2
2 Ni
Wayan Wangi
Istri 42 th
SLTA Ibu Rumah
Tangga Membuat
jajan banten
untuk di jual
3 Wayan
Suardita Anak
11 th SD
Pelajar Siswa
kelas 6 di SD N 3
Saba
Lahan yang ditempati Keluarga Bapak I Wayan Busana saat ini milik sendiri dengan luas ± 4 are. Satu pekarangan ditempati oleh 2 KK. Rumah yang
ditempati oleh Keluarga Bapak I Wayan Busana bangunannya terdiri atas 1 rumah dengan 2 kamar tidur, 1 dapur yang sederhana, dan 1 kamar mandi untuk tempat
MCK.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan
1.2.1 Pendapatan Keluarga- Sumber Penghasilan
Keluarga Bapak I Wayan Busana tergolong kedalam keluarga ekonomi rendah ditinjau dari pekerjaan dan pendapatan keluarga. Penghasilan keluarga
Bapak I Wayan Busana yang bekerja sebagai petani yang dibantu oleh penghasilan istri dalam seharinya hanya berpenghasilan ± 60.000hari.
. 1.2.2
Pengeluaran Keluarga
Keluarga Bapak I Wayan Busana tergolong kedalam keluarga yang hanya memfokuskan pemenuhan kebutuhannya hanya pada pemenuhan kebutuhan
pokok sehari-hari, seperti untuk konsumsi, kesehatan, kerohanian, keperluan banjar adat dan biaya sekolah anak.
a. Kebutuhan Sehari – hari
3
Untuk pemenuhan kebutuhan makan sehari – hari Keluarga Bapak I Wayan
Busana beserta istri dan anaknya membeli beras sendiri, sedangkan untuk memasak dan kebutuhan sekolah anak sebesar Rp. 50.000hari, sehingga tiap
bulan pengeluaran untuk masak dan kebutuhan sekolah anak keluarga tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp. 1.500.000bulan.
b. Kesehatan
Pengeluaran di bidang kesehatan adalah suatu hal yang bersifat mendadak, misalnya ada anggota keluarga yang sakit dan merupakan biaya yang tidak
terduga. Jadi, untuk biaya kesehatan tidak dapat diprediksi pengeluarannya. Untuk biaya kesehatan Keluarga Bapak I Wayan Busana menganggarkan secara
khusus karena belum memiliki kartu BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
c. Kerohanian
Untuk kegiatan yang berhubungan dengan kerohanian, Keluarga I Wayan Busana membuat bantensesajen sendiri untuk keperluan persembahyangan yang
hanya dilakukan pada hari-hari khusus misalnya Rahina Purnama dan Tilem. Sedangkan keperluan banten untuk acara besar seperti hari raya Galungan dan
Kuningan tidak dapat dianggarkan secara khusus karena Keluarga Bapak I Wayan Busana jarang menggunakan sesajenbanten yang mewah dan mahal
untuk persembahan, dan cenderung menggunakan apa yang mereka miliki dan yang mereka mampu untuk persembahkan.
d. Sosial
Bali memang memiliki ikatan sosial antar warga dan banjardesa yang sangat erat, begitu pula dengan Keluarga Bapak I Wayan Busana. Apabila ada
upacara agama yang terkait pura desa ataupun banjar, keluarga Bapak I Wayan Busana harus membawa beras 4 kg, gula 1 kg, 4 kelapa, dan janur 1 iket. Yang
terlebih besar lagi apabila ada iuran wajib baik pura maupun banjar yang besarnya bisa mencapai Rp. 200.000 tergantung jenis odalannya.
4
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan,
identifikasi permasalahan tersebut menggunakan metode wawancara secara langsung dengan melakukan percakapan dengan Bapak I Wayan Busana beserta
keluarga. Adapun hal – hal yang penulis lakukan untuk memperoleh informasi
antara lain; berdiskusi, sosialisasi mengenai program KKN PPM, berkenalan dengan anggota keluarga Bapak I Wayan Busana, melihat
– lihat suasana rumah tinggal dan mendokumentasikan suasana rumah Bapak I Wayan Busana.
Beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara dan pengamatan penulis dengan KK Dampingan.
2.1 Permasalahan Keluarga 2.1.1 Masalah Perekonomian Keluarga