Kerangka Pemikiran Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
tingkat yang wajar, guna mengurangi ekspansi moneter yang berasal dari aliran modal masuk, terutama yang berjangka pendek 1,3,6 bulan, dan 1 tahun.
Pengaruh suku bunga LIBOR terhadap suku bunga deposito terjadi hubungan positif yaitu jika tingkat suku bunga LIBOR naik maka tingkat suku bunga naik.
Ketika tingkat suku bunga di luar negeri mengalami peningkatan maka para investor akan cenderung memanfaatkan dana yang ada di dalam negeri Taufik
Kurniawan, 2004:453-456. Dalam perekonomian keadaan terbuka terhadap dunia luar, sehingga tidak ada hambatan terhadap aliran modal, dan tingkat bunga
di dalam dan luar negeri saling berhubungan, dalam keadaan ini berlaku teori paritas tingkat bunga yaitu teori mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem
devisa bebas penduduk masing-masing negara bebas memperjualbelikan devisa, teori ini dinyatakan oleh Baitz. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Tambunan 2007 yang menyatakan bahwa variabel suku bunga LIBOR berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka. Ini juga
sejalan dengan pendapat Boediono 1990:101 yang menyatakan bahwa ”dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara satu akan cenderung sama dengan
tingkat bunga di negara lain setelah diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresiasi mata uang yang satu dengan mata uang yang lain” dan hal tersebut jelas
terlihat bahwa tingkat suku bunga internasional berpengaruh terhadap tingkat suku bunga di dalam negeri.
Selain itu suku bunga SBI juga mempengaruhi suku bunga deposito karena dengan adanya SBI, Bank Indonesia dapat menjaga agar tingkat suku bunga wajar
dan stabil serta menjadi acuan bank-bank di Indonesia untuk menentukan suku bunga. Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam
rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan digunakan sebagai piranti utama untuk menarik likuiditas dari masyarkat, khususnya dari bank-bank. SBI
terutama dipakai sebagai alat kontraksi moneter artinya berpengaruh pada berkurangnya jumlah uang beredar dan juga sebagai alat ekspansi moneter apabila
jumlah uang beredar cukup besar, sehingga terjadi stabilitas jumlah uang beredar. Sertifikat bank Indonesia telah berkembang menjadi suatu wahana penting dalam
sektor keuangan Indonesia saat ini, terutama karena peranannya sebagai patokan dalam pasar uang atau pinjam meminjam dalam jangka pendek antar bank. Dan
sertifikat bank Indonesia juga sebagai salah satu instrument dalam kebijakan operasi pasar terbuka Open Market Operation yang dilakukan oleh Bank
Indonesia, SBI merupakan instrument yang sangat aktif digunakan untuk tujuan mempengaruhi jumlah uang beredar dan besarnya tingkat suku bunga di pasar
uang.
Ketika terjadi kelebihan uang yang ada di masyarakat dan perbankan, maka bank sentral akan menyerap kelebihan uang tersebut dengan menjual SBI. Dalam hal
ini perbankan akan membeli obligasi tersebut, dimana bank sentral akan menawarkan suku bunga SBI yang tinggi, sehingga likuiditas perbankan
berkurang. Untuk meningkatkan tingkat likuiditas, maka perbankan bersaing untuk mendapatkan dana yang sebesar
– besarnya dari masyarakat dengan meningkatkan suku bunga simpanan, termasuk suku bunga deposito berjangka
Dwiastuti, 2006. Tingkat bunga SBI merupakan faktor penting dalam penentuan
suku bunga di Indonesia, setiap perubahan pasar tingkat bunga SBI akan segera direspon oleh suku bunga PUAB Pasar Uang Antar Bank dan suku bunga
deposito.
Dengan demikian, apabila terjadi peningkatan suku bunga SBI, maka suku bunga deposito berjangka cenderung meningkat. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan
suku bunga SBI, maka suku bunga deposito berjangka cenderung menurun. Sehingga suku bunga SBI mencerminkan prilaku pada pasar uang. Suku bunga
SBI menjadi patokan bagi perbankan untuk menetapkan tingkat bunga yang akan diberikan kepada deposannya. Hal ini didukung dalam penelitian yang dilakukan
oleh Dwiastuti 2006 dan Tambunan 2007 yang menyatakan bahwa variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI berpengaruh positif terhadap tingkat
suku bunga deposito.
Suku bunga deposito selain dipengaruhi oleh variabel suku bunga LIBOR dan suku bunga SBI, dipengaruhi juga oleh perubahan tingkat harga dalam
perekonomian dicerminkan dengan variabel inflasi. Pemilihan variabel tingkat harga didasarkan pada teori ekonomi yang ada bahwa inflasi akan berpengaruh
langsung terhadap perubahan suku bunga berdasarkan teori Fisher. Menurut Irving Fisher perubahan dalam uang beredar akan menimbulkan perubahan yang
sama cepatnya atas harga-harga. Jika permintaan barang dan jasa meningkat akan terjadi kenaikan harga. Apabila penawaran uang tetap dan permintaan uang
bertambah maka tingkat suku bunga naik dan pada akhirnya akan meningkatan tingkat suku bunga. Taufik Kurniawan, 2004:453-456
Tingkat inflasi yang berpengaruh terhadap tingkat suku bunga berdasarkan pada teori kuantitas uang, ditentukan oleh tingkat pertumbuhan uang, dengan demikian
teori kuantitas uang dan persamaan Fisher sama-sama menyatakan bagaimana pertumbuhan uang dapat mempengaruhi inflasi, dan bagaimana inflasi dapat
mempengaruhi tingkat suku bunga Mankiw, 2000. Menurut teori kuantitas, kenaikan dalam tingkat pertumbuhan uang sebesar 1 menyebabkan kenaikan
1 inflasi. Sedangkan dari persamaan Fisher Fisher equation menunjukkan bahwa tingkat bunga dapat berubah karena dua alasan yaitu tingkat bunga riil
yang berubah atau tingkat inflasi yang berubah Mankiw, 2000. Sehingga terdapat hubungan positif antara tingkat inflasi dan tingkat bunga nominal,
dimana kenaikan satu persen dalam tingkat inflasi akan menyebabkan kenaikan satu persen dalam tingkat bunga nominal.
Tingkat bunga nominal yang rendah daripada laju inflasi membuat masyarakat enggan menaruh dananya dalam sektor perbankan serta menyebabkan terjadinya
tingkat suku bunga riil yang negatif. Untuk merangsang mobilitas, menurut McKinnon tingkat bunga riil harus positif sehingga tingkat bunga nominal lebih
tinggi dari laju inflasi. Laju inflasi termasuk ke dalam faktor ekspektasi. Apabila ekspektasi terhdap inflasi dihitung sebagai faktor pengurangan tingkat bunga riil
yang lebih rendah dari tingkat bunga riil diluar negeri, maka para deposan akan lebih tertarik untuk menempatkan dananya di luar negeri. Dari persamaan
tersebut, jika terjadi inflasi maka akan menurunkan suku bunga riil, yang mengindikasikan adanya hubungan negatif antara inflasi dan suku bunga riil.
Artinya, ketika terjadi peningkatan inflasi, suku bunga deposito riil akan menurun
dan sebaliknya ketika terjadi penurunan inflasi, suku bunga deposito riil akan meningkat. Hal ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh Tambunan
2007 dan Almilia 2006 yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif pada tingkat inflasi terhadap tingkat suku bunga deposito bank umum.
Dari uraian diatas dapat digambarkan hubungan dari masing-masing variabel dengan tingkat suku bunga pada gambar berikut:
Gambar 1.5. Skema Kerangka Berpikir