SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA DUKUNGNYA TERHADAP SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR 2004 - 2010
ABSTRACT
THE SUPERIOR SECTORS AND THEIR SUPPORT CAPACITY FOR
AGRICULTURAL SECTOR IN THE
EAST LAMPUNG DISTRICT
2004 – 2010
By
Apyudi Prawira
During this economic development held in East Lampung district the integrated
system planning is implemented. The economic development and planning of
economic development that has encouraged the creation of economic growth in
this district from 2004 to 2010 averaged 5.51 percent, the rate of economic growth
is impacting toward economic sectors to GDP, followed by structural changes in
the economy especially in the agricultural sector that continues to decline in 2004
and 45.27 percent contribution, in addition in 2010 decreased to 37.49 percent.
The problem in this study is "what sectors are still able to support the
development of the agricultural sector in spurring economic growth in East
Lampung district”.
The aims of this study are to identify the sectors that become the superior sector in
East Lampung district and to know the superior sectors that have the highest
priority to support the development of agricultural sector in spurring economic
growth in the East Lampung district.
The data used in this study are data Gross Domestic Product (GDP) of East
Lampung district and Lampung Province from 2004 until 2010. The data are
obtained from secondary survey which is available on the related agencies. In this
thesis used the economic base model is reflected in the analysis of Location
Quotient (LQ) and Shift Share analysis that is useful to know the superior sectors
in North Lampung district and also equipped with Typulugy Klassen analysis or
Sectoral typology to determine the superior sector to developed.
From the results of the study period 2004 – 2010 obtained using analytical tools
Location Quotient (LQ), Shift Share analysis and Klassen Sectoral Typology, it
can be identified that there are three (3) superior sectors (base) that can be
developed in order to promote economic growth in the East Lampung district.
They are manufacturing, trade, hotels and restaurants sector and Services sectors
with LQ values during the period study (2002-2007) more than one (LQ> 1), the
value of Shift Share is Differential Shift (Dr) which has positive value and
included into the typology I category (advanced sectors and growing rapidly),
which means "special" to develop. The development of these three sectors is
expected to increase the acquisition Gross Domestic Product (GDP) of East
Lampung district so that can increase the rate of economic growth and make those
three sectors as a priority so that the acceleration of economic growth in the East
Lampung district can be reached.
In addition, from the results of the research showed that the manufacturing sector
is able to support the agricultural sector and become the highest priority sector,
because of the results obtained LQ = 1.04 and shift differential components (Dr) =
Rp.76.911.870.000, 00 or the manufacturing sector in this district grow faster than
Lampung province growth rate and its Dr value is the highest compared to other
sectors. The manufacturing sector is able to overcome the slump of the
agricultural sector contribution toward Gross Domestic Product (GDP).
Keyword: The Superior Sectors
ABSTRAK
SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA DUKUNGNYA
TERHADAP SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR
2004 - 2010
Oleh
Apyudi Prawira
Selama ini pembangunan ekonomi yang dilaksanakan di Kabupaten Lampung
Timur dilaksanakan dengan sistim perencanaan yang terpadu dan terintegrasi.
Pembangunan ekonomi dan perencanaan pembangunan ekonomi itu telah
mendorong terciptanya tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten ini sejak
tahun 2004 hingga tahun 2010 rata-rata mencapai 5,51 persen, laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi ini berdampak pada kontribusi sektor-sektor ekonomi
terhadap PDRB, yang diikuti dengan terjadinya perubahan struktur ekonomi
khususnya pada sektor pertanian yang terus menurun, pada tahun 2004 dan
sumbangannya 45,27 persen, selain itu pada tahun 2010 menurun menjadi 37,49
persen. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sektor-sektor apa
saja yang masih mampu mendukung perkembangan sektor pertanian dalam
memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang menjadi sektor
unggulan di Kabupaten Lampung Timur dan untuk mengetahui sektor-sektor
unggulan yang memiliki prioritas tertinggi yang mampu mendukung
perkembangan sektor pertanian dalam memacu pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten LampungTimur.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lampung Timur dan Propinsi Lampung tahun
2004 hingga tahun 2010. Data tersebut diperoleh dari survei sekunder, yaitu
dengan memanfaatkan data yang telah tersedia pada instansi terkait. Dalam skripsi
ini digunakan model basis ekonomi yang tercermin pada analisis Location
Quotient (LQ) dan analisis Shift Share yang berguna untuk mengetahui sektorsektor unggulan di Kabupaten Lampung Timur serta dilengkapi dengan analisis
Typology Klassen atau Tipologi Sektoral untuk mengetahui sektor unggulan yang
dapat dikembangkan.
Dari hasil penelitian periode 2004 – 2010 diperoleh hasil dengan menggunakan
alat analisis Location Quotient (LQ), analisis Shift Share dan Tipologi Sektoral
Klassen, dapat teridentifikasi ada 3 (tiga) sektor unggulan (basis) yang dapat
dikembangkan dalam rangka meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Lampung Timur yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan
hotel dan restoran serta sektor Jasa-jasa dengan nilai indeks LQ selama periode
penelitian (2002-2007) lebih dari satu (LQ > 1), nilai Shift Share yaitu Differential
Shift (Dr) yang memiliki nilai positif dan termasuk kedalam kategori Tipologi I
(sektor maju dan tumbuh dengan pesat) yang berarti “istimewa” untuk
dikembangkan. Pengembangan ketiga sektor ini diharapkan akan dapat
meningkatkan perolehan PDRB Kabupaten Lampung Timur sehingga dapat
meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya dan menjadikan ketiga sektor
tersebut sebagai prioritas pembangunan agar terjadi akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Lampung Timur.
Selain itu dari hasil penelitian diperoleh bahwa untuk sektor industri pengolahan
mampu mendukung keterpurukan sektor pertanian dan menjadi sektor prioritas
tertinggi, karena diperoleh hasil LQ = 1,04 dan komponen differential shift (Dr) =
Rp.76.911.870.000,00 atau sektor industri pengolah di kabupaten ini tumbuh lebih
cepat karena dorongan internalnya dibanding tingkat pertumbuhan provinsi dan
nilai Dr nya tertinggi dibanding sektor lainnya. Sektor Pengolahan mampu
mengatasi keterpurukan dari kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB.
Kata Kunci : Sektor Unggulan
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
Jl.Soemantri Brojonegoro No.1
Gedongmeneng Bandar Lampung
SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA DUKUNGNYA
TERHADAP SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR
2004 - 2010
(Skripsi)
Oleh:
Nama
NPM
Jurusan
Konsentrasi
Pembimbing
: Apyudi Prawira
: 0851021006
: Ekonomi Pembangunan
: Ekonomi Perencanaan
: M.A Irsan Dalimunthe, S.E
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA DUKUNGNYATERHADAP SEKTOR
PERTANIAN DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2004 - 2010
Oleh
APYUDI PRAWIRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKLTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
Judul Skripsi
: SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA
DUKUNGNYA TERHADAP SEKTOR
PERTANIAN DI KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR TAHUN 2004 - 2010
Nama Mahasiswa
: APYUDI PRAWIRA
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0851021006
Jurusan
: Ekonomi Pembangunan
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
MENYETUJUI
1. Dosen Pembimbing I
MA. IrsanDalimunthe, S.E.
NIP. 195212011983031003
2. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Muhammad Husaini, S.E., M.Si.
NIP. 196012201989031004
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua
: MA. IrsanDalimunthe, S.E
.......................
Penguji Utama
: Yourni Atmadja, S.E., M.Si.
.......................
2. Dekan Fakultas Ekonomi
Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
NIP. 196109041987031011
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 10 April 2013
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM
“Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah
ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya
orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar
maka saya sanggup menerima hukuman/sanksi sesuai peraturan yang berlaku”.
Bandar Lampung, 10 April 2013
Penulis
APYUDI PRAWIRA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Bagan Kerangka Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten LampungTimur ......
40
2. Grafik Klasifikasi Tipologi Klassen Pada Kabupaten LampungTimur
2002-2008 ………………………………………………………………... 62
3. Grafik Perkembangan LQ Sektor Industri Pengolahan ................................ 69
4. Grafik Perkembangan LQ sektor Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.. 78
5. Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa-jasa ................................................... 83
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iii
I.
II.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................
B. Permasalahan ........................................................................................
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................
D. Kegunaan Penelitian .............................................................................
E. Ruang Lingkup ......................................................................................
1
8
8
9
9
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 12
1. Teori Pembangunan Ekonomi........................................................... 13
2. Pembangunan Ekonomi Daerah ....................................................... 16
3. Perencanaan Pembangunan Daerah .................................................. 18
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi ........................................................... 19
5. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat ........................................................ 24
6. Teori Basis Richardason .................................................................. 25
7. Model Pertumbuhan Interegional ..................................................... 28
8. Pembangunan Daerah……………………………………………….29
9. Produk Dimestik Regional Bruto…………………………………...31
B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 35
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 38
III. METODE PENELITIAN
A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ............................................... 42
B. Data dan Sumber Data ........................................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 44
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 45
1. Location Quotient (LQ) ................................................................... 45
2. Analisis Shift Share ......................................................................... 47
3. Analisis Tipologi Kalssen ............................................................... 50
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Sektor-sektor Unggulan dan Tidak Unggulan (Sektor
Basis dan Nonbasis) ............................................................................... 52
1. Analisis Location Quotien (LQ) ...................................................... 52
2. Analisis Shift Share ......................................................................... 55
3. Analisis Tipologi Klassen ............................................................... 61
B. Analisis Per Sektor Kabupaten Lampung Timur .................................. 65
1. Sektor Pertanian .............................................................................. 66
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ............................................. 67
3. Sektor Industri Pengolahan ............................................................. 68
4. Sektor Listrik, Gas & Air Bersih .................................................... 74
5. Sektor Bangunan ............................................................................. 76
6. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran .......................................... 77
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi………………………….... 79
8. Sektor Keuangan, Persewaan & JS. PRSH …………………….… 81
9. Sektor Jasa-jasa …………………………………………………... 82
C. Implikasi Hasil Perhitungan ……………………………………….…. 84
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………………….…….. 91
B. Saran …………………………………………………………….…......92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah. BPFE. Yogyakarta.
Arif, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta UI Press.
Austin. J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. Jhon Hopkins University
Prss. London.
Baldwin, Robert E. 1986. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di Negaranegara Berkembang. PT Bina Aksara. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2011. PDRB Kabupaten LampungTimur.
