediakan dan rendahnya pendidikan peserta transmigrasi, selanjutnya hambatan dari pemerintah dalam penyelenggaraan program transmigrasi adalah masalah koordinasi kegiatan lintas sektoral antar daerah dan terbatasnya anggaran yang diberikan pemerintah, sehingga pelayanan dan fasilitas yang didapat transmigran kurang maksimal.
5.2 Saran
Dari hasil pembahasan penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut :
1. Dalam pelaksanaan program transmigrasi selanjutnya diharapkan pemerintah melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu dapat menambah kuota peserta transmigrasi serta melakukan penambahan intensitas pelatihan guna meningkatkan ilmu pengetahuan peserta transmigrasi yang nantinya berguna untuk menunjang kehidupan ekonomi di lokasi pemukiman transmigrasi. 2. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu
diharapkan dapat meningkatkan koordinasi kerjasama antar daerah dengan memperhatikan materi perjanjian kerjasama antar daerah dengan signifikan dan berkesinambungan. Kemudian penulis menyarankan agar pemerintah meningkatkan anggaran transmigrasi, untuk memaksimalkan pelayanan dan fasilitas yang diberikan kepada
(5)
Hardjosoekarto, Sudarsono. 2008, Hubungan Pusat dan Daerah dalam Kerangka Kebijakan Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Jakarta : PT Cempaka Putih Hereen, H.J. 1979, Transmigrasi di Indonesia : Hubungan transmigrasi dan
penduduk asli, dengan titik berat sumatera selatan dan tengah, Jakarta : Gramedia.
HR, Ridwan. 2006, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Jakarta : Hak cipta Pusat Bahasa
Muchsan. 1981, Beberapa Catatan tentang Hukum Administrasi Negara ke Peradilan Administrasi Negara, Yogyakarta : Liberty.
Muhammad, Abdulkadir. 1999, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung : PT Citra Aditya Abadi,
Pemerintah Kabupaten Pringsewu. 2011, dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.Pringsewu.
Priono. 2008, Transmigrasi Prakarsa Daerah Membangun Wilayah , Jakarta : PT. Bangkit Daya Insana
Suparno, Erman. 2011, Transmigrasi Menyongsong 2025, Jakarta : PT Pustaka Sinar
Harapan,
Yudhohusodo, Siswono. 2003, Transmigrasi Kebutuhan Negara Kepulauan Berpenduduk Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang. Edisi Khusus HBT ke 53. Jakarta : PT. Tema Baru
Peraturan Perundang-Undangan.
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Undang – Undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu Di Provinsi.
(6)
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang ketransmigrasian.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan.
Peraturan Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 04 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Pringsewu
Penelusuran Web.
http/detik.com/jumlah-penduduk-indonesia diunduh pada 01 April 2013
http://carapedia.com/pengertian_definisi_penduduk_info2150.html diunduh tanggal 18 Maret 2013
http://www.dukcapil.kemendagri.go.id/article/ Administrasi Kependudukan dari Aspek Hak Keperdataan. Diunduh pada tanggal 25 April 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/pengertianTransmigrasi/, diunduh 10 Februari 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Transmigrasi diunduh tanggal 16 juli 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Pringsewu diunduh pada 13 Februari 2013 www.rapemdapringsewu.com : Jumlah Penduduk Pringsewu Dekati Setengah Juta Jiwa. diunduh pada 13 februari 2013