Badan Pusat Statik Propinsi Lampung 2011. Lampung Dalam Angka.
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar
Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. PT Pustaka
LP3ES Indonesia. Jakarta.
Ghalib, Rusli. 2005. Ekonomi Regional. Pustaka Ramadhan. Bandung.
Gujarati, Damodar. 2006 Basic Economotrics. Fourth Edition. New York : Mc
Graw-Hill
Irawan dan Suparmoko. 1999. Ekonomika Pembangunan. BPFE. Yogyakarta.
I B Wirawan, Sukidin, Basrowi. 2001. Perencanaan dan Strategi Pembangunan.
Jember University Press. Jember.
Jhingan, M.L. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Kaloko, Naik Syahputra 2003. Strategi Pengembangan Komoditi Unggulan
Agribisnis Berbasis Perkebunan di Kabupaten Dairi Sumatra Utara. Tesis
S 2 MB IPB Bogor Unpublished.
Lipsey, Courant, Purvis, Steiner. 1997. Pengantar Makro Ekonomi Jilid Dua.
Binarupa Aksara Jakarta.
Maddala, GS. 1993. The Econometricsnof Pannel Data. Volume 1. New York :
Edward Elger Publishing Limited.
Mankkiw, N. Gregory.2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi keempat.
Diterjemahkan oleh Imam Nurmawan. Penerbit Erlangga Jakarta.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor Selatan.
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro (Edisi Revisi). PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Saerofie, Mujib. 2005. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Pengembangan Sektor
Potensial di Kabupaten Semarang (Pendekatan Model Basis Ekonomi dan
SWOT). Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Saragih, Bungaran. 2006. Pembangunan Agroindustri sebagai Strategi
Industrialisasi. Makalah dalam Prosiding Kongres ISSEI XVI di Manado
18 – 20 Juni 2006.
Sanusi, Bachrawi. 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan. PT Rineka Cipta.
Jakarta.
Simatupang, P, Nizwar Syafaat, Kharisma MN, Amiruddin Syam, Syaktyanu. K.
Dermorejo dan Budi Santono. 2000. Kelayakan Pertanian Sebagai Sektor
Andalan Pembangunan Ekonomi Nasional, etal, 2000. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Bogor (BPPP Deptan RI.
Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan. LP FEUI. Jakarta.
Tarigan, Drs Robinson. 2004. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. PT Bumi
Aksara. Jakarta.
Todaro, Michael P. 1999. Economics Development in the Third World, The
Longman Inc New York.
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga.
Jakarta.
Tulus Tambunan, 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia, Beberapa
Isu Penting. Ghalia Indonesia Jakarta.
Universitas Lampung. 2005. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
http://www.google.com. Nuhfil Hananai. Teori Tertumbuhan Ekonomi.pdf.
http://www.google.com. Tito Hutabarat. Teori Pertumbuhan Ekonomi.pdf.
DAFTAR TABEL
Tabel
1.
Halaman
Kontribusi PDRB Kabupaten Lampung Timur Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen) .....................................
3
2.
Perkembangan PDRB Kabupaten Lampung Timur Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010 (juta Rupiah)........... 7
3.
Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient (LQ) di Kabupaten Lampung
Timur Tahun 2004-2010 ............................................................................. 53
4.
Indeks Pertumbuhan dan Indeks LQ rata-rata Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2004-2010 ....................................................................................... 56
5.
Komponen Pertumbuhan Kabupaten Lampung Timur Tahun 2004-2010
(Juta Rupiah) .................................................................................................. 57
6.
Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektoral Kabupaten Lampung Timur
dengan Propinsi Lampung Tahun 2005-2010 ........................................... 61
7.
Makna Tipologi Sektor Ekonomi .............................................................. 65
8.
Analisis Sektor Pertanian di Kabupaten Lampung Timur 2004-2010 ....... 66
9.
Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian di Kabupaten Lampung
Timur (2004-2010) ................................................................................... 67
10. Analisis Sektor Industri Pengolahan di Kabupaten Lampung Timur
(2004-2010) .............................................................................................. 69
11. Jumlah industri pengolahan bahan baku dari hasil pertanian di
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2010 ................................................
72
12. Persentase bahan baku Industri Pengolahan dari Tanaman Perkebunan
di Kab. Lampung Timur tahun 2010 (%) ................................................ 73
13. Industri logam mesin dan aneka di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2010 .............................................................................................. 74
14. Analisis Sektor Listrik, Gas & Air bersih di Kabupaten Lampung Timur
(2005-2010) ............................................................................................ 75
15. Analisis Sektor Bangunan di Kabupaten Lampung Timur 2005-2010 ... 76
16. Analisis Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran di Kabupaten Lampung
Timur 2005-2010 ..................................................................................... 77
17. Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Kabupaten Lampung
Timur 2005-2010 ...................................................................................... 80
18. Analisis Sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan di Kabupaten
Lampung Timur 2005-2010 ....................................................................
81
19. Analisis Sektor Jasa-jasa di Kabupaten Lampung Timur 2005-2010 .....
82
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Alai, 25 Agustus 1989, sebagai anak pertama dari
tiga bersaudara, dari bapak Suryadi dan Ibu Yunarni.
Penulis memulai pendidikannya Sekolah Dasar Negeri 1 Alai Kec.
Lembak Kab. Muara Enim dan diselesaikan pada tahun 2002.
Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan SLTP Negeri 6 Prabumulih
dan diselesaikan pada tahun 2005, dan pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikan
SMK Negeri 1 Prabumulih dan diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008 penulis mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional
(SNMPTN) yang kemudian diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sektor Unggulan
Dan Daya Dukungnya Terhadap Sktor Pertanian Di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2006-2010”.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E. M.Si sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Muhammad Husaini, S.E. M.EP sebagai Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak M.A. Irsan Dalimunthe, S.E sebagai pembimbing skripsi.
4. Bapak Yourni Atmaja, S.E. M.Si sebagai dosen penguji.
5. Ibu Arivina Ratih Yulihar, S.E. M.M sebagai dosen pembimbing akademik.
6. Keluargaku, Bapak, Ibu, Delly Septasari, Hazi Kurnia, Yopi Syahputra atas
semangat, doa, dan dukungan moril atau materil demi kelancaran kuliahku.
7. Bang Herman, Ibu Mar, Bu Suyatni, Mas Kuswara, Pakde Samiran, dan Pakde
Heriyanto yang telah membantu kelancaran proses skripsi saya.
8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan Angkatan 2008 teman-teman
seperjuangan Indra Ahmady, Angga, Ferly, Nanda, Nurkholis, Afri Tua,
Fredy, Edo, Indra, Icha, Iduy, Nasir, Tama, Eva, Ocy, Dioda, Ve, Puput, Adit,
Agil, Saut, Aldi, Dendy, Deny, Fiqih, Fahery, Andy, Dian, Davi dan temanteman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
9. Teman-teman bermain ku dan adik-adik EP’09, Guntur, Bayu, Ogy, Ical,
Gercad, Geral, Dede, Candra, Makro, Tony, Falda, Hayu, Resti, Andry, Zikri,
Oky, Johan, Yudi, Robin, Yon, Ari, teman-teman lainnya.
10. Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT menilai sebagai ibadah atas kebaikan semua. Dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Amin.
Bandar Lampung, April 2013
Penulis,
Apyudi Prawira
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota setiap daerah dituntut untuk mampu melakukan rentang
kendali dalam satu sistim pemerintahan yang birokratif dan daerah dituntut untuk
mampu mengelola seluruh potensi sumber daya yang ada dengan penuh tanggung
jawab.
Dasar pemerintah daerah dalam menjalankan kewenangan yang sangat luas dalam
mengatur dan mengelola dari berbagai urusan penyelenggaraan pemerintah untuk
kepentingan kesejahteraan masyarakat, ini didasarkan pada UU No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Untuk mempermudah pelaksanaan pemerintahan,
masalah pembiayaan dan keuangan daerah diatur dalam UU No. 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, dengan demikian
pemerintah daerah di seluruh Indonesia memiliki kewenangan yang seluasluasnya dalam pelaksanaan pemerintahan dan pengaturan keuangan daerah
masing-masing, dengan demikian pembangunan ekonomi di daerah diharapkan
menjadi lebih optimal dan mampu mengurangi disparitas yang terjadi antar
daerah.
Hasil pembangunan yang terukur dapat dijadikan indikator keberhasilan
pembangunan adalah dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan
2
ekonomi yang dicapai pada masing-masing daerah akan berbeda-beda sebagai
refleksi dari pembangunan ekonomi daerah, ini disebabkan karena perbedaan dari
sumber daya alam yang dimiliki dari masing-masing daerah, dengan demikian
pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan di daerah senantiasa selalu
mengoptimalkan bagaimana peranan sumber daya dalam menciptakan kenaikan
pendapatan yang terakumulasi pada sektor-sektor ekonomi, yang tercermin pada
besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun. Berhasil atau tidaknya
upaya menaikkan pertumbuhan ekonomi sangat tergantung dari kemampuan
daerah dalam memberdayakan sumber-sumber alam dan sumber daya manusia
yang ada di daerah.
Pelaksanaan pembangunan di daerah sangat berdimensi luas yang meliputi
berbagai bidang, salah satunya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi
daerah terkandung arti adanya usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita
masyarakat daerah atau PDRB yang dibarengi oleh perombakan dan modernisasi
yang memperhatikan aspek pemerataan (income equity) mekanismenya adalah
melalui proses di mana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya
yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan
sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
(Arsyad, 1999: 108).
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam
upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah beserta partisipasi
masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada
3
harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang
dan membangun perekonomian daerah (Arsyad, 1999: 109).
Sejalan dengan perkembangan waktu pelaksanaan pembangunan di Kabupaten
Lampung Timur yang telah dilaksanakan selalu berlandaskan pada potensi yang
ada yaitu pada sektor pertanian, sehingga tercapainya pertumbuhan ekonomi
sebesar 6,27 persen pada tahun 2009. Sedangkan potensi sumber daya alam yang
ada dapat dilihat melalui suatu kontribusi atau sumbangan dari masing-masing
sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks lebih jauh akan
memperhatikan bagaimana suatu sektor perekonomian mengalokasikan sumbersumber ekonomi di berbagai sektor. Kontribusi dari masing-masing sektor dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kontribusi PDRB Kabupaten Lampung Timur 2004 – 2010 Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)
No
1
Sektor-sektor
Pertanian
2004
45,27
2005
43,33
2006
42,28
2007
40,65
2008
39,88
2009
38,43
2010
37,97
2
Pertambangan
0,71
0,73
0,73
0,73
0,87
0,85
0,84
3
Industri Pengolahan
12,90
12,58
13,11
13,38
14,14
15,06
14,95
4
Listrik,Gas &Air
0,76
0,81
0,78
0,77
0,72
0,69
0,68
5
Bangunan
4,16
4,21
4,30
4,52
4,71
4,69
4,76
6
Perdagangan,Hotel
16,77
17,04
17,84
17,95
18,21
17,64
17,61
7
Pengangkutan,Kom
5,11
5,18
5,21
5,30
5,23
6,15
6,38
8
Keu,Persw&JS
5.06
7,08
6,90
7,52
7,29
7,53
7,52
9
Jasa-jasa
9,26
9,04
8,85
9,18
8,96
8,95
9,27
Jumlah
100
100
100
100
100
100
100
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka, 2011*
4
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa kondisi Perekonomian Kabupaten Lampung
Timur sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2010 perekonomian didominasi
oleh sektor pertanian diikuti oleh sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor
industri pengolahan dan sektor jasa-jasa. Keadaan ini dapat dilihat dari kontribusi
masing-masing sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Lampung Timur kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tahun terakhir
2010 sektor pertanian memberikan kontribusi 37,97 persen, sektor perdagangan,
hotel dan restoran 17,61 persen, sektor industri pengolahan 14,95 persen dan
sektor jasa-jasa 9,27 persen. Sejak tahun 2002 hingga tahun 2008 adalah
kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan nilai PDRB tertinggi, akan
tetapi kontribusi sektor pertanian hingga tahun 2008 terus menurun dan diikuti
dengan menigkatnya kontribusi sektor hotel dan restoran dan sektor industri
pengolahan, keadaan ini lazim terjadi pada negara-negara yang sedang
berkembang yaitu terjadinya perubahan struktur ekonomi (Transformation
Structural). (Kuznets dalam Sadono Sukirno: 76-77). Keadaan ini
menggambarkan bahwa meskipun sektor pertanian memberikan kontribusi
terbesar terhadap pembentu PDRB Kabupaten Lampung Timur akan tetapi
kontribusi dan peranannya semakin melemah dibandingkan perkembangan sektor
perdagangan hotel restoran dan sektor industri pengolahan yang terus
berkembang.
Kabupaten Lampung Timur memiliki beragam sumber daya alam yang dapat
dijadikan sebagai modal dasar dalam melaksanakan pembangunan dan diharapkan
dapat memberikan peran penting dalam memacu petumbuhan ekonomi daerah.
Dengan demikian seluruh upaya dalam pelaksanaan pembangunan diarahkan
5
untuk menggali seluruh potensi sumber daya yang ada melalui sektor-sektor
ekonomi sehingga kemudian dapat dimanfaatkan secara optimal dan mampu
menciptakan sektor unggulan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Lampung Timur.
Endowment faktor yang tersedia sebagai hadiah alam jika dikelola secara optimal
dalam pelaksanan pembangunan akan menderifasi timbulnya sektor unggulan di
Kabupaten Lampung Timur. Dengan demikian diharapkan mampu mendorong
kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di daerah tersebut serta
memberikan indikasi bagi perekonomian baik secara nasional maupun regional
terutama melalui produksi, ekspor, dan penciptaan lapangan pekerjaan sehingga
identifikasi sektor unggulan sangat penting terutama dalam rangka menentukan
prioritas dan perencanaan pembangunan ekonomi Kabupaten Lampung Timur.
Dengan diketahuinya sektor-sektor yang menjadi unggulan di Kabupaten
Lampung Timur maka dapat dengan mudah dijadikan pedoman untuk mengkaji
dan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi melalui penyusunan dan penetapan
skala prioritas yang akan dilakukan serta penentuan tindakan-tindakan yang dapat
diambil untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Teori basis ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis.
Kegiatan basis adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia
jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah dan bersifat exogenous yaitu tidak
tergantung pada kekuatan intern/permintaan lokal. Sedangkan kegiatan non basis
adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena itu permintaan sektor
ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat
6
sehingga sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa
berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan diatas,
satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi
pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Oleh karena itu analisis basis sangat
berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah
(Tarigan 2004:27).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) dan tidak memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih
kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan
ataukah tidak pada struktur ekonomi. Indikator ekonomi yang sangat diperlukan
untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah salah satu
diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan
indikator penting di suatu wilayah yang dapat mengindikasikan totalitas produksi
netto barang/jasa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
dan evaluasi pembangunan wilayah.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Timur tahun 2004 sampai tahun
2010 dapat dilihat dari perkembangan PDRB atas dasar harga kostan tahun 2000
menurut lapangan usaha. Pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Lampung
Timur dapat diliahat pada tabel 2.
7
Tabel 2. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010 (Juta Rupiah)
Tahun
PDRB Riil
Laju Pertumbuhan (persen)
2004
2.187.695
-
2005
2.299.743
5,12
2006
2.423.304
5,37
2007
2.539.597
4,80
2008
2.686.696
5,79
2009
2.855.121
6,27
2010
3.018.667
5,73
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 2011*
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan PDRB kabupaten
Lampung Timur disumbang oleh 9 (sembilan) sektor yaitu: Pertanian,
Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih,
Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi,
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta Jasa-jasa (BPS 2011).
Perkembangan produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Lampung
Timur mengalami peningkatan dari tahun 2004-2010 pada tahun 2010 laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur mencapai 5,73 persen menurut
harga konstan. Secara riil pertumbuhan tahun 2009 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2008 pertumbuhan
ekonomi hanya 5,79 persen.
8
B. Permasalahan
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur terus
meningkat dan secara perlahan-lahan dan pasti perkembangan laju pertumbuhan
dan perkembangangan ini telah menggeser peranan sektor pertanian yang
ditunjukkan oleh kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB terus menurun. Pada
sisi lain di Kabupaten Lampung Timur masih didapatkan peluang berkembangnya
sektor basis sebagai sektor unggulan yang mampu menggerakkan perekonomian
daerah. Meskipun sektor pertanian bukan lagi menjadi sektor unggulan, sektor ini
dibuktikan secara empiris akibat krisis ekonomi tumbuh positif dibandingkan
dengan sektor non pertanian yang mengalami kontraksi yang hebat tumbuh
negatif. (Amiruddin Syam dkk)
Hingga saat ini di Kabupaten Lampung Timur belum teridentifikasi sektor-sektor
unggulan dan belum dianalisis sektor unggulan ini mampu mendorong stabilitas
pertumbuhan ekonomi daerah. Yang menjadi permasalahan adalah “sektor-sektor
unggulan apa saja yang masih mampu mendukung pekembangan sektor
pertanian dalam memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten LampungTimur”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas,
maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Teridentifikasinya sektor-sektor unggulan di Kabupaten Lampung Timur.
2. Untuk mengetahui sektor unggulan yang memiliki prioritas tertinggi yang
mampu mendukung perkembangan sektor pertanian dalam memacu
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur.
9
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan:
1. Bagi pembuat kebijakan pembangunan ekonomi di Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengambil
keputusan untuk mempolarisasi “Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
di Kabupaten Lampung Timur dengan Prioritas Pengembangan Sektor
Unggulan yang Berbasis pada Pertumbuhan Sektor Pertanian”.
2. Bagi akademisi, dapat berguna sebagai refrensi dalam melakukan
penelitian lebih lanjut tentang pembangunan ekonomi dengan pendekatan
sektor-sektor unggulan di daerah.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam tulisan ini meliputi wilayah Kabupaten
Lampung Timur dan untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian ini akan
dianalisis data sekunder dari PDRB Kabupaten Lampung Timur, Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Lampung Timur, PDRB total Propinsi Lampung dengan
menggunakan Analisis “Location Quotion” (LQ) dan Analisis “Shift Share”
danTypology Klassen.
Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Basis Ekonomi
(Economics Base Theory) teori ini dikembangkan oleh Harry W. Richardson
(1973) yang menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan
jasa dari luar daerah (Arsyad 1999: 116). Teori inilah yang mendasari pemikiran
teknik Location Quotient (LQ) dan Teknik Shift Share.
10
Dasar pertimbangan Kabupaten Lampung Timur dipilih sebagai daerah penelitian
adalah selain Kabupaten Lampung Timur sebagai salah satu kabupaten hasil dari
pemekaran kabupaten induk yaitu Kabupaten Lampung Tengah, kabupaten ini
memiliki ciri spesifik sebagai daerah penghasil komoditas pertanian yang lambat
laun dengan perkembangan waktu telah mengalami pergeseran ke sektor lainnya
seperti perdagangan, hotel dan restoran serta industri pengolahan dan jasa-jasa,
sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur terus meningkat,
ada kecenderungan peningkatan pertumbuhan ekonomi ini karena ada komoditas
unggulan yang mampu memacu pergerakan ekonomi daerah.
Dengan pendekatan wilayah di Kabupaten Lampung Timur potensi ketersediaan
dan pemberdayaan sumber daya alamnya telah mampu meningkatkan
pertumbuhann ekonominya. Hanya saja belum teridentifikasi sektor unggulan
yang mana yang mampu menggerakkan perekonomian di Kabupaten Lampung
Timur. Pembangunan ekonomi dalam penelitian ini adalah pembangunan ekonomi
daerah sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita riil
penduduk suatu negara atau daerah meningkat yang disertai dengan perbaikan
kelembagaan (Arsyad 1999: 6). Berarti pembangunan ekonomi pada dasarnya
mengoptimalkan bagaimana peranan sumber daya dalam menciptakan kenaikan
pendapatan yang terakumulasi pada sektor-sektor ekonomi, yang tercermin pada
besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun. Tercapai tidaknya
kenaikan pendapatan atau pertumbuhan ekonomi sangat tergantung kemampuan
daerah dalam memberdayakan sumber-sumber alam dan manusia yang tersedia di
daerah.
11
Sektor unggulan dalam penelitianini adalah satu kelompok sektor yang dapat dan
mampu mendorong kegiatan ekonomi dan sekaligus mampu menciptakan
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lampung Timur terutama melalui
produksi, ekspor dan sekaligus mampu menciptakan lapangan pekerjaaan, dengan
demikian sektor unggulan akan terasa sangat penting khususnya bagi pengambil
keputusan dalam menentukan arah kebijakan pembangunan daerah di masa-masa
yang akan datang.
Sektor unggulan diperioritaskan untuk diketahui karena sektor unggulan dapat
dipastikan memiliki peluang dan memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk
tumbuh lebih cepat jika dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, dan ini
disebabkan bagi sektor unggulan terdapat faktor pendukung seperti tersedianya
akumulasi modal untuk mendorong investasi pembangunan, terserapnya
pertumbuhan tenaga kerja dan diikuti dengan perkembangan teknologi yang cepat
(Technical Progress).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Konsep pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi dua konsep yang
sering digunakan dalam membahas Ekonomi Pembangunan dan pada dasarnya
tidak lepas dari kaidah-kaidah ilmu ekonomi pembangunan baik secara mikro
maupun makro. Pembahasan ilmu ekonomi (economics) selalu berkaitan terutama
dengan efisiensi dan alokasi sumber-sumber produktif yang langka (scarcity) dan
dengan pertumbuhan yang optimal dari sumber-sumber itu untuk menghasilkan
barang dan jasa yang lebih besar, sedangkan ekonomi pembangunan mempunyai
ruang lingkup (scope) yang lebih luas dan komplek.
Ekonomi pembangunan sebagai ilmu, selain berkaitan dengan alokasi sumbersumber produktif yang langka dengan efisiensi dan sekaligus dengan
pertumbuhannya, ekonomi pembangunan banyak bersangkut paut dengan
formulasi kebijakan pemerintah baik ekonomi maupun non-ekonomi yang di
antaranya dengan melibatkan variabel-variabel ekonomi makro secara langsung
seperti income, investasi, kesempatan kerja (employment) dan gabungan faktorfaktor non-ekonomi yang sama-sama relevan seperti alokasi sumber daya alam
yang efisien, perbaikan institusional, usaha-usaha perbaikan diri, nilai-nilai, sikapsikap ekonomi dan politik baik dilakukan pemerintah maupun swasta untuk
mempercepat dan memperbesar skala tingkat hidup.
13
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Pembangunan ekonomi lebih menitik beratkan pada upaya-upaya
meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat atas GDP (Gross Domestic
Product) yang disertai dengan perombakan dan modernisasi dari sektor-sektor
ekonomi serta memperhatikan aspek pemerataan pendapatan (income equity)
sedangkan Pertumbuhan ekonomi lebih kepada upaya kenaikan GDP dan tidak
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan
penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan dalam struktur
ekonominya atau tidak.
Meskipun tidak semua teori atau model dapat digunakan, namun perbincangan
mengenai peranan faktor pengeluaran termasuk buruh, tanah, modal dan
pengusaha boleh menjelaskan sebab-sebab berlakunya ketiadaan pembangunan
dalam sebuah negara. Pada awalnya, pendapatan perkapita menjadi pengukur
utama bagi pembangunan suatu daerah jika pendapatan perkapita menunjukkan
kecenderungan jangka panjang yang menaik. Namun demikian, tidaklah berarti
bahwa pendapatan perkapita akan mengalami kenaikkan terus-menerus. Adanya
resesi ekonomi, kekacauan politik dan penurunan ekspor dapat mengakibatkan
suatu perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika
keadaan demikian hanya bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata
meningkat dari tahun ke tahun maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan
mengalami pembangunan ekonomi.
1. Teori Pembangunan Ekonomi
Pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita riil
penduduk suatu negara atau daerah dalam jangka panjang yang disertai oleh
14
perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad 1999: 6). Berdasarkan atas definisi ini
dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu
proses dimana saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya pembangunan ekonomi tersebut sehingga dapat
diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama. Dengan cara tersebut bisa diketahui
beberapa peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan kegiatan
ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ke
tahap pembangunan berikutnya.
Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam beberapa pengertian sebagai berikut:
a) Menurut Schumpeter pembangunan ekonomi adalah perubahan yang spontan
dan terputus-putus (discontinuous) pada saluran-saluran arus sirkuler yaitu
merupakan gangguan terhadap keseimbangan yang selalu mengubah dan
mengganti keadaan keseimbangan yang ada sebelumnya (Jhingan 2000: 125).
b) Menurut Irawan dan Suparmoko (1999: 5) pembangunan ekonomi adalah
usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali
diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.
c) Sadono Sukirno (1985: 13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai
suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung
pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang
terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi
mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan
perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang.
15
d) Menurut Sumitro Djojohadikusumo (Sanusi 2004: 8) pembangunan ekonomi
adalah suatu proses tranformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh
perubahan struktural yaitu perubahan pada landasan ekonomi maupun pada
kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
e) Todaro (Irawan dan Suparmoko 1999: 5) mengartikan pembangunan ekonomi
sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup perubahan struktur,
sikap hidup dan kelembagaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi,
pengurangan ketidakmerataan distribusi pendapatan dan pemberantasan
kemiskinan.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi terusmenerus yang bersifat dinamis. Apapun yang dilakukan, hakikat dari sifat dan
proses pembangunan itu mencerminkan adanya terobosan yang baru, jadi bukan
merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan ekonomi berkaitan
dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu
pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional
merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam
suatu perekonomian di dalam masa satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional
dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan untuk mengetahui
laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat kesejahteraan
masyarakat suatu daerah.
Todaro dalam (Arsyad 1999: 5) juga mengatakan bahwa keberhasilan suatu
pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh 3 (tiga) nilai pokok. Nilai pokok
tersebut meliputi: 1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi
16
kebutuhan pokoknya (basic needs); 2) meningkatnya rasa harga diri (self-esteem)
masyarakat sebagai manusia; dan 3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
memilih (freedom from servitude) yang merupakan salah satu dari hak asasi
manusia.
Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu
ditandai oleh perubahan struktural. Perubahan tersebut terjadi pada landasan
kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang
bersangkutan.
Perubahan peranan sektor ekonomi dalam pembentukan pendapatan nasional
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain : (1) adanya hukum
Engels (Law of Engels tentang Elasticity of Income) yang menyatakan semakin
tinggi pendapatan karena dilakukan pembangunan terus menerus akan
meningkatkan konsumsi terhadap barang-barang industri dan konsumsi terhadap
barang pertanian relatif tetap; (2) adanya perubahan struktur produksi industri
yang bersifat compulsory dan inducive secara terus menerus; (3) adanya
comparative advantage pada produk-produk sektor pertanian bagi negara-negara
berkembang, sedangkan negara-negara yang sudah maju memiliki competitive
advantage pada produk-produk sektor industri (Mahyudi, 2004).
2. Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakatnya mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
17
suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad 1999: 108).
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional.
Pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
memperluas kesempatan kerja dan meratakan hasil-hasil pembangunan tersebut
kepada seluruh lapisan masyarakat. Berhasil tidaknya pembangunan nasional
tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah daerah dalam melakukan
pembangunan daerah. Sehingga pembangunan daerah memberikan kontribusi
yang besar dalam keberhasilan pembangunan nasional.
Dalam penelitian ini pembangunan ekonomi daerah merupakan fungsi dari potensi
sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal,
prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi
industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan
pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan
daerah dan lingkungan pembangunan secara luas.
Keberhasilan pembangunan daerah salah satunya ditentukan oleh adanya
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi wilayah
adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di
wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi.
Jadi pendapatan wilayah menggambarkan perekonomian pada suatu daerah
dengan menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi
pada daerah tersebut (Tarigan, 2005).
18
3. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah merupakan perencanaan untuk
memperbaiki penggunaan sumberdaya publik yang tersedia di daerah tersebut dan
untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya
swasta secara bertanggung jawab. Pembangunan ekonomi yang efisien
membutuhkan secara seimbang perencanaan yang teliti mengenai penggunaan
sumber data publik dan sektor swasta, petani, pengusaha kecil, koperasi,
pengusaha besar dan organisasi-organisasi sosial harus mempunyai peran dalam
proses perencanaan. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu
daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi (economic entity)
yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain.
(Arsyad 1999: 104)
Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan ekonomi daerah antara lain:
1. Usaha untuk mencerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan
sosial ekonomi yang mantap (steady social economic growth). Hal ini
dicerminkan dalam usaha pertumbuhan yang positif.
2. Usaha perluasan kesempatan kerja
3. Usaha yang mencerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan
perkapita.
4. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi, hal ini sering disebut
usaha diversifikasi ekonomi
5. Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.
6. Usaha untuk pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih
menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan
19
7. Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.
Dari sudut pandang ekonomi, ada beberapa alasan perlunya perencanaan
pembangunan ekonomi (Arsyad 1999: 23). Beberapa alasan tersebut meliputi:
1) alokasi sumberdaya-sumberdaya pembangunan yang terbatas bisa lebih efisien
dan efektif sehingga dapat dihindari adanya pemborosan-pemborosan: 2)
perkembangan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi mantap berkesinambungan;
3) stabilitas ekonomi tercapai dalam menghadapi siklus konjungtur.
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Boediono dalam Tarigan (2004: 44) dapat
didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang. Jadi, persentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari
persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka
panjang bahwa perekonomian akan terus berlanjut. Ekonomi dikatakan tumbuh
atau berkembang apabila terjadi pertumbuhan output riil perkapita.
Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2000: 4), ada perbedaan dalam
istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan
ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan
stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang
ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka
panjang se
THE SUPERIOR SECTORS AND THEIR SUPPORT CAPACITY FOR
AGRICULTURAL SECTOR IN THE
EAST LAMPUNG DISTRICT
2004 – 2010
By
Apyudi Prawira
During this economic development held in East Lampung district the integrated
system planning is implemented. The economic development and planning of
economic development that has encouraged the creation of economic growth in
this district from 2004 to 2010 averaged 5.51 percent, the rate of economic growth
is impacting toward economic sectors to GDP, followed by structural changes in
the economy especially in the agricultural sector that continues to decline in 2004
and 45.27 percent contribution, in addition in 2010 decreased to 37.49 percent.
The problem in this study is "what sectors are still able to support the
development of the agricultural sector in spurring economic growth in East
Lampung district”.
The aims of this study are to identify the sectors that become the superior sector in
East Lampung district and to know the superior sectors that have the highest
priority to support the development of agricultural sector in spurring economic
growth in the East Lampung district.
The data used in this study are data Gross Domestic Product (GDP) of East
Lampung district and Lampung Province from 2004 until 2010. The data are
obtained from secondary survey which is available on the related agencies. In this
thesis used the economic base model is reflected in the analysis of Location
Quotient (LQ) and Shift Share analysis that is useful to know the superior sectors
in North Lampung district and also equipped with Typulugy Klassen analysis or
Sectoral typology to determine the superior sector to developed.
From the results of the study period 2004 – 2010 obtained using analytical tools
Location Quotient (LQ), Shift Share analysis and Klassen Sectoral Typology, it
can be identified that there are three (3) superior sectors (base) that can be
developed in order to promote economic growth in the East Lampung district.
They are manufacturing, trade, hotels and restaurants sector and Services sectors
with LQ values during the period study (2002-2007) more than one (LQ> 1), the
value of Shift Share is Differential Shift (Dr) which has positive value and
included into the typology I category (advanced sectors and growing rapidly),
which means "special" to develop. The development of these three sectors is
expected to increase the acquisition Gross Domestic Product (GDP) of East
Lampung district so that can increase the rate of economic growth and make those
three sectors as a priority so that the acceleration of economic growth in the East
Lampung district can be reached.
In addition, from the results of the research showed that the manufacturing sector
is able to support the agricultural sector and become the highest priority sector,
because of the results obtained LQ = 1.04 and shift differential components (Dr) =
Rp.76.911.870.000, 00 or the manufacturing sector in this district grow faster than
Lampung province growth rate and its Dr value is the highest compared to other
sectors. The manufacturing sector is able to overcome the slump of the
agricultural sector contribution toward Gross Domestic Product (GDP).
Keyword: The Superior Sectors
ABSTRAK
SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA DUKUNGNYA
TERHADAP SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR
2004 - 2010
Oleh
Apyudi Prawira
Selama ini pembangunan ekonomi yang dilaksanakan di Kabupaten Lampung
Timur dilaksanakan dengan sistim perencanaan yang terpadu dan terintegrasi.
Pembangunan ekonomi dan perencanaan pembangunan ekonomi itu telah
mendorong terciptanya tingkat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten ini sejak
tahun 2004 hingga tahun 2010 rata-rata mencapai 5,51 persen, laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi ini berdampak pada kontribusi sektor-sektor ekonomi
terhadap PDRB, yang diikuti dengan terjadinya perubahan struktur ekonomi
khususnya pada sektor pertanian yang terus menurun, pada tahun 2004 dan
sumbangannya 45,27 persen, selain itu pada tahun 2010 menurun menjadi 37,49
persen. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sektor-sektor apa
saja yang masih mampu mendukung perkembangan sektor pertanian dalam
memacu pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang menjadi sektor
unggulan di Kabupaten Lampung Timur dan untuk mengetahui sektor-sektor
unggulan yang memiliki prioritas tertinggi yang mampu mendukung
perkembangan sektor pertanian dalam memacu pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten LampungTimur.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lampung Timur dan Propinsi Lampung tahun
2004 hingga tahun 2010. Data tersebut diperoleh dari survei sekunder, yaitu
dengan memanfaatkan data yang telah tersedia pada instansi terkait. Dalam skripsi
ini digunakan model basis ekonomi yang tercermin pada analisis Location
Quotient (LQ) dan analisis Shift Share yang berguna untuk mengetahui sektorsektor unggulan di Kabupaten Lampung Timur serta dilengkapi dengan analisis
Typology Klassen atau Tipologi Sektoral untuk mengetahui sektor unggulan yang
dapat dikembangkan.
Dari hasil penelitian periode 2004 – 2010 diperoleh hasil dengan menggunakan
alat analisis Location Quotient (LQ), analisis Shift Share dan Tipologi Sektoral
Klassen, dapat teridentifikasi ada 3 (tiga) sektor unggulan (basis) yang dapat
dikembangkan dalam rangka meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Lampung Timur yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan
hotel dan restoran serta sektor Jasa-jasa dengan nilai indeks LQ selama periode
penelitian (2002-2007) lebih dari satu (LQ > 1), nilai Shift Share yaitu Differential
Shift (Dr) yang memiliki nilai positif dan termasuk kedalam kategori Tipologi I
(sektor maju dan tumbuh dengan pesat) yang berarti “istimewa” untuk
dikembangkan. Pengembangan ketiga sektor ini diharapkan akan dapat
meningkatkan perolehan PDRB Kabupaten Lampung Timur sehingga dapat
meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya dan menjadikan ketiga sektor
tersebut sebagai prioritas pembangunan agar terjadi akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi di Kabupaten Lampung Timur.
Selain itu dari hasil penelitian diperoleh bahwa untuk sektor industri pengolahan
mampu mendukung keterpurukan sektor pertanian dan menjadi sektor prioritas
tertinggi, karena diperoleh hasil LQ = 1,04 dan komponen differential shift (Dr) =
Rp.76.911.870.000,00 atau sektor industri pengolah di kabupaten ini tumbuh lebih
cepat karena dorongan internalnya dibanding tingkat pertumbuhan provinsi dan
nilai Dr nya tertinggi dibanding sektor lainnya. Sektor Pengolahan mampu
mengatasi keterpurukan dari kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB.
Kata Kunci : Sektor Unggulan
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
Jl.Soemantri Brojonegoro No.1
Gedongmeneng Bandar Lampung
SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA DUKUNGNYA
TERHADAP SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR
2004 - 2010
(Skripsi)
Oleh:
Nama
NPM
Jurusan
Konsentrasi
Pembimbing
: Apyudi Prawira
: 0851021006
: Ekonomi Pembangunan
: Ekonomi Perencanaan
: M.A Irsan Dalimunthe, S.E
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA DUKUNGNYATERHADAP SEKTOR
PERTANIAN DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2004 - 2010
Oleh
APYUDI PRAWIRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKLTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013
Judul Skripsi
: SEKTOR UNGGULAN DAN DAYA
DUKUNGNYA TERHADAP SEKTOR
PERTANIAN DI KABUPATEN LAMPUNG
TIMUR TAHUN 2004 - 2010
Nama Mahasiswa
: APYUDI PRAWIRA
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0851021006
Jurusan
: Ekonomi Pembangunan
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
MENYETUJUI
1. Dosen Pembimbing I
MA. IrsanDalimunthe, S.E.
NIP. 195212011983031003
2. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Muhammad Husaini, S.E., M.Si.
NIP. 196012201989031004
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua
: MA. IrsanDalimunthe, S.E
.......................
Penguji Utama
: Yourni Atmadja, S.E., M.Si.
.......................
2. Dekan Fakultas Ekonomi
Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.
NIP. 196109041987031011
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 10 April 2013
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM
“Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah
ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya
orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar
maka saya sanggup menerima hukuman/sanksi sesuai peraturan yang berlaku”.
Bandar Lampung, 10 April 2013
Penulis
APYUDI PRAWIRA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Bagan Kerangka Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten LampungTimur ......
40
2. Grafik Klasifikasi Tipologi Klassen Pada Kabupaten LampungTimur
2002-2008 ………………………………………………………………... 62
3. Grafik Perkembangan LQ Sektor Industri Pengolahan ................................ 69
4. Grafik Perkembangan LQ sektor Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.. 78
5. Grafik Perkembangan LQ Sektor Jasa-jasa ................................................... 83
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ iii
I.
II.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................
B. Permasalahan ........................................................................................
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................
D. Kegunaan Penelitian .............................................................................
E. Ruang Lingkup ......................................................................................
1
8
8
9
9
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 12
1. Teori Pembangunan Ekonomi........................................................... 13
2. Pembangunan Ekonomi Daerah ....................................................... 16
3. Perencanaan Pembangunan Daerah .................................................. 18
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi ........................................................... 19
5. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat ........................................................ 24
6. Teori Basis Richardason .................................................................. 25
7. Model Pertumbuhan Interegional ..................................................... 28
8. Pembangunan Daerah……………………………………………….29
9. Produk Dimestik Regional Bruto…………………………………...31
B. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 35
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 38
III. METODE PENELITIAN
A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional ............................................... 42
B. Data dan Sumber Data ........................................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 44
D. Metode Analisis Data ............................................................................ 45
1. Location Quotient (LQ) ................................................................... 45
2. Analisis Shift Share ......................................................................... 47
3. Analisis Tipologi Kalssen ............................................................... 50
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Sektor-sektor Unggulan dan Tidak Unggulan (Sektor
Basis dan Nonbasis) ............................................................................... 52
1. Analisis Location Quotien (LQ) ...................................................... 52
2. Analisis Shift Share ......................................................................... 55
3. Analisis Tipologi Klassen ............................................................... 61
B. Analisis Per Sektor Kabupaten Lampung Timur .................................. 65
1. Sektor Pertanian .............................................................................. 66
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian ............................................. 67
3. Sektor Industri Pengolahan ............................................................. 68
4. Sektor Listrik, Gas & Air Bersih .................................................... 74
5. Sektor Bangunan ............................................................................. 76
6. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran .......................................... 77
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi………………………….... 79
8. Sektor Keuangan, Persewaan & JS. PRSH …………………….… 81
9. Sektor Jasa-jasa …………………………………………………... 82
C. Implikasi Hasil Perhitungan ……………………………………….…. 84
V.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ……………………………………………………….…….. 91
B. Saran …………………………………………………………….…......92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah. BPFE. Yogyakarta.
Arif, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta UI Press.
Austin. J.E. 1981. Agroindustrial Project Analysis. Jhon Hopkins University
Prss. London.
Baldwin, Robert E. 1986. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi di Negaranegara Berkembang. PT Bina Aksara. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2011. PDRB Kabupaten LampungTimur.
Badan Pusat Statik Propinsi Lampung 2011. Lampung Dalam Angka.
Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Dasar
Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. PT Pustaka
LP3ES Indonesia. Jakarta.
Ghalib, Rusli. 2005. Ekonomi Regional. Pustaka Ramadhan. Bandung.
Gujarati, Damodar. 2006 Basic Economotrics. Fourth Edition. New York : Mc
Graw-Hill
Irawan dan Suparmoko. 1999. Ekonomika Pembangunan. BPFE. Yogyakarta.
I B Wirawan, Sukidin, Basrowi. 2001. Perencanaan dan Strategi Pembangunan.
Jember University Press. Jember.
Jhingan, M.L. 2000. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. PT Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Kaloko, Naik Syahputra 2003. Strategi Pengembangan Komoditi Unggulan
Agribisnis Berbasis Perkebunan di Kabupaten Dairi Sumatra Utara. Tesis
S 2 MB IPB Bogor Unpublished.
Lipsey, Courant, Purvis, Steiner. 1997. Pengantar Makro Ekonomi Jilid Dua.
Binarupa Aksara Jakarta.
Maddala, GS. 1993. The Econometricsnof Pannel Data. Volume 1. New York :
Edward Elger Publishing Limited.
Mankkiw, N. Gregory.2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi keempat.
Diterjemahkan oleh Imam Nurmawan. Penerbit Erlangga Jakarta.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor Selatan.
Rosyidi, Suherman. 2006. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro (Edisi Revisi). PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Saerofie, Mujib. 2005. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Pengembangan Sektor
Potensial di Kabupaten Semarang (Pendekatan Model Basis Ekonomi dan
SWOT). Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Saragih, Bungaran. 2006. Pembangunan Agroindustri sebagai Strategi
Industrialisasi. Makalah dalam Prosiding Kongres ISSEI XVI di Manado
18 – 20 Juni 2006.
Sanusi, Bachrawi. 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan. PT Rineka Cipta.
Jakarta.
Simatupang, P, Nizwar Syafaat, Kharisma MN, Amiruddin Syam, Syaktyanu. K.
Dermorejo dan Budi Santono. 2000. Kelayakan Pertanian Sebagai Sektor
Andalan Pembangunan Ekonomi Nasional, etal, 2000. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Bogor (BPPP Deptan RI.
Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan. LP FEUI. Jakarta.
Tarigan, Drs Robinson. 2004. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. PT Bumi
Aksara. Jakarta.
Todaro, Michael P. 1999. Economics Development in the Third World, The
Longman Inc New York.
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga.
Jakarta.
Tulus Tambunan, 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia, Beberapa
Isu Penting. Ghalia Indonesia Jakarta.
Universitas Lampung. 2005. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
http://www.google.com. Nuhfil Hananai. Teori Tertumbuhan Ekonomi.pdf.
http://www.google.com. Tito Hutabarat. Teori Pertumbuhan Ekonomi.pdf.
DAFTAR TABEL
Tabel
1.
Halaman
Kontribusi PDRB Kabupaten Lampung Timur Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen) .....................................
3
2.
Perkembangan PDRB Kabupaten Lampung Timur Atas Dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010 (juta Rupiah)........... 7
3.
Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient (LQ) di Kabupaten Lampung
Timur Tahun 2004-2010 ............................................................................. 53
4.
Indeks Pertumbuhan dan Indeks LQ rata-rata Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2004-2010 ....................................................................................... 56
5.
Komponen Pertumbuhan Kabupaten Lampung Timur Tahun 2004-2010
(Juta Rupiah) .................................................................................................. 57
6.
Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Sektoral Kabupaten Lampung Timur
dengan Propinsi Lampung Tahun 2005-2010 ........................................... 61
7.
Makna Tipologi Sektor Ekonomi .............................................................. 65
8.
Analisis Sektor Pertanian di Kabupaten Lampung Timur 2004-2010 ....... 66
9.
Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian di Kabupaten Lampung
Timur (2004-2010) ................................................................................... 67
10. Analisis Sektor Industri Pengolahan di Kabupaten Lampung Timur
(2004-2010) .............................................................................................. 69
11. Jumlah industri pengolahan bahan baku dari hasil pertanian di
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2010 ................................................
72
12. Persentase bahan baku Industri Pengolahan dari Tanaman Perkebunan
di Kab. Lampung Timur tahun 2010 (%) ................................................ 73
13. Industri logam mesin dan aneka di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2010 .............................................................................................. 74
14. Analisis Sektor Listrik, Gas & Air bersih di Kabupaten Lampung Timur
(2005-2010) ............................................................................................ 75
15. Analisis Sektor Bangunan di Kabupaten Lampung Timur 2005-2010 ... 76
16. Analisis Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran di Kabupaten Lampung
Timur 2005-2010 ..................................................................................... 77
17. Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi di Kabupaten Lampung
Timur 2005-2010 ...................................................................................... 80
18. Analisis Sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan di Kabupaten
Lampung Timur 2005-2010 ....................................................................
81
19. Analisis Sektor Jasa-jasa di Kabupaten Lampung Timur 2005-2010 .....
82
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Alai, 25 Agustus 1989, sebagai anak pertama dari
tiga bersaudara, dari bapak Suryadi dan Ibu Yunarni.
Penulis memulai pendidikannya Sekolah Dasar Negeri 1 Alai Kec.
Lembak Kab. Muara Enim dan diselesaikan pada tahun 2002.
Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan SLTP Negeri 6 Prabumulih
dan diselesaikan pada tahun 2005, dan pada tahun yang sama penulis meneruskan pendidikan
SMK Negeri 1 Prabumulih dan diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008 penulis mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional
(SNMPTN) yang kemudian diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sektor Unggulan
Dan Daya Dukungnya Terhadap Sktor Pertanian Di Kabupaten Lampung Timur
Tahun 2006-2010”.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E. M.Si sebagai Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Bapak Muhammad Husaini, S.E. M.EP sebagai Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak M.A. Irsan Dalimunthe, S.E sebagai pembimbing skripsi.
4. Bapak Yourni Atmaja, S.E. M.Si sebagai dosen penguji.
5. Ibu Arivina Ratih Yulihar, S.E. M.M sebagai dosen pembimbing akademik.
6. Keluargaku, Bapak, Ibu, Delly Septasari, Hazi Kurnia, Yopi Syahputra atas
semangat, doa, dan dukungan moril atau materil demi kelancaran kuliahku.
7. Bang Herman, Ibu Mar, Bu Suyatni, Mas Kuswara, Pakde Samiran, dan Pakde
Heriyanto yang telah membantu kelancaran proses skripsi saya.
8. Teman-teman Ekonomi Pembangunan Angkatan 2008 teman-teman
seperjuangan Indra Ahmady, Angga, Ferly, Nanda, Nurkholis, Afri Tua,
Fredy, Edo, Indra, Icha, Iduy, Nasir, Tama, Eva, Ocy, Dioda, Ve, Puput, Adit,
Agil, Saut, Aldi, Dendy, Deny, Fiqih, Fahery, Andy, Dian, Davi dan temanteman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
9. Teman-teman bermain ku dan adik-adik EP’09, Guntur, Bayu, Ogy, Ical,
Gercad, Geral, Dede, Candra, Makro, Tony, Falda, Hayu, Resti, Andry, Zikri,
Oky, Johan, Yudi, Robin, Yon, Ari, teman-teman lainnya.
10. Semua orang yang selalu memberikan doa dan dukungan yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT menilai sebagai ibadah atas kebaikan semua. Dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca. Amin.
Bandar Lampung, April 2013
Penulis,
Apyudi Prawira
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota setiap daerah dituntut untuk mampu melakukan rentang
kendali dalam satu sistim pemerintahan yang birokratif dan daerah dituntut untuk
mampu mengelola seluruh potensi sumber daya yang ada dengan penuh tanggung
jawab.
Dasar pemerintah daerah dalam menjalankan kewenangan yang sangat luas dalam
mengatur dan mengelola dari berbagai urusan penyelenggaraan pemerintah untuk
kepentingan kesejahteraan masyarakat, ini didasarkan pada UU No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah. Untuk mempermudah pelaksanaan pemerintahan,
masalah pembiayaan dan keuangan daerah diatur dalam UU No. 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, dengan demikian
pemerintah daerah di seluruh Indonesia memiliki kewenangan yang seluasluasnya dalam pelaksanaan pemerintahan dan pengaturan keuangan daerah
masing-masing, dengan demikian pembangunan ekonomi di daerah diharapkan
menjadi lebih optimal dan mampu mengurangi disparitas yang terjadi antar
daerah.
Hasil pembangunan yang terukur dapat dijadikan indikator keberhasilan
pembangunan adalah dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan
2
ekonomi yang dicapai pada masing-masing daerah akan berbeda-beda sebagai
refleksi dari pembangunan ekonomi daerah, ini disebabkan karena perbedaan dari
sumber daya alam yang dimiliki dari masing-masing daerah, dengan demikian
pelaksanaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan di daerah senantiasa selalu
mengoptimalkan bagaimana peranan sumber daya dalam menciptakan kenaikan
pendapatan yang terakumulasi pada sektor-sektor ekonomi, yang tercermin pada
besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun. Berhasil atau tidaknya
upaya menaikkan pertumbuhan ekonomi sangat tergantung dari kemampuan
daerah dalam memberdayakan sumber-sumber alam dan sumber daya manusia
yang ada di daerah.
Pelaksanaan pembangunan di daerah sangat berdimensi luas yang meliputi
berbagai bidang, salah satunya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi
daerah terkandung arti adanya usaha untuk meningkatkan pendapatan per kapita
masyarakat daerah atau PDRB yang dibarengi oleh perombakan dan modernisasi
yang memperhatikan aspek pemerataan (income equity) mekanismenya adalah
melalui proses di mana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya
yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan
sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
(Arsyad, 1999: 108).
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk
meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam
upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah beserta partisipasi
masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada
3
harus mampu menaksir potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang
dan membangun perekonomian daerah (Arsyad, 1999: 109).
Sejalan dengan perkembangan waktu pelaksanaan pembangunan di Kabupaten
Lampung Timur yang telah dilaksanakan selalu berlandaskan pada potensi yang
ada yaitu pada sektor pertanian, sehingga tercapainya pertumbuhan ekonomi
sebesar 6,27 persen pada tahun 2009. Sedangkan potensi sumber daya alam yang
ada dapat dilihat melalui suatu kontribusi atau sumbangan dari masing-masing
sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks lebih jauh akan
memperhatikan bagaimana suatu sektor perekonomian mengalokasikan sumbersumber ekonomi di berbagai sektor. Kontribusi dari masing-masing sektor dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kontribusi PDRB Kabupaten Lampung Timur 2004 – 2010 Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)
No
1
Sektor-sektor
Pertanian
2004
45,27
2005
43,33
2006
42,28
2007
40,65
2008
39,88
2009
38,43
2010
37,97
2
Pertambangan
0,71
0,73
0,73
0,73
0,87
0,85
0,84
3
Industri Pengolahan
12,90
12,58
13,11
13,38
14,14
15,06
14,95
4
Listrik,Gas &Air
0,76
0,81
0,78
0,77
0,72
0,69
0,68
5
Bangunan
4,16
4,21
4,30
4,52
4,71
4,69
4,76
6
Perdagangan,Hotel
16,77
17,04
17,84
17,95
18,21
17,64
17,61
7
Pengangkutan,Kom
5,11
5,18
5,21
5,30
5,23
6,15
6,38
8
Keu,Persw&JS
5.06
7,08
6,90
7,52
7,29
7,53
7,52
9
Jasa-jasa
9,26
9,04
8,85
9,18
8,96
8,95
9,27
Jumlah
100
100
100
100
100
100
100
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka, 2011*
4
Berdasarkan Tabel 1, terlihat bahwa kondisi Perekonomian Kabupaten Lampung
Timur sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2010 perekonomian didominasi
oleh sektor pertanian diikuti oleh sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor
industri pengolahan dan sektor jasa-jasa. Keadaan ini dapat dilihat dari kontribusi
masing-masing sektor tersebut terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Lampung Timur kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tahun terakhir
2010 sektor pertanian memberikan kontribusi 37,97 persen, sektor perdagangan,
hotel dan restoran 17,61 persen, sektor industri pengolahan 14,95 persen dan
sektor jasa-jasa 9,27 persen. Sejak tahun 2002 hingga tahun 2008 adalah
kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan nilai PDRB tertinggi, akan
tetapi kontribusi sektor pertanian hingga tahun 2008 terus menurun dan diikuti
dengan menigkatnya kontribusi sektor hotel dan restoran dan sektor industri
pengolahan, keadaan ini lazim terjadi pada negara-negara yang sedang
berkembang yaitu terjadinya perubahan struktur ekonomi (Transformation
Structural). (Kuznets dalam Sadono Sukirno: 76-77). Keadaan ini
menggambarkan bahwa meskipun sektor pertanian memberikan kontribusi
terbesar terhadap pembentu PDRB Kabupaten Lampung Timur akan tetapi
kontribusi dan peranannya semakin melemah dibandingkan perkembangan sektor
perdagangan hotel restoran dan sektor industri pengolahan yang terus
berkembang.
Kabupaten Lampung Timur memiliki beragam sumber daya alam yang dapat
dijadikan sebagai modal dasar dalam melaksanakan pembangunan dan diharapkan
dapat memberikan peran penting dalam memacu petumbuhan ekonomi daerah.
Dengan demikian seluruh upaya dalam pelaksanaan pembangunan diarahkan
5
untuk menggali seluruh potensi sumber daya yang ada melalui sektor-sektor
ekonomi sehingga kemudian dapat dimanfaatkan secara optimal dan mampu
menciptakan sektor unggulan yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Lampung Timur.
Endowment faktor yang tersedia sebagai hadiah alam jika dikelola secara optimal
dalam pelaksanan pembangunan akan menderifasi timbulnya sektor unggulan di
Kabupaten Lampung Timur. Dengan demikian diharapkan mampu mendorong
kegiatan ekonomi dan menciptakan kesejahteraan di daerah tersebut serta
memberikan indikasi bagi perekonomian baik secara nasional maupun regional
terutama melalui produksi, ekspor, dan penciptaan lapangan pekerjaan sehingga
identifikasi sektor unggulan sangat penting terutama dalam rangka menentukan
prioritas dan perencanaan pembangunan ekonomi Kabupaten Lampung Timur.
Dengan diketahuinya sektor-sektor yang menjadi unggulan di Kabupaten
Lampung Timur maka dapat dengan mudah dijadikan pedoman untuk mengkaji
dan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi melalui penyusunan dan penetapan
skala prioritas yang akan dilakukan serta penentuan tindakan-tindakan yang dapat
diambil untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Teori basis ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis.
Kegiatan basis adalah semua kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia
jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah dan bersifat exogenous yaitu tidak
tergantung pada kekuatan intern/permintaan lokal. Sedangkan kegiatan non basis
adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena itu permintaan sektor
ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat
6
sehingga sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa
berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan diatas,
satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi
pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Oleh karena itu analisis basis sangat
berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah
(Tarigan 2004:27).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) dan tidak memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih
kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan
ataukah tidak pada struktur ekonomi. Indikator ekonomi yang sangat diperlukan
untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah salah satu
diantaranya adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan
indikator penting di suatu wilayah yang dapat mengindikasikan totalitas produksi
netto barang/jasa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar perencanaan
dan evaluasi pembangunan wilayah.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lampung Timur tahun 2004 sampai tahun
2010 dapat dilihat dari perkembangan PDRB atas dasar harga kostan tahun 2000
menurut lapangan usaha. Pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Lampung
Timur dapat diliahat pada tabel 2.
7
Tabel 2. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lampung Timur Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010 (Juta Rupiah)
Tahun
PDRB Riil
Laju Pertumbuhan (persen)
2004
2.187.695
-
2005
2.299.743
5,12
2006
2.423.304
5,37
2007
2.539.597
4,80
2008
2.686.696
5,79
2009
2.855.121
6,27
2010
3.018.667
5,73
Sumber: Lampung Timur Dalam Angka 2011*
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan PDRB kabupaten
Lampung Timur disumbang oleh 9 (sembilan) sektor yaitu: Pertanian,
Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih,
Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi,
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta Jasa-jasa (BPS 2011).
Perkembangan produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Lampung
Timur mengalami peningkatan dari tahun 2004-2010 pada tahun 2010 laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur mencapai 5,73 persen menurut
harga konstan. Secara riil pertumbuhan tahun 2009 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2008 pertumbuhan
ekonomi hanya 5,79 persen.
8
B. Permasalahan
Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur terus
meningkat dan secara perlahan-lahan dan pasti perkembangan laju pertumbuhan
dan perkembangangan ini telah menggeser peranan sektor pertanian yang
ditunjukkan oleh kontribusi sektor Pertanian terhadap PDRB terus menurun. Pada
sisi lain di Kabupaten Lampung Timur masih didapatkan peluang berkembangnya
sektor basis sebagai sektor unggulan yang mampu menggerakkan perekonomian
daerah. Meskipun sektor pertanian bukan lagi menjadi sektor unggulan, sektor ini
dibuktikan secara empiris akibat krisis ekonomi tumbuh positif dibandingkan
dengan sektor non pertanian yang mengalami kontraksi yang hebat tumbuh
negatif. (Amiruddin Syam dkk)
Hingga saat ini di Kabupaten Lampung Timur belum teridentifikasi sektor-sektor
unggulan dan belum dianalisis sektor unggulan ini mampu mendorong stabilitas
pertumbuhan ekonomi daerah. Yang menjadi permasalahan adalah “sektor-sektor
unggulan apa saja yang masih mampu mendukung pekembangan sektor
pertanian dalam memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten LampungTimur”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan diatas,
maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Teridentifikasinya sektor-sektor unggulan di Kabupaten Lampung Timur.
2. Untuk mengetahui sektor unggulan yang memiliki prioritas tertinggi yang
mampu mendukung perkembangan sektor pertanian dalam memacu
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lampung Timur.
9
D. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan:
1. Bagi pembuat kebijakan pembangunan ekonomi di Pemerintah Kabupaten
Lampung Timur dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengambil
keputusan untuk mempolarisasi “Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah
di Kabupaten Lampung Timur dengan Prioritas Pengembangan Sektor
Unggulan yang Berbasis pada Pertumbuhan Sektor Pertanian”.
2. Bagi akademisi, dapat berguna sebagai refrensi dalam melakukan
penelitian lebih lanjut tentang pembangunan ekonomi dengan pendekatan
sektor-sektor unggulan di daerah.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam tulisan ini meliputi wilayah Kabupaten
Lampung Timur dan untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian ini akan
dianalisis data sekunder dari PDRB Kabupaten Lampung Timur, Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Lampung Timur, PDRB total Propinsi Lampung dengan
menggunakan Analisis “Location Quotion” (LQ) dan Analisis “Shift Share”
danTypology Klassen.
Teori dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Basis Ekonomi
(Economics Base Theory) teori ini dikembangkan oleh Harry W. Richardson
(1973) yang menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan
jasa dari luar daerah (Arsyad 1999: 116). Teori inilah yang mendasari pemikiran
teknik Location Quotient (LQ) dan Teknik Shift Share.
10
Dasar pertimbangan Kabupaten Lampung Timur dipilih sebagai daerah penelitian
adalah selain Kabupaten Lampung Timur sebagai salah satu kabupaten hasil dari
pemekaran kabupaten induk yaitu Kabupaten Lampung Tengah, kabupaten ini
memiliki ciri spesifik sebagai daerah penghasil komoditas pertanian yang lambat
laun dengan perkembangan waktu telah mengalami pergeseran ke sektor lainnya
seperti perdagangan, hotel dan restoran serta industri pengolahan dan jasa-jasa,
sedangkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Timur terus meningkat,
ada kecenderungan peningkatan pertumbuhan ekonomi ini karena ada komoditas
unggulan yang mampu memacu pergerakan ekonomi daerah.
Dengan pendekatan wilayah di Kabupaten Lampung Timur potensi ketersediaan
dan pemberdayaan sumber daya alamnya telah mampu meningkatkan
pertumbuhann ekonominya. Hanya saja belum teridentifikasi sektor unggulan
yang mana yang mampu menggerakkan perekonomian di Kabupaten Lampung
Timur. Pembangunan ekonomi dalam penelitian ini adalah pembangunan ekonomi
daerah sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita riil
penduduk suatu negara atau daerah meningkat yang disertai dengan perbaikan
kelembagaan (Arsyad 1999: 6). Berarti pembangunan ekonomi pada dasarnya
mengoptimalkan bagaimana peranan sumber daya dalam menciptakan kenaikan
pendapatan yang terakumulasi pada sektor-sektor ekonomi, yang tercermin pada
besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun. Tercapai tidaknya
kenaikan pendapatan atau pertumbuhan ekonomi sangat tergantung kemampuan
daerah dalam memberdayakan sumber-sumber alam dan manusia yang tersedia di
daerah.
11
Sektor unggulan dalam penelitianini adalah satu kelompok sektor yang dapat dan
mampu mendorong kegiatan ekonomi dan sekaligus mampu menciptakan
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Lampung Timur terutama melalui
produksi, ekspor dan sekaligus mampu menciptakan lapangan pekerjaaan, dengan
demikian sektor unggulan akan terasa sangat penting khususnya bagi pengambil
keputusan dalam menentukan arah kebijakan pembangunan daerah di masa-masa
yang akan datang.
Sektor unggulan diperioritaskan untuk diketahui karena sektor unggulan dapat
dipastikan memiliki peluang dan memiliki potensi yang jauh lebih besar untuk
tumbuh lebih cepat jika dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, dan ini
disebabkan bagi sektor unggulan terdapat faktor pendukung seperti tersedianya
akumulasi modal untuk mendorong investasi pembangunan, terserapnya
pertumbuhan tenaga kerja dan diikuti dengan perkembangan teknologi yang cepat
(Technical Progress).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
Konsep pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi dua konsep yang
sering digunakan dalam membahas Ekonomi Pembangunan dan pada dasarnya
tidak lepas dari kaidah-kaidah ilmu ekonomi pembangunan baik secara mikro
maupun makro. Pembahasan ilmu ekonomi (economics) selalu berkaitan terutama
dengan efisiensi dan alokasi sumber-sumber produktif yang langka (scarcity) dan
dengan pertumbuhan yang optimal dari sumber-sumber itu untuk menghasilkan
barang dan jasa yang lebih besar, sedangkan ekonomi pembangunan mempunyai
ruang lingkup (scope) yang lebih luas dan komplek.
Ekonomi pembangunan sebagai ilmu, selain berkaitan dengan alokasi sumbersumber produktif yang langka dengan efisiensi dan sekaligus dengan
pertumbuhannya, ekonomi pembangunan banyak bersangkut paut dengan
formulasi kebijakan pemerintah baik ekonomi maupun non-ekonomi yang di
antaranya dengan melibatkan variabel-variabel ekonomi makro secara langsung
seperti income, investasi, kesempatan kerja (employment) dan gabungan faktorfaktor non-ekonomi yang sama-sama relevan seperti alokasi sumber daya alam
yang efisien, perbaikan institusional, usaha-usaha perbaikan diri, nilai-nilai, sikapsikap ekonomi dan politik baik dilakukan pemerintah maupun swasta untuk
mempercepat dan memperbesar skala tingkat hidup.
13
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Pembangunan ekonomi lebih menitik beratkan pada upaya-upaya
meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat atas GDP (Gross Domestic
Product) yang disertai dengan perombakan dan modernisasi dari sektor-sektor
ekonomi serta memperhatikan aspek pemerataan pendapatan (income equity)
sedangkan Pertumbuhan ekonomi lebih kepada upaya kenaikan GDP dan tidak
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan
penduduk dan tanpa memandang apakah ada perubahan dalam struktur
ekonominya atau tidak.
Meskipun tidak semua teori atau model dapat digunakan, namun perbincangan
mengenai peranan faktor pengeluaran termasuk buruh, tanah, modal dan
pengusaha boleh menjelaskan sebab-sebab berlakunya ketiadaan pembangunan
dalam sebuah negara. Pada awalnya, pendapatan perkapita menjadi pengukur
utama bagi pembangunan suatu daerah jika pendapatan perkapita menunjukkan
kecenderungan jangka panjang yang menaik. Namun demikian, tidaklah berarti
bahwa pendapatan perkapita akan mengalami kenaikkan terus-menerus. Adanya
resesi ekonomi, kekacauan politik dan penurunan ekspor dapat mengakibatkan
suatu perekonomian mengalami penurunan tingkat kegiatan ekonominya. Jika
keadaan demikian hanya bersifat sementara dan kegiatan ekonomi secara rata-rata
meningkat dari tahun ke tahun maka masyarakat tersebut dapatlah dikatakan
mengalami pembangunan ekonomi.
1. Teori Pembangunan Ekonomi
Pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita riil
penduduk suatu negara atau daerah dalam jangka panjang yang disertai oleh
14
perbaikan sistem kelembagaan (Arsyad 1999: 6). Berdasarkan atas definisi ini
dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu
proses dimana saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya pembangunan ekonomi tersebut sehingga dapat
diidentifikasi dan dianalisis dengan seksama. Dengan cara tersebut bisa diketahui
beberapa peristiwa yang timbul yang akan mewujudkan peningkatan kegiatan
ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari satu tahap pembangunan ke
tahap pembangunan berikutnya.
Pembangunan ekonomi didefinisikan dalam beberapa pengertian sebagai berikut:
a) Menurut Schumpeter pembangunan ekonomi adalah perubahan yang spontan
dan terputus-putus (discontinuous) pada saluran-saluran arus sirkuler yaitu
merupakan gangguan terhadap keseimbangan yang selalu mengubah dan
mengganti keadaan keseimbangan yang ada sebelumnya (Jhingan 2000: 125).
b) Menurut Irawan dan Suparmoko (1999: 5) pembangunan ekonomi adalah
usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali
diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.
c) Sadono Sukirno (1985: 13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai
suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung
pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang
terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi
mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan
perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang.
15
d) Menurut Sumitro Djojohadikusumo (Sanusi 2004: 8) pembangunan ekonomi
adalah suatu proses tranformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh
perubahan struktural yaitu perubahan pada landasan ekonomi maupun pada
kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.
e) Todaro (Irawan dan Suparmoko 1999: 5) mengartikan pembangunan ekonomi
sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup perubahan struktur,
sikap hidup dan kelembagaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi,
pengurangan ketidakmerataan distribusi pendapatan dan pemberantasan
kemiskinan.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi terusmenerus yang bersifat dinamis. Apapun yang dilakukan, hakikat dari sifat dan
proses pembangunan itu mencerminkan adanya terobosan yang baru, jadi bukan
merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan ekonomi berkaitan
dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu
pendapatan rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional
merupakan nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam
suatu perekonomian di dalam masa satu tahun. Pertambahan pendapatan nasional
dan pendapatan perkapita dari masa ke masa dapat digunakan untuk mengetahui
laju pertumbuhan ekonomi dan juga perkembangan tingkat kesejahteraan
masyarakat suatu daerah.
Todaro dalam (Arsyad 1999: 5) juga mengatakan bahwa keberhasilan suatu
pembangunan ekonomi ditunjukkan oleh 3 (tiga) nilai pokok. Nilai pokok
tersebut meliputi: 1) berkembangnya kemampuan masyarakat untuk memenuhi
16
kebutuhan pokoknya (basic needs); 2) meningkatnya rasa harga diri (self-esteem)
masyarakat sebagai manusia; dan 3) meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
memilih (freedom from servitude) yang merupakan salah satu dari hak asasi
manusia.
Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu
ditandai oleh perubahan struktural. Perubahan tersebut terjadi pada landasan
kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang
bersangkutan.
Perubahan peranan sektor ekonomi dalam pembentukan pendapatan nasional
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain : (1) adanya hukum
Engels (Law of Engels tentang Elasticity of Income) yang menyatakan semakin
tinggi pendapatan karena dilakukan pembangunan terus menerus akan
meningkatkan konsumsi terhadap barang-barang industri dan konsumsi terhadap
barang pertanian relatif tetap; (2) adanya perubahan struktur produksi industri
yang bersifat compulsory dan inducive secara terus menerus; (3) adanya
comparative advantage pada produk-produk sektor pertanian bagi negara-negara
berkembang, sedangkan negara-negara yang sudah maju memiliki competitive
advantage pada produk-produk sektor industri (Mahyudi, 2004).
2. Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakatnya mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
17
suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad 1999: 108).
Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional.
Pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
memperluas kesempatan kerja dan meratakan hasil-hasil pembangunan tersebut
kepada seluruh lapisan masyarakat. Berhasil tidaknya pembangunan nasional
tidak terlepas dari keberhasilan pemerintah daerah dalam melakukan
pembangunan daerah. Sehingga pembangunan daerah memberikan kontribusi
yang besar dalam keberhasilan pembangunan nasional.
Dalam penelitian ini pembangunan ekonomi daerah merupakan fungsi dari potensi
sumberdaya alam, tenaga kerja dan sumberdaya manusia, investasi modal,
prasarana dan sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi
industri, teknologi, situasi ekonomi dan perdagangan antar wilayah, kemampuan
pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan, kelembagaan
daerah dan lingkungan pembangunan secara luas.
Keberhasilan pembangunan daerah salah satunya ditentukan oleh adanya
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi wilayah
adalah pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di
wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi.
Jadi pendapatan wilayah menggambarkan perekonomian pada suatu daerah
dengan menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi
pada daerah tersebut (Tarigan, 2005).
18
3. Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah merupakan perencanaan untuk
memperbaiki penggunaan sumberdaya publik yang tersedia di daerah tersebut dan
untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya
swasta secara bertanggung jawab. Pembangunan ekonomi yang efisien
membutuhkan secara seimbang perencanaan yang teliti mengenai penggunaan
sumber data publik dan sektor swasta, petani, pengusaha kecil, koperasi,
pengusaha besar dan organisasi-organisasi sosial harus mempunyai peran dalam
proses perencanaan. Melalui perencanaan pembangunan ekonomi daerah, suatu
daerah dilihat secara keseluruhan sebagai suatu unit ekonomi (economic entity)
yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang berinteraksi satu sama lain.
(Arsyad 1999: 104)
Ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan ekonomi daerah antara lain:
1. Usaha untuk mencerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan
sosial ekonomi yang mantap (steady social economic growth). Hal ini
dicerminkan dalam usaha pertumbuhan yang positif.
2. Usaha perluasan kesempatan kerja
3. Usaha yang mencerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan
perkapita.
4. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi, hal ini sering disebut
usaha diversifikasi ekonomi
5. Usaha pemerataan pembangunan sering disebut sebagai distributive justice.
6. Usaha untuk pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih
menunjang kegiatan-kegiatan pembangunan
19
7. Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.
Dari sudut pandang ekonomi, ada beberapa alasan perlunya perencanaan
pembangunan ekonomi (Arsyad 1999: 23). Beberapa alasan tersebut meliputi:
1) alokasi sumberdaya-sumberdaya pembangunan yang terbatas bisa lebih efisien
dan efektif sehingga dapat dihindari adanya pemborosan-pemborosan: 2)
perkembangan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi mantap berkesinambungan;
3) stabilitas ekonomi tercapai dalam menghadapi siklus konjungtur.
4. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi menurut Boediono dalam Tarigan (2004: 44) dapat
didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka
panjang. Jadi, persentase pertambahan output itu haruslah lebih tinggi dari
persentase pertambahan jumlah penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka
panjang bahwa perekonomian akan terus berlanjut. Ekonomi dikatakan tumbuh
atau berkembang apabila terjadi pertumbuhan output riil perkapita.
Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2000: 4), ada perbedaan dalam
istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Perkembangan
ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan
stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang
ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi adalah perubahan jangka
panjang